Share

#3. Pahlawan Dimensi Bunuh Diri!

Seorang perempuan berhanfu merah muda terus meracau dan menangis sejak tadi di dekat ranjang tempat di mana anak gadisnya terbaring tak sadarkan diri, "Zui'er, kesayangan Ibu ... bangun sayang ... bangun ..."

"Istriku," panggil pria berhanfu putih dari pintu masuk kamar. Ekspresi wajahnya lelah dan kuyu, tapi dia tidak bisa menangis karena harus tetap rasional untuk menenangkan istrinya yang kacau. Dewa Petir memeluk istrinya, sang Dewi Bunga, berkata sedih, "Chang Zui tidak bisa di selamatkan, biarkan putri kita terlahir kembali dengan tenang istriku ..."

"Diam!" Dewi Bunga berteriak marah, "Putriku akan terus hidup! Putriku hanya tidur! Dia tidak akan mati ... dia tidak akan mati ..." Jemarinya menyentuh wajah sang putri yang masih terasa hangat, "Dia hanya tidur, dia hanya tidur suamiku ..."

Alice langsung kesakitan dan mengutuk pelan karena sesampainya di dimensi misi pertama, seluruh tubuhnya terasa lumpuh. Rasa sakit ini bahkan lebih buruk dari kehidupan pertamanya, apalagi suara berisik yang dia dengar di sekitar. Tidakkah mereka tahu kalau orang sakit butuh ruangan yang tenang?!

Leon muncul dan duduk di sisi kiri Alice, "Nona, kita mulai misinya. Pahlawan dunia akan diseret kemari karena dituduh sebagai penyebab tubuh asli mati. Nona harus menjaganya dari hukuman, dua orang yang sedang ribut adalah Dewi Bunga dan Dewa Petir. Orang tuamu saat ini."

Alice akhirnya membuka kelopak matanya yang berat, tenggorokannya terasa kering dan sakit saat dia bersusah payah untuk memanggil, "I-ibu ..."

"Chang Zui!" Dewi Bunga berteriak bahagia dan menatap tak percaya pada putrinya yang benar-benar membuka mata. Perempuan tersebut segera mendekati ranjang, memeluk putrinya, menyalurkan energi spiritual sebanyak-banyaknya untuk sang putri.

Alice merasakan fluktuasi ketika energi spiritual Dewi Bunga mulai memasuki tubuhnya. Beberapa titik yang terasa sakit mulai mereda dan agak mendingan, "Ibu," panggilnya lagi. Ingatan tubuh asli saat ini sedang masuk ke dalam memorinya secara bertahap.

Dewa Petir berhenti memarahi anak kecil bermata merah yang tengah berlutut dengan banyak bekas luka. Ia ikut berlari mendekati putrinya, manatap penuh kerinduan pada sang anak, "Zui'er, putri Ayah ..."

Leon berkata mengingatkan, sosoknya hanya bisa dilihat oleh Alice seorang, "Pahlawan dimensi ada di sana, lihatlah Nona."

Alice menurut, dia menoleh ke area pintu masuk kamar. Di sana ada seorang anak kecil laki-laki yang diikat dengan tali berduri, tubuhnya penuh luka, surai peraknya yang panjang kotor oleh debu dan mata merahnya hanya menatap kosong ke depan. Alice mengerutkan kening, "Anak ini seperti tidak hidup, tapi juga tidak mati."

"Benar, karena itulah Nona diberi tugas. Buat Pahlawan Dimensi memiliki semangat untuk hidup agar bisa bangkit dan melindungi dimensi besar ini," jawab Leon.

Alice menyentuh lengan Dewi Bunga yang sibuk mengecek tubuhnya, dia berkata sedih, "Ibu, lepaskan dia. Ini bukan salahnya, tapi salahku sendiri yang tidak berhati-hati saat berkultivasi."

"Nak, apa yang kamu bicarakan?" Yang bertanya ialah Dewa Petir, bingung dan terkejut. Selama ini putrinya sangat membenci anak setengah Iblis tersebut, dan saat putrinya terpukul mundur, anak pembawa sial itu ada di sana. Jelas-jelas putrinya pasti telah sengaja di ganggu karena Yue Moran memiliki dendam!

"Tidak, Ayah. Aku yang salah, Zui mohon ... lepaskan dia ..."

Dewi Bunga tak bisa melihat putrinya yang menyedihkan, ia pun berbicara ketus pada sang suami, "Lepaskan dia! Ikuti kemauan putri kita!"

"Baik, Ayah lepaskan."

Alice membuat senyum keibuan selembut mungkin untuk Pahlawan Dimensi di sana. Tapi yang diberi senyuman justru menggeram marah seperti binatang buas yang waspada, eh? Kenapa responnya begitu? Apakah wajah tersenyumnya buruk?

Leon menjawab pertanyaan Alice, "Tubuh asli selalu menindas Pahlawan Dimensi. Responnya adalah hal normal. Aku pergi istirahat dulu, Nona bisa menjalankan misinya, panggil aku jika ada kondisi darurat."

"Tidak, Leon! Kembali! Pengaturan macam apa ini?! Kenapa harus tubuh seorang preman?! Kau menjebakku!"

***

Satu minggu lebih berlalu begitu saja, Alice sebelumnya terpaksa berdiam diri selama tiga hari berturut-turut di dalam kamar untuk memulihkan fisiknya yang ternyata memang nyaris lumpuh keseluruhan. Lalu di hari-hari berikutnya, dia terus mengikuti ke mana pun Yue Moran pergi secara diam-diam.

Pertama, dia ingin tahu tempat apa saja yang sering dikunjungi Yue Moran, kedua untuk mencari tahu kegiatan apa yang di sukainya, lalu terakhir untuk menghitung pada jam berapa Yue Moran memiliki waktu bermain.

"Ini sangat tidak adil untuk anak-anak ..." Alice berkata dengan desahan kecewa. Selama lima hari dia mengikuti Yue Moran, yang dia dapat hanya pemandangan buli para penduduk surga terhadap anak kecil tersebut. Seketika dia ingin membunuh mereka semua, apa kesalahan anak sepuluh tahun itu?

Jika Yue Moran bisa memilih, dia tidak akan memilih untuk dilahirkan sebagai Malaikat setengah Iblis! Alice membuang nafas panjang untuk melegakan pikiran, "Bahkan jika aku juga diberi kesempatan lagi untuk memilih, aku lebih suka menyiksa Alan dan Malia lalu membuat mereka berdua lebih ingin mati dari pada hidup!"

Leon muncul dan melayang diudara, "Nona, kondisi darurat! Pahlwan Dimensi ingin bunuh diri!" Serunya serius.

Sontak saja Alice bangun, "Sangat tiba-tiba?! Anak ini jelas-jelas depresi karena tekanan mental! Deteksi lokasinya!"

"Hutan belantara, tepatnya dibelakang Gunung Fu Ning."

Dengan satu gerakan tangan, segerombolan bunga muncul dari udara kosong dan menelan Alice hingga menghilang. Ia langsung berteleportasi ke lokasi Sungai Dao yang dijadikan Yue Moran sebagai tempat untuk bunuh diri. Nafasnya terputus-putus karena berlari kesana-kemari mencari sosok Yue Moran.

Setelah berlarian ke banyak titik, Alice berteriak frustasi, "Di mana Yue Moran?!"

Leon mengotak-atik layar monitor menggunakan cakar kucingnya. Dia mencoba mendeteksi nafas Pahlawan Dimensi, tapi tidak ada sinyal balasan, "Sepertinya dia sudah jatuh ke dalam sungai. Nafasnya tidak terdeteksi!"

"Sialan! Aku akan masuk ke dalam air!"

Leon ingin mengatakan sesuatu, tapi dia kembali diam.

Alice merasakan keanehan pada kucing tersebut, seolah kematiannya sedang di rencakan ulang. Dia melepas beberapa lapis hanfu merah mudanya, berkata ketus, "Jangan rencanakan apa pun sebelum koordinasi denganku!"

"Tentu, Nona," Leon berujar sopan seolah dia adalah makhluk suci yang tidak memiliki niat jahat. "Saat Pahlawan Dimensi mati, misi akan gagal, dan kita juga ikut mati."

"Argh! Dia tidak boleh mati! Aku harus membunuh suamiku dan jalang itu!" Gerutu Alice sembari mencelupkan satu kakinya untuk mengecek kedalaman. Ini sangat dalam, sigh! Yue Moran akan mati sungguhan dengan kedalaman sungai seperti ini!

Dengan satu kali lompatan, Alice masuk ke dalam sungai tanpa arus itu. Berenang ke bawah dan melepaskan energi spiritualnya untuk mendeteksi dan mencari energi gelap Yue Moran. Beruntung dia pernah mengikuti organisasi renang selama di Akademi. Setidaknya hal ini ternyata berguna setelah dia mati.

"Nona, aku menemukan titiknya. Nafasnya lemah, dia ada di timur. Dua meter dari posisimu saat ini."

Informasi dari Leon membuat Alice bergegas berenang dua meter ke arah timur. Energi khusus dari Sistem bermanfaat dalam membantu dia bernafas di dalam air, sehingga pergerakannya tidak terbatasi oleh apa pun.

"Tolong jangan mati, jangan mati ... kamu adalah kunci pertamaku untuk kembali hidup dan menuntaskan dendam!"

Iris hitam Alice berpendar ke segala arah, sesampainya pada titik yang ditentukan, dia mengeluarkan bola cahaya dari energi spiritual. Menyelam lebih ke dalam, kemungkinan besar Yue Mo Ran telah terjatuh semakin ke dasar. Setelah beberapa saat, Alice melihat untaian rambut perak yang berantakan dan mengambang acak.

Perasannya di penuhi suka cita, Alice buru-buru mendekati Yue Moran dan memeluk tubuh kecilnya yang dingin. Nafasnya sangat lemah nyaris terputus, "Leon, berikan dia energi untuk bernafas di air!"

"Tidak bisa, alat kita hanya satu. Jika ingin lebih maka harus membeli ke toko pusat! Poin kita masih kosong sebelum misi pertama berhasil!"

"Gila! Apa Sistem kalian ini bandit?!"

"Aturan pusat, Nona. Tidak pantas diperhitungkan jika dibandingkan dengan berkah kehidupan kembali."

Alice memutuskan kontak sepihak dan mengutuk pusat secara batin, menggunakan cara acak untuk memindahkan Energi Sistem pada Yue Moran, usaha beberapa kali membuahkan hasil, Energi Sistem berhasil berpindah pada Yue Moran. Dia buru-buru berenang ke atas, nafasnya sendiri tercekat dan hampir habis. Jika saja ini adalah sungai biasa, maka dia bisa menggunakan energi spiritual untuk menjaga nafasnya.

Sayangnya ini adalah Sungai Dao khusus. Hanya Klan Naga Agung yang bisa bernafas di sini.

Alice tersentak kaget ketika nafas Yue Moran di lehernya berhenti, "Tidak! Aku sudah memberikannya Energi Sistem untuk bernafas! Mustahil dia masih tetap mati!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status