*Happy Reading*
"Mas Bos sama Ken tuh beneran kembar, gak, sih?" Aika masih menggerutu kesal di dalam mobil yang melaju meninggalkan Rumah sakit, karena keisengan Ken yang memang sangat menyebalkan hari ini.
Mendesah pelan sejenak, Kairo pun menjawab dengan singkat. "Kamu liat wajah kami sama, kan?"
Aika pun makin cemberut mendengar jawaban suaminya, sebab ... rasanya tidak rela saja, suaminya yang ganteng dan kalemnya Naudzubillah. Harus punya kembaran modelan si Kenneth yang nyebelin itu.
Ih, pokoknya Aika gak rela!
"Iya, sih. Wajah kalian memang mirip. Tapi kenapa sifat dan wataknya jauh bet, ya? Seperti dari sini ke alam surga."
Apapula itu pepatah? Di mana-mana orang menggambarkan perbedaan tuh pake siang-malam, langit-bumi, atau apa gitu yang masuk akal.
Aika doang memang yang selalu punya istilah unik. Yah ... maklumin saja. Orangnya juga ajaib begi
*Happy Reading*Suasana pun seketika riuh oleh orang-orang yang terkejut dengan kejadian itu, yang kemudian mulai mendekat dan memadati tempat Aika terjatuh.Tak ayal, hal itu membuat langkah Kairo makin terhambat, hingga pria itu harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menyingkirkan orang-orang yang menghalanginha untuk segera menuju posisi Aika.Tuhan! Tolong selamatkan Aika dan siapapun wanita yang menariknya tadi.Setelah cukup lama berdesak-desakan, dan menerobos deretan orang-orang kepo, yang bukannya nolongin tapi malah bikin video. Kairo pun akhirnya sampai dan langsung di suguhkan pemandangan Aika yang terduduk dengan linglung melirik tubuh yang terbaring di sampingnya."Aika?" panggil Kairo meminta fokus gadis itu."Mas Bos! Mas Bos! Darah!"Syukurlah, Aika masih bisa merespon dengan baik. Tapi apa katanya tadi? Darah? Astaga!"Darah? Dimana? Kasih tahu saya di mana yang sakit?" Seketika Kairo p
*Happy Reading*"Haaahhh ... Akhirnya ketemu kasur juga!" seru Aika lantang, seraya menghempasakan diri ke atas tempat tidur."Hai, guling? Apa kabar hari ini? Aika kangen banget loh sama kamu," ucapnya lagi lebay, sambil meraih dan memeluk guling yang tak jauh darinya dengan posesif."Ugh ... nyamannya. Aika jadi makin ngantuk." Gadis itu menambahkan, masih dengan gaya lebaynya membuat Kairo memutar mata jengah diam-diam."Jangan tidur dulu, Aika. Bebersih dulu sana. Mandi sekalian. Seharian di luar juga," tegur Kairo akhirnya. Menganggu kenyamanan Aika yang hampir terpejam.Gadis itu pun memajukan bibirnya dengan kesal, seraya makin memeluk bantal guling erat. Seakan tak rela dipisahkan dari benda bulat empuk itu."Mandinya besok aja deh, Aika ngantuk banget nih, Mas Bos. Lelah banget hayati," sahut Aika kemudian."Jangan jorok! Mandi sana. Saya gak mau sampai ada drama gatal-gatal nanti malam akibat ulah kamu, ya." Kairo berucap de
*Happy Reading*Mata Aika membulat sempurna dengan horor, hampir terlepas jika saja bukan ciptaan Tuhan. Saat baru saja selesai menuntaskan panggilan alam di pagi hari, menemukan banyak sekali tanda merah di leher dan sekitar dadanya.Astaga!"Apa ini? Bekas gigitan nyamuk? Atau ... apa? Kok banyak banget?" Aika bermonolog seraya memperhatikan tanda merah yang tiba-tiba menghiasi leher putihnya."Ah, kayaknya ini bukan bekas gigitan nyamuk. Gak gatel dan gak ada bentol juga." Aika masih bermonolog, sambil mengusap-usap tanda merah itu dengan penasaran."Eh, tapi ... kok ini tandanya mirip kek punya Bianca ya, kalau abis nginep bareng sama Cowoknya," gumam Aika, masih pada dirinya sendiri."Iya, sih. Ini mah mirip banget. Cuma lebih kecil-kecil dan rapi aja. Gak kayak punya Bianca yang besar dan kadang aneh bentukannya." Tanpa sadar Aika malah mengagumi tanda merah yang entah berasal dari mana itu."Eh, kalau gitu. Ini berarti cupangan
*Happy Reading*"Nyuk, oi!""Hm ....""Nyuk?""Apa?""Nyuk?""Ck, apa sih, Bi? Dari tadi nyak nyuk nyak nyuk aja! Udah gue sahut juga, masih aja nyak nyuk nyak nyuk. Mau lo apa sebenarnya?"Aika pun akhirnya menyalak garang. Saat Bianca terus memanggilnya meski sudah disahuti. Maunya apa coba, nih, orang?Sayangnya, meski sudah dihardik segalak itu pun, tanggapan Bianca hanya nyengir konyol dan ...."Gak ada apa-apa sih, Ka. Cuma tes kuping aja," jawab Bianca tanpa dosa.Kan, dia mah nyebelin. Bisa banget bikin orang kesel. Gak tahu apa kerjaan Aika lagi banyak banget ini. Bukannya bantuin, malah ngerecokin aja. Aika ngadu sama Mas Bos, baru nyaho lo, Bianca!"Rese lo, ya! Kampret banget kelakuan lo.""Lah, kan emang gue ratu kampret. Lo lupa kalau yang bikin lo jadi sekampret ini juga berkat gue?"Dia malah bangga!Benar-benar emang si Bianca ini, kelakuannya absurd banget.
*Happy Reading*Bianca [Woy, Nyonya Bos kurang asem! Gue emang lagi gabut. Tapi gabut gue karena lagi banyak kerjaan. Butuh Refresing! Ngapa malah lo tambahin sih kerjaan gue? Gelo sia teh!]Aika terkekeh sendiri di tempatnya, saat mendapati chat omelan dari Bianca, yang tidak terima dengan limpahan pekerjaan darinya. Emang enak!Aika [Siapa suruh tadi ngasih ide jadi Nyonya Bos yang baik dan benar. Ya gue turuti lah. Sekarang makan tuh laporan!]Aika membalas dengan kejam. Sengaja ingin membuat Bianca makin ngamuk dan ngomel-ngomel di Kantor. Tetapi tidak bisa menolak, soalnya yang melimpahkan kerjaan itu adalah atasan divisi mereka, Mak Dety.Nah, bisa apa Bianca selain nerimo. ya kan?Bianca [Bangke lo, ya! Otak gue ngebul ini]Syukurin! Makanya jangan suka nyebar racun. Kena getahnya sendiri kan sekarang. Aika kok di lawan. Gak bakal bisa lah.
*Happy Reading*Katakan Aika gila, hingga dengan santainya menawarkan sebuah poligami pada suaminya sendiri, tanpa terlihat tersakiti. Meski sebenarnya apa yang dia perlihatkan, jelas jauh berbeda dengan kondisi hatinya.Wanita mana yang baik-baik saja jika di poligami?Aika tahu, itu memang hal yang sangat-sangat gila. Akan tetapi, Aika pun tidak tahu. Kenapa saat melihat Rara yang hamil namun di sia-siakan suaminya? Gambaran Kairo yang terlihat bahagia saat beinteraksi dengan pasien anak itu pun terlintas di kepalanya.Aika rasa, mereka cocok. Rara pasti akan bahagia jika punya suami yang bertanggung jawab seperti Mas Bos. Dan Mas Bos pun pasti akan bahagia jika memiliki istri yang sempurna seperti Rara.Nah, cocok, kan?Lalu, bagaimana dengan Aika? Lupakan saja! Kebahagiaan Aika bukan lagi yang utama. Penting Mas Bos-nya. Aika benar-benar tidak tega melihat Mas Bos-nya bertahan dengan kondisinya yang entah kapan bisa sem
*Happy Reading*Kairo marah!Aika tahu, suaminya saat ini sedang marah. Meski Kairo sendiri tidak bicara apa-apa. Bahkan berusaha bersikap biasa saja. Namun Aika bisa merasa jika ada yang mengganjal di hati suaminya.Kenapa, ya? Apa ini karena seharian ini Aika berusaha menjodohkannya dengan Rara? Tapi itu kan untuk kebaikan masa depan Mas Bos juga.Kairo butuh keturunan, dan Aika belum tentu bisa memberikannya. Maka dari itu Aika cuma ingin membantu. Apa Aika salah?"Mas Bos?" Aika menarik lengan jas Kairo, saat sampai di Apartement, dan Kairo ingin berlalu meninggalkannya begitu saja.Aika tidak tahan di cuekin seperti ini. Sepanjang perjalanan dari Rumah sakit sampai Apartement, Kairo terus mendiamkannya.Aika tahu, Kairo memang pendiam pada dasarnya. Cuek dan dingin bahkan kesan yang pria itu tunjukan pada semua orang. Akan tetapi, biasanya tidak sedingin ini.Biasanya meski selalu diam dan hanya mendengarkan oc
*Happy Reading*"Gue salah ya, Bi?""Uhm ... uhm ... gimana aku harus menjawab pertanyaan yang--""Bi! Gue serius!" sentak Aika kemudian. Saat mendengar Bianca menyahut dengan menirukan selebgram di IG.Bianca mah emang ngeselin, orang lagi curhat malah dibecandai. Tak tanggung-tanggung, Bianca juga menirukan gaya suaranya seperti yang tenar dengan nama Ratu salome itu.Kebanyakan bikin Reels di IG, sih!"Lah? Gue juga serius, kali," bantah Bianca kemudian, "meski nada jawaban gue kek becanda di telinga lo. Tapi maksud dari omongan gue itu serius! Gue beneran gak tahu gimana cara jawab pertanyaan lo, yang lo sendiri sebenarnya udah tahu jawabannya apa? Kan, jadi bikin gue auto emosi," Bianca menambahkan dengan menggebu-gebu. Membuat Aika langsung terdiam seketika."Jadi beneran gue salah?" lirih gadis itu kemudian, yang setelah di tinggalkan Kairo yang mengunci diri di Ruang kerjanya, menangis hebat usai menyadari keegoisa