Share

Bab 25

Author: Mommy_Ar
last update Last Updated: 2025-08-23 13:25:49

Rafi masih berdiri di depan restoran itu, tubuhnya kaku. Kata-kata Aga terus terngiang di kepalanya.

"Kalau Ara nggak dianggap penting sama kamu, aku nggak keberatan kok buat jadi orang yang peduli sepenuhnya sama dia."

Deg!

Kalimat itu bagai bom yang meledak di dadanya.

‘Aku hanya sedang berusaha menyelamatkan berlian yang dibuang ketempat sampah! Dan aku bersumpah akan mengasah berlian itu agar semakin berkilau.”

Rafi mengepalkan tangan, rahangnya mengeras. Tatapannya mengikuti mobil Aga yang perlahan membawa Ara pergi. Napasnya mulai memburu, dada terasa panas terbakar rasa cemburu.

“Jangan-jangan… Aga… suka sama Ara?” batinnya, kilatan marah melintas di matanya.

Anna yang berdiri di sampingnya mencoba mendekat, suaranya lirih, hati-hati, “Kak… jangan salah paham. Mungkin Kak Ara cuma lagi tersinggung. Jangan dipikirin dulu, ya?”

Rafi menoleh sekilas. Matanya masih menyala, tapi suaranya tetap lembut saat menanggapi Anna. “Na… kamu nggak usah khaw
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
enur .
Ra ,, saat ny kamu menunjukan pada Rafi ,, bahwa tanpa dia pun ,kamu bisa bahagia
goodnovel comment avatar
enur .
Ga ,, Ra ,, jadi sekarang kalian resmi pacaran nih
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Sentuhan Panas Sahabat Pacarku   Bab 35

    Langkah Ara terasa berat ketika kembali ke kantor. Nafasnya masih belum stabil, jemarinya bergetar meski sudah ia sembunyikan di dalam genggaman. Sepanjang jalan menuju ruangannya, pikiran Ara dipenuhi gambar-gambar yang tadi diperlihatkan Rafi. Jantungnya berdetak kencang, seperti dihantam rasa takut yang tak berkesudahan.Setibanya di lantai kantor, Ara langsung menunduk, berusaha menghindari tatapan orang-orang. Rasanya ia tak punya tenaga untuk berpura-pura tersenyum atau terlihat normal. Saat melewati koridor, pandangannya menangkap sosok Aga yang baru saja keluar dari ruang meeting.“Ara?” panggil Aga pelan, keningnya berkerut melihat wajah pucat Ara.Ara menahan napas. Ia mencoba tersenyum, tapi gagal. Air matanya justru nyaris tumpah. Tanpa bisa mengontrol dirinya, ia melangkah cepat dan langsung menghampiri Aga.“Aga…” suaranya lirih, bergetar.Aga terdiam sejenak, hatinya langsung terenyuh melihat kondisi Ara. Ia segera menggenggam tangan Ara

  • Sentuhan Panas Sahabat Pacarku   Bab 34

    “A—apa maksud kamu?” tanya Ara dengan suara serak, tubuhnya menegang. Jemarinya tanpa sadar mencengkeram ujung meja, berusaha mencari pegangan.“Ra, aku tahu apa yang kamu lakuin sama Aga di belakangku!” ucap Rafi lantang, mencondongkan tubuhnya ke depan. Tatapan matanya tajam, penuh tuduhan, seakan menelanjangi setiap rahasia yang Ara coba sembunyikan.Mata Ara langsung membesar, pupilnya bergetar. Wajahnya mendadak pucat, bibirnya bergerak-gerak namun sulit merangkai kata.“A—aku sama Aga… k—kami…” suara Ara bergetar. Kata-katanya menggantung, seakan tercekik di tenggorokan.Rafi mengulurkan tangan dan langsung menggenggam jemari Ara, menahannya di atas meja. Pegangannya kuat, seakan Ara adalah miliknya yang tak boleh lepas. “Sayang, aku sakit loh. Aku cemburu. Tapi aku sadar, kita ini sama. Aku masih sayang sama kamu. Kita bisa memulai semuanya lagi. Plis, kasih aku kesempatan…” suaranya melembut, tapi sorot matanya tetap keras.“Lepass!” Ara meronta, tubuhnya menggeliat gelisah.

  • Sentuhan Panas Sahabat Pacarku   Bab 33

    “Sayang, kamu mau pesan apa?” tanya Rafi dengan suara dibuat semanis mungkin. Tatapannya lembut, tapi sorot matanya berusaha meneliti reaksi Ara.Mereka duduk di sudut kafe yang cukup ramai siang itu. Beberapa karyawan kantoran duduk sambil bercengkerama, bunyi mesin kopi dan denting sendok beradu dengan gelas terdengar di antara obrolan. Aroma kopi dan pastry memenuhi udara. Dari luar, kafe tampak nyaman, tapi di meja Ara dan Rafi, suasananya justru penuh ketegangan.Ara bersandar ke kursinya, kedua tangan terlipat di dada, ekspresi wajahnya datar. Ia bahkan tidak menoleh ke arah Rafi, hanya menatap lurus ke depan dengan mata dingin.“Gak usah basa-basi, Raf. Kamu mau ngomong apaan?” suaranya tegas, tanpa keraguan.Rafi terdiam sebentar, tersenyum tipis, mencoba menjaga wibawa. “Sayang, kita makan dulu ya. Jangan bikin suasana kaku begini.”“Raf,” potong Ara cepat, nadanya dingin. “Bisa gak jangan manggil aku kayak gitu? Jujur aja, panggilan itu malah bikin aku makin jijik sama kamu

  • Sentuhan Panas Sahabat Pacarku   Bab 32

    “Ra, aku mau ajak kamu makan siang?” tawarnya santai, seakan-akan tidak ada masalah di antara mereka.Ara sedikit terkejut, bibirnya sempat terbuka namun tak ada kata keluar. “Raf, aku…” ia ragu, menunduk, mencari alasan untuk menolak.Namun Rafi tak memberinya kesempatan. “Ayolah! Udah lama kita nggak makan bareng,” ujarnya sambil menepuk pelan meja Ara.Sebelum Ara sempat menyanggah, tangan Rafi sudah lebih dulu merangkul bahunya. Gerakan itu cepat, tiba-tiba, membuat beberapa pasang mata di ruangan menoleh.Bisik-bisik langsung terdengar.“Eh, itu Pak Rafi, kan? Sama Ara…”‘’Oh dia kan sekertarisnya pak Aga kan?’’‘’Iya bener!’’‘’Nah pak Rafi bukannya temen pak Aga?’’‘’Wah jangan jangan—”‘’Jangan jangan apa ?’’‘’Aku curiga deh—‘’ Ara bisa mendengar semua bisikan itu, jantungnya berdebar. Wajahnya terasa panas karena malu, namun ia tidak bisa mendorong Rafi keras-keras di depan semua orang.“Raf, jangan gini, semua oran

  • Sentuhan Panas Sahabat Pacarku   Bab 31

    Panggilan telepon itu langsung dimatikan Ara dengan gerakan kasar. Nafasnya masih naik turun, bukan hanya karena rasa lelah, tapi juga karena ulah Aga yang menurutnya benar-benar keterlaluan. Matanya menyipit, menatap pria di sampingnya dengan tatapan membunuh.Aga bukannya merasa bersalah, malah tersenyum lebar. Dengan wajah gemas, dia menyatukan hidungnya dengan hidung Ara. “Kenapa sih? Jelek tahu kalau begitu,” ucapnya manja.“Agaaaa!” seru Ara dengan nada setengah jengkel.“Iyaaa, Araaa. Kenapaa?” balas Aga dengan nada yang sangat menyebalkan, membuat Ara semakin kesal karena merasa tidak dianggap serius.Ara menghela napas kasar, matanya terpejam sesaat, lalu berdecak frustasi. “Hah!!’’“Jangan marah-marah dong,” kata Aga, masih dengan senyum yang menyebalkan.Seru Ara, wajahnya memerah antara malu dan geram.“Gituin apa?” Aga menaikkan alis, pura-pura polos.“Tau ah!” Ara memalingkan wajah dengan kesal, bibirnya manyun.“Loh, kok n

  • Sentuhan Panas Sahabat Pacarku   Bab 30

    Aga berhenti sejenak, menatap wajah Ara dari jarak yang sangat dekat. “Aku janji nggak akan nyakitin kamu. Tapi jangan larang aku buat sayangin kamu dengan caraku.”Tatapan itu… suara itu… membuat benteng terakhir Ara runtuh. Dia menutup matanya, mengangguk pelan. “Aku pasrah… asal sama kamu.”Seketika Aga kembali menutup bibirnya dengan penuh hasrat, kali ini lebih intens, lebih dalam. Keduanya hanyut, tubuh mereka menyatu kembali, lebih dari sekadar sentuhan, lebih dari sekadar rasa penasaran. Hari itu, hanya ada mereka berdua… diikat oleh rasa yang semakin kuat, meski di luar sana dunia mungkin tak akan pernah memahami.Tubuh Ara sempat kaku di awal, ragu dan takut. Tapi setiap kali Aga menatapnya dengan sorot lembut penuh kehangatan, sedikit demi sedikit ia luluh. ‘’MMpphhh,” Bibir mereka kembali menyatu, menyedot udara satu sama lain hingga dada Ara terasa sesak tapi begitu nikmat.Sentuhan tangan Aga makin berani, menjelajahi setiap lekuk tubuh Ara dengan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status