Share

Part 44

Sindiran Pedas Istri Kedua

"Ada apa?" tanya Obi padaku begitu Hendi telah berada di luar.

"Biasa, beda pendapat," jawabku.

"Kalau yang nggak penting-penting amat, hindari aja. Dari pada merusak hubungan baik," timpal Obi lagi.

Aku mengiyakan diiringi senyum tipis. Agar tidak menjadi pembahasan panjang, kucoba untuk mengalihkan pembicaraan.

"Bu Mai gimana keadaannya?"

"Makin membaik."

"Kata Mbak, kamu lagi nyari orang buat di rumah. Bukannya udah ada?"

"Cari yang bisa nginap. Lusa aku mau ke Singapura. Kasian Ibu kalau sendirian."

"Ada acara apa?"

"Ada undangan dari Mas Adrian. Dia kan netap di sana. Mau ikut?" Obi mendelik padaku.

Aku menggeleng pelan. "Nggaklah."

"Cuma dua sampai tiga hari aja. Anak-anak udah jadi dibikinin pasport belum? "

"Baru Khalif aja yang udah jadi."

"Kalau semuanya udah punya, jadinya kan enak. Kapan aja dibutuhin udah siap."

"Masih ada kerjaan apa udahan?" lanjut Obi lagi.

"Cuma tinggal ngecek hasil rekapan yang lagi dikerjakan Nisa. Kenapa?
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status