/ Fantasi / Sistem Legenda Sepak Bola / BAB 9. Latih Tanding

공유

BAB 9. Latih Tanding

작가: Hudi
last update 최신 업데이트: 2023-03-24 11:46:20

Bila dilihat dari komposisi pemainnya, jelas terlihat bahwa pemain yang memakai rompi berwarna merah adalah pemain inti dari Phoenix FC U19, sementara pemain yang memakai rompi biru merupakan pemain cadangannya.

Tim rompi merah sebagai tim yang menyerang akan memakai formasi 4-3-3, sementara tim rompi merah sebagai tim bertahan akan memakai formasi 4-5-1.

Dalam pertandingan latih tanding ini, Ali yang merupakan satu-satunya pemain depan dari tim rompi biru, ia akan berhadapan langsung dengan Johnson yang merupakan bek tangguh dari Phoenix FC U19 yang bertubuh gempal.

Johnson adalah orang yang selalu mencemooh kemampuan Ali sebagai kiper cadangan ketika tim nya Phoenix FC U19 berhadapan dengan tim Rockets FC U19 minggu lalu, yang berkesudahan 0 - 8 untuk kemenangan tim Rockets FC U19.

Priit!

Pertandingan pun dimulai.

Seperti yang sudah diduga sebelumnya pada menit-menit awal pertandingan tim rompi merah langsung memainkan tempo cepat untuk melakukan serangan yang bertubi-tubi ke arah jantung pertahanan dari tim rompi biru.

Tim rompi biru pun hanya bisa pasrah bertahan dengan berupaya untuk meredam serangan-serangan dari tim rompi merah yang datang dari segala penjuru arah pertahanan mereka.

"Heh! Kiper sampah!" seru Johnson sembari berjalan santai menghampiri Ali, "Orang lemah dan kurus sepertimu tidak akan pernah bisa menjadi pemain hebat." ucapnya mengejek Ali dengan suara pelan yang diarahkan ke telinga Ali.

Mengetahui Johnson yang datang menghampirinya dan langsung mengejeknya, Ali hanya diam dan berusaha untuk tenang agar ia tidak terpancing dengan ucapan dari Johnson yang sepertinya akan terus menghina Ali selama pertandingan latih tanding ini berlangsung.

"Percuma saja kamu berubah posisi dari kiper menjadi posisi pemain depan, jika kamu masih lemah, kamu hanya akan butiran debu dimataku yang bisa kusingkirkan hanya dalam satu kibasan saja, ha ha ha." Kembali Johnson mengatakan sesuatu yang buruk tentang Ali.

Sadar Johnson akan selalu mengganggu, Ali berusaha menjauh dari kawalan Johnson dengan berlari agak ke samping, sambil berharap ada bola yang akan di oper kepadanya.

Namun sepertinya harapan untuk bisa di oper oleh rekan-rekannya di tim rompi biru itu hanya akan menjadi angan-angan Ali saja, karena sudah 10 menit pertandingan berjalan tidak ada serangan yang bisa dilakukan oleh tim biru, yang membuat Ali sampai saat ini belum memegang bola sama sekali. Dan …

Gol!!!

Tim rompi merah pada menit ke 11 dapat menjebol gawang dari tim biru, tendangan dari luar kotak penalti yang dilakukan Reza memecah kebuntuan dari tim rompi merah.

Pertandingan pun dimulai kembali setelah terjadi gol pertama dari tim merah.

"Ali! Tetap berada di posisi tengah!!!"

Pelatih Kepala dengan berteriak memberikan instruksi kepada Ali agar tetap berada di tengah dan jangan pergi ke samping lapangan hanya untuk meminta bola dari rekan-rekannya.

Ali pun berlari kembali berlari ke tengah dan kembali lagi bertemu dengan Johnson bek tengah dari tim rompi merah.

Pada menit ke 15 akhirnya tim biru mendapatkan kesempatan untuk membangun serangan ke arah pertahanan dari tim rompi merah.

Ali dengan insting yang diperoleh dari sistem sepak bolanya merasa bahwa rekannya akan memberikan ia umpan terobosan sedikit ke arah kanan pertahanan lawan, lalu ia pun dengan cepat bergerak sedikit ke arah kanan sambil berlari. Dan …

Benar saja rekannya memang memberikan umpan terobosan sedikit agak ke kanan dari pertahanan tim rompi merah.

Karena Ali sudah bisa membaca umpan terobosan itu, maka ia lebih cepat bergerak dibanding dengan Johnson yang masih harus meraba-raba kemana akan datangnya bola hasil dari umpan terobosan itu

Bola itu terus bergulir masuk ke dalam kotak penalti lawan dan Ali yang akan pertama kali mendapatkan bola itu dan yang akan mengeksekusi bola itu saat berhadapan dengan kiper langsung.

Namun karena kontrol yang buruk dan insting menembak yang masih kurang dari Ali, akhirnya Johnson dapat dengan mudah mengambil bola dari penguasaan Ali melalui tekel bersih darinya.

"Ha ha! Jangan harap kamu dapat dengan mudah melewati aku, apalagi jika kamu berharap bisa mencetak gol! Itu tidak akan pernah terjadi! Anak manja!" Pekik Johnson dihadapan Ali setelah ia dengan mudah menekel bersih bola dari penguasaan Ali.

"Ha ha!"

Ali terlihat hanya tertawa tipis membalas pekikan dari Johnson.

"Apa yang kamu tertawakan, dasar anak aneh!" seru Johnson yang kemudian berkonsentrasi kembali pada pertandingannya melawan tim rompi biru.

Di pertandingan hari ini, ternyata Ali bisa merasa senang juga, walaupun hari ini ia tidak bisa memaksimalkan persentase penambahan atribut Shootingnya.

Namun, dengan apa yang terjadi di kotak penalti tadi, yang merupakan sentuhan pertamanya sebagai pemain depan, ia bisa merasakan sensasi sebagai pemain depan yang mempunyai naluri haus akan mencetak gol.

Ali juga di pertandingan ini sudah bisa merasakan manfaat dari sistem sepak bola yang ada dalam dirinya, ia yang memiliki Special Ability Positioning dalam sistemnya seketika seperti bisa membaca bola yang akan ditempatkan di dalam kotak penalti oleh rekan-rekannya ketika timnya sedang dalam posisi menyerang. Dan …

Priit!

Priiit!

Babak pertama pun selesai, dengan kemenangan sementara dari tim rompi merah dengan skor 1 - 0.

Kepala Pelatih Phoenix FC U19, terlihat agak kecewa dengan penampilan dari tim rompi merah yang merupakan tim inti dari Phoenix FC U19. Ia melihat tim rompi merah banyak sekali membuang kesempatan untuk mencetak gol walaupun tim itu selalu menggempur pertahanan tim rompi biru.

Lima menit kemudian pertandingan babak kedua pun dimulai.

Kembali terlihat tim rompi merah melakukan inisiatif menyerang, namun kali ini mereka lebih rapi lagi dalam membangun serangan.

Akhirnya dengan kepercayaan diri yang mulai meningkat tim merah dapat mencetak gol ketika pertandingan babak kedua ini baru berjalan tiga menit.

Kembali Reza melalui sundulannya memanfaatkan sepak pojok dapat menggetarkan gawang dari tim rompi biru.

"Kalau aku hanya terus menunggu bola di depan di dalam kotak penalti, sepertinya aku tidak akan berguna bagi tim rompi biru ini, aku harus membantu pertahanan juga."

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 48.

    "Aku ingin tinggal disini Pak." ucap Dylan lirih namun terdengar tegas, "Itulah alasan aku kenapa aku pergi ke Desa Rocky Valley ini." ungkapnya menjelaskan."Aku tidak betah tinggal bersama orang tua angkatku yang sangat galak."Dylan berkilah bahwa ia datang ke rumah Logan karena tidak kerasan tinggal bersama orang tua angkatnya yang galak dengan wajahnya yang berpura-pura terlihat seperti orang yang bersedih.Logan menarik nafas dalam-dalam, ia berusaha tenang untuk mendengar keluhan Dylan yang ia kira anak kandungnya."Maafkan bapak sekali lagi Dylan." ucap Logan dengan wajah bersalah, "Kamu mulai saat ini tinggal saja di rumahku." ujarnya dengan sorot mata yang penuh kehangatan untuk menerima anak kandungnya kembali."Terima kasih bapak, mau menerimaku kembali." ucap lembut Dylan.Logan kemudian bertanya tentang alasan Dylan merasa tidak betah tinggal bersama orang tua angkatnya dan ia mencoba memahami perasaan dan pengalaman Dylan secara lebih mendalam. Logan juga berbicara tent

  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 47. Mengganti Nama Dylan

    “Apa aku harus menghilang?!”Setelah Ali sampai di rumahnya, ia dengan bergegas mencari laptop milik Liana yang kemungkinan besar telah disimpan di tempat yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah menemukannya, Ali kemudian membukanya dengan membuka tutup layar laptop dan menekan tombol power untuk menyalakan laptop tersebut. Ketika laptop telah menyala, tampilan awal akan meminta masukkan password untuk masuk ke akun pengguna. Ali kemudian mengingat bahwa ibunya Liana memberitahunya password laptop tersebut adalah angka-angka ulang tahun Ali. Ali kemudian memasukkan angka-angka tersebut dengan urutan yang benar, yaitu mungkin dari tanggal, bulan, dan tahun kelahirannya. Setelah memasukkan angka-angka tersebut dengan benar, ia kemudian menekan tombol "Enter" atau "Masuk" pada layar untuk memverifikasi password tersebut.Ali duduk di depan laptop-nya dengan tenang. Ia memasukkan sebuah flashdisk ke dalam laptop dan membukanya. Setelah itu, ia menemukan sebuah file video dengan nama "B

  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 46. Di kejar Sarah

    “Sudah lepaskan aku!” ucap Liana dengan kesal, “Siapa yang telah mengutusmu untuk menangkap aku?” tanyanya kepada Agen no. 1 dengan wajah menyelidik, “Pasti sang pemimpin CYTO yang elegan dan maskulin itu yah?” Lanjutnya berceloteh.Agen no. 1 tampaknya sangat tenang dan tidak terpengaruh oleh pertanyaan Liana. Ia hanya diam dan menatap Liana dengan tatapan tajam yang sulit untuk dibaca. Walaupun begitu, terdapat perasaan ketegangan yang terasa di antara keduanya, seakan-akan ada sesuatu yang disembunyikan oleh agen tersebut. Liana merasa sedikit tidak nyaman dengan situasi tersebut, ia mencoba untuk menembus tatapan tajam agen no. 1 tetapi tidak berhasil. Selama beberapa detik yang terasa lama, agen no. 1 masih diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.Liana yang duduk di jok belakang bersama Agen no. 1, merenungkan kembali kenangan masa lalu ketika ia dan temannya, yang kini menjadi pemimpin CYTO, merintis organisasi tersebut dari sebuah komunitas rahasia ilmuwan biologi sel. Mereka

  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 45. Sarah dan CYTO

    “Ali adalah lawanku!” Suara lantang terdengar dan seorang perempuan keluar dari mobil salah satu agen, perempuan itu nampak sangat percaya diri saat keluar dari mobil. “Sarah!” Ali terkejut ketika dilihatnya Sarah yang keluar dari mobil itu, “Kamu ngapain ada di dalam mobil itu Sarah?” tanyanya penasaran. “Aku ada di mobil ini untuk menangkapmu.” jawab Sarah dengan senyuman tipis yang tampak di wajahnya, “Jangan kira hanya kamu saja yang memiliki sistem.” ucapnya menegaskan seraya berjalan perlahan mendekati Ali. “A-apa maksud dari ucapanmu, Sarah?” tanya Ali yang mulai merasa cemas karena ucapan dari Sarah, “Sistem apa?” tanyanya kembali berusaha berkilah mengenai keberadaan sistem yang ada di tubuhnya. “Jangan berpura-pura tidak mengerti kamu, Ali.” ungkap Sarah agar Ali mau berkata jujur tentang sistem yang ada di dalam tubuhnya, “Aku juga memiliki sistem dalam tubuhku.” ucapnya mengungkapkan kebenaran tentang dirinya. “Apa?! Kamu juga memiliki sistem?!” Sarah merupakan ana

  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 44. Agen Misterius

    "Iya, itu Liana!" ujar Agen no. 2 memberitahukan kalau yang didepan itu memang mobil Liana, "Agen no. 3 cepat halangi mobilnya!" Perintahnya lantang supaya Agen no. 3 bergerak cepat mencegat mobil Liana."Baiklah!" sahut Agen no. 3 dengan sigap, "Cepat salip mobil putih yang ada di depan itu!" Perintahnya kepada supir yang mengendarai mobil Agen no.3, "Kita harus menghentikan mobil putih itu!" Mobil sport Agen no. 3 dengan kecepatan penuh langsung mendahului mobil Liana yang melaju dengan kecepatan rendah. Mobil itu menyalip dari sebelah kanan.Liana terkejut karena melihat ada mobil di sebelah kanan yang tiba-tiba menyusul mobilnya dan karena panik ia dengan gegabah malah semakin menginjak gas dari mobilnya, "Liana! Injak rem nya!"Pengajar mengemudi berteriak dengan keras kepada Liana agar segera menginjak rem nya, karena akan sangat berbahaya apabila mobil yang dikendarai oleh Liana yang baru belajar menyetir melaju dengan kecepatan penuh."Ibu! Jangan panik!" teriak Ali yang ber

  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 43. Kehilangan

    Ketika Ali baru saja tiba di rumah setelah pulang dari latihan sepak bola, ia melihat Liana sang ibu yang sedang bersedih sambil memegang telepon selulernya.“Ibu kenapa?!” tanya Ali yang dengan cepat menghampiri Liana, “Apa yang terjadi Bu?” tanyanya lagi dengan wajahnya yang mulai terlihat cemas dan khawatir.“Ibu baru saja ditelepon dari rumah sakit.” ucap lirih Liana sambil memegang erat ponselnya, “Katanya Ayah mengalami kecelakaan tunggal dan sekarang ada di IGD Rumah Sakit Portville,” ungkapnya dengan wajah yang sudah berlinangan air mata.“Apa! Ayah kecelakaan!” seru Ali terkejut dengan mata yang terbuka lebar, “Kita harus cepat pergi Rumah Sakit sekarang, Bu.” ucap lantang Ali sembari menarik tangan Liana, agar dengan cepat pergi menuju ke Rumah Sakit.Akhirnya mereka berdua bergegas pergi ke Rumah Sakit dengan menggunakan kendaraan mobil yang dipesan online dengan pelayanan kilat terbaik agar bisa secepatnya sampai ke Rumah Sakit.Ketika Ali dan Liana tiba di rumah sakit, me

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status