Share

Orang-Orang Sakti di Ngarai Sianok

Dengan air mata yang menurui pipinya, Sondang Tiur berlutut di antara dua gundukan tanah dengan seikat bunga liar di tangannnya.

Di samping kanannya, Puti Bungo Satangkai telah berlutut pula dengan segenggam bunga liar. Begitu juga dengan Antaguna di sisi kiri si gadis Batak.

“Tulang …” Sondang Tiur terisak. “Maafkan aku. Maafkan bapakku yang tidak sempat untuk menjenguk makammu barang sekali. Tapi percayalah, Tulang. Aku dan keturunanmu tetap akan menjaga persahabat kalian, persaudaraan kalian. Aku … aku―”

Si gadis Batak tak sanggup melanjutkan kata-katanya. Dia tertunduk dengan tubuh berguncang menahan tangis dan sesak di dalam dada.

Bungo sendiri telah berlinang air mata. Dia menjulurkan tangan kirinya, mengusap-usap punggung si gadis Batak.

“Bungo …”

Keduanya saling berpelukan dalam isak tangis yang sulit untuk dijabarkan.

Sementara Antaguna, dia meletakkan seikat bunga liar di gundukkan sebelah kiri. Lalu melirik kedua gadis yang masih saling berangkulan, menguatkan persahabatan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status