Home / Urban / Si Hebat Jack Morland / 15. Kau Pikir Kau Siapa?

Share

15. Kau Pikir Kau Siapa?

Author: Zila Aicha
last update Last Updated: 2025-04-13 12:30:03

"Iya, Tuan Muda. Saya paham apa yang Anda inginkan." Gideon menjawab dari seberang sana.

Jack Morland sungguh lega. Sepertinya apa yang kakeknya katakan memanglah benar. Gideon selalu bisa diandalkan.

Maka, setelah memerintah Gideon untuk melakukan tugasnya, Jack segera menutup panggilan telepon itu lalu bergegas kembali menuju Restoran Luxen.

Akan tetapi, saat dia akan masuk lewat pintu utama, dua penjaga yang melempar dirinya tadi menahannya.

"Hei, pecundang, apa lagi yang ingin kau lakukan di sini?" Salah satu penjaga berkata sambil menahan Jack agar tidak bisa masuk dengan menghadangnya tepat di hadapan Jack.

"Aku datang sebagai tamu." Jack berkata sembari mencoba melepaskan diri dari penjaga itu.

Sang penjaga pun tertawa mengejek. "Tamu? Kau pikir kau siapa? Memang kau punya uang untuk membayar makanan di sini?"

Teman sang penjaga pun ikut menambahkan, "Untuk membeli makanan termurah saja, aku sangat yakin dia tidak sanggup. Bagaimana bisa dia akan makan di sini?"

Jack mengulas s
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Si Hebat Jack Morland    16. Jangan Membuang Waktuku!

    Melihat gadis itu terlihat begitu sangat kaget, Jack Morland tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Dia langsung saja berkata lagi, "Pewaris Morland."Hanna Morris ternganga. Seolah tidak percaya akan apa yang baru saja dia dengar, dia bertanya dengan bibir bergetar, "Apa yang tadi kau katakan?"Jack berniat akan mengulanginya, tetapi security bertubuh tinggi itu berkata, "Hentikan! Cepat pergi dari sini! Jangan buat masalah!"Dia pun hampir menendang Jack jika Hanna tidak segera berteriak, "Berhenti! Lepaskan dia!""Kenapa, Nona? Gelandangan ini hanya membual saja. Anda tidak mungkin mendengarkan kata-katanya kan?" salah satu security itu terlihat bingung."Benar, Nona. Lebih baik kita mengusirnya saja," timpal temannya. Hanna Morris sebetulnya juga belum terlalu yakin, tapi dia tidak ingin mengambil resiko. Jika anak muda kumal itu benar-benar orang yang telah membeli restoran itu, dia akan menerima masalah besar jika dia sampai mengusirnya. Hanna tak mau membayangkan dirinya yang mun

    Last Updated : 2025-04-13
  • Si Hebat Jack Morland    17. Kau Yakin?

    Matthew Flint hampir terjatuh dari kursinya saat mendengar perkataan Jack.Jelas, pemuda itu memanglah sang pemilik baru itu. Matthew tak meragukannya lagi. Namun, dia sudah terlanjur berbuat kesalahan dengan meragukannya. Lalu, apa yang harus dia lakukan sekarang?"Pak, bagaimana? Apa Anda berniat menelepon Gideon atau tidak?" Jack kembali bertanya.Matthew cepat-cepat berkata, "Tidak, Tuan. Maaf, maaf atas ketidaktahuan saya. Saya bersalah. Saya sungguh tidak tahu mengenai Anda sedikitpun. Saya-""Tidak masalah," potong Jack cepat.Dia tak memiliki waktu yang banyak sehingga dia tak ingin berlama-lama.Matthew berkata, "Saya akan segera ambilkan dokumen yang Anda inginkan, Tuan Muda. Tapi, sembari menunggu. Apakah Anda ingin menyantap salah satu menu andalan di restoran ini, Tuan Muda?"Hanna Morris langsung ditatap oleh Matthew seakan dia memang diminta untuk menjelaskan perihal menu terbaik di restoran itu."Biar saya jelaskan, Tuan Muda!" Hanna mulai berkata.Jack pun mendengarka

    Last Updated : 2025-04-14
  • Si Hebat Jack Morland    18. Kau, Setan Kecil!

    Dengan ekspresi ketakutan, Matthew Flint menjawab, "Jika seorang staf belum pernah melanggar sebuah peraturan, maka dia akan diberi hukuman. Namun, bila dia telah melakukannya lebih dari dua kali, dia harus dipecat, Pak."Greg Morgan terkejut ketika Matthew Flint, sang direktur utama itu memanggil bocah ingusan itu dengan sebutan 'Tuan Muda' yang artinya jelas sekali lelaki itu menghargainya.Apa yang sedang terjadi sebenarnya? Greg mulai bingung.Sebelum dia bisa memahami semuanya, dia malah kembali dikejutkan dengan pertanyaan Jack, "Lalu, berapa peraturan yang telah dilanggar oleh Pak Morgan, Nona Morris?"Hanna Morris memang selain memiliki tugas untuk mengatur segala hal yang berhubungan dengan direktur utama itu, dia juga tentu paham mengenai para staff yang pernah memiliki masalah dengan perusahaan. "Sudah dua kali beliau melanggar aturan, ini yang ketiga kalinya, Pak." Hanna menjawab sambil melirik ke arah Greg yang langsung pucat.Pria itu langsung berkata, "Tunggu. Pak, apa

    Last Updated : 2025-04-14
  • Si Hebat Jack Morland    19. Misi Khusus?

    "Iya, Pak. Itu RI76." Hanna menjawab dengan tanpa berkedip, masih melihat ke arah mobil yang telah tak ada lagi di sana.Matthew mengusap matanya, karena yakin telah salah melihat. Akan tetapi, dia sadar hal itu tidak berguna sebab mobil mewah berwarna hitam mengkilat itu sudah tidak terlihat di sana."Ini tidak masuk akal." Matthew berkata sekali lagi. Hanna mengangguk setuju, "Anda benar, Pak. Ini sama sekali tidak masuk akal. Tapi, sayangnya, begitulah kenyataannya."Matthew memejamkan matanya dan membukanya kembali dengan cepat, "Maksudku. Aku tahu dia kaya. Dia terbukti sudah membeli restoran semewah ini. Dan mobil yang diproduksi secara terbatas itu.""Ya, Pak. Hanya ada 10 di dunia. Di negara ini hanya presiden yang memilikinya dan tentu saja dia," ujar Hanna.Matthew menjentikkan jari, "Itu yang aku maksud. Dia terlalu kaya, aku sangat yakin dan tidak ragu lagi. Tapi ... mengapa dia berpenampilan layaknya gembel seperti itu. Kau tahu bagaimana penampilannya, bukan?""Tentu saj

    Last Updated : 2025-04-14
  • Si Hebat Jack Morland    20. Sebuah Undangan Pesta

    Mendengar perkataan Gideon tersebut, Jack mengalihkan perhatiannya dari setumpuk dokumen itu dan langsung menoleh ke arah Gideon, "Gideon. Keluarlah. Lihat apa yang sedang terjadi!"Gideon membungkukkan badan dengan patuh, "Baik, Tuan Muda." Setelah Gideon keluar dari ruangan itu, Jack kembali memusatkan perhatiannya pada seluruh dokumen tersebut dan kembali membaca dengan hati-hati.Sekitar sepuluh menit kemudian, Gideon kembali ke ruangan itu setelah mengetuk pintu yang merupakan tanda bagi pria itu ingin masuk ke dalam. Jack pun memberinya izin."Jadi, apa yang terjadi di luar tadi?" Jack bertanya setelah menutup file yang tadi sedang dibacanya.Gideon kembali membungkuk hormat lalu dia menyerahkan sebuah amplop besar dengan desain yang begitu sangat mewah pada Jack.Jack menerima amplop itu dengan dahi mengerut, dia bertanya tanpa membaca apa yang tertulis di bagian depan, "Apa ini?""Itu undangan pesta, Tuan Muda. Pelayan kita tadi mengetuk pintu ruangan Anda dikarenakan ada tam

    Last Updated : 2025-04-15
  • Si Hebat Jack Morland    21. Jack M

    Gideon masih kesulitan mengerti tentang apa yang sedang direncanakan oleh sang tuan muda.Dia pun mencoba untuk bertanya lebih lanjut, "Tuan Muda, mengapa Anda memilih simbol perunggu? Ini akan sangat merugikan Anda, Tuan Muda."Jack tahu sang orang kepercayaan kakeknya itu terlihat begitu sangat penasaran sehingga dia dengan senang hati menjelaskan, "Karena akan sangat aneh jika aku muncul dengan undangan simbol perak, terlebih lagi emas. Orang-orang akan langsung curiga, Gideon."Gideon terdiam."Dengan simbol perunggu justru akan memberikan keuntungan bagiku. Bukankah aku tinggal memberikan undangan itu lalu masuk ke dalam?""Benar, Tuan Muda. Namun, hal ini tidak sesuai dengan Anda yang merupakan pewaris tunggal Morland Group," jelas Gideon.Jack mengangguk setuju, "Kau benar, Gideon. Tapi, sekali lagi kau harus ingat bahwa aku ke sana bukan untuk mewakili Morland Group, tapi menjadi diriku yang miskin."Ah, Gideon tidak suka akan hal ini. Dia khawatir bila orang-orang di pesta it

    Last Updated : 2025-04-15
  • Si Hebat Jack Morland    22. Morland Group

    Gideon menoleh segera ke arah sang tuan muda. Laki-laki itu tentu saja tidak ingin terjadi kesalahpahaman di sana. Dia pun segera menjelaskan, "Tuan Muda, jika Anda menggunakan identitas baru, maka hal itu bisa akan sangat menyulitkan Anda."Gideon melepaskan sabuk pengamannya dan melanjutkan kembali, "Saya rasa cara terbaik adalah dengan menyembunyikan identitas Anda dan tidak menggunakan identitas palsu."Jack mengerutkan kening, masih terlihat menantikan lanjutan penjelasan Gideon.Seakan Gideon bisa memahaminya, pria itu pun segera menambahkan, "Ini demi menghindari konflik juga di masa depan, Tuan Muda."Jack Morland pun berpikir sejenak. Namun, pada akhirnya pria muda itu pun menganggukkan kepala, "Iya, kau benar. Identitas palsu hanya akan menimbulkan masalah lain dan nanti aku juga malah bisa dituduh sebagai pemalsuan.""Ini tak akan bagus untuk reputasi kakek," tambah Jack.Gideon sungguh lega Jack tidak berpikir buruk tentang idenya. Sebab, yang dia lakukan hanyalah untuk

    Last Updated : 2025-04-15
  • Si Hebat Jack Morland    23. Divisi Umum

    Tentu saja Jack tidak mungkin bisa berbohong pada rekan kerja yang baru ditemuinya itu, sehingga dia pun menjawab, "Aku belum lulus. Aku masih seorang mahasiswa."Jawaban Jack membuat Jose melebarkan mata, mulutnya pun juga terbuka, "Apa? Kau sedang bercanda kan?"Jack tahu pertanyaan itu bukan sebuah pertanyaan yang membutuhkan jawaban sehingga dia hanya membalasnya dengan tersenyum samar. Dan benar saja karena setelah itu, Jose bertanya kepadanya, "Lalu, bagaimana caranya kau bisa masuk ke perusahaan ini? Bagaimana dengan statusmu? Kau tidak mungkin menjadi pegawai tetap kan?"Jack pun membenarkan dengan sebuah anggukkan. Tapi tentu saja itu belum cukup, sehingga dia menambahkan, "Aku hanya seorang karyawan magang. Tidak lama. Hanya beberapa bulan."Jose masih sulit mempercayainya. "Aku masih tidak menyangka. Divisi umum biasanya tidak menerima pegawai dengan status mahasiswa. Biasanya divisi yang lain yang masih menerimanya. Luar biasa!"Pria itu pun kini menatap Jack dengan lebih

    Last Updated : 2025-04-16

Latest chapter

  • Si Hebat Jack Morland    93. Hanya Karyawan Magang?

    Annelisse pun memutar badan dan menatap Jack dengan tatapan penuh rasa bersalah. "Hm, ini salahku.""Apa yang sedang kau bicarakan? Mengapa kau bilang begitu?" Jack bertanya.Annelisse menelan ludah, sungguh dia benar-benar tidak enak hati pada Jack.Jack pun berkata lagi, "Apa yang dimaksud dengan foto, Anne?"Annelisse menggaruk bagian telinga kanannya dan Eric mulai tidak sabar menunggu adik perempuannya itu.Dia pun menyela, "Kalau kau tidak bisa berbicara dengannya. Bagaimana jika aku yang melakukannya?"Annelisse sontak menggeleng dengan tegas, "Tidak. Aku yang harus mengatakan pada Jack.""Kau yakin kau bisa? Aku lihat kau tak berani melakukannya," Eric berkata sambil menahan senyum.Annelisse menatap kakaknya dengan tatapan jengkel dan lanjut berkata, "Jack, aku ... tidak tahu bagaimana bisa mereka tahu, tapi ternyata wartawan-wartawan sialan itu tahu bahwa aku sedang bekerja di Morland Group.""Aku j

  • Si Hebat Jack Morland    92. Masalah Besar?

    "Iya, ayo aku antar pulang!" Jack mengangguk setuju, tanpa bertanya lagi.Annelisse menghela napas lega dan Jack pun segera berpamitan sebentar pada Gerry sebelum dua anak muda itu keluar dari Butik Hall itu.Dengan sedikit agak tergesa-gesa, Jack memanggil George.Akan tetapi, sebelum Annelisse menyebutkan alamatnya pada pengawal pribadi Jack itu, Geogre sudah mendahuluinya dengan berkata, "Saya sudah tahu, Nona."Annelisse mengernyit heran, sementara Jack tak sabar hingga dia langsung bertanya, "Kau tahu dari mana?""Tuan Hugh meminta saya untuk ... Anda tahu maksud saya, bukan?" George ragu-ragu menjelaskannya.Jack langsung merasa tidak enak pada Annelisse, tapi gadis itu terlihat tidak peduli dan malah dengan mengibaskan tangannya.Dia lalu berkata, "Itu bukan masalah besar. Aku bisa paham apa yang dilakukan oleh kakekmu. Ayah dan ibuku pasti juga akan melakukan hal yang sama jika dia tahu soal aku yang se

  • Si Hebat Jack Morland    91. Apa Terjadi Sesuatu?

    "Oh, apa saya sudah salah menebak, Tuan Muda? Tidakkah Anda berniat untuk meresmikan hubungan Anda dengan Nona Goldman? Anda tidak-""Berhenti!" Jack menggunakan tangan untuk menghentikan Gerry yang nyerocos berbicara sembarangan tanpa dipikir itu.Pria yang usianya tak terlalu jauh dari ayahnya itu pun terdiam seketika, takut jika dia salah bicara lagi. Dia pun menunggu sang tuan muda berbicara.Jack mendesah pelan, mencoba mengendalikan diri yang sedang agak sedikit kacau hanya karena Gerry menyangka dia akan menikahi Annelisse Goldman."Gerry, dengarkan aku baik-baik. Kau bisa kan?" Jack bertanya dengan nada pelan tapi serius."Ya, Tuan Muda," Gerry menjawab sembari mengangguk kecil."Aku dan Annelisse Goldman tidak memiliki hubungan apapun. Kami hanya kebetulan bertemu dan saat ini dia bekerja di Morland Group," Jack menjelaskan.Kali ini mulut Gerry sedikit terbuka, "Dia bekerja di Morland Group? Tapi ... mengapa? Bukankah

  • Si Hebat Jack Morland    90. Kau Ini Bicara Apa?

    Gerry Hall tampak terkejut dengan pertanyaan itu.Pria itu bahkan tidak mampu berkedip selama beberapa saat. Jack sampai harus mengulangi pertanyaannya, "Aku membutuhkan dua baju pesta, hm untukku jas dan untuknya ... sebuah gaun."Jack menunjuk ke arah Annelisse yang wajahnya terlihat begitu berseri-seri.Gerry Hall yang memang semula curiga jika teman yang dibawa oleh Jack itu adalah orang yang spesial segera berkata, "Ya. Tentu ... tentu saja, aku memiliki banyak. Tapi ... mengapa tidak menjahit yang baru saja, Tuan Muda?""Tidak bisa. Pestanya besok," Annelisse yang menjawab.Dia berpikir secara sederhana. Dia tidak ingin membuat Jack merasa kesulitan ataupun membuang-buang waktunya jika harus melakukan pemesanan terlebih dulu. Sehingga cara yang paling tepat untuknya adalah mendatangi galeri butik dengan waktu yang berdekatan dengan hari berlangsungnya pesta.Gerry pun tersenyum, "Baiklah, kalau begitu. Akan saya tunjukkan k

  • Si Hebat Jack Morland    89. Memikirkan Apa?

    Annelisse memutar kepala cantiknya, "Tentang apa? Perjodohan? Perjodohan apa maksudnya?"Jack mengerutkan dahi. Sedikit terkejut.Apa ini artinya dia sama sekali tidak tahu soal itu?Apa orang tuanya tidak bercerita apapun tentang hal itu?Annelisse menyadarkan Jack dengan menggunakan tangan, "Jack, hei. Kenapa sih kau?"Jack menggelengkan kepala, "Bukan apa-apa.""Dasar aneh!" Annelisse menanggapi sambil mengangkat bahu.Jack menoleh sekali lagi ke arah gadis itu dan menatapnya sekilas sebelum berpikir lagi.Mengapa keluarga Annelisse tidak memberitahu gadis itu?Hm, mungkin karena itu terjadi sudah sangat lama sehingga kedua orang tua gadis itu memutuskan untuk tak lagi mengungkit perihal hal itu."Ya, pasti karena hal itu. Tidak salah lagi," gumam Jack dengan nada pelan.Ketika jam kerja itu akhirnya berakhir, Annelisse buru-buru menghampiri Jack dengan begitu santainya. "Ayo, per

  • Si Hebat Jack Morland    88. Pelankan Suaramu!

    Jack hampir tersedak akan ludahnya sendiri ketika mendengar ucapan Annelisse itu. Pria itu tidak pernah menyangka bila Annelisse akan berkata seperti itu."Hm, kenapa kau diam saja, Jack? Apa kau terlalu terpesona kepadaku? Aku terlalu cantik sampai kau tak bisa berkata-kata ya, Tuan Muda?" Annelisse berkata sembari tersenyum manis.Jack mengedipkan mata beberapa kali, mengalihkan dua matanya dari wajah cantik Annelisse. "Apa yang sedang kau bicarakan, Anne?"Annelisse pun terkikik geli melihat reaksi Jack, "Astaga, kau sangat menawan sekali saat terlihat kaget begitu, Jack!"Jack menggelengkan kepala, tak mau menanggapi perkataan gadis cantik itu. Tetapi, pipinya sedikit berubah memerah karena malu.Sialnya, Annelisse juga menyadari perubahan pada warna kulit pemuda tampan itu sehingga dia pun tidak tahan untuk menggodanya.Gadis itu pun berkata lagi, "Ah, jadi benar ya kalau kau sangat terpesona kepadaku, Jack? Katakan padaku! Apa ak

  • Si Hebat Jack Morland    87. Aku Tidak Mau!

    Annelisse menatap Jack sambil meletakkan kembali ponselnya di atas meja kerjanya, "Memang ada yang salah?"Jack tak mengerti dan tak tahu bagaimana harus menanggapinya sehingga dia terlihat seperti kehilangan kata-kata.Annelisse menyipitkan mata lalu tiba-tiba berkata dengan nada yang begitu sangat pelan, "Hei, kau itu pewaris Morland Group, CEO perusahaan ini. Kau juga tidak mungkin tidak memiliki pengawal di sekitarmu kan, Jack?"Jack melongo, agak terkejut, "Itu tidak sama. Maksudku, aku-""Itu sama. Aku mungkin bukanlah seorang pewaris tunggal perusahaan keluargaku, tapi tetap saja aku ini salah satu anggota keluarga Goldman. Tidak mungkin pergi ke manapun tanpa adanya pengawalan. Sangat berbahaya, Jack," jelas Annelisse masih dengan suara rendah.Jack pun membalas, "Aku tidak pernah menginginkan penjagaan itu. Itu semua kakek yang mengatur. Kau? Kau … kau sendiri yang memintanya?"Annelisse berdeham kecil dan kemudian beru

  • Si Hebat Jack Morland    86. Kau Gila!

    Eve berkata dengan nada yang jelas tidak terima, "Anda harus adil, Pak. Bukan berarti karena dia pintar dan bisa menyelesaikan tugas yang susah, Anda malah membiarkannya begitu saja.""Benar, dia tidak bisa dibiarkan, Pak. Saya tidak bisa menerimanya," Melysa menambahkan.Wanita heran dengan jawaban Richard Foster sehingga dia tetap mencoba menyakinkan manajer umum agar Jack tetap dihukum.Terlebih lagi, saat itu dirinya berbicara di depan banyak orang. Jika dia sampai tidak didengar oleh Richard, reputasinya akan menjadi jelek.Dua wanita itu tampak begitu kompak dan hal itu membuat Edward merasa harus ikut berbicara, "Kalian ini tidak bisa memaksa atasan kalian hanya karena masalah seperti ini."Eve menatap nyalang pada Edward, hampir saja dia membalas ucapan temannya itu. Tapi, dia mengurungkan diri saat melihat Melysa menoleh ke arah Edward."Kenapa tidak bisa?" Melysa kembali mendelik."CUKUP!" Richard berteriak keras hingg

  • Si Hebat Jack Morland    85. Peraturan Baru

    "Dasar bodoh! Kau harusnya tahu kalau perusahaan selalu memiliki aturan yang tak perlu ditulis," Melysa berkata sembari menaikkan alis.Jack mendesah. Kali ini dia tidak ingin menerimanya begitu saja sehingga dengan dagu terangkat dia membalas, "Aku tidak akan mau menerima hukuman yang tidak tertulis atau memiliki aturan yang jelas."Melysa mendengus. "Oh, sepertinya memang kau harus dihukum langsung oleh Pak Richard."Eve ikut berbicara, "Ah, itu ide yang bagus. Dia harus dihukum secara langsung oleh Pak Richard.""Hm, bukankah dia terlalu sibuk untuk menanggapi masalah seperti ini? Aku tidak terlambat setiap hari dan ini hanya lima menit. Aku ingat bahwa batas keterlambatan yang diterima di perusahaan ini adalah sepuluh menit dan itu tak akan mendapatkan hukuman. Bukankah hal itu sudah sangat jelas?" Jack berkata sembari menatap Melysa dan Eve secara bergantian.Eve membalas, "Kau itu tuli atau bodoh sebenarnya, bocah? Bukankah tadi sudah dijelas

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status