Share

Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku
Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku
Penulis: Bunga Bakung

Bab 1 Kumohon Tolong Aku

Penulis: Bunga Bakung
Kelab Awan, Kota Mesia.

Hari ini adalah hari di mana Nadia Jihan lulus kuliah.

Nadia tidak sempat pulang untuk merayakannya.

Karena dia diberi obat perangsang, lalu dijual oleh ayah kandungnya kepada sekelompok pria tua menjijikkan seharga 200 juta.

Nadia melarikan diri dari sebuah ruangan gelap, tetapi kewarasannya hampir hilang karena efek obat di tubuhnya.

Dia berjalan menelusuri koridor. Wajahnya yang kecil memerah tampak menggoda. Matanya yang menatap ke arah sekelompok pria yang berjalan mendekat itu memancarkan rasa ketakutan.

"Jangan mendekat! Atau ... aku panggil polisi ...!"

Pria yang berdiri paling depan menyeringai. Sambil mengangkat cambuk di tangan, dia mendekati Nadia dan berkata, "Panggil saja! Kita lihat, polisi yang datang duluan atau kami yang menikmatimu sampai puas duluan."

"Cantik, jangan takut, kami akan buat kamu merasa nikmat ...."

Kesadaran Nadia makin menipis. Suara yang masuk ke telinganya terdengar seperti dengungan.

Nadia tahu bahwa ayahnya kecanduan judi.

Oleh karena itu, seluruh biaya kuliah dia bayar sendiri dengan uang tabungan dari hasil kerja paruh waktu yang dia lakukan saat senggang. Nadia tidak pernah meminta sepeser pun dari sang ayah.

Yang tidak Nadia sangka adalah ayahnya tanpa ragu menjual dia kepada orang lain demi melunasi utang judi.

Nadia berusaha melarikan diri, tetapi kakinya lemas untuk bisa terus berjalan.

Dia terhuyung dan jatuh ke lantai. Nadia yang tak berdaya hanya bisa melihat sekelompok pria itu menghampirinya dengan mata yang dipenuhi oleh nafsu.

Tepat pada saat ini, pintu ruangan di sebelah kiri Nadia tiba-tiba terbuka.

Sepasang sepatu kulit hitam buatan tangan menarik perhatian Nadia.

Nadia menengadah, terlihat celana lurus, lalu wajah pria yang sangat tampan.

Pria itu mengernyit. Kedua matanya memancarkan hawa dingin, tetapi juga sangat memikat hati.

Melihat pria itu, ada rasa aman yang tidak bisa dijelaskan oleh Nadia.

Dia buru-buru menggenggam celana pria itu sambil memohon, "Tuan, kumohon tolong aku! Mereka memberiku obat perangsang!"

Pria itu hanya melirik Nadia sejenak, alisnya sedikit berkerut dan terlihat sedikit rasa tidak senang di wajahnya.

Dia membungkuk dan mengulurkan tangannya.

"Terima kasih, terima kasih ..." ujar Nadia.

Nadia gembira karena mengira pria tersebut hendak membantunya berdiri. Namun, ketika Nadia juga mengulurkan tangan, pria itu malah menghempaskan tangannya. Selain itu, si pria juga melepaskan tangan Nadia yang menggenggam celananya.

Sebagai direktur di Perusahaan MK yang merupakan salah satu dari 100 perusahaan top dunia, Gio Cakra tidak pernah bersimpati pada orang lain.

"Tuan Gio!"

Yuda Salim, asisten, yang berdiri di belakang Gio langsung menyerahkan saputangan.

Gio mengambil sapu tangan itu, lalu menyeka telapak tangan yang baru saja bersentuhan dengan tangan Nadia.

Kemudian, dia melempar saputangan itu ke lantai dengan jijik dan pergi tanpa menoleh ke belakang.

Yuda hendak mengikuti Gio pergi, tetapi matanya tanpa sadar melihat ke arah Nadia.

Serta-merta, ada rasa terkejut terlihat dari matanya.

Kemudian, Yuda mengejar Gio yang sudah pergi jauh.

Sebelumnya, beberapa pria dengan baju terbuka di koridor itu terlihat ketakutan. Sekarang, mereka kembali menatap Nadia dengan niat jahat.

"Gadis Cantik, kamu pikir kamu siapa, berani sekali minta bantuan direktur Perusahaan MK? Lebih baik kamu patuh pada kami saja."

Sekelompok pria yang penuh nafsu itu mengepung Nadia ....

Di depan pintu.

Mobil Maybach dengan badan yang ramping berhenti di depan.

Melihat Gio keluar dengan wajah masam, sang sopir segera membukakan pintu dengan hormat.

Setelah Gio masuk ke dalam mobil, Yuda yang mengejarnya dengan cepat menghampiri dan membisikkan sesuatu di telinga Gio.

"Tuan Gio ...."

Setelah mendengar ucapan Yuda, ekspresi Gio berubah menjadi cemas. Dia mengernyit sambil memerintah, "Cepat bawa dia kemari!"

....

Keesokan hari.

Nadia terbangun dari mimpi buruk.

"Jangan!"

Seketika, dia bangkit dan duduk di kasur. Sekujur tubuhnya penuh keringat.

Selimut yang sehalus sutra terlepas dari tubuhnya. Selanjutnya, terlihat jelas tubuh memikat Nadia yang terdapat banyak bekas cupang.

Di atas lantai. Selain pakaian Nadia, terlihat belasan alat kontrasepsi yang sudah terpakai berserakan.

Hanya melihat itu semua sudah bisa tahu semalam ada pertarungan yang sangat intens.

Nadia menarik dan memeluk selimut kembali, lalu menatap pria yang duduk di sofa sambil merokok. Karena malu dan marah, mata Nadia memerah dan berkata, "Kamu apakan aku ...?"

Kepulan asap rokok menutupi wajah tampan Gio.

Saat ini, dia sedang menatap layar ponselnya dengan cermat. Dari matanya terpancarkan perasaan rumit.

Mendengar ucapan Nadia, Gio mematikan rokok di tangannya. Dia berdiri, berjalan ke arah kasur dan membuka kerah kemejanya.

"Harusnya aku yang tanya padamu, 'kan?"

Nadia tercengang ketika melihat ada banyak bekas cupang di tulang selangka Gio.

Beberapa serpihan ingatan kembali ke dalam benaknya.

Nadia samar-samar mulai mengingat.

Semalam, setelah diberi obat perangsang, dia hampir dinodai oleh pria-pria tua di koridor. Asisten pria di depannya inilah yang menyelamatkannya.

Setelah itu, Nadia dibawa masuk ke dalam mobil.

Namun, efek obat itu mulai bekerja sehingga Nadia hanya bisa mengikuti naluri tubuhnya. Dia memeluk pria di depannya dan meminta dengan wajah memelas.

Teringat hal itu, Nadia tersipu sambil melihat kondom yang berserakan di lantai.

Semalam, Nadia sepertinya hampir menguras Gio.

"Terima kasih sudah selamatin aku ..." ujar Nadia sambil menunduk. Dia tidak berani menatap langsung ke mata pria itu.

Selesai bicara, sebuah kartu nama jatuh di depannya.

Kartu nama yang sederhana, hanya ada beberapa tulisan.

Perusahaan MK, Gio Cakra.

Karena tanpa penjelasan pun, tidak akan ada seorang di Kota Mesia yang belum pernah mendengar tentang Gio Cakra.

Di kota yang terkenal dengan julukan kota tanpa malam ini, Gio yang tampan ini terkenal sangat berkuasa.

Ketika Nadia masih kebingungan, terdengar suara Gio yang rendah dan bagaikan magnet berkata, "Aku butuh sekretaris. Gaji 200 juta per bulan. Tugasmu adalah mengurus semua urusan pekerjaan dan kehidupanku."

Sekretaris dengan gaji 200 juta per bulan?

Nadia membelalak keheranan dan berkata, "Jelas-jelas ada begitu banyak orang yang lebih hebat melamar ke MK, kenapa Anda pilih saya?"

Gio menatap mata Nadia yang jernih itu dan tiba-tiba membungkuk. Dengan lembut, Gio mengusap daun telinga Nadia dengan jari-jarinya yang kasar.

"Kalau aku bilang karena tahi lalat merah ini, apa kamu percaya?" ujar Gio.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 169 Kenapa Tidak Pernah Ketahuan?

    Setelah berpikir selama beberapa saat, Nadia tiba-tiba bangkit berdiri dan berjalan menuju kamar anak-anaknya.Timmy kaget sekali saat Nadia membuka pintu kamar, dia refleks menutup layar laptop.Nadia menatap laptop itu, lalu bertanya dengan nada serius, "Kamu lagi nonton apa, Timmy?""Kartun, Ibu," jawab Timmy dengan perasaan bersalah."Kalau cuma kartun, terus kenapa kamu mematikan laptopmu dengan panik begitu?" tanya Nadia.Timmy langsung memutar otak mencari alasan. "Aku nggak mau Ibu merasa aku nggak membuat kemajuan."Selama ini, Nadia tidak pernah memaksa Timmy mengaku.Nadia beranggapan bahwa anak-anak harus diberikan ruang privasi tersendiri.Akan tetapi, masalah hari ini bukanlah masalah sepele.Orang dewasa saja pasti akan merasa malu melihat adegan tidak senonoh dalam video itu, apalagi anak-anak yang pola pikirnya masih dalam proses perkembangan?Karena Timmy masih belum mau mengaku, Nadia pun menarik napas dalam-dalam. Dia melangkah menghampiri anaknya, lalu duduk di seb

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 168 Siapa yang Membocorkannya?

    "Wah, wah, memang putri Keluarga Wren beda kelas, ya," puji para selebriti itu sambil tertawa."Tentu saja, Yuvira itu bukan cuma lembut dan baik hati, tapi pendidikannya juga nggak main-main ...."Yuvira tersenyum bangga mendengar semua pujian itu.Ya, semua ini memang harusnya menjadi miliknya!Hanya dia yang pantas disanjung seperti ini!Yuvira berjalan turun bersama para selebriti itu dengan sepatu hak tingginya, lalu dengan anggun lanjut menuju panggung tempat foto-fotonya ditampilkan.Yuvira berdiri di depan mikrofon, lalu memberikan kata sambutan, "Terima kasih sudah datang ke pesta ulang tahunku ...."Sementara itu, di Vila Harmonisa.Timmy duduk di depan laptop sambil menonton rekaman kamera pengawas di tempat acara pesta ulang tahun Yuvira. Dia juga menggunakan headphone untuk memudahkan berkomunikasi dengan Ivan."Ya ampun, dia pintar banget bicara," komentar Timmy dengan gusar."Dia pasti bangga banget karena ada banyak orang yang mendukungnya," sahut Ivan dengan nada datar

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 167 Akan Kuhancurkan Reputasinya

    Gio berusaha menahan amarahnya, lalu memerintahkan dengan dingin, "Cari tahu kapan Kiano pulang ke tanah air!"Yuda sontak tertegun. Tuan Muda Kiano sudah kembali?Gawat, Brian benar-benar sudah mengusik batas kesabaran Gio.Brian paling sayang dengan Kiano yang merupakan anak sulung. Seandainya bukan karena skandal yang menghebohkan itu, sekarang Kiano pasti sudah menjadi satu-satunya pewaris Keluarga Cakra.Walaupun Gio adalah adik kandung satu ayah dengan Kiano, Yuda tahu betapa Gio membenci Kiano.Sebagai asisten pribadi Gio, Yuda tahu betul betapa Gio ingin sekali membunuh Kiano.Yuda pun diam-diam menghela napas. Seandainya saja Kiano menurut dan tetap tinggal di luar negeri, Gio pasti bersedia mengampuni nyawa Kiano.Sementara itu, di Vila Harmonisa.Mona menatap kakaknya yang terus sibuk dengan laptopnya, lalu berkata dengan kesal sambil cemberut, "Kak, Kakak sibuk banget sih! Kakak bahkan sudah nggak mau main lagi dengan Mona!"Timmy menghentikan aktivitasnya sejenak, lalu mem

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 166 Mengusik Batas Kesabaran

    Gio mengambil serbet yang diletakkan di atas meja, lalu menyeka tangannya sambil menjawab, "Ivan mengalami gangguan mental karena disiksa oleh Yuvira.""Yuvira menyiksa Ivan? Dia 'kan ibunya Ivan! Menyiksa bagaimana maksudmu?" tanya Tuan Besar Brian dengan kaget.Gio pun melirik ke arah Tuan Besar Brian yang terlihat gelisah. "Dengan memukul dan memakinya."Tuan Besar Brian sontak menggebrak meja dan berseru dengan marah, "'Kan sudah kubilang dari dulu kalau wanita itu nggak layak menjadi menantu Keluarga Cakra!""Jadi, kenapa Anda menyuruhku pulang malam ini?" tanya Gio mengalihkan topik pembicaraan, sorot tatapannya dengan kesal."Mantan pacarmu masih hidup?" tanya Tuan Besar Brian."Apa hubungannya itu dengan Anda?" tanya Gio, sorot tatapannya terlihat dingin."Jangan berani-beraninya kamu pacaran sama seorang pembunuh! Nanti reputasi Keluarga Cakra jadi rusak!""Apa gara-gara dia juga kamu membatalkan kontrak di Kota Herna dan bergegas pulang ke Kota Mesia?" tanya Tuan Besar Brian

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 165 Akan Kubuat Dia Tersiksa dan Jatuh Miskin

    Saat sedang istirahat dari jam pelajaran, Ivan mengajak Timmy untuk melihat informasi yang dia temukan.Timmy membaca-baca informasi itu sebentar, sorot tatapannya terlihat marah. "Apa ini semua adalah perseteruan Ibu dengan Yuvira?"Ivan mengangguk. "Tapi, aku nggak tahu apa ada yang terlewat atau nggak.""Yuvira benar-benar orang jahat! Bisa-bisanya dia mencuri posisi Ibu sebagai penyelamat Ayah!" ujar Timmy dengan marah."Dia bahkan berpura-pura menjadi adik Paman! Yang lebih jahatnya lagi, dia yang menculikmu!"Walaupun Ivan tidak berkomentar apa-apa, ekspresinya juga terlihat kesal."Masih ada lagi."Ivan berujar, lalu menunjukkan gambar lain di layar laptopnya.Kali ini, Ivan memperlihatkan sebuah rekaman kamera pengawas.Itu adalah rekaman Nadia yang memasuki sebuah kafe pada lima tahun lalu. Tidak sampai setengah jam kemudian, tiba-tiba ada dua orang yang tidak dikenal menggendong Nadia, lalu memasukkan Nadia ke dalam sebuah mobil berwarna hitam melalui pintu belakang.Ivan jug

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 164 Aku Bisa Memberimu Kompensasi

    "Dia adalah dewiku!" puji Alva dengan bersemangat."Coba jelaskan," kata Yosef sambil mengangkat alisnya.Alva menghela napas, "Nadia itu hidupnya menyedihkan banget. Waktu aku bertemu dengannya, dia bahkan nggak sempat makan.""Dia belajar sambil bekerja paruh waktu dan masih harus mengurus kedua anaknya.""Dia berusaha sebisa mungkin untuk memberikan anak-anaknya makanan enak, sedangkan dia sendiri cuma ala kadarnya.""Aku bertemu dengannya di lomba desain pakaian.""Aku masih ingat ucapannya waktu itu. Dia bilang dia akan membantuku memenangkan perlombaan asalkan aku menggajinya 1.500 dolar.""Lomba itu mempertaruhkan reputasiku yang kudapatkan setelah bekerja keras selama sepuluh tahun. Jangankan 1.500 dolar, 10 ribu dolar saja aku rela keluarkan!""Setelah itu, dia mengubah hasil rancangan karya-karyaku sehingga salah satu lawanku yang meniru langsung kalah.""Sejak saat itulah Nadia menjadi dewiku!"Gio dan Yosef sontak terdiam.Yosef akhirnya mengerti maksud kata-kata Nadia sore

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status