"Kamu berbohong padaku!"Sunke selalu bisa melihat penyihir di negerinya yang berbohong, namun Quesha memiliki kekuatan untuk bisa membanting kekuatannya itu. "Tidak! Aku sudah jujur padamu, apa boleh aku masuk ke dalam kama, tapi aku mau kamu tidak ikut dengan aku."Permintaan Quesha semakin tidak masuk akal untuk pria semacam Sunke, sudah ada di depan mata, tetapi dia harus melepaskannya lagi. "Aku sudah muak dengan mu! Aku mau bersama kamu di dalam kamar ini, tidak peduli apa pun caranya, yang terpenting adalah kamu akan mau tidur dengan aku."Menakutkan untuk Quesha, ternyata apa yang dikatakan para wanita yang berada di dalam penjara bawah tanah sudah terlihat sendiri aslinya penyihir yang mengaku sebagai suaminya memang bukan penyihir yang baik. "Kenapa? Apa kamu bukan tipe suami yang baik? Aku hanya ingin menenangkan pikiran ini, apakah aku tidak boleh?"Pertanyaan Quesha masih dia keluarkan dengan tenang, tidak boleh membawa kecurigaan, padahal Sunke sendiri tadinya curiga,
"Quesha?"Panggilan Sunke terhadap wanitanya itu benar-benar membuat Quesha terkejut hingga terbangun dari tempat tidur. "Mau apa, kamu?"Dia beranjak dan sedikit berjarak pada Sunke, lelaki itu memang membutuhkan pukulan untuk bisa pergi dari kamar. "Aku mau tidur sama kamu, masa kamu tidak mengizinkan aku tidur di tempat tidur ini? Sudahlah Quesha, kamu jangan malu-malu, kita menikah sudah lama, ini bukan yang pertama kali," ucapnya dengan berbohong. Quesha masih tidak mempercayai perkataan Sunke, dirinya yakin pria ini berbohong padanya. Sihir Sunke seperti lenyap saat dirinya mempercayai pikirannya sendiri. "Cukup! Jangan pernah mendekati aku lagi! Aku tidak mau berdekatan sama kamu! Kamu jahat kan aslinya?"Quesha begitu terus terang pada dirinya yang sudah mengetahui sosok sebenarnya Sunke dari orang-orang yang berada di dalam penjara. "Apa yang kamu katakan? Kemari sayang, aku akan membuat kamu nyaman, kita ini sudah sah jadi istri dan suami, masa kamu takut begitu?"Sunke
Quesha tidak bergerak sekalipun dibakar oleh Sunke pangeran matahari, dia tetap tenang dengan tersenyum, matanya tertutup dengan damai, telinganya seperti tuli tidak mendengarkan apa pun. "Aku sedang menyerangnya, kenapa dia diam seperti itu?"Pangeran tidak mau kalah, wanita yang sudah menolak permintaan dan birahinya itu, dia harus merasakan apa yang selama ini dia pendam. "Rasakan ini!"Serangan Pangeran tidak berhenti juga, sampai pada akhirnya kekuatan pangeran melemah dengan sendirinya, dan tubuh Quesha tetap utuh di sana. "Kurang ajar! Ada apa ini? Apa mungkin kekuatan aku diserap olehnya?"Pangeran mengetahui kekuatan apa yang dimiliki oleh Quesha saat ini, kekuatan yang bisa menyerap segala kekuatan jahat yang datang, bahkan bisa melumpuhkan kekuatan itu dalam waktu sekejap. "Aku tidak akan kalah!"Pangeran masih berusaha mengeluarkan kekuatan terakhirnya, dia tidak mau kalau Quesha akan melawannya di Kerajaan ini. "Aku akan menyihir kamu menjadi wanita buruk rupa!"Keku
"Mati, kamu Quesha!"Pangeran dengan kuat mendorong Quesha ke dalam air, tangannya tidak berhenti memasukkan wanita itu sampai kesulitan bernafas. "Pangeran, lepaskan aku. Kamu tidak akan bisa tenang sekalipun membunuh aku di dalam air," ucapnya. Quesha masih bertahan di saat Pangeran masih tidak mau melepaskannya, tenaga wanita tidak akan sekuat laki-laki jika tidak menggunakan kekuatan sihir. Sedangkan tongkatnya kini berada di dalam air, tenggelam bersamanya, mungkin sudah jatuh duluan dan tidak diketahui keberadaannya. Saat ini Sang Rembulan mendapati anaknya ditenggelamkan begitu saja, walaupun dirinya tidak mau Quesha pulang ke kerajaannya. Dia tetap ingin Quesha hidup seperti biasanya. "Rupanya pangeran akan membunuh anakku, dia mau menjadikan ratu anakku, tetapi dia juga mau anakku mati, sebenarnya mau dia apa?"Sang Raja Rembulan geram pada Sunke, selama ini selalu menolongnya. Namun, apa yang dia inginkan dari anaknya tidak jelas. "Cahaya aku, tolonglah anakmu ini, dia
"Kamu siapa?"Saat Quesha masih berada di luar rumah dengan wajah yang kebingungan, ternyata pangeran jahat itu turun ke bumi dengan kekuatan yang tersisa. "Aku adalah orang yang akan membuka matamu, di dalam sana, ada pemuda yang sudah membunuh ibunda ratu mu, bukankah kamu sangat menyayangi ratu? Aku akan memperlihatkan semuanya."Tangan Pangeran menutup mata Quesha, dia memperlihatkan bagian ketika kedua orang tua Nick yang membawa kematian ratu rembulan. "Kamu sudah melihatnya? Aku pergi dulu, tugas kamu adalah, bunuh pemuda itu."Pangeran Sunke meracuni otak Quesha dengan ingatan yang menyakitkan itu. Tentunya Quesha sudah mengingat di bagian niatnya ingin melenyapkan Nick. "Aku akan membuat perhitungan dengan kamu. Pembunuh!"Quesha murka, dia mendobrak pintu rumah itu dan masuk ke dalam dengan penuh dendam membara, niatnya sudah yakin ingin melepaskan kekuatannya pada Nick. "Jadi kamu keturunan manusia penyihir yang membunuh ibunda aku? Keluarga kamu yang membuat aku tidak
"Apa yang akan terjadi dengan Kerajaan ini, jika sang Raja tau kalau calon ratunya akan ternoda olehku?"Sunke belum jera untuk mengambil kesempatan di sana, apalagi Quesha sendirian. "Cih! Untuk apa juga aku takut pada kamu? Aku bisa membunuhmu lebih dulu daripada aku akan ternoda olehmu."Quesha sangat ingin keyakinannya bisa terjadi, selama ini Sunke terlalu ikut campur dalam kerajaannya, termasuk tentang Ayahnya sendiri. "Masih galak? Aku akan jauh lebih dari ini!"Quesha merasakan lengannya ditarik oleh Pangeran kurang ajar itu, terpaksa dirinya harus mengeluarkan tongkat sihir untuk bisa melihat betapa pangeran akan pergi dari sini. "Pergilah!"Tongkat sihir tidak berfungsi, entah kenapa tongkat itu tiba-tiba tidak mengeluarkan cahaya seperti biasanya, ternyata ada Raja yang sudah masuk dan menghalangi kekuatan Quesha. "Jangan kamu bunuh pangeran, ini akan menjadi bencana untuk kerajaannya dan kerajaan kita."Wanita itu menyadari jika sang ayah membela pangeran. "Ayahanda,
Quesha jatuh pingsan, kini sangat disayangkan oleh Sang Raja yang telah mengeluarkan banyak sihir pada putrinya itu. "Akhirnya putriku jatuh juga, aku harus menurunkan dia ke bumi dan membuat Sunke kembali lagi sebagai sosok yang dulu."Sang Raja selalu menyelamatkan Sunke, padahal pangeran tidak pernah baik terhadapnya. "Sunke, kamu tunggu di sini dulu."Walaupun Sunke menjadi batu, dia bisa mendengarkan dan melihat kalau Sang Raja membawa Quesha dari sana. "Mau dibawa ke mana dia?"Sunke hanya bisa mengucapkannya dalam hati, dia tidak bisa mengejar mereka yang sudah menghilang secara tiba-tiba. Perlahan tubuh mereka turun ke bumi, terlihat lautan yang luas menyambut kedatangan wanita penyihir itu, seperti menjadi teman yang selalu datang menemani lautan saat ada Quesha di tengah laut bersama dengan suaminya. "Ombak di lautan lepas ini sangat keras, mungkin laut sudah mengenal Quesha yang datang dari langit, apakah aku salah membawanya ke sini?"Sang Raja sedikit tidak tenang sa
Bukan pangeran namanya kalau menyerah, walaupun tanpa tongkat sihir, akan tetapi dia masih bisa menggunakan matanya untuk tetap melihat keberadaan Quesha, wanita itu masih ada di langit. "Rupanya kamu ada di sini!"Pangeran menemukan Quesha kembali, dia justru ingin mengambil tingkatnya lagi saat wanita itu tengah kebingungan dengan identitasnya. "Jangan mendekat!"Quesha menahan tangannya untuk membuat pangeran berhenti di posisinya. "Ada apa? Apakah aku tidak boleh dekat dengan kamu lagi?"Sungguh ini pertanyaan yang membuat Quesha semakin bingung, dia tidak akan sanggup berdekatan dengan orang asing. "Aku tidak mengenal kamu!"Quesha menjauhkan dirinya dari Sunke, menjatuhkan tongkat sihir milik pangeran di depannya. "Bagus, bodohnya dia."Dengan tongkat itulah yang akan membuat Quesha bisa menurutinya lagi. "Jangan harap kamu bisa mengalahkan aku lagi, kita baru saja memulai untuk berperang, Quesha!"Sunke sangat ingin membuat dirinya berkuasa atas dua kerajaan, dengan begit