Share

Bab 18

Kalau aku pergi bagaimana nasibku? Bisa saja dia pulang ke Jakarta tanpa mengajakku. Oh, tidak! Aku tidak mau berlama-lama di pulau ini!

"Oke!" Farel berjalan menuju kamarnya. Tak mau ketinggalan aku segera berlari mengekor di belakangnya.

Pintu kamar di buka. Aku menerobos tanpa meminta izin pemiliknya. Kini terlihat jelas isi dalam kamar Farel. Memang tak semewah seperti kamar yang disewa Om Bagas. Namun ini lebih dari cukup untuk mengistirahatkan tubuh.

Kujatuhkan bobot di atas ranjang. Meluruskan tubuh yang rasanya mau remuk.

"Mandi dulu sana! Bau banget badan kamu!" Aku mendengus kesal mendengar ucapan lelaki itu. Siapa dia sesuka hati menghinaku!

"Aku mau beli makan! Kamu buruan mandi!" Tak berapa lama Farel keluar dari kamar ini.

Aku mengambil benda pipih yang ada di saku celana. Memencet dua belas digit nomor Om Bagas. Aku ingin menanyakan alasannya meninggalkan aku bersama Gilang. Memangnya dia pikir aku barang? Seenak jidatnya melempar aku ke sana ke mari. Biar h
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status