“Latihan bersama?” tanya Dariel memastikan.Green mendarat di tanah, berdiri di depan Dariel. “Aku dan anggota lain sering kali latihan bersama. Aku dan Black bahkan baru saja berlatih di ruangan lain. Tidak ada aturan mana pun yang kami langgar selama kita berlatih di arena latihan.”Dariel terdiam, mengamati Green saksama. “Apa yang sebenarnya dia rencanakan?” gumamnya sembari mengebalkan tangan erat-erat.“Ketua memintaku untuk berlatih mandiri. Jika aku menerima ajakanmu, aku akan mendapatkan hukuman. Aku tidak ingin melakukan kesalahan apa pun.”“Kau benar. Kau harus latihan mandiri dalam latihan utamamu. Akan tetapi, kau boleh berlatih dalam latihan yang tidak resmi. Itu tidak melanggar aturan.” Green menunjukkan sebuah aturan. “Kau bisa membaca aturan ini.”Dariel membaca aturan secara saksama, tidak hanya sekali bahkan hingga berkali-kali. Saat ia akan berbicara, ia mendapatkan sebuah pesan.“Aku yakin kau ingin tahu sejauh mana perkembanganmu setelah kau berlatih keras selama
Gio mengamati informasi ruangan melalui layar tablet. Pria itu berjalan sembari mengawasi keadaan sekitar. “Aku tidak menemukan keanehan apa pun di tempat ini.”Gio tertawa terbahak-bahak. “Keadaan ini membuatku sangat kesal. Aku sudah mendatangi setiap lokasi dan memeriksa setiap lokasi seketat mungkin, tetapi aku masih belum menemukan petunjuk apa pun.”“Sial, Davis dan bawahannya tampaknya memang sengaja menjailiku. Dia ingin aku terlihat bodoh seperti sekarang.”Gio menaiki sebuah tangga, mengamati keadaan lantai atas di tablet. Drone kecilnya terus bergerak ke berbagai lokasi, mengirimkan informasi ke tablet.Gio memeriksa satu per satu ruangan, meraba dinding, menyingkirkan barang-barang bekas yang menghalangi pemeriksaan. Ia terdiam di dekat tangga, tersenyum.“Lantai itu adalah lantai paling atas sekaligus tempat terakhir yang aku periksa. Drone mengirimkan informasi tidak keanehan di tempat itu. Akan tetapi, firasatku mengatakan sebaliknya. Biasanya, firasatku tidak pernah sa
“Siapa si brengsek ini?” ketus Edwin sembari memasukkan ponsel ke saku jaket. “Dari mana dia mendapatkan nomor ponselku?”“Dasar bodoh!” Edwin bersandar di kursi, memilih tertidur.Mobil melaju meninggalkan pusat perbelanjaan, melewati kendaraan-kendaraan, memasuki terowongan sampai akhirnya tiba di sebuah gedung.Edwin memasuki apartemennya, melemparkan tubuhnya ke sofa. Ia tiba-tiba teringat dengan permainannya dengan Alex dan Martin tadi.“Jika aku ingin menghabisi Davis, aku bisa mencelakai Alex bahkan keluarga Anderson. Sayangnya, aku tidak bisa sembrono menyerang mereka. Davis memiliki bukti kejahatanku. Selain itu, dia sangat dekat dengan Henry Tolando. Ayah dan Emir pasti akan berpikir berkali-kali jika ingin mengusik Davis sekarang.”Edwin berbaring ke samping, mengamati penampilannya di cermin. “Salah satu cara terbaik untuk menghancurkan Davis adalah dengan menjauhkannya dengan Henry Tolando, atau membuat Henry Tolando membenci Davis.”Edwin mengubah posisi menjadi duduk. “
Rex mengamati informasi di layar. “Cairan itu bergerak menuju Galatown. Jack ternyata membawa cairan itu. Aku yakin dia tidak bodoh untuk melihat pertemuanku dengannya sebagai sebuah kesempatan.”Rex menoleh pada lampu merah, tersenyum. “Aku yakin kalau dia akan mencoba cairan itu pada para bawahannya. Setelah dia tahu bagaimana kemampuan cairan itu, dia pasti akan mencobanya sendiri dan menghubungiku.”“Aku beruntung karena pengawal Jack yang bernama Tommy pergi. Aku merasa jika dia akan menjadi penghalang yang merepotkan.”Rex melajukan mobil, berbelok ke arah kiri. “Aku harus menemui Edwin sekarang. Dia ... berada di Lilitown. Aku tidak menyangka jika hanya bocah SMA biasa. Aku semakin tertarik untuk menemuinya. Remaja sepertinya pasti sangat ingin terlihat kuat.”“Jika Rix tidak bodoh, dia pasti sedang bertemu dengan Russel sekarang.” Rex menyalip beberapa kendaraan. “Pekerjaan ini tidak terlalu merepotkan.”Di waktu yang sama, Rix sedang mengamati Russel yang tengah berbincang de
Jack menatap sinis pria itu, keluar dari kolam renang. “Aku sudah selesai. Kau bebas menggunakan kolam renang ini sepuasnya.”Pria itu berhenti berjalan, mengamati Jack yang berjalan menuju sebuah kursi. “Kau memiliki tato naga yang bagus. Aku sepertinya tahu siapa kau.”Jack menoleh pada pria itu saksama. “Apa yang kau inginkan dariku? Jika kau memiliki urusan denganku, kau harus mengatakannya sekarang. Aku tidak ingin membuang-buang waktuku. Aku memiliki jadwal padat.”“Kau adalah pemimpin utama Black Lizard. Kau ... kehilangan banyak wilayahmu karena kau kalah dari berandal bernama Davis.”Jack berbalik, menatap tajam. “Apa yang sebenarnya kau inginkan, sialan? Berani sekali kau menyebut nama Davis di depanku. Apa kau tidak tahu siapa aku sebenarnya?”Pria itu tertawa. “Aku tentu tahu siapa kau. Kau adalah pemimpin Black Lizard sekaligus putra Jeremy. Kau terkenal di dunia hitam maupun dunia bisnis. Kau memiliki status keluarga yang jauh lebih tinggi dari Davis, tetapi kenapa kau j
Daniel memasuki ruangannya, tercenung selama beberapa waktu.“Mike tampak ragu untuk memutuskan siapa pria itu sebenarnya. Aku melihatnya cukup terkejut ketika mendengar jawaban Mario soal Dylan.”“Mike sama sekali tidak berbohong ketika menjawab semua pertanyaanku.”Daniel menekan tombol. Kursi roda melaju menuju jendela. Ia mengamati keadaan luar, menoleh pada para penjaga.“Mario mengalami depresi dan mengurung diri selama bertahun-tahun. Informasi itu sesuai dengan perkataan Mario ketika dia datang ke rumah ini. Dia kemungkinan tertekan karena aku dan yang lain menuntutnya untuk menemukan lokasi Dylan. Jadi, akan sangat wajar jika dia mengalami depresi.”Daniel mengembus napas panjang, memijat kepala beberapa kali. “Sonic dan bawahannya mengawasi Mike dengan saksama. Kau tidak memiliki pilihan lain selain meminta Mike datang untuk memastikan dugaanku.”“Aku sejujurnya menduga kalau Mario yang berada di ruangan itu bukanlah Mario asli. Dia kemungkinan adalah Athan. Aku masih mengin