Beranda / Fantasi / Sistem Dimensi sang Permaisuri untuk Terlahir Kembali / #2. Kontrak dan Misi untuk Terlahir Kembali

Share

#2. Kontrak dan Misi untuk Terlahir Kembali

Penulis: azzurayna
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-09 14:05:46

Pusing luar biasa sakit menghantam keras kepala Alice. Perempuan itu berusaha bangun tapi gagal pada percobaan pertama, setelah beberapa kali berusaha bangun, dia akhirnya bisa duduk dengan stabil. Iris birunya melihat sekeliling, tempat asing macam apa ini? Hanya ada warna monokrom yang dipenuhi dengan angka-angka aneh berwarna hitam.

Alice tidak bisa membaca tulisan tersebut karena pergerakannya yang terlalu cepat. Apakah ini surga? Mengapa sangat berbeda dari gambaran yang ada di kitab suci?

Saat dia tengah sibuk bergelut dengan pikirannya sendiri, sebuah suara yang sempat Alice dengar sebelum mati, kini terdengar kembali olehnya.

"Apa kau ingin balas dendam? Aku bisa membantumu kembali bangkit dan membunuh orang-orang yang telah berkhianat kepadamu. Tapi ada syarat yang harus dipenuhi."

"Apa? Siapa di sana! Keluar!" Teriak Alice sembari beringsut mundur pada ruangan tanpa sudut itu. Namun perempuan bersurai emas tersebut merasakan sesuatu yang aneh, bukankah kakinya jelas-jelas lumpuh ...

Bola mata Alice terbelalak terkejut saat kakinya bisa digerakkan dengan bebas.

Layar monitor raksasa tiba-tiba muncul di depan Alice, berkata lebih dulu sebelum Alice sempat bertanya keajaiban macam apa yang ada di sini, "Kamu hanyalah arwah yang berwujud, ragamu sudah mati. Jadi segala penyakit yang ada padamu sebelumnya, akan tertinggal di dalam raga. Karena aku sudah menjelaskan hal yang membuatmu bingung, sekarang berikan aku jawaban atas tawaranku tadi. Waktumu dan waktuku tidak banyak."

Monitor tersebut berubah wujud menjadi seekor kucing berbulu hitam, iris birunya sangat mirip dengan Alice. Kucing itu berjalan mendekati Alice dan duduk di dekat kakinya. Menunggu jawaban.

Alice terdiam beberapa saat, kedua tangannya terkepal. Tentu saja dia harus balas dendam! Tapi apakah kucing ini serius ingin membantunya? Kehadirannya sejak awal terlalu mencurigakan. Namun, apa pun hasil akhirnya, jika hal itu bisa membuatnya kembali hidup untuk membunuh Alan dan Malia, maka Alice akan mempertaruhkan segalanya!

Dengan tatapan teguh tak tergoyahkan, Alice mengangguk mantap, "Aku mau. Apa syarat yang harus aku penuhi untuk bisa bangkit kembali?"

"Mudah, selesaikan misi yang di berikan untukmu."

"Jelaskan misi-misi yang harus aku selesaikan, agar aku dapat memahaminya dan mempermudah segalanya saat bertugas."

Kucing hitam mengibaskan ekor lalu melompat naik ke tubuh Alice yang langsung dipeluk dengan sigap oleh perempuan tersebut. Kucing hitam itu menggigit leher Alice, tak berselang lama sebuah tato kecil berbentuk aneh muncul, "Pertama-tama, kita harus menjalin kontrak sebelum aku menjelaskan. Dengan adanya kontrak ini, hidupku dan hidupmu akan tersambung. Jika kamu mati, maka aku juga akan ikut musnah dari alam semesta ini. Jadi jangan khawatir tentang aku berkhianat."

Alice refleks menyentuh bekas gigitan si kucing hitam, sedikit sakit tapi tidak masalah. Ia mengangguk paham, "Oke, aku--uh!" Berbagai macam penjelasan tentang misi secara tiba-tiba memasuki kepalanya. Pukulan internal tersebut membuat dia kewalahan dan berakhir pusing, "Ini ... ini penjelasan tentang misi-misinya?"

"Benar, secara garis besar, tugasmu adalah membantu para pahlawan dari berbagai dimensi untuk menjaga dimensi mereka tetap aman dan tidak tertelan oleh Dewa Jahat. Semakin banyak dimensi hancur, maka semakin kuat Dewa Jahat, sebab energi di setiap dimensi adalah sumber makanan bagi Dewa Jahat."

"Aku mengerti," jawab Alice, dia menggendong kucing hitam kemudian berdiri, "Haruskah aku memberimu nama? Untuk memudahkan kita saat menjalin hubungan kontrak ini, bagaimana pun juga kita sekarang adalah satu tim."

Kucing hitam menundukkan kepalanya dengan sopan, berujar hormat, "Nona bisa menentukan nama untukku."

"Leon? Setuju? Wajahmu bulat dan terlihat lucu seperti putra bungsuku saat masih bayi," ujar Alice sambil tersenyum kecil saat mengingat betapa bahagianya dia waktu Leon lahir.

Kucing hitam yang sekarang bernama Leon itu seketika mengeluarkan cakar tajamnya, "Aku benci di bilang imut, Nona."

"Eh?" Tertawa canggung, Alice langsung meminta maaf. Untuk saat ini, Leon adalah big boss di sini dan dia hanyalah junior baru yang tidak berpengalaman. Jadi alangkah baiknya jika dia berusaha akrab dan menjaga perasaan Leon.

Leon melompat turun, berjalan ke depan beberapa langkah. Lonceng di lehernya berbunyi nyaring, cakarnya bergerak mencakar udara dan bekas cakaran tersebut benar-benar membekas di udara. Cakaran di sana mulai retak dan hancur sampai sebuah portal yang memperlihatkan galaksi bima sakti muncul.

"Galaksi Bima Sakti? Aku sungguh bisa melihatnya secara langsung," Alice berdecak kagum. Selama masih muda, dia sering meneliti tentang lingkungan diluar lingkup manusia, yakni Galaksi Bima Sakti yang hanya di jelaskan secara singkat dalam buku sejarah Pemilik Menara Sihir terdahulu.

"Benar, ini adalah Galaksi Bima Sakti. Pusat yang mengendalikan berbagai dimensi di sekitarnya. Sekarang kita harus menjalankan misi pertama kita, Nona."

"Langsung?!" Berseru terkejut, Alice kembali melanjutnya karena panik, "Bukankah ini terlalu cepat? Aku baru saja datang ke sini, harusnya ada pelatihan 'kan? Bagaimana kalau aku melakukan kesalahan dan misinya gagal?"

Leon hanya menjilati cakarnya, "Jika gagal ya sudah, gagal saja. Lalu kita mati bersama," sahutnya santai.

"Apa kau benar-benar seorang pemandu? Semangat hidupmu bahkan sangat minim, aku takut jika aku dalam bahaya saat menjalankan misi, kamu hanya akan diam saja dan melihatku mati ..."

"Aku hanya bercanda, Nona."

Tidak lucu. Alice mulai sedikit kesal.

Leon menjelaskan pelan-pelan tentang misi pertama mereka berdua sebagai tim, "Kita akan memasuki dimensi yang memiliki fondasi Enam Alam. Dimensi ini adalah dimensi terkuat, dan pahlawan dunia yang diramalkan sedang mengalami berbagai penderitaan. Tugas kita hanya menjaga semangatnya untuk tetap hidup. Karena jika dia mati, Dewa Jahat akan langsung menelan dimensi tersebut."

"Hanya itu?" Tanya Alice untuk memastikan.

"Benar hanya itu. Di misi terakhir nanti, kita juga akan bertemu dengan pahlawan ini lagi dan membantunya menata ulang dimensi tersebut."

Alice akhirnya berjalan mendekat ke Leon, berdiri tepat di depan portal teleportasi yang terhubung ke semua dimensi dalam Galaksi Bima Sakti. Akan tetapi ada satu hal yang membuat dia bingung, dan akhirnya bertanya lagi sebelum benar-benar berangkat, "Leon, kenapa Dewa Jahat harus menunggu pahlawan dimensi mati dulu baru kemudian menelan dimensinya? Bukannya dia kuat?"

"Aturan, Nona. Meski Dewa Jahat kuat, dia memiliki batasan yang tidak bisa dilewati. Dewa Jahat tidak bisa menelan dimensi ketika pahlawan dimensi atau lebih tepatnya, poros dimensi masih hidup. Pahlawan dimensi adalah poros dimensi, segala hal di dimensi tersebut berputar di sekeliling Pahlawan Dimensi, jadi ketika porosnya hilang, maka dimensi tidak akan berjalan dengan baik dan akan ada kehancuran yang merajalela. Pada saat-saat seperti inilah, Dewa Jahat akan keluar kemudian menelan dimensi tersebut."

Bulu kuduk Alice meremang. Ia membayangkan betapa jahat dan rakus Dewa Jahat. Menelan dimensi? Seberapa besar Dewa Jahat? Sangat menyeramkan. Alice mangut-mangut, lalu menjawab, "Dilihat dari tindakannya yang brutal karena menelan dimensi, sepertinya dia ingin ..." Alice menunduk untuk melihat Leon yang juga menatapnya.

Kucing hitam itu mengangguk, "Benar, dia ingin menelan seluruh dimensi kecil dan besar, kemudian menjadi penguasa Galaksi Bima Sakti. Menciptakan dunia dan makhluk yang dia kehendaki, mematikan kebaikan, dan membangkitkan kejahatan." Mata sipitnya yang tajam melirik portal, "Pintu dimensi sudah terbuka, mari, Nona."

"Baik, aku siap!"

"Karena kamu memiliki dua orang putra, maka misi ini akan berjalan lebih mudah bagimu yang seorang Ibu."

Membahas tentang putranya, Alice merindukan Reinhart dan Leon, kedua putranya. Ia tersenyum, "Aku akan berusaha sebaik mungkin."

"Bersiap, kau akan memasuki salah satu tubuh putri pasangan Dewa-Dewi. Dia mengalami pukulan dalam kultivasi dan harusnya mati, cangkang itu akan menjadi milikmu. Dan namamu sekarang adalah Chang Zui."

Cahaya putih kekuningan bersinar terang dari pintu portal teleportasi. Luapan sinar yang semakin membesar mulai menutupi Leon dan Alice sedikit demi sedikit sampai keduanya akhirnya tertelan oleh sinar tersebut dan menghilang bersamaan dengan kilauan yang mulai mereda.

***

"Chang Zui! Sayangku, bangun ... tolong bangun ... jangan tinggalkan Ibumu!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Sistem Dimensi sang Permaisuri untuk Terlahir Kembali   #60. Konspirasi?

    "Seperti yang anda ketahui, kami hidup dalam satu tubuh serupa. Ketika salah satu jiwa kami meninggal dunia, maka jiwa hidup satunya akan terkontaminasi oleh esensi kematiannya, lama kelamaan akan turut ikut meninggal dunia." Gila. Berarti jiwa lain yang saat ini bersemayam pada tubuh Biksu Tang bukanlah roh jahat? Melainkan jiwa saudari kembarnya? "Melihat wajah anda tampak kesulitan, mungkinkah anda menebak bahwa saya kerasukan jiwa jahat dari lingkungan eksternal?""Benar, karena esensi jiwa lain dari tubuh Biksu Tang memiliki energi kematian cukup kental. Sifatnya juga terlalu kejam, yang terpenting ialah sifat naluriahnya ketika menanggapi energi spiritual disekitar." Helaan nafas panjang terdengar letih. Sosok Biksu Tang terlihat memasang ekspresi lelah pada paras awet mudanya, tampak linglung sementara waktu seolah terjebak dalam pusaran kenangan masa lalu. Di sisi lain, Alice terus diam menunggu dengan sopan karena reaksi Biksu Tang cukup bagus untuk diajak bekerja sama, d

  • Sistem Dimensi sang Permaisuri untuk Terlahir Kembali   #59. Dua Jiwa, Satu Tubuh

    "Nona kecil?" Heran Biksu Tang saat tiba-tiba kedatangan dua tamu tak diundang di lokasi ternyaman pribadinya. "Mengapa Nona repot-repot datang kemari? Jika anda membutuhkan saya, saya bisa datang, tubuh anda terlihat pucat sekali." Alice turun dari gendongan Da Yuan, menunduk sopan sebagai salam, berkata sambil tersenyum cerah dengan mulus, "Saya tidak berani. Biksu Tang adalah Biksu suci yang dihormati oleh Kerajaan, mana mungkin gadis kecil seperti saya merepotkan anda? Sebenarnya kedatangan saya kemari, karena ingin menanyakan sesuatu. Bisakah anda meluangkan waktu untuk Ziyu, Biksu?" Sepasang alis tajam Da Yuan dipaksa naik bersamaan usai melihat seberapa drastis perubahan ekspresi Alice. Gadis ini semakin mengeluarkan keterampilan unggul lainnya, contohnya dibidang akting kali ini, Alice lebih dari kata mampu untuk terlihat polos bagaikan seorang gadis kecil yang baru saja mengenal dunia. Biksu Tang juga berpikir Alice adalah gadis kecil malang, harus hidup dengan tubuh sakit

  • Sistem Dimensi sang Permaisuri untuk Terlahir Kembali   #58. Rencana Membuat Insiden

    Dini hari, Alice keluar dari lokasi kuil bersama Ah Bing. Semalam ketika tubuh klonning dari Leon kembali dari menara di belakang, kecurigaannya berhasil terpuaskan dengan fakta bahwa Biksu Tang bukan mengalami penyakit Karakter Ganda, melainkan ... dibalik tubuh suci tersebut, ada jiwa hitam yang menguasai tubuhnya ketika malam tiba. Berjalan menelusuri halaman samping Kuil, lebih tepatnya di area bawah bagian taman. Alice berjalan hati-hati dibantu Ah Bing, nafasnya sudah terputus-putus karena rasa lelah, "Ah Bing, kakiku rasanya sangat lemas. Kita berhenti dulu, aku akan duduk di atas batu itu, antarkan aku ke sana." "Baik, Nona!" Dua gadis itu berbelok ke arah lain, bergerak mendekati susunan batu yang memiliki ujung tumpul. Lantas mereka berdua duduk bersama-sama di sana, untuk sejenak menikmati pemandangan sunyi tanpa keramaian seperti di Ibu Kota. Karena Kuil dikelilingi oleh banyak Hutan, udara disekitar pun turut lebih segar dari wilayah pusat. Ah Bing yang semula diam, m

  • Sistem Dimensi sang Permaisuri untuk Terlahir Kembali   #57. Peti Mayat

    Leon pergi bersama Ketua Fu diikuti sejumlah orang berpakaian hitam. Lokasi menara ternyata cukup jauh saat ditelusuri secara langsung, dan semakin Leon mendekati menara tersebut, aura negatif semakin terasaa lebih kental dan bercampur dengan jiwa-jiwa bergentayangan. Dalam wujud seekor kucing, Leon berhenti karena merasakan jiwa dendam begitu kuat. Ketua Fu bingung, ikut berhenti di belakang Leon. Awalnya dia tidak percaya binatang ini punya kesadaran spiritual, meski sejarah binatang suci bukan hal asing, melihatnya langsung tetap memberikan kesan berbeda. "Tuan Kucing, adakah sesuatu yang mengganggu anda?" Prajurit lain berpikir Ketua Fu sudah gila karena berbicara dengan kucing. Tetapi mereka lebih merasa gila saat kucing tersebut— tubuh Klon dari Leon benar-benar berbicara. "Kalian pergilah ke bawah, aku merasakan energi jahat terasa kental dibagian bawah. Biksu Tang pasti menyembunyikan sesuatu lebih besar di sana, tetap waspada dan berhati-hati karena ini mungkin berkaitan

  • Sistem Dimensi sang Permaisuri untuk Terlahir Kembali   #56. Mengawasi

    Satu minggu berlalu, Alice secara diam-diam pergi saat waktu hampir tengah malam. Berjalan sendirian ke wilayah sebelah barat Kuil. Gadis itu menghindari prajurit penjaga milik Kaisar dan berhasil sampai di depan kediaman Da Yuan. Dia membuka pintu begitu saja, "Yuan!" Pria di dalam kamar membuang nafas lelah, "Tidak bisakah Nona terhormat sepertimu mengetuk pintu? Ilmu dasar seorang bangsawan seperti ini pun kau tidak bisa memahaminya." Mengangkat kedua bahunya acuh tak acuh, Alice melepaskan mantel dari tubuhnya dan duduk di depan Da Yuan. Bertanya ingin tahu, "Itu informasi baru dari pengawasan Biksu Tang? Bagaimana penyelidikannya?" Jari panjang Da Yuan mendorong kertas informasi mendekat ke Alice, "Lihatlah, banyak keanehan." "Tunggu, ini— maksudmu, Biksu Tang punya penyakit mental?" "Aku tidak tahu pasti jelasnya bagaimana. Setelah anak buahku mengawasi Biksu Tang dari kejauhan, saat siang dan malam, Biksu Tang seolah memiliki kepribadian berbeda. Saat siang hari, kepribadi

  • Sistem Dimensi sang Permaisuri untuk Terlahir Kembali   #55. Biksu Tang

    Esok hari, Alice bisa bangun dengan kondisi tubuh lebih segar berkat perawatan cepat dari Da Yuan. Ia keluar pagi-pagi sekali untuk ikut serta dalam kegiatan doa pagi rutin. Sesampainya di ruangan doa, dia menemukan Nenek Ruo sedang duduk bersama seorang Biksu wanita berwajah asing. "Nenek," panggil Alice dari belakang sebelum duduk tepat disebelah perempuan tua itu. Dengan ramah bertanya, "Siapakah Biksu disisi Nenek? Aku belum pernah melihatnya selama tinggal di sini." "Ini adalah Biksu Tang. Beliau biasanya berkeliling ke berbagai tempat dan mengunjungi bayak Kuil untuk beribadah kepada Buddha, kemarin malam Biksu Tang kembali ke Kuil dan memutuskan untuk kembali mengabdi di sini. Beliau sangat pandai dalam hal pengobatan." 'Jadi Biksu penyendiri yang terkenal dengan kemampuannya adalah Biksu Tang ini. Leon, bagaimana deskripsi karakter Biksu Tang?' Leon memeriksa layar monitor sistem, 'Sedang diperiksa, Nona.' Selang lima detik, seluruh deskripsi muncul, 'Biksu Tang awalnya me

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status