Share

74. Memilikimu

last update Huling Na-update: 2025-07-19 23:49:28

Hari-hari berlalu dalam keheningan yang aneh bagi Selenia dan Raven. Hubungan mereka masih diliputi gengsi, kebencian yang samar, tetapi juga keintiman yang tak bisa dihindari.

Mereka tak pernah benar-benar membahas apa yang ada di antara mereka. Tidak ada kata-kata yang menjelaskan perasaan yang mulai berubah, tidak ada deklarasi cinta yang manis atau momen penuh gairah seperti kisah romantis lainnya. Namun, dalam hal-hal kecil yang mereka lakukan, perasaan itu ada.

Seperti saat Raven akan selalu ada di sisinya ketika morning sickness menyerang. Tidak ada komentar sinis, tidak ada ejekan, hanya sebotol air di meja samping tempat tidur, handuk dingin di dahinya, dan kehadiran diam-diam pria itu di kursi ujung kamar.

Atau saat Selenia, tanpa sadar, mulai meraih lengan Raven ketika musim dingin menjadi terlalu kejam bagi tubuhnya yang semakin berat. Ia tak pernah meminta bantuan secara langsung, tapi jemari mungilnya akan mencengkeram lengan pria itu dengan halus, dan tanpa berkata a
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Senõrita Sang Vampir Mafia    77. Siapa Yang Akan Terlahir

    Salju yang tersisa menutupi tanah seperti selimut tipis, mencair perlahan di bawah sinar matahari yang mulai menghangat. Udara masih menggigit, tetapi angin yang berhembus tak lagi sekejam sebelumnya. Musim dingin akan segera berakhir, digantikan oleh awal musim semi yang baru. Di taman belakang mansion, dua sosok terlihat di antara pohon-pohon yang daunnya belum kembali. Selenia duduk di bangku kayu dengan kedua tangan bertumpu pada perutnya yang semakin besar. Usia kandungannya kini dapat terlihat dari ukuran perutnya, dan gerakan sang bayi mulai terasa. Gaun hangat membalut tubuhnya, dan mantel bulu menyelimuti bahunya. Napasnya membentuk uap tipis di udara saat ia menghela napas panjang. Raven berdiri tak jauh darinya, bersandar pada pohon dengan ekspresi yang sulit dibaca. Ia mengenakan mantel gelap dengan syal tersampir longgar di lehernya. Kedua tangannya tersimpan di saku celana, tetapi sesekali pandangannya melirik ke arah wanita yang sedang membelai perutnya itu. "Aku in

  • Senõrita Sang Vampir Mafia    76. Nama

    Malam itu, salju turun lebih lebat dari biasanya. Api di perapian berkobar pelan, menciptakan kehangatan yang kontras dengan hawa dingin di luar jendela. Selenia duduk di sofa panjang dengan selimut menutupi kakinya, sementara Raven berdiri di dekat jendela, tangannya menyelip di saku celana panjangnya. Tak ada suara selain api yang berderak dan detik jam yang berdenting pelan. “Sudah semakin besar,” gumam Selenia tiba-tiba, matanya menatap kosong ke arah perutnya yang semakin membesar. Raven meliriknya sekilas.“Dan?” Selenia mendesah.“Kita belum membahas nama.” Pria itu diam sejenak, lalu berbalik, berjalan mendekat hingga akhirnya duduk di kursi di seberangnya.“Kau ingin memberi nama seperti apa?” tanyanya, suaranya datar seperti biasa. Selenia menatapnya lama, sebelum tersenyum miring.“Kau serius bertanya? Kukira kau akan langsung memaksakan nama yang kau inginkan.” Raven menyandarkan punggungnya, menatapnya tanpa ekspresi.“Aku ingin tahu apa yang kau pikirkan lebih du

  • Senõrita Sang Vampir Mafia    75. Kepalsuan

    Suatu malam, di dalam kamar... Selenia sedang duduk di tempat tidur, membaca sebuah buku, ketika ia merasakan sesuatu. Gerakan kecil. Selenia terdiam. Tangannya secara refleks bergerak ke perutnya. Lagi. Kali ini lebih jelas. Ia menelan ludah, perasaannya campur aduk. Tanpa sadar, bibirnya sedikit melengkung ke atas. Namun, senyum itu lenyap saat pintu kamar terbuka, dan Raven masuk. Pria itu berjalan dengan langkah santai, hendak melepas mantel hitamnya. Tapi sebelum ia bisa melakukannya, Selenia memanggilnya. “Raven.” Pria itu berhenti, menoleh.“Apa?” Selenia terdiam sejenak, menimbang apakah ia benar-benar ingin mengatakan ini padanya. Tapi akhirnya, ia menghela napas, dan mengulurkan tangan. “Ke sini.” Mata merah itu menyipit, penuh kewaspadaan.“Kenapa?” Selenia menatapnya tajam.“Kau mau ke sini atau tidak?” Raven mendekat, masih dengan sikapnya yang dingin. Namun, saat wanita itu tiba-tiba menggenggam tangannya dan meletakkannya di perutnya, pria itu membeku. H

  • Senõrita Sang Vampir Mafia    74. Memilikimu

    Hari-hari berlalu dalam keheningan yang aneh bagi Selenia dan Raven. Hubungan mereka masih diliputi gengsi, kebencian yang samar, tetapi juga keintiman yang tak bisa dihindari. Mereka tak pernah benar-benar membahas apa yang ada di antara mereka. Tidak ada kata-kata yang menjelaskan perasaan yang mulai berubah, tidak ada deklarasi cinta yang manis atau momen penuh gairah seperti kisah romantis lainnya. Namun, dalam hal-hal kecil yang mereka lakukan, perasaan itu ada. Seperti saat Raven akan selalu ada di sisinya ketika morning sickness menyerang. Tidak ada komentar sinis, tidak ada ejekan, hanya sebotol air di meja samping tempat tidur, handuk dingin di dahinya, dan kehadiran diam-diam pria itu di kursi ujung kamar. Atau saat Selenia, tanpa sadar, mulai meraih lengan Raven ketika musim dingin menjadi terlalu kejam bagi tubuhnya yang semakin berat. Ia tak pernah meminta bantuan secara langsung, tapi jemari mungilnya akan mencengkeram lengan pria itu dengan halus, dan tanpa berkata a

  • Senõrita Sang Vampir Mafia    73. Paranoia

    Mansion Drachov Pintu kayu besar itu terbuka, menampilkan sosok pria tinggi dengan mantel panjang yang diselimuti hawa dingin dari luar. Beberapa pelayan yang kebetulan berada di dekatnya langsung menunduk, mata mereka membelalak tak percaya. Raven Drachov pulang. Lebih awal dari yang seharusnya. Biasanya, ia akan kembali menjelang fajar atau bahkan berhari-hari kemudian. Tapi kini, malam bahkan belum terlalu larut, dan sang pemilik kediaman sudah menjejakkan kaki di dalam mansion. Para pengawal yang berjaga pun saling bertukar pandang, namun tak satu pun dari mereka berani menanyakan alasannya. Para pekerja seharusnya bekerja bagai bayangan, tak terlihat. Dan dengan kepulangan sang Tuan, mereka segera menyingkir dalam sekejap.Langkah Raven mantap, tidak tergesa-gesa, namun penuh tekad. Sepanjang perjalanan menuju kamarnya, pikirannya terus dipenuhi oleh satu orang. Selenia. Wanita itu kini hamil, tubuhnya semakin lemah, dan meskipun sang hawa mungkin masih membencinya, enta

  • Senõrita Sang Vampir Mafia    72. Pulang

    Selenia meraup salju, melemparkannya ke mulut Raven yang masih terbahak. Wanita itu kembali menikmati perang salju seperti dulu.Raven tersedak sedikit ketika segumpal salju menghantam mulutnya. Ia mengusap bibirnya dengan kening berkerut.“Selenia, kau—” Namun, wanita itu sudah melompat mundur, mengambil lebih banyak salju, matanya berkilauan seperti dulu, seperti saat dia masih bersama Lucas. Raven mengamati wajahnya dengan tajam. Tawa itu… bukan untuknya. Tatapan itu… bukan melihat dirinya. Selenia benar-benar tenggelam dalam delusinya. “Ayo, Luke! Kau mulai lamban!” serunya, melempar bola salju lagi dengan semangat. Raven menangkap bola salju itu dengan satu tangan, tidak berniat membalas. Sebaliknya, ia berjalan mendekat, perlahan, hingga wanita itu sadar bahwa sesuatu terasa aneh. Selenia mengerjap, tawanya meredup. Ia memandangi wajah pria di depannya, memaksakan delusinya tetap bertahan, namun semakin lama, semakin sulit… semakin kabur… Mata merah itu menembus imajinas

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status