Share

44. Kembalikan putriku!

MATAHARI baru saja menampakkan diri. Sinarnya membias menerangi mayapada. Patih Giling Wesi duduk di atas punggung kudanya dengan lesu. Semalaman dia mencari di sekitar sungai naga, tapi tidak sedikit pun jejak kapal layar yang membawa putrinya ditemukan.

"Rapaksa!"

"Hamba, Gusti Patih," salah seorang tamtama segera mendekat.

"Beritahu prajurit, kita istirahat sebentar di sini," kata Patih Giling Wesi.

"Adya Bala, istirahat!" teriak tamtama Rapaksa keras. Para prajurit serentak turun dari kuda masing-masing. Mereka mencari tempat beristirahat dan membuka perbekalan. Patih Giling Wesi pun telah turun dari kudanya lalu menghampiri sebuah batu besar yang menjorok ke sungai. Dia duduk di atas batu menatap ke arah sungai yang berliku.

Belum sempat Patih Giling Wesi beristirahat banyak, tiba-tiba datang seorang prajurit berlari-lari menghampirinya. Didekatinya Patih Giling Wesi.

"Ampun, Gusti Patih. Hamba menemukan tanda keprajuritan di pinggir su

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status