Jeritan histeris para fans kaum Hawa begitu riuh terdengar dari depan panggung pertunjukan JC. Mereka mengelu-elukan idola tampan bersuara emas itu.
"We want more ... we want more ... we want more ...," desak mereka kompak dalam seruan riuh rendah yang menggema di stadion yang menjadi tempat roadshow JC di Amerika Utara.
"Oke ... oke, apa kalian tidak kedinginan dan ingin segera pulang? Hahaha ...," tanya JC kocak pada penggemar fanatiknya yang semangatnya tak kunjung surut untuk menonton semua pertunjukannya malam itu, padahal udara malam itu sungguh dingin membeku.
Wajah JC pun terasa perih karena udara di luar ruangan begitu dingin. Pipinya kemerahan dan dia mengenakan kaca mata hitam untuk menghindari silaunya lampu sorot dan blitz kamera yang memancar ke arahnya tanpa ampun selama 3 jam terakhir ini.
"This is last song for you ... kuharap kalian suka. Napas Terakhirku ... mainkan, Dude!" ucap JC seraya memberi kode band pengiringnya untuk mulai memainkan alat musik mereka.
"Karena kau wanita yang istimewa dengan senyuman bagaikan hangatnya mentari ... Bawa aku dalam cinta yang seindah pelangi ... Hanya kamu ... Hanya kamu ... Hingga napas terakhirku ... Cintaku hanya padamu ... Gadisku ...."
Sebait lagu cinta populer milik JC yang merajai billboard tangga lagu hits mingguan. Para fans melambaikan ponsel mereka dengan flashlight menyala mengiringi lagu idola mereka sambil menitikkan air mata haru tersentuh dengan syair romantis lagu yang dinyanyikan JC itu.
JC duduk di kursi di tengah panggung sambil memegang stand microphone. Dia menyanyikan setiap baris syair lagunya dengan penuh penghayatan seolah sedang dimabuk cinta pada seorang gadis yang faktanya jauh dari itu.
"Cintamu yang tak pernah gagal membuat hatiku menjadi hangat ... membawa keindahan di hari-hariku yang kosong ... Ohh Gadisku yang manis ...."
Dalam kenyataannya setiap JC menyanyikan lagu-lagu cinta yang merajai tangga lagu hits itu. Hatinya yang kosong dan dingin semakin lara. Dia belum menemukan 'gadis manisnya' hingga usianya yang ke-30 tahun ini.
Aturan dari managemen artis yang menaunginya pun tegas melarang hubungan istimewa dengan wanita di luar kontrak tertentu. Bila tujuannya hanya untuk mendongkrak popularitas maka hubungan itu diizinkan. Namun, artis dilarang berpacaran dengan sembarang orang, apalagi yang bukan dari kalangan artis itu tabu bagi mereka.
JC menjalani affair-affair singkat dengan artis wanita pendatang baru dengan gosip panas yang disiapkan oleh managemen artis yang menaunginya, Young Talented Management. Dan sejujurnya dia bosan dan muak, lama-kelamaan dia kehilangan minat pada wanita cantik.
"Sampai jumpa, Rekan-rekan penggemarku. Kita akan bertemu di konserku selanjutnya tahun depan. Pulanglah ke rumah dengan hati-hati! Salju semakin tebal di jalanan. Terima kasih sudah datang ke konserku." JC meneriakkan pesan simpatiknya dari atas panggung untuk terakhir kali dari rangkaian pertunjukannya malam itu lalu menghilang ke belakang panggung.
Managernya segera mengulurkan handuk basah hangat untuk JC. Dia pun berterimakasih seraya menerimanya lalu menempelkannya ke wajahnya yang membeku karena hawa dingin.
"Jason, maafkan aku. Sepertinya malam ini kau harus datang ke pesta di Anse La Raye sendirian. Entah kenapa aku tidak enak badan sejak pagi ...," ujar Max Brury, manajer artis JC yang berusia 35 tahun itu.
"Oke, Max. Kau pulanglah ke hotel. Aku akan menyetir sendiri ke sana. Serahkan kunci mobilmu Max, aku akan mengantarmu dulu ke hotel lalu berangkat ke Anse La Raye," ujar JC sembari mengenakan mantel wool tebalnya.
Mereka berdua pun meninggalkan stadion yang masih sibuk sehabis mega konser JC.
Mobil Tucson milik Max Brury meluncur di jalan raya dikemudikan oleh JC dengan kecepatan normal. Permukaan jalanan tertutupi oleh salju yang terus turun sedari pagi. Mereka melewati lokasi bekas kecelakaan bus dan mobil pribadi yang penyok parah dalam perjalanan.
"Wow, kecelakaannya tampak mengerikan, Max!" komentar JC ketika melihat sekilas kedua kendaraan yang ringsek parah itu.
"Ya, mereka sepertinya sedang sial. Kuharap kau berhati-hati menyetir mobilku, Jason! Seandainya aku tidak sakit perut sedari pagi, mungkin aku lebih senang menyetir untukmu ke tempat pesta itu. Oya uang pembayaran endorse pesta malam ini sudah dibayarkan oleh Rosalyne Stuart ke rekening pribadimu. Selamat menikmati pestanya, Jason," ujar Max seraya mengerlingkan matanya.
"Oke, Max. Thanks. Sudah sampai di hotel, beristirahatlah. Sampai jumpa besok pagi," ucap JC sambil menunggu Max turun dari mobil. Dia menurunkan Max di depan pintu lobi hotel tempat mereka menginap selama konser di Amerika Utara.
Setelah itu JC pun melajukan mobilnya menuju ke Anse La Raye. Dia bersenandung kecil selama perjalanan yang panjang dan membosankan seorang diri.
Jalanan begitu gelap karena dia melewati jalan penghubung antar kota yang tak berpenghuni. Lampu penerang jalan terpasang setiap jarak 100 meter. Amerika Utara memiliki jumlah populasi penduduk yang agak sedikit bila dibandingkan dengan luas wilayah negara itu.
Tiba-tiba mobil yang dikemudikan JC seperti kehilangan energi. Dia pun menepikan mobil itu sebelum ada kendaraan lain melintas.
"Oohh SIAL!" rutuk JC dengan keras.
Dia entah berada dimana saat ini, yang jelas power suply mobil itu mendadak hilang dan tidak dapat dinyalakan lagi. Sementara hujan salju masih turun terus dengan lebat. JC bingung harus bagaimana, dia tidak dapat meminta bantuan pada Max karena pria itu sedang sakit.
15 menit berlalu tanpa ada solusi. Selama ini semua kebutuhannya diurusi oleh Max. Ketika terjadi hal tak terduga seperti ini, dia menjadi bingung harus menghubungi siapa. Udara dingin mulai menyergapnya perlahan, pemanas mobil tidak dapat dinyalakan. Mantel wool itu satu-satunya pertahanannya dari serangan hawa dingin.
JC berdoa dalam hatinya ... dia berharap akan ada kendaraan yang melintas. Dia akan membayar berapa pun untuk bisa menumpang hingga ke Anse La Raye.
Jalanan itu gelap hanya ada lampu penerangan jalan sekitar 10 meter dari tempat mobilnya mogok.
Tak lama kemudian, JC melihat dari kaca spion mobilnya sebuah cahaya terang mendekat ke arahnya mungkin sekitar 200 meter di belakangnya, sepertinya lampu jarak jauh mobil. JC pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu yang mungkin satu-satunya peluangnya untuk bertahan hidup malam ini. Dia segera turun dari mobil lalu menyalakan flashlight ponselnya ke arah mobil itu datang.
JC melambai-lambaikan tangannya dengan ponsel itu ke atas. Dia berharap pengemudi itu akan melihatnya di tengah kegelapan. Dan benar ... mobil itu melambatkan kecepatannya. Dalam hati JC bersorak-sorai gembira tak terperi. Senyumnya begitu lebar di wajah tampannya.
Ketika mobil itu menepi mendekatinya, kaca jendela mobil pun diturunkan oleh pengemudinya yang ternyata seorang gadis yang manis bermata hijau dengan rambut merah seperti warna api yang menyala. Malaikat penolong bagi JC.
"Halo ... butuh tumpangan, Tuan?" sapa gadis itu dengan suaranya yang merdu sembari menatap wajah JC yang terpana melihatnya.
Liburan kenaikan kelas Shane dan Rayden rencananya akan dihabiskan dengan mengunjungi keluarga Bibi Jocelyn dan Paman Max di Los Angeles, California. Mereka pun memiliki sepupu di sana yaitu Royce dan Adeline yang hampir seusia dengan mereka berdua.Pagi ini Max Brury menjemput keluarga kecil adik iparnya itu di bandara internasional Los Angeles bersama keluarga kecilnya juga. Kedua anaknya begitu bersemangat karena akan bertemu lagi dengan sepupu mereka. Biasanya mereka yang berkunjung ke Grenada, kini giliran mereka yang akan menyambut Shane dan Rayden di LA.Ketika bertemu di depan gerbang kedatangan penumpang pesawat, kedua pasang anak kecil itu berlarian dan saling memeluk dengan heboh."Shane!""Royce!""Adel!""Ray!"Mereka saling memanggil dan berangkulan akrab. Kedua orang tua mereka memperhatikan sembari tertawa melihat keseruan anak-anak kecil itu bercengkrama."Hai, Max, Jocy!" sapa John berjabat tangan dan be
Setelah pertemuan JC dengan Annastacia dan John saat mereka mengurus pembatalan pernikahan mereka di Santorini, mereka tidak pernah berhubungan lagi. JC dan Annastacia sama-sama menganggap kisah cinta mereka hanya tinggal kenangan.Di antara waktu yang terlewati begitu cepat itu JC dan Anna Marie juga memiliki seorang gadis mungil berusia 6 tahun yang diberi nama Michaela Anne Channing, mereka memanggilnya Michie. Sepasang mata indah itu berwarna biru kehijauan keturunan genetik ibunya, rambutnya pun coklat kemerahan. Wajahnya yang menurun seperti ayahnya yang ganteng dalam versi perempuan.Bakat menyanyi dan bermusik JC menurun tepat ke puterinya, mereka sering berduet di acara-acara live show. Suara kanak-kanak Michaela begitu jernih dan merdu memberikan sentuhan imut-imut ketika berduet dengan papanya yang popstar bersuara tenor maskulin."Daddy, aku akan menyanyi solo di sekolah pada perayaan hari Valentine. Apa mom dan Dad bisa datang ke sekolah?" tanya Mic
Bulan demi bulan berlalu hingga akhirnya sampai di bulan kesembilan lebih 8 hari dari kehamilan Annastacia. Perutnya sudah sangat besar karena hari perkiraan kelahiran jagoannya tinggal hitungan hari saja. John tidak mengizinkannya bekerja sejak 2 minggu yang lalu karena pekerjaan dokter bedah itu sangat melelahkan fisik.Nyonya Elaine Brighton menemani putri bungsunya yang tengah hamil besar itu di rumah mewah mereka di kota Essentower. Dia memasak makanan bergizi setiap siang lalu pulang ke Dennery setelah John Baldere, suami Anna pulang kerja."Anna, ayo makan siang dulu! Mama memasak Fetucine Alfredo dan Ikan Salmon goreng dengan saus Inggris kesukaanmu," panggil Nyonya Elaine sambil menata masakannya di meja makan.Annastacia berjalan dari ruang tengah ke meja makan lalu mengamati masakan buatan mamanya dengan wajah berbinar gembira. Dia pun memeluk mamanya seraya mengecup pipi wanita berusia 55 tahun itu."Aku senang Mama menemaniku di sini, s
Hari berikutnya pasangan pengantin baru itu bangun kesiangan karena lembur semalaman di atas ranjang. Rencananya Anna Marie akan mengurus cuti ke rumah sakit untuk pergi bulan madu ke Hawaii selama seminggu bersama JC. Sedangkan JC akan memeriksakan dirinya ke dokter neurolog untuk mengetahui kondisi otak dan sarafnya.Sudah beberapa kali dia kehilangan kesadarannya setiap kali memori dari masa lalunya menyerbu otaknya. JC ingin mengetahui apa ada yang salah dengan tubuhnya.Sesampainya di Rumah Sakit St. Petersburg International, mereka pun berpisah ke tempat tujuan masing-masing.JC sudah membuat janji dengan dokter sebelum berangkat ke rumah sakit itu, dia berjalan ke lift untuk naik ke lantai 3 bagian neurologi."Selamat siang, Suster. Saya Jason Channing, tadi sudah mendaftar pemeriksaan dengan Dokter Louis Birmingham," ujar JC di depan meja pendaftaran pasien.Perawat bagian pendaftaran pasien itu memeriksa nama Jason Channing di daftar
Seusai acara pemberkatan pernikahan JC dan Anna Marie, mereka merayakannya bersama keluarga dan teman dekat di sebuah restoran mewah di LA.Sebuah jamuan sederhana dengan kapasitas 100 orang tamu saja. JC khusus mem-booking restoran itu selama 4 jam untuk merayakan pernikahannya dengan Anna Marie.Mereka bersulang dengan Champagne yang dituang oleh kedua mempelai ke menara gelas yang disusun vertikal berbentuk menyerupai piramid.Wajah JC dan Anna Marie berbinar bahagia ketika bersulang bersama para tamu. Mereka mendentingkan gelas dan berkata, "Cheers!"Max Brury bersama Jocelyn Brighton duduk semeja dengan kedua mempelai beserta orang tua Anna Marie. Manager JC dan istrinya itu mewakili orangtua JC yang telah tiada. Mereka merasa terharu karena tahu kisah cinta JC sebelumnya yang begitu rumit sebelum menemukan cinta sejatinya."Apa kalian akan melakukan perjalanan honeymoon?" tanya Jocelyn.Anna Marie hanya tertawa pelan, semen
Dua minggu setelah JC melamar Anna Marie di kediaman keluarga Karapova, mereka berdua pun akan melangsungkan pernikahan hari ini.Di rumah mewahnya di komplek elite Hollywood, pemuda tampan itu bercermin di depan kaca kamarnya sembari memakai tuxedo hitam ke tubuhnya yang berharga jutaan dolar untuk satu kontrak iklan. JC tersenyum tipis menatap bayangan dirinya.Tiba-tiba memori akan hari pernikahannya dengan Annastacia menyerbu ke dalam otaknya. Tubuhnya pun limbung lalu ambruk ke lantai kamarnya. JC tak sadarkan diri terbawa ke pusaran masa lalunya yang gelap.Sementara itu mempelai wanitanya sudah selesai dirias pagi itu di salon bridal ternama pilihan JC sendiri. Mobil pengantin menjemput Anna Marie untuk dibawa ke St. Basil's Catholic Church di Wilshire Boulevard, tempat JC dan Anna Marie akan menjalani pemberkatan pernikahan.Para kerabat dan teman dekat kedua mempelai sudah duduk mengisi bangku gereja itu. Mereka menunggu kedua mempelai data