Share

Bab 3 Tidak akan Pernah Merekrut

Author: Bunga Bakung
Nadia mengernyit sambil bertanya kepada rekan wanita yang berada di depan pintu, "Apa yang terjadi di dalam?"

Mendengar suara Nadia, rekan wanita itu pun menoleh ke belakang.

"Bu Nadia, ada seorang wanita datang melamar kerja, tapi dia ketahuan pakai resume orang lain oleh supervisor. Awalnya, wanita itu hanya didiskualifikasi dari wawancara, tapi wanita itu nggak terima dan mulai buat keributan di sini," jawab rekan wanita ini.

"Oh, ternyata begitu."

Setelah mengetahui apa yang sedang terjadi, Nadia pun masuk ke ruang HRD.

Saat ini, sang supervisor sedang bertengkar dengan seorang wanita berpenampilan cantik yang berpakaian minim.

Melihat kedatangan Nadia, sang supervisor buru-buru menghampiri untuk minta bantuan, "Bu Nadia, bantulah aku. Wanita ini, Yuvira Lingga, dia sudah menjiplak rancangan desain orang lain untuk bisa wawancara, tapi masih nggak merasa bersalah!"

Nadia hanya mengangguk, lalu berjalan menghampiri wanita itu dan berkata, "Aku sudah dengar masalahmu. Lebih baik kamu pergi saja. Perusahaan MK nggak akan pernah merekrut orang yang nggak jujur."

Wanita itu memelototi Nadia sambil berkata, "Kamu siapa? Beraninya kamu bicara seperti itu padaku! Apa kamu punya hak untuk merekrutku atau nggak? Memangnya perusahaan ini milikmu?"

"Kamu nggak perlu urus siapa aku. Kamu hanya perlu tahu, selama aku di MK, aku nggak akan pernah membiarkan orang licik sepertimu masuk ke perusahaan," balas Nadia.

Wanita itu pun mencibir, "Arogan sekali kamu! Tunggu saja! Setelah aku masuk ke MK, akan kubuat kamu berlutut dan minta maaf padaku!"

"Kalau begitu, kita bicarakan lagi setelah hari itu tiba!" seru Nadia.

Setelah mengatakan itu, Nadia menoleh ke supervisor dan berkata, "Panggil satpam, suruh mereka bawa keluar Nona Yuvira ini!"

....

Malam hari.

Yuvira yang masih kesal dengan kejadian di MK berjalan masuk ke bar sambil menelepon.

Dia berbisik kepada orang di ponsel, "Tenang saja, aku pasti akan menemukan cara untuk masuk ke perusahaan itu."

Selesai mengatakan itu, Yuvira pun menutup ponselnya. Dia duduk di bar dan memesan minuman kepada bartender.

Tiba-tiba, sesosok tubuh besar duduk di sampingnya.

"Yuvira!"

Yuvira menoleh dan menatap pria yang muncul di sampingnya itu.

Pria itu adalah kekasih satu malam yang dia temui sebelumnya di bar. Namanya Hedi Raimun.

Meskipun tampangnya agak jelek, Yuvira mendengar pria ini memiliki koneksi yang luas. Oleh karena itu, Yuvira sudah tidur dengannya beberapa kali.

"Kak Hedi? Kapan kamu kembali?" tanya Yuvira yang terlihat agak terkejut.

Hedi mengusap pantat Yuvira dengan keras sambil berkata, "Kenapa gugup begitu saat lihat aku? Apa kamu diam-diam berselingkuh?"

"Tentu saja nggak!" ujar Yuvira dengan genit. "Hanya Kak Hedi yang satu-satunya yang ada di hatiku."

Hedi merangkul bahu Yuvira sambil berkata, "Aku lihat kamu wajahmu murung begitu. Ada apa, Sayang? Katakan padaku."

Yuvira pun mengeluh, "Aku ingin kerja di MK, tapi hari ini malah ketemu wanita yang menyebalkan. Dia merusak rencanaku dan menyuruh satpam mengusirku dari perusahaan!"

"Kamu ingin kerja di MK?" Hedi agak terkejut, lalu lanjut berkata, "Kenapa mendadak ingin ke sana? Mustahil untuk bisa masuk ke MK dengan resume-mu itu."

"Aku tetap ingin masuk ke sana meski resume-ku nggak bagus! Aku nggak bisa menerima perlakuan wanita itu padaku!" seru Yuvira dengan keras.

Sebenarnya, alasan utama Yuvira bukan itu, tetapi ada seorang pria misterius memberinya banyak uang dan memintanya mencari kesempatan untuk masuk ke MK.

Mata Hedi tidak berhenti melirik ke tubuh Yuvira sambil berkata, "Kamu nggak berencana menggunakan kecantikanmu untuk merayu Gio, Direktur MK itu, 'kan?"

"Apa aku sudah dilupakan karena sudah lama nggak ketemu?" lanjut Hedi.

Yuvira melirik Hedi dengan kesal sambil berkata, "Kak Hedi, kenapa bicara seperti itu? Bukankah kalau aku bisa mendekati Gio, kelak kehidupan kita akan sangat mulus?"

Tangan Hedi berpindah ke punggung Yuvira dan berkata, "Oh, begitu. Kamu mencoba memberi manfaat bagiku, ya?"

Di dalam hati, Yuvira merasa jijik.

Namun, ekspresinya tetap terlihat menawan. "Ya, itulah tujuanku," ujar Yuvira.

Hedi mengangkat dagu Yuvira dan memberinya kecupan. Kemudian, dia berkata, "Sayang, kalau kamu ingin dekat dengan Gio, aku bisa beri tahu kamu sebuah informasi."

"Kudengar, Gio sedang mencari seorang wanita dengan tahi lalat merah di daun telinga. Wanita itu pernah menyelamatkan nyawanya saat dia masih kecil. Kalau nggak salah, sepuluh tahun lalu, wanita itu tinggal di Panti Asuhan Pelangi. Setelah itu, keberadaanya nggak diketahui."

"Panti Asuhan Pelangi?" Mata Yuvira membelalak saat mendengar ini.

Adegan dia bertemu secara kebetulan ketika masih kecil tiba-tiba muncul di benaknya.

Sudut mulut Yuvira naik. Senyuman yang licik. "Kak Hedi, sekarang aku tahu apa yang harus kulakukan!" serunya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 169 Kenapa Tidak Pernah Ketahuan?

    Setelah berpikir selama beberapa saat, Nadia tiba-tiba bangkit berdiri dan berjalan menuju kamar anak-anaknya.Timmy kaget sekali saat Nadia membuka pintu kamar, dia refleks menutup layar laptop.Nadia menatap laptop itu, lalu bertanya dengan nada serius, "Kamu lagi nonton apa, Timmy?""Kartun, Ibu," jawab Timmy dengan perasaan bersalah."Kalau cuma kartun, terus kenapa kamu mematikan laptopmu dengan panik begitu?" tanya Nadia.Timmy langsung memutar otak mencari alasan. "Aku nggak mau Ibu merasa aku nggak membuat kemajuan."Selama ini, Nadia tidak pernah memaksa Timmy mengaku.Nadia beranggapan bahwa anak-anak harus diberikan ruang privasi tersendiri.Akan tetapi, masalah hari ini bukanlah masalah sepele.Orang dewasa saja pasti akan merasa malu melihat adegan tidak senonoh dalam video itu, apalagi anak-anak yang pola pikirnya masih dalam proses perkembangan?Karena Timmy masih belum mau mengaku, Nadia pun menarik napas dalam-dalam. Dia melangkah menghampiri anaknya, lalu duduk di seb

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 168 Siapa yang Membocorkannya?

    "Wah, wah, memang putri Keluarga Wren beda kelas, ya," puji para selebriti itu sambil tertawa."Tentu saja, Yuvira itu bukan cuma lembut dan baik hati, tapi pendidikannya juga nggak main-main ...."Yuvira tersenyum bangga mendengar semua pujian itu.Ya, semua ini memang harusnya menjadi miliknya!Hanya dia yang pantas disanjung seperti ini!Yuvira berjalan turun bersama para selebriti itu dengan sepatu hak tingginya, lalu dengan anggun lanjut menuju panggung tempat foto-fotonya ditampilkan.Yuvira berdiri di depan mikrofon, lalu memberikan kata sambutan, "Terima kasih sudah datang ke pesta ulang tahunku ...."Sementara itu, di Vila Harmonisa.Timmy duduk di depan laptop sambil menonton rekaman kamera pengawas di tempat acara pesta ulang tahun Yuvira. Dia juga menggunakan headphone untuk memudahkan berkomunikasi dengan Ivan."Ya ampun, dia pintar banget bicara," komentar Timmy dengan gusar."Dia pasti bangga banget karena ada banyak orang yang mendukungnya," sahut Ivan dengan nada datar

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 167 Akan Kuhancurkan Reputasinya

    Gio berusaha menahan amarahnya, lalu memerintahkan dengan dingin, "Cari tahu kapan Kiano pulang ke tanah air!"Yuda sontak tertegun. Tuan Muda Kiano sudah kembali?Gawat, Brian benar-benar sudah mengusik batas kesabaran Gio.Brian paling sayang dengan Kiano yang merupakan anak sulung. Seandainya bukan karena skandal yang menghebohkan itu, sekarang Kiano pasti sudah menjadi satu-satunya pewaris Keluarga Cakra.Walaupun Gio adalah adik kandung satu ayah dengan Kiano, Yuda tahu betapa Gio membenci Kiano.Sebagai asisten pribadi Gio, Yuda tahu betul betapa Gio ingin sekali membunuh Kiano.Yuda pun diam-diam menghela napas. Seandainya saja Kiano menurut dan tetap tinggal di luar negeri, Gio pasti bersedia mengampuni nyawa Kiano.Sementara itu, di Vila Harmonisa.Mona menatap kakaknya yang terus sibuk dengan laptopnya, lalu berkata dengan kesal sambil cemberut, "Kak, Kakak sibuk banget sih! Kakak bahkan sudah nggak mau main lagi dengan Mona!"Timmy menghentikan aktivitasnya sejenak, lalu mem

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 166 Mengusik Batas Kesabaran

    Gio mengambil serbet yang diletakkan di atas meja, lalu menyeka tangannya sambil menjawab, "Ivan mengalami gangguan mental karena disiksa oleh Yuvira.""Yuvira menyiksa Ivan? Dia 'kan ibunya Ivan! Menyiksa bagaimana maksudmu?" tanya Tuan Besar Brian dengan kaget.Gio pun melirik ke arah Tuan Besar Brian yang terlihat gelisah. "Dengan memukul dan memakinya."Tuan Besar Brian sontak menggebrak meja dan berseru dengan marah, "'Kan sudah kubilang dari dulu kalau wanita itu nggak layak menjadi menantu Keluarga Cakra!""Jadi, kenapa Anda menyuruhku pulang malam ini?" tanya Gio mengalihkan topik pembicaraan, sorot tatapannya dengan kesal."Mantan pacarmu masih hidup?" tanya Tuan Besar Brian."Apa hubungannya itu dengan Anda?" tanya Gio, sorot tatapannya terlihat dingin."Jangan berani-beraninya kamu pacaran sama seorang pembunuh! Nanti reputasi Keluarga Cakra jadi rusak!""Apa gara-gara dia juga kamu membatalkan kontrak di Kota Herna dan bergegas pulang ke Kota Mesia?" tanya Tuan Besar Brian

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 165 Akan Kubuat Dia Tersiksa dan Jatuh Miskin

    Saat sedang istirahat dari jam pelajaran, Ivan mengajak Timmy untuk melihat informasi yang dia temukan.Timmy membaca-baca informasi itu sebentar, sorot tatapannya terlihat marah. "Apa ini semua adalah perseteruan Ibu dengan Yuvira?"Ivan mengangguk. "Tapi, aku nggak tahu apa ada yang terlewat atau nggak.""Yuvira benar-benar orang jahat! Bisa-bisanya dia mencuri posisi Ibu sebagai penyelamat Ayah!" ujar Timmy dengan marah."Dia bahkan berpura-pura menjadi adik Paman! Yang lebih jahatnya lagi, dia yang menculikmu!"Walaupun Ivan tidak berkomentar apa-apa, ekspresinya juga terlihat kesal."Masih ada lagi."Ivan berujar, lalu menunjukkan gambar lain di layar laptopnya.Kali ini, Ivan memperlihatkan sebuah rekaman kamera pengawas.Itu adalah rekaman Nadia yang memasuki sebuah kafe pada lima tahun lalu. Tidak sampai setengah jam kemudian, tiba-tiba ada dua orang yang tidak dikenal menggendong Nadia, lalu memasukkan Nadia ke dalam sebuah mobil berwarna hitam melalui pintu belakang.Ivan jug

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 164 Aku Bisa Memberimu Kompensasi

    "Dia adalah dewiku!" puji Alva dengan bersemangat."Coba jelaskan," kata Yosef sambil mengangkat alisnya.Alva menghela napas, "Nadia itu hidupnya menyedihkan banget. Waktu aku bertemu dengannya, dia bahkan nggak sempat makan.""Dia belajar sambil bekerja paruh waktu dan masih harus mengurus kedua anaknya.""Dia berusaha sebisa mungkin untuk memberikan anak-anaknya makanan enak, sedangkan dia sendiri cuma ala kadarnya.""Aku bertemu dengannya di lomba desain pakaian.""Aku masih ingat ucapannya waktu itu. Dia bilang dia akan membantuku memenangkan perlombaan asalkan aku menggajinya 1.500 dolar.""Lomba itu mempertaruhkan reputasiku yang kudapatkan setelah bekerja keras selama sepuluh tahun. Jangankan 1.500 dolar, 10 ribu dolar saja aku rela keluarkan!""Setelah itu, dia mengubah hasil rancangan karya-karyaku sehingga salah satu lawanku yang meniru langsung kalah.""Sejak saat itulah Nadia menjadi dewiku!"Gio dan Yosef sontak terdiam.Yosef akhirnya mengerti maksud kata-kata Nadia sore

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 163 Bukan Urusanku

    Malam harinya.Nadia bergegas pergi ke restoran terbuka itu untuk menepati janjinya.Sesampainya di sana, ternyata Alva sudah duduk menunggu.Begitu melihat Nadia, Alva langsung menarik kursi supaya Nadia bisa duduk dengan gaya yang sudah seperti pria sejati sambil berkata, "Nah, silakan duduk, G-ku sayang."Nadia hanya balas menatap Alva dengan tidak berdaya. "Jangan begini, Alva, aku belum terbiasa.""Gimana? Penampilan dariku boleh juga, 'kan?" tanya Alva sambil terkekeh.Penampilan?"Penampilan apa?" tanya Nadia dengan bingung.Alva pun mengedikkan bibirnya ke suatu arah. "Itu, tuh. Bukannya itu pria yang kamu cintai sekaligus kamu benci?"Nadia sontak tertegun, lalu mengikuti arah pandangan Alva.Nadia langsung melihat Gio yang sedang duduk tidak jauh dari sana bersama Yosef. Gio balas menatap Nadia dengan dingin.Sudut mulut Nadia sontak berkedut. Ya ampun, dia sama sekali tidak menyadari kehadiran Gio dan main masuk!Seandainya dia tahu ada Gio di sini, sampai mati pun Nadia tid

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 162 Jaga Dia Baik-Baik

    "Dasar orang gila," komentar Nadia sambil langsung berjalan menuju gedung sekolah. Dia merasa terlalu malas untuk meladeni Yuvira."Oh, kamu nggak berani mengaku, ya? Kalau kamu nggak berani, akan kubuat kamu mengaku secara paksa!" seru Yuvira dari belakang Nadia.Jantung Nadia seolah berhenti berdetak selama sepersekian detik, dia teringat akan mimpi buruknya.Nadia pun berbalik badan menatap Yuvira dengan ekspresi yang terlihat serius. "Mau apa kamu?""Kenapa? Kamu takut aku membawa anak-anakmu pergi, hah?" sindir Yuvira.Nadia berusaha menenangkan dirinya. "Kamu belum bisa melakukan sesuatu seperti itu!""Bukan kamu yang berhak menentukan aku bisa atau nggak, Nadia. Aku sudah pernah mengalahkanmu, jadi aku bisa melakukannya lagi!" sahut Yuvira sambil tersenyum dingin.Nadia hendak menyahut lagi, tetapi dia tiba-tiba melihat seseorang yang bertubuh tinggi dan tegap.Nadia pun tertawa kecil, lalu balik bertanya dengan tenang, "Yuvira, memangnya kamu bisa melakukan apa terhadapku? Mau

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 161 Aku dan Dia Hanyalah Masa Lalu

    Nadia tidak sempat menyela penjelasan Yosef.Nadia sebenarnya tidak berniat mencari tahu tentang hidup Gio selama lima tahun ini, tetapi begitu mendengar penjelasan Yosef, tangannya refleks menggenggam gelas kopinya dengan sedikit lebih erat.Ternyata Gio kecanduan alkohol selama dua tahun gara-gara dia?Nadia tahu Gio memang terus mencari keberadaannya selama lima tahun ini, tetapi Nadia tidak percaya Gio sampai kecanduan alkohol selama dua tahun."Kamu tahu nggak kenapa Gio memutuskan pertunangannya dengan Yuvira?" tanya Yosef lagi sambil menatap Nadia."Aku nggak tertarik dengan hubungan mereka berdua, Pak Yosef," jawab Nadia."Karena kamu." Yosef menjawab pertanyaannya sendiri. "Karena Gio tahu bahwa kamulah yang menyelamatkannya waktu itu.""Gio pernah mengaku padaku saat lagi mabuk. Dia bilang dia nggak seharusnya memperlakukanmu seperti itu. Kalau sampai kamu kembali, kali ini dia rela menyerahkan nyawanya demi kamu."Nadia pun mengatupkan bibirnya dengan rapat.Ternyata Gio tah

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status