Share

Part 15

"Hahaha ... becanda, Dok." Aku diam, tidak mungkin juga Reyhan menyukaiku. Dia khilafnya kebangetan. 

"Kalau begitu silahkan segera pulang pak dokter, motor sudah saya terima. Setelah ini saya mau telpon dokter Danang sebagai ucapan terima kasih."

"Iya, siap, bawel." Reyhan memakirkan motorku, dan segera pamit. 

Entah mengapa sedih mendengar Reyhan yang mengatakan hanya becanda. Ada apa denganku? Ini tidak boleh terjadi karena  Reyhan sudah memiliki tunangan meski aku tidak diundang saat itu. Hanya mendengar penuturan dari Reyhan saja.

"Hati-hati ...." Kenapa jadi baper begini? Dia memandangku seperti ingin mengatakan sesuatu, aku pernah merasakan cinta dan itu tatapan orang jatuh cinta.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status