Share

#6. Bunuh Kaisar Langit

"Meski peristiwa ini mungkin telah terulang berkali-kali, kamu masih belum bisa menerimanya," Alice berkata lirih dari belakang. Ekspresi wajahnya tertutup topi bambu bertirai.

Yue Moran sempat berpikir ketika dia kembali ke masa saat Ibunya mati, dia akan menguburkan mayatnya di belakang paviliun dengan tidak layak seperti dulu. Namun berkat Alice, dia bisa menguburkankan Ibunya di tempat yang sunyi dan damai, bahkan memiliki energi spiritual lingkungan yang cukup murni.

Yakni, Alam Manusia.

Lokasi yang dipilih oleh Alice sangat tenang, tempat ini nyaris tidak di jamah oleh manusia karena lokasinya yang terlalu masuk ke dalam hutan. Di berbagai tempat terdapat banyak tanaman seperti bunga, tumbuh.

"Aku selalu datang pada detik-detik terakhir Ibuku akan mati," sahut Yue Moran tanpa menoleh. Ia kembali melanjutkan, "Terkadang aku tidak terlalu membenci siklus reinkarnasi yang terus terjadi. Karena setidaknya, aku memiliki kesempatan untuk melihat Ibuku tersenyum dan menyentuh kepalaku."

Di mata Alice sekarang, Yue Moran tidak lebih dari bayi harimau liar yang sedih setelah kehilangan sang induk sebagai rumahnya pulang di dunia yang kejam ini. Kakinya perlahan maju ke depan, lalu berlutut di sebelah Yue Moran. Alice menyatukan kedua tangannya dan berdoa untuk ketenangan jiwa Yue Ming Li.

"Nona Yue, aku tidak akan membiarkan putramu mati atau menerima penindasan lagi. Karena mulai sekarang, aku akan menganggapnya sebagai putraku sendiri."

"Apa yang sedang kau lakukan?"

Alice menutup doa, menoleh ke samping di sertai senyuman lembut menghiasi paras indahnya, "Aku hanya berdoa untuk ketenangan jiwa Nona Yue. Aku juga berjanji padanya, untuk ke depannya aku akan menggantikan posisinya dalam melindungimu. Dan mulai detik ini juga, jangan berlari menjauh dariku, karena aku adalah rumah barumu."

Yue Moran berpaling ke arah lain, menatap sungai panjang tanpa riak di seberang sana. Jujur dia merasa bersalah karena telah membunuh Alice sebelumnya. Tapi di satu sisi, dia merasa tak terlalu bersalah, semua tindakannya di dasari atas keputusasaan yang terlalu dalam terhadap takdir hidupnya sendiri.

"Chang Zui—"

"Jangan bicara lagi. Aku sudah tahu apa yang ingin kau katakan, tenang saja, ya? Aku pasti merahasiakan semuanya. Ini adalah rahasia kita berdua sampai kita mati."

Netra merah Yue Moran bergetar ringan saat kembali bersitatap dengan pupil hitam Alice yang terasa begitu teduh seolah membawa kelembutan awal musim semi. Sayangnya kewaspadaan yang dia miliki masih cukup banyak, "Katakan saja apa maumu, aku akan menurutinya."

Alice bingung atas respon dingin tersebut. Mana mungkin bantuan yang dia berikan kali ini belum cukup?

Anak laki-laki itu hanya diam, kemudian beranjak dan menaruh beberapa tangkai bunga untuk diletakkan ke atas tanah kuburan Yue Ming Li. Badan kurusnya yang kering dan lusuh akan membuat orang bersimpati meski mereka tidak ingin.

"Chang Zui yang aku kenal sangat berbeda dengan dirimu yang sekarang. Aku tidak tahu apakah kepalamu mengalami kerusakan, tapi jangan ganggu aku."

"Kalau begitu anggap saja kepalaku rusak," jawab Alice dengan santai. Dia bangkit dari posisinya, mengepak hanfunya yang kotor sebentar sebelum mengulurkan tangan ke depan, "Ayo."

Yue Moran melirik sekilas telapak tangan Alice, tidak tertarik sama sekali. Bocah itu akhirnya berjalan sendiri ke depan seperti baru saja melewati batu, "Berhenti memperlakukan aku seperti anak kecil."

"Tapi tubuhmu masih anak kecil!"

"Dan jiwaku sudah dewasa!"

"Lupakan, berikan jawaban atas tawaranku sebelumnya," tandas Alice. Dia masih tetap berdiri di posisi awalnya. Andai Yue Moran menolak, mungkin dia bisa sedikit memaksa jika perlu. Karena Alice tidak ingin bermain terlalu lama di misi pertamanya.

Leon muncul dari ruang hampa, berputar malas di udara. Kucing itu menguap dua detik, lantas berkata lelah dari samping, "Semuanya sudah beres, Nona."

"Kau bisa pergi beristirahat. Terima kasih, Leon."

"Tentu, jika Nona butuh hal lain. Beri tahu aku. Informasi tentang peta Alam Manusia sebentar lagi akan ditransfer ke dalam memori." Tubuh gendut Leon menghilang seketika begitu selesai dengan tugasnya.

Yue Moran berbalik, mendongak untuk menatap Alice yang juga menatapnya. Sepasang mata bak anggur musim gugur tampak penuh tekad dan keyakinan. Ia mengepalkan kedua tangannya, berkata kesal, "Saat kau bilang akan menjagaku, akan menjadi rumahku, pernahkah kau berpikir mengenai Putra Mahkota Langit? Calon suamimu! Dia akan membunuhku jika kau selalu berada di samping momok jahat sepertiku!"

Ungkapan yang sedikit beremosi menyadarkan Alice akan sesuatu.

Dia berhasil.

Dia berhasil mengguncang perasaan Yue Moran.

Sudut bibirnya menipis, membentuk lengkungan bulan sabit yang indah, "Mau seberapa dewasa jiwamu, faktor usia dan tubuh kecilmu masih mempengaruhi pola pikir dan cara kerja perasaan yang terdalam."

"Kau bodoh?"

"Tentu saja, tidak." Kata Alice sembari berjalan menyusul Yue Moran, tangan kanannya mendarat di atas surai perak yang indah. Dia berusaha menyalurkan kehangatan seorang Ibu yang dia miliki. Seraya betutur ramah, "Yue Moran, jangan khawatir tentang apa pun. Tugasmu sekarang adalah menikmati hidup dan berlatih untuk mengasah kekuatanmu."

"Kau!" Yue Moran tidak habis pikir dengan perubahan aneh pola pikir gadis di depannya. Perasaan nyaman dari belaian pada kepalanya sempat membuat dia tersesat untuk sesaat.

Chang Zui yang dia hadapi saat ini sekarang menjadi tidak biasa!

Akan tetapi, Yue Moran juga membutuhkan seseorang untuk membantunya bangkit. Sebab usaha mandirinya tidak membuahkan hasil sama sekali. Dia tidak bisa membaca dengan baik, dan dia tidak memiliki Guru atau Buku Pelajaran untuk memandunya berlatih.

Alice membiarkan Yue Moran terus termenung untuk memikirkan kelebihan dan banyaknya manfaat jika dia menjadi pemandunya. Pemilik tubuh asli, Chang Zui, selain terkenal sebagai Kecantikan Langit, Zui juga di kenal sangat cerdas serta berbakat sejak kecil. Sehingga dinobatkan sebagai Putri Mahkota.

Tentu saja akan ada banyak keuntungan bagi Yue Moran andai anak ini mau menuruti kemauannya untuk hidup terpisah dari Alam Dewa selama beberapa waktu.

"Kenapa kau ingin membantuku?"

Ikan sudah menangkap umpan!

Alice memberikan jawaban tegasnya, "Karena aku ingin kau membunuh Kaisar Langit."

azzurayna

Terima kasih atas supportnya! 💗

| Like

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status