Home / Romansa / Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku / Bab 124. Anakku yang Kuterima

Share

Bab 124. Anakku yang Kuterima

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2025-12-01 14:32:05
Margaret memang tidak mengenal Grayson Parker. Ia hanya tahu pria itu menolongnya dan membawanya ke rumah sakit. Tetapi, Margaret tidak sanggup menahan sesak di dadanya yang membuat ia merasa kesulitan untuk bernapas.

Gadis itu menceritakan semuanya pada Grayson—pria yang baru ia kenali itu. Margaret yakin kalau pria ini adalah orang yang baik.

Grayson kini menatapnya dengan lekat dan lembut setelah mendengarkan semua keluhan Margaret dan ceritanya yang sangat menyedihkan.

"Jadi, kau tetap ingin pulang dan menjauhi mereka?" tanya Grayson menatap Margaret.

Gadis itu mengangguk. "Aku tidak ingin berada di kota ini lagi. Aku ingin pergi," jawab Margaret. "Aku sudah kalah. Semua rencanaku gagal, aku terlalu bodoh percaya padanya." Kedua mata gadis itu kembali berkaca-kaca. "Andai anak ini tidak ada. Aku tidak akan sesedih ini ... tapi aku takut untuk menggugurkannya, Dokter Grayson."

Pria dengan balutan jas putih itu mengusap lengan kanan Margaret dengan lembut.

"Dengarka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Te Anastasia
iya kak, aku revisi yaaa
goodnovel comment avatar
Juanita 88
bertabraln kyaknya thoor
goodnovel comment avatar
puji lestari
Kakak Thor ada yg keselip antara nama Margaret dan Chloe hihihi
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 177. Maxim, Aku Sangat Merindukanmu

    Margaret setia menanti kepulangan Maxim selama berhari-hari. Tiap malam, ia selalu terjaga karena terus menunggu laki-laki itu pulang. Maxim yang berjanji akan pulang malam itu, nyatanya sampai lima hari lamanya juga tidak kunjung kembali. Margaret kesulitan menghubunginya, dan entah mengapa? Apa yang terjadi dengan laki-laki itu, ia pun tidak tahu. "Kau ke mana, Maxim?" lirih Margaret. "Kenapa kau tidak bisa kami hubungi. Kau juga ingkar janji padaku. Kau bilang kau akan pulang malam itu, kenyataannya ... berapa hari kau meninggalkanku di sini dan kau tidak kunjung pulang." Gadis itu berbaring di atas ranjang kamar dan diam menatap getir ke arah langit malam dari jendela kamar. Pandangannya sayu, penuh kerinduan dan kekosongan yang ia rasakan saat ini. Iris mata sebiru lautan itu, melirik ke arah sebuah kotak besar berwarna putih di atas meja rias di dalam kamar. Dua hari yang lalu, seseorang datang mengantarkan sebuah perlengkapan pernikahan berupa gaun pengantin dan tuxedo

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 176. Ancaman Brian yang Mengerikan

    Kedua bola mata Brian melebar saat ucapan kasar terucap dari bibir Maxim. Raut wajah Maxim yang dingin, berubah kejam dalam hitungan detik. "Kau mengkhianati keluargamu sendiri, Maxim! Kau malah menyerahkan aset berharga milik keluarga kita pada Margaret Linton!" pekik Arzura yang kini berdiri di ambang pintu rumah. Maxim menatap wanita itu sebelum ia menyentak tangannya dari dagu Brian hingga membuat Kakak angkatnya itu terpental dan mundur beberapa langkah menjauh. "Aku hanya mengembalikan apa yang seharusnya menjadi milik gadis itu," seru Maxim pada mereka semua. "Dengan membohongi kami?!" pekik David menyahuti. "Bisa-bisanya kau memberikan aku berkas palsu! Atau dari awal kau memang sudah tahu kalau gadis itu memang Margaret Linton dan kau ingin membantunya?!" Suara keras David yang membentak Maxim terdengar menggema di dalam ruangan itu. Maxim terpojok oleh tiga orang serakah yang menatapnya seperti keluarga serigala yang siap memangsanya. Maxim berjalan mendekati David ya

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 175. Kehancuranmu Telah Tiba, Brian

    "Anda jangan bermain-main, Tuan Brian! Surat kepemilikan tanah dan pertambangan ini palsu! Bagaimana bisa kami memberikan izin pada perusahaan Anda, kalau Anda bukan pemilik resmi dan sah pertambangan dan perusahaan itu!" Suara tegas seorang laki-laki itu menggema di dalam sebuah ruangan di dalam kantor milik Brian. Di sana, Brian dan David tercengang saat seorang utusan dari pemerintah pusat kota Barchen mendatanginya dan menyerahkan surat palsu yang Brian ajukan untuk perizinan pembukaan tambang sejak beberapa bulan lalu. "Anda jangan bermain-main dengan perizinan pemerintah! Kota Barchen memang tidak sebesar kota Fratz, tapi jangan menganggap tindakan kami ceroboh dalam menangani masalah seperti ini!" pekik laki-laki bertubuh tinggi besar itu berdiri di hadapan Brian dan David. "Tu-tunggu dulu, Tuan Barvi ... berkas ini asli! Mana mungkin bisa palsu!" pekik Brian meraih berkas yang kini berada di atas meja. Laki-laki dengan balutan jas hitam itu menggelengkan kepalanya. "Kami

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 174. Apa yang Kau Sembunyikan Dariku?

    "Sayang, besok petang aku akan pergi ke Barchen dan pulang malam. Kau jangan menungguku dengan resah." Maxim mengatakan hal itu pada Margaret yang kini duduk di hadapannya di ruang makan. Margaret yang semula menikmati makan malamnya, sontak gadis itu berhenti mengunyah, ia menatap Maxim dengan tatapan lekat. "Bukannya kau bilang kalau kita akan segera menikah dalam waktu dekat? Tapi kau sangat sibuk sekali..." Laki-laki itu hanya membalasnya dengan senyuman. "Ada hal penting yang akan aku urus, yang jelas jangan takut pernikahan kita nanti akan gagal." Pupil mata Margaret melebar seketika, namun gadis itu hanya menjawabnya dengan anggukan polos. "Kita menikah secara diam-diam saja, Maxim. Aku ... tidak ingin banyak orang tahu kalau kita sudah menikah," ujar Margaret. “Nanti, bisa muncul berita-berita baru yang tidak kita inginkan.” "Heem. Jangan khawatir." Maxim tersenyum membalasnya. Acara makan malam mereka pun berlanjut. Margaret merasakan seperti ada yang tidak beres deng

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 173. Kekayaanmu Telah Kembali, Margaret

    Saat pagi tiba, Maxim dan Margaret bersiap-siap untuk kembali pulang ke Laster. Kedatangan mereka di Yards yang sekejap membuat Erika dan Bellinda tampak sedih karena rindunya yang belum sempat terobati. "Nona dan Tuan harus kembali ke sini lagi bila ada waktu luang," ujar Bibi Erika menatap Margaret yang berdiri di samping Maxim. "Iya, Bi. Aku pasti akan ke sini lagi," jawab gadis itu."Hati-hati di jalan, Nak," sahut Bellinda. "Jangan lupa istirahat yang cukup." Margaret mengangguk. Ia segera mendekati sang Nenek dan memeluknya dengan erat. "Aku akan merindukan Nenek," bisik Margaret. "Nenek harus baik-baik saja sampai aku kembali." Wanita tua itu tersenyum hangat dan menangkup hangat kedua pipi Margaret dengan lembut. "Iya, Nak. Pulanglah, dan jaga dirimu baik-baik, Margaret..." Pelukan mereka terlepas. Maxim merangkul Margaret dan laki-laki tampan itu memperhatikan dua wanita tua di hadapannya. "Kalau begitu, kami pamit pulang," ucap Maxim. "Hati-hati di jalan, Tuan Maxim

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 172. Rencana Maxim dan Kekhawatiran Margaret

    "Tuan Maxim, rupanya Tuan Brian tidak menyerah juga. Beliau tetap mencari banyak bantuan dari perusahaan lain untuk mempermudah proyeknya di Barchen." Andrew membuka sebuah berkas dan menunjukkan di hadapan Maxim. "Dari beberapa orang-orang ini, mereka percaya kalau tambang berlian akan segara dibuka. Meskipun mereka semua tidak tahu, kalau Brian belum mendapatkan perizinan dari pimpinan kota. Jadi, saya takut para investor ini akan ikut kesal pada Tuan bila tahu, bahwa Brian sedang kita permainkan." Maxim terdiam. Laki-laki itu menatap dan membaca beberapa berkas-berkas penting yang Andrew laporkan padanya. Saat Maxim tiba di Fratz, ia langsung menemui Andrew dan meminta ajudannya itu untuk menceritakan semua informasi yang dia bawa. "Lalu? Apa lagi?" Maxim membuka suara. "Tuan Brian ... sekarang, diam-diam mencari Nona Margaret, Tuan," ucap Andrew. "Tanpa ada tanda tangan Nona, tambang itu tidak akan pernah mendapatkan surat perizinan. Apalagi fakta bahwa Nona Margaret mas

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status