Morgan segera mengambil ponsel yang dikhususkan untuk memantau Michael. Benar adanya, di sana sudah ada Andres dan Sarah yang berhadapan dengan Michael. Sial! bisa-bisanya Andres menemukan Sarah lebih cepat dibandingkan dengan dirinya.
“Saya sudah berhasil membawa Sarah kepada Tuan, Sekarang sesuai dengan janji Tuan. Bahwa Tuan akan menikahkan saya dengan Sarah sekaligus mengangkat saya sebagai presdir.”
Michael menggaruk-garuk kepalanya. Bingung membuat keputusan. Tidak bisa seperti dulu ketika dia masih Berjaya, sekarang setiap langkahnya selalu diawasi termasuk di ruangan ini.
“Saya tidak bisa mengabulkan permintaanmu, Andres.”
Andres berubah geram. Dia menggebrak meja dengan keras.
“Maksud Tuan apa? Tuan mau ingkar janji hah!”
Michael diam. Sementara, Sarah tampak keheranan karena Michael terlihat tidak berkutik di depan Andres yang notabene di bawahnya. Sarah berhasil ditemukan oleh anak buah An
“Nyonya kenapa sih? Tante eh, maksud saya Nyonya Renata dan Nyonya Nia kan cuma ingin menyapa saja. Kalau cemburu. Jangan berlebihan lah.” Morgan berkelakar . Sengaja sambil mengedipkan mata nakal. Renata dan Nia serempak menggigit bibir. Anggy kesal dibuatnya.“Morgan!”Morgan tidak mengindahkan bentakan Anggy. Sorot mata elangnya terfokus ke arah dua pasang mata Mama binal yang sedang diladeni sama Morgan.“Oh iya, Nyonya Liana mana? Kok enggak keliatan?”Renata dan Nia saling pandang. Raut wajah mereka seketika berubah.“Kami dengar perusahaannya sedang mengalami kekacauan Morgan. Investor utamanya secara tiba-tiba menarik modalnya.” Renata menjelaskan.“Kayaknya bakal bangkrut sih.” Nia cepat menyambar dengan sinis. Tidak ada empati atas apa yang dialami keluarga Liana. Separah itu pertemanan diantara mereka. Senang kalau melihat rekannya hancur.“Oh.” Morgan
“Itu semua yang menulis papa.”Mendadak Markus muncul dari ambang pintu. Morgan langsung menatap adiknya penuh selidik. Tampak tidak percaya dengan apa yang diucapkan adiknya.“Enggak mungkin dia yang menulis ini. pria itu sangat membenciku.”“Tapi, memang itu kenyataannya. Kakak pasti tidak lupa kan siapa orang yang bisa menulis huruf latin sebagus itu kalau bukan papa.”Morgan terdiam. Tidak menyanggah perkataan adiknya yang memang tidak bisa dibantah. Tulisan tangan yang begitu indah itu adalah hasil tangan Jacob, ayah yang selama ini menganggapnya tidak ada. Tapi, kenapa? Kenapa pria itu melakukan semua ini.“Papa masih peduli dengan kamu kak. Dia masih sangat menjaga barang-barang kesayangan kakak. Bahkan beliau juga yang meminta pelayan untuk merapikan kamar kakak setiap waktu.” Markus menambahkan kalimat yang jelas menyentak batin Morgan. Dia sangat tahu betul karakter adiknya yang sangat terbu
“Kamu bilang apa tadi? kamu lebih pantas menikahi Sarah? Punya apa kamu hah?”“Aku punya segala-galanya yang tidak kamu punya.” Morgan berkata dengan santai. Michael yang mendengarnya gemeteran. Sungguh perasaannya tidak enak akan hal ini.“Hahaha, Emang mantan napi seperti kamu punya apa hah? Selain aib?” Andres meremehkan. Kepalanya sedikit mendongak dengan sangat arogantnya. Dia merasa paling berkuasa di sini. Tidak seperti saat dibengkel Ferdinand dimana secara mengejutkan preman terkuat itu malah membela Morgan. Sampai detik ini, dia tidak tahu apa alasannya.Morgan tidak lekas menjawab. Dia melihat raut wajah Sarah yang terlihat tidak suka dengan perbuatannya. Entah apa yang di pikiran wanita itu sampai dia begitu tenang dan tidak memberontak saat dilamar Andres. Andai dia tahu kalau pembunuh Nyonya Damara, mamanya adalah Andres yang berkomplot dengan Michael. Tunggu, atau jangan-jangan….“Sarah, mauk
“Tidak ada celah bagi kalian untuk kabur.” Morgan mendesis. Di atas panggung, terlihat Andres dan Michael panik setengah mati. Bagaikan Bom meledak, tanpa mampu mereka mengelak. Di depan semua kolega, di depan keluarga. Dunia serasa kiamat bagi mereka.Mereka tidak bisa membela diri karena semuanya terpampang nyata. Alhasil, mereka berancang-ancang kabur dari sana.“Kalian! Tangkap mereka!” perintah Morgan kepada sekuriti. Mereka terpaksa menurut dengan tergopoh berlari menuju panggung. Sedikit terjadi kegaduhan di sana sampai akhirnya sekuriti itu berhasil menangkap mereka.“Jangan tangkap suami saya!” Anggy memekik nyaris menangis. Begitu juga Angeline yang tidak rela anak kebanggannya dijebloskan ke penjara.“Ini pasti ada yang salah. pasti semuanya salah faham.” Angeline berusaha membela Andres. Sayang, semua orang yang ada di sana mengacuhkannya. Orang-orang yang mereka hormati, segani, ternyata berbuat
Angeline gelagapan. Dia tidak memungkiri bahwa dia tahu semuanya karena Andres terlebih dahulu berdiskusi dengannya sebelum berkomplot dengan Michael. Rencana jahat membinasakan keluarga Hartanto internasional satu persatu. Motifnya apalagi kalau bukan uang dan kekuasaan. Namun, kenyatannya gagal total.Sekarang timbul ketakutan dari dalam dirinya. Bagaimana kalau namanya diseret dalam kasus ini. Bayangan ngeri penjara seumur hidup. Bahkan, hukuman mati menantinya. Angeline begidik membayangkannya.“Kenapa wajahmu pucat begitu? Jadi benar dugaanku kalau kamu juga terlibat?” Jacob memojokkan. Tidak ada panggilan mesra seperti biasanya.“K-kamu jangan salah faham seperti itu, Pa. Andres kan anakku wajar dong kalau aku membelanya. Lagipula, aku tidak tahu menahu mengenai rencana itu.” Suara Angeline melunak. Tidak ada pilihan lain selain mengalah dihadapan Jacob. Walaubagaimanapun, dia masih membutuhkan Jacob sebagai penopang hidupnya, setel
“Sudah jelas kan semuanya? Sekarang kalian boleh pergi dari sini.”Terpaksa Morgan dan Anggy pergi. Barang-barang mereka ternyata sudah dibereskan di dalam koper. Siap untuk dibawa.Anggy terlihat tidak berhenti menangis. Suaminya ditangkap, dan sekarang dia diusir dari rumah itu.“Nyonya, ikut denganku saja.” Morgan menawarkan. Anggy mendongak. Menatap nanar Morgan.“Enggak! Aku enggak sudi ikut dengan penipu seperti kamu. Mengelabuhi semua orang dengan penyamaranmu padahal kamu pemimpin gangster yang berbahaya!”“Awalnya aku tidak percaya begitu saja saat Angeline yang berbicara. Tapi, hal itu diperkuat dengan perkataan Sarah tadi. Kamu memang sangat licik.”“Aku melakukan itu semua karena punya alasan! Ngerti kamu!”Seketika Anggy bungkam saat dibentak Morgan. Sekarang terlihat jelas watak asli dari Morgan. Berandal itu seperti raja rimba yang mengeluarkan tari
Morgan bangkit dari tempat duduknya. Sambil memperbaiki sesuatu yang menggeliat di bawah, dia menghampiri Anggy yang sudah mendapatkan julukan Angel itu. Seperti terbawa arus, Anggy semakin gemulai saja saat Morgan mendekat.Morgan memandang ketiga pelayannya. Menggerakan tangannya isyarat supaya mereka pergi. Ketiga pelayan itu menggerutu dalam hati meski pada akhirnya menurut. Membiarkan Morgan berduaan dengan penghibur barunya itu dan bisa ditebak apa yang akan terjadi selanjutnya.Morgan berjalan mengelilingi Anggy. Matanya lekat melihat bulatan indah belakang yang tampak sekal. Sangat menggoda untuk diremas.Sedangkan gerakan Anggy semakin panas menggoda Morgan. Dia sendiri heran, kenapa setiap berada di dekat Morgan, darahnya berdesir-desir. Buah dadanya mengencang dengan ujung mencuat. Bagian bawahnya juga berkedut-kedut, meminta sesuatu yang keras dan perkasa milik Morgan masuk.Anggy masih bergoyang stripsis saat Morgan berdiri di belakangnya. Me
Anggy mengangguk cepat. Morgan dengan berat hati melepas pegangan tangannya saat Anggy melangkah menuju ranjang. Wanita itu memposisikan dirinya merangkak. Menghadapkan bagian belakangnya ke Morgan. Morgan yang paham menampar dengan gemas bulatan indah itu sebelum menghujam.“Lakukan Morgan!”“Bagaimana kalau sampai suamimu tahu?”“Dia di penjara Morgan.”“Kalau aku kasih rekaman itu bagaimana?”“Aku tidak peduli.” Anggy refleks berkata. Dia mendadak amnesia kalau bersama dengan Morgan.“Hahaha, kamu memang pelayan yang luar biasa Angel. Siap bertempur sampai pagi?”Anggy larut dalam buaian. Menyatu dengan Morgan. Didekap dengan tubuh gempal berotot. Berkeringat bersama. Bahkan tidak terhitung berapan kali dia keluar berbanding dengan stamina Morgan yang tiada duanya.Sampai disuatu titik, Anggy lemas. Terkapar dengan tubuh bergetar. Morgan tampak puas meli