Share

Bab 130

Penulis: Amih Lilis
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-02 15:14:41

Daddy Arjuna menoleh ke arah Shanum dengan ekspresi penuh arti.

"Sejak kapan Baby Nata lebih dekat dengan Safran? Apa kamu sering ke sini tanpa sepengetahuan saya, Saf?" tanyanya dengan nada menggoda.

Safran menggeleng. "Tidak pernah, Paman. Saya hanya beberapa kali saja bertemu Baby Nata. Saya juga tidak tahu kenapa Baby Nata jadi seperti ini sama saya?"

Plok!

Bunda Karina tiba-tiba bertepuk tangan. "Ah, iya aku ingat! Saat pertama kali bertemu pun, di pesta penyambutan itu, Baby Nata langsung mendatangi Safran dan terlihat nyaman dengan Safran," beritahu Karina tentang ingatan saat di pesta.

Daddy Arjuna melirik Safran lagi. "Begitukah? Lalu setelah dari sana, kalian ada bertemu lagi?" Arjuna seperti menyelidiki sesuatu.

Safran mengangguk dengan jujur. "Bertemu di Mall."

"Tidak sengaja!" Shanum menambahkan. Agar kesalahpahaman tidak semakin dalam.

"Dan Baby Nata langsung memanggil 'Pipi'." Nyatanya Safran malah menambah kecurigaan orang-orang di sana.

"Benarkah?" tanya Bunda Karina
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Puput Assyfa
Safran umur boleh muda tapi pemikiran sangat dewasa
goodnovel comment avatar
siti yulianti
Baru kenal setahun sama shanum udah berani ngatur2 dad Arjuna yg lebih berkuasa dengan jodoh shanum yg akan datang Situ nyingkir dulu paman
goodnovel comment avatar
lullaby dreamy
Mr.Chen jd nyebelin bgt . jgn mentang" dia keluarga kandung Shanum, trs ngrasa paling brhak ngatur n' ngambil kputusan utk Shanum . sm aja kaya ibunya dlu jatuhnya yg ngancurin RT ortu Shanum . masa mau ngulanh kejadian masa lalu lg dgb tdk malunya . stop ikut campur khidupan prcintaan Shanum lah .
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 152

    Shanum kira, setelah berpisah dan hidup di kota yang berbeda, bahkan dengan jarak lumayan jauh. Ia tidak akan pernah bertemu merek lagi. Tetapi, apa ini? Kenapa dunia mendadak sempit?Beberapa bulan lalu ia bertemu pria brengsek itu, sekarang ...."Shanum, tolong katakan. Apa itu benar cucuku?"Shanum yang sempat tertegun beberapa saat lantas menoleh. Kemudian agak tersentak setelah melihat siapa yang memangilnya barusan. Dari suara, ia sudah mengenali pemiliknya. Tetapi setelah melihat penampakannya, Shanum langsung membeku. Wajah itu berbeda dari yang ia ingat selama ini. Lebih dari itu, Shanum juga lumayan kaget karena ternyata yang memanggilnya adalah pengemis tadi!Tunggu dulu! Benarkah dia salah satu penggores trauma dalam hidup Shanum. Wanita yang sering menekan mentalnya dan meremehkannya. Tetapi ... kenapa wajahnya ... BERBEDA?"Shanum?" Tak segera mendapatkan jawaban. Tuna wisma itu kembali memanggil. "Maaf, anda kenal saya?" tanya Shanum pura-pura bodoh. Juga, meyakinkan

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 151

    Sebenarnya, Shanum ingin pernikahannya dengan Safran nanti di adakan sederhana saja. Soalnya ia merasa ini kan pernikahannya yang kedua, jadi malu jika harus dirayakan besar-besaran. Lagi pula, sejujurnya Shanum juga merasa hatinya belum sepenuhnya menerima cinta Safran. Jadi ia tidak merasa terlalu antusias menyiapkan pernikahan tersebut.Kejam, ya? hm ... mau gimana lagi? Pernikahan pertamanya terlalu menggoreskan luka mendalam di hatinya. Membuat Shanum butuh waktu lama hanya untuk sekedar berdamai dengan luka itu. Kalau bukan karena melihat kebutuhan kasih sayang untuk Nata dan effort yang di tunjukan Safran luar biasa. Shanum rasanya tak berani ambil resiko sebesar ini. Menerima cinta baru di saat hatinya masih penuh keraguan. Sebagian hatinya merasa sangat bersalah pada Safran. Bukankah ia seperti hanya menjadikan Safran pelarian semata? Akan tetapi, entah kenapa sebagian hatinya lagi mengatakan, jika pria itu adalah Safran, semuanya pasti akan baik-baik saja. "Bu, ada yang

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 150

    "Aku ... " Shanum terlihat ragu menjawab " ... nggak ..."Senyum Safran yang beberapa saat lalu terbit kecil di sela wajahnya yang nampak cemas. Mendadak pias mendengar lanjutan sepotong kalimat dari jawaban Shanum. Jangan, Tuhan! Aku mohon! Hatinya terus menggaungkan kalimat tersebut sambil menatap Shanum lekat dengan degup jantung yang terasa menggedor bilik dada. Bukan hanya Safran. Bunda, Daddy, bahkan semua orang di sana terlihat menahan napas sambil menatap Shanum penuh keterkejutan. Mereka cemas Shanum akan memberikan jawaban yang tak sesuai harapan. "Nggak mungkin nolak, kan?"Bunda menelan kembali kalimat teguran yang hampir saja terlontar. Sementara Shanum malah tersenyum manis menatap tepat ke dalam mata Safran."Aku sudah liat bagaimana Safran berperan menggantikan sosok ayah selama ini untuk Nata. Dia sangat sabar dan tulus. Kasih sayang yang Safran berikan mampu membuat bilik cinta di hati Nata menjadi lengkap. Karena itulah, aku nggak mungkin menolak lamaran ini. Kar

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 149

    "Kamu lagi ng'prank ya, Sha?" Shanum memijat keningnya yang mendadak pening. Luar biasa memang Safran itu. Padahal Shanum sudah bilang tidak harus malam ini juga. Minggu depan, atau minimal lusa gitu baru datang. Shanum kan juga butuh persiapan di sini. Akan tetapi pria itu seolah tuli. Tetap bersikukuh akan datang malam nanti bersama kedua orang tua. Alhasil beginilah jadinya, Mama Alle dan Bunda Karina tak henti meneleponnya, membuat Shanum tidak fokus bekerja. Ah, jadi nyesel tadi nantangin. "Sha?" Suara Bunda Karina terdengar memanggil kembali sebab Shanum tak kunjung memberi jawaban."Sha nggak lagi ngeprank, Bun.""Jadi bener? Kamu minta Safran datang melamar?" tuntut Bunda Karina cepat.Shanum mendesah berat. Kesal sekaligus gemas dengan Safran yang terlalu sat set. "Sha cuma bilang, kalau dia beneran serius, datang saja ke rumah bersama orang tuanya.""Ma--""Sha nggak bilang malam ini juga, Bun." Shanum lekas menyela meyakinkan bunda Karina. Ia merasa harus memberi pembe

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 148

    "Uncle Juna dan Frans sudah tahu tentang insiden mobil. Mereka mempercayakan Kakak sama aku. Makanya, aku nggak bisa ninggalin kakak di sini sendirian tanpa pengawasan."Shanum tidak jadi baper setelah mendengar alasan Safran. Yang ada malah kesal karena jawaban itu tak sesuai harapannya. Ternyata karena Daddy dan Frans. Bukan karena mereka ....Ah, sudahlah. Akhirnya, Shanum pun memilih tak banyak bicara lagi. Ikut saja apa keputusan Safran untuknya. Ia mengekor dengan patuh.Saat sampai, Shanum dan Renata Refleks meraih handel pintu belakang dengan kompak. Mereka pun terkejut dan saling melirik satu sama lain."Loh, kakak ngapain?" tanya Renata bingung. Sementara yang di tanya hanya mengerjap pelan. "Kakak kan harusnya duduk di depan sama kak Safran."Eh?Entah karena semasa gadis seringnya di antar jemput sopir, atau karena pas menikah sering di minta mengalah pada Ayu, Shanum memang jadi terbiasa duduk di belakang. Jadinya, hari ini pun ia refleks langsung menuju pintu ke dua. Sem

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 147

    "Aku ada janji ketemuan sama temen di Jakarta hari ini. Tapi Papa sama Kak Geo nggak bisa anter. Udah hopeless tadinya. Kakak tau sendiri gimana Mama sama Papa aku, kan? Mereka nggak bakal biarin aku pergi jauh sendirian. Untung Kak Safran kemaren ada di rumah. Sorenya mau pulang ke sini. Jadinya aku bisa nebeng, deh."Renata sudah menjelaskan semuanya dengan ringan. Tetapi Shanum rasanya tak bisa fokus. Atensinya masih saja tersita pada tangannya yang .... ugh! Ingin sekali Shanum tarik biar nggak nempel terus sama Safran. Duh! Kenapa Shanum jadi emosian gini, ya?"Karena macet, kami jadi sampe sini malam banget. Niatnya mau nginep di apartemen Kak Safran aja. Besoknya baru ke sana. Eh, di tengah jalan mendadak Kak Safran banting stir ke hotel ini. Katanya ada urusan penting. Aku di tinggal di mobil dan ... tiba-tiba aja dibukain satu kamar. Katanya, dia nggak bisa ninggalin tempat ini semalam. Ada yang harus di jaga."Suara Renata kembali terdengar. Shanum masih kurang fokus sebena

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status