Share

Bab 139

Author: Nabila Ara
last update Last Updated: 2025-12-25 22:29:30

Mobil rombongan Arthur mulai masuk ke jalan yang sepi. Di sekeliling mereka hanya ada hutan saja. Karena malam Arthur tidak begitu melihat di sekeliling. Dia fokus menatap layar ponselnya yang memperlihatkan titik lokasi keberadaan Rose semakin dekat.

"Tuan, kita sudah sampai." Agam langsung mematikan mesin mobil saat mereka berhenti di jarak yang aman dari rumah tiga tingkat yang berdiri sendirian di tengah lahan luas, merupakan titik lokasi keberadaan Rose.

"Senjata kalian apakah sudah siap?" tanya Arthur.

"Sudah Tuan," jawab Ken serta yang lain.

"Untuk orang-orang kita di mobil lain juga sudah siap, Tuan." Agam menoleh ke belakang ke arah Arthur.

Agam juga memberikan alat komunikasi yang akan mereka gunakan saat menyelamatkan Rose nanti. Lala mereka memasang alat komunikasi itu di telinga mereka masing-masing.

"Kalian bebas membunuh siapa pun yang membuat kalian dalam bahaya. Walaupun tujuan utama kita menyelamatkan Rose. Tapi aku minta sama kalian untuk menjaga diri kalian juga. A
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
lullaby dreamy
terus aja digantung brbelit kaya bgini ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Sentuhan Panas Papa Mertua   Bab 140

    DOORR!"Aaarrkkhhh...."Arthur terkejut saat melihat Rio tiba-tiba memekik kesakitan karena tangannya di tembak oleh Zumi, senjata yang di tangan Rio pun terlempar. Ken langsung mengambil senjata Rio yang terlempat tidak jauh darinya.DOORR!Zumi kembali menembak kaki Rio hingga pria itu kembali memekik kesakitan."Zumi, kamu... Aarrkkhhh...""Zumi..." ucap Arthur yang masih terkejut."Cepat selamatkan Rose di dalam, Pa. Papa harus segera menyelamatkan Rose, jika tidak Papa akan menyesal. Rose berada di kamar di lantai tiga yang pintunya bercat putih." Zumi tetap mengarahkan senjatanya ke arah kepala Rio. Napas pria itu naik turun karena ia juga merasa tegang yang luar biasa."Kamu...""Cepat Pa. Nanti saja aku menjelaskan semuanya. Biarkan di depan aku yang urus. Rose memerlukan Papa sekarang."Arthur menoleh ke arah Ken dan Agam. Ken ikut dengan Arthur sedangkan Agam tetap berada di depan rumah. Arthur dan Ken langsung berlari menuju tangga untuk ke lantai tiga.Sementara itu dalam

  • Sentuhan Panas Papa Mertua   Bab 139

    Mobil rombongan Arthur mulai masuk ke jalan yang sepi. Di sekeliling mereka hanya ada hutan saja. Karena malam Arthur tidak begitu melihat di sekeliling. Dia fokus menatap layar ponselnya yang memperlihatkan titik lokasi keberadaan Rose semakin dekat."Tuan, kita sudah sampai." Agam langsung mematikan mesin mobil saat mereka berhenti di jarak yang aman dari rumah tiga tingkat yang berdiri sendirian di tengah lahan luas, merupakan titik lokasi keberadaan Rose."Senjata kalian apakah sudah siap?" tanya Arthur."Sudah Tuan," jawab Ken serta yang lain."Untuk orang-orang kita di mobil lain juga sudah siap, Tuan." Agam menoleh ke belakang ke arah Arthur.Agam juga memberikan alat komunikasi yang akan mereka gunakan saat menyelamatkan Rose nanti. Lala mereka memasang alat komunikasi itu di telinga mereka masing-masing."Kalian bebas membunuh siapa pun yang membuat kalian dalam bahaya. Walaupun tujuan utama kita menyelamatkan Rose. Tapi aku minta sama kalian untuk menjaga diri kalian juga. A

  • Sentuhan Panas Papa Mertua   Bab 138

    Di ruang kerja yang ada di rumah milik David yang berada di pinggir kota.Rose memang di bawa ke rumah David yang ada di pinggir kota. David, Jessica, Zumi dan Rio sedang duduk di sofa yang ada di ruangan itu."Aku ingin semua rencana yang sudah kita susun sejak lama harus berhasil. Sudah lama aku menunggu moment ini hingga banyak yang sudah aku korbankan," ucap David.Jessica memegang gelas yang berisi cairan merah tersenyum ke arah David. "Aku yakin rahasia kita akan berhasil. Rencana kita sudah sangat sempurna. Jumlah kita juga lebih banyak. Sungguh mustahil kita akan gagal."Lalu Jessica menyesap cairan merah itu. Di atas meja memang tersaji wine berkualitas yang memang sudah ciri khas mereka setiap mereka berkumpul seperti ini pasti ada wine yang menemani mereka."Sama seperti kalian, aku juga yakin rencana kita akan berhasil. Aku sangat tahu Arthur seperti apa. Jika dalam keadaan khawatir dia akan bertindah sangat gegabah. Untuk menghancurnya memang harus melalui titik kelemaha

  • Sentuhan Panas Papa Mertua   Bab 137

    Plaaaak!Satu tamparan dari Rio hingga membuat sudut bibir Rose terluka dan mengeluarkan darah.Mendengar ucapan Rose yang mengatakan Arthur akan menghancurkan mereka membuat emosi Rio tersulut karena sejak kecelakaan yang ia alami dulu membuat ia sulit mengontrol emosinya jika berkaitan dengan Arthur.Rose mengusap bibirnya yang berdarah dan menatap tajam ke arah Rio tapi bibirnya tersenyum. Rose sengaja melakukan seperti itu seolah ia sengaja memancing emosi Rio.Sejak melihat kedatangan mereka ke dalam kamar ini, Rio dan Jessica yang terlihat mudah tersulut emosinya. Rose mengabaikan rasa takutnya karena ia memang ingin melakukan itu."Aku yakin bukan Papa yang hancur tapi kalian!" ucap Rose kembali."Diam kamu gadis jalang!"Plaaak!Rose kembali mendapatkan tamparan di pipinya. Rasa sakit langsung menjalar ke wajahnya. Ia yakin saat ini pasti wajahnya sudah memerah. Bahkan ia yakin tulang pipinya pasti retak karena ia merasakan sakit yang luar biasa.David, Zumi dan Jessica hanya

  • Sentuhan Panas Papa Mertua   Bab 136

    "Zumi..."Rose sangat terkejut melihat Zumi bersama David, Rio dan Jessica. Matanya membelalak, napasnya tercekat.Dari sekian kemungkinan buruk yang sempat terlintas di kepalanya, kehadiran Zumi adalah hal yang sama sekali tidak ia duga.Dadanya terasa seperti diremas kuat-kuat.Rose menatap pria itu tanpa berkedip, seolah takut jika ia memejamkan mata sesaat saja, semuanya akan menghilang atau berubah menjadi mimpi buruk lain.Kepalanya dipenuhi ribuan pertanyaan yang saling bertabrakan, membuat pikirannya nyaris tak bisa bekerja. Bagaimana bisa Zumi berada di pihak musuh yang menginginkan kehancuran Arthur?Mengapa dia tega melakukan ini pada Papa-nya sendiri?"Kamu..." Rose tidak bisa melanjutkan ucapannya karena lidahnya kelu. Rose menggeleng pelan, seolah menolak kenyataan yang terhampar di hadapannya. Dadanya terasa sesak, lebih sakit dari rasa lapar yang sejak tadi ia tahan.“Mengapa…” batinnya berbisik putus asa.Mengapa kamu menginginkan kehancuran untuk orang yang sudah m

  • Sentuhan Panas Papa Mertua   Bab 135

    Kruukkkk....Rose membiarkan perutnya yang terus berbunyi sejak tadi. Suara lirih itu terdengar begitu jelas di tengah kesunyian kamar, seolah menjadi satu-satunya pengingat bahwa tubuhnya masih bertahan. Ia terakhir makan saat makan siang bersama Alana. Rose tidak tahu saat ini sudah jam berapa, apalagi tadi dia sempat tidak sadarkan diri.Makanan yang dibawakan oleh wanita paruh baya tadi masih tergeletak di atas meja kecil di sudut kamar. Aromanya sudah berubah, dan pasti sudah dingin karena sudah lama sejak makanan itu di antar ke dalam, makanan itu sudah tak lagi menggugah selera. Rose membiarkannya begitu saja. Bukan karena ia tidak lapar justru sebaliknya, perutnya terasa perih dan melilit namun ada rasa takut yang menekan dadanya. Ia tidak tahu apa yang sebenarnya ada di makanan itu. Rasa curiga bercampur putus asa membuatnya sama sekali tak tertarik menyentuhnya.Ia memalingkan wajah ke arah dinding, berusaha menahan air mata yang sejak tadi menggenang di pelupuk matanya.Ia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status