Share

05

Penulis: Fikul 07
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-30 23:10:19

Alona pov.

Jika tahu akan seperti ini, Alona tak akan membawa Elios pergi ke pasar, tapi nasi sudah menjadi bubur, kini perasaanya menjadi tak tenang karena belum menemukan keberadaan Elios dimana pun, terlebih lagi hari sudah hampir senja.

Mau meminta tolong pun ia tak tahu harus pada siapa, sebab Paman Jensen pun tiba-tiba menjadi sulit untuk di temui.

Padahal saat sedang memilih sayuran putranya itu masih ada di samping, namun setelah membayar, putranya sudah menghilang begitu saja.

" Elios, dimana kamu?! " Teriak Alona dengan kencang, sesekali ia menanyakan pada orang sekitar tentang keberadaan putranya, namun tak ada satu pun di antara mereka yang melihat atau pun tahu dimana keberadaan putranya.

Tak terasa, hari sudah mulai gelap, tetapi ia masih belum menemukan Elios dimana pun.

Alona yang mulai putus asa pun hanya bisa berjongkok sembari menangis dengan kencang layaknya seorang gadis yang kehilangan cintanya.

" Mama, kenapa kamu menangis di tempat seperti ini? "

Kepala Alona mendongkak, tubuhnya tertegun melihat sosok anak kecil laki-laki yang tengah berdiri didepannya yang terlihat sangat mirip sekali dengan putranya.

" Elios? " Gumamnya.

" Mama, apa kamu baik-baik saja? " Tanya Elios kembali.

Alona pun langsung menangkup kedua pipi bocah lelaki itu, menatapnya dengan seksama memastikan bahwa bocah lelaki di depannya ini adalah benar putranya.

" Kamu sungguh Elios?! "

" Twentwuu swajwa, mwemwangnya ada anak laki-laki lwain yang twampwan swepwerti aku ini? "

Sorot mata Alona berubah terharu, ia kemudian langsung menarik putranya kedalam pelukannya.

" Kemana saja kamu selama ini? Kenapa kamu membuat Mama mu secemas ini? Apa kamu ingin membunuh ku? " Alona menangis terisak-isak tanpa ingin melepaskan putranya, seakan takut jika putranya akan menghilang lagi.

" Alona, Maaf, sebenarnya ini salah Paman karena telah mengajak Elios pergi tanpa sepengetahuan dirimu. Kami berdua hanya ingin membeli hadiah untuk ulang tahun mu? " Sela paman Jensen yang sejak tadi berdiri terdiam di depan mereka dengan raut wajah menyesal.

Alona kemudian mendongkak, dahinya mengernyit sembari menatap pria yang 10 tahun lebih tuanya darinya. " Apa maksud paman? " Tanyanya.

Pria itu tidak menjawab, melainkan menyuruh Alona untuk melepaskan Elios terlebih dahulu.

Meski tidak mengerti apa yang di maksudkan, namun Alona dengan patuh menuruti permintaan pria di depannya.

Di detik berikutnya, Alona menatap bingung dengan sikap malu-malu Elios yang belum pernah di lihatnya.

Perlahan, bocah lelaki itu mengeluarkan sebuah jepit berbentuk kupu-kupu berwarna biru dari balik saku celananya, lalu memasangkannya ke kepala sang ibu yang sangat berantakan lalu kemudian berkata: " Maaf, seharusnya aku tak membuat Mama khawatir, dan juga selamat ulang tahun, Mama ku yang cantik, " kemudian memeluk sang ibu dengan penuh cinta.

Alona terdiam sejenak, lalu kemudian tersenyum membalas pelukan anaknya " Terima kasih Elios, Mama sangat menyukainya, tapi lain kali jangan buat Mama khawatir seperti ini lagi, oke? "

Elios pun mengangguk lucu lalu memeluk ibunya kembali.

Dari kejauhan, seorang pria misterius tengah berdiri sembari menatap mereka dari kejauhan..

Setibanya di depan rumah.

Nenek Neli terkejut melihat penampilan Alona yang terlihat sangat kacau, ia kemudian bertanya-tanya apa yang telah menimpanya?

Namun, Alona hanya tersenyum sembari bergurau sembari mengatakan bahwa dirinya telah di permainkan oleh seekor tikus kecil lucu.

Dahi Nenek Neli mengernyit, tak mengerti dengan apa yang di katakan oleh ibu satu anak itu, namun ia tak ingin ambil pusing kemudian langsung menyuruh mereka untuk segera masuk kedalam rumah.

Setelah merayakan pesta kejutan ulang tahun Alona kecil-kecilan, Elios kemudian meminta Izin pada ibunya untuk pergi mengunjungi rumah Paman Jensen dengan alasan ia ingin memperbaiki salah satu mainannya yang rusak.

Namun, Alona melarangnya dengan tegas, selain sudah malam, ia juga masih trauma dengan kejadian tadi.

Elios pun merengut, namun tetap mematuhi perkataan ibunya tanpa melawan sedikit pun.

Keesokan paginya, Elios langsung bergegas keluar dari rumah, pergi menuju rumah Paman Jensen yang berada di samping rumahnya.

Setibanya di depan rumah pria itu, ia langsung berjalan masuk ke dalam rumah dan langsung mencari keberadaan dari pria itu.

" Paman Jensen! Dimana kamu?! " Seru Elios.

" Paman ada di ruang bawah tanah! Kemarilah EL! " Jawab Paman Jensen.

Elios kemudian berlari menuju ruang bawah tanah di mana pria itu berada.

Seakan tak memiliki waktu lagi, Elios langsung bertanya tentang pria yang telah menyelamatkannya itu.

Flashback.

Saat itu, setelah menyadari bahwa dirinya telah kehilangan ibunya, Elios kemudian mencoba mencari sang ibu namun tiba-tiba ia di hadang oleh empat orang yang memakai jubah berwarna putih biru dengan sebuah corak menyerupai salib di belakang punggung mereka.

Tanpa sadar, kaki Elios mundur beberapa langkah.

Saat hendak lari, tiba-tiba salah satu dari mereka memukul bagian belakang lehernya dan membuatnya jatuh pingsan.

Saat tersadar, tubuhnya sudah di ikat dan ada setidaknya sepuluh orang di sekelilingnya yang tengah merapalkan sebuah mantra. Tak lama kemudian salah satu dari mereka kemudian berjalan mendekat dengan sebuah pisau tajam di tangannya dan berniat untuk menusuk jantungnya.

Elios pun menangis ketakutan, memejamkan kedua matanya sembari berteriak meminta tolong, berharap ibunya bisa mendengar suaranya dan datang menyelamatkannya.

Saat pisau itu berada beberapa mili lagi dari kulit Elios, tiba-tiba tubuh orang itu terpental hingga tubuhnya menabrak dinding dan membuat sebuah retakan besar.

Mereka pun sangat terkejut, tak lama kemudian, muncul dua orang misterius dengan bola mata yang merah menyala, salah satunya memiliki tubuh tinggi besar.

Orang-orang berjubah putih kembali terkejut akan kedatangan dua tamu yang tak di undang itu, tapi, di detik berikutnya, mereka kemudian langsung menyerang dua pria misterius itu secara bersamaan.

Akan tetapi, tubuh mereka langsung di buat terbang oleh pria berbadan besar itu, lalu pria yang satunya lagi mengulurkan tangannya, dari telapak tangannya muncul sebuah benda berwarna merah yang kemudian langsung menyerang dan menghancurkan tubuh mereka semua hingga hancur tak bersisa.

Setelah selesai menghabisi semuanya, salah satu Pria misterius yang berbadan kecil itu berjalan mendekat ke arah Elios, kemudian melepaskan semua ikatan di tubuh bocah lelaki itu hanya dalam sekali hempasan tangan.

" Elios, Kamu tidak apa-apa? Maaf, aku terlambat, " kata pria itu dengan nada menyesal.

Elios menggelengkan kepalanya dan menjawab bahwa dirinya baik-baik saja. " Terima kasih, paman siapa? Kenapa paman tahu nama ku? "

Pria misterius itu tersenyum, menatap Elios dengan lembut. Tangannya terulur mengusap puncak kepalanya, dia kemudian berkata kembali. " Semua itu tidak penting, karena sekarang kita harus segera pergi dan kembali pada Mama mu. Tapi sebelum itu, bisakah kamu merahasiakan paman dan juga kejadian ini pada Mama mu? "

Tanpa ragu sedikit pun Elios langsung menganggukkan kepalanya.

Pria misterius itu sekali lagi tersenyum, ia kemudian meminta paman Jensen untuk membawanya kembali

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Skandal Cinta Nona Bangsawan   147

    flashback" Mama, menurut mu aku bisa sekuat ayah? " Tutur Elios.Alona menolehkan kepalanya sedikit, menatap putranya yang terduduk di sampingnya di tepi danau, hembusan angin menerpa wajah mereka yang damai. Entah apa yang terjadi pada putranya hingga membuatnya tiba-tiba bertanya seperti ini, tapi Alona tidak terkejut sedikit pun karena ia sudah menduga bahwa akan ada pertanyaan seperti ini dari putranya. Sejujurnya Alona tidak begitu yakin dan juga tidak peduli putranya bisa sekuat ayahnya atau tidak, selama mereka bahagia, itu sudah lebih cukup, " entahlah, mungkin kamu bisa melampauinya. " Jawab Alona sambil tersenyum penuh arti.Elios menoleh menatap wajah ibunya, merasa tidak puas dengan jawaban yang di berikan oleh sang ibu, padahal dirinya sudah serius bertanya tapi wanita di sampingnya malah menganggap pertanyaannya adalah lelucon." Mama aku serius! " Ujar Elios dengan wajah serius.Alona tiba-tiba tergelak lalu mencubit kedua pipi putranya yang menurutnya ekspresin

  • Skandal Cinta Nona Bangsawan   146

    " Maaf mengganggu reuni kalian, tapi kita harus segera membunuh monster itu sebelum dia membunuh kita semua, " ujar Enes Tikta.Mendengar hal tersebut, ketiga pria itu pun langsung tersadar lalu menghentikan reuni antara guru dan kedua murid itu. Enes Tikta benar, sekarang bukanlah saatnya untuk reuni, bertukar rasa rindu apalagi membuat perhitungan pada salah satu muridnya yang sudah minta di hukum, karena itulah alasannya menyelamatkannya, tapi ia harus menyampingkan keinginannya itu karena di depan mereka ada musuh nyata yang harus mereka bereskan terlebih dahulu sebelum monster itu membunuh mereka semua. Akan tetapi membereskannya akan sangat sulit dan membutuhkan banyak waktu, mengingat rencana Enes Tikta yang merupakan mantan jendral nomor satu di bangsa vampir, hancur dalam hitungan menit saja.Jika rencana sang jendral no satu saja tidak bisa membunuh monster itu, lalu apa yang harus mereka lalukan sekarang?Apakah sungguh tak ada cara lain untuk mengalihkan perhatiannya

  • Skandal Cinta Nona Bangsawan   145

    Elios termenung melihat bagaimana monster itu merusak formasi yang sudah mereka rencanakan matang-matang hanya dalam hitungan detik saja hingga sebuah tangan besar menarik tangannya hingga tubuhnya membentur tanah cukup keras dan membuatnya langsung tersentak tersadar dari lamunannya. Ia menolehkan kepalanya dan seketika kedua bola matanya terbeliak ketika mendapati Tomi di sampingnya dan juga Lipe, keadaan keduanya tidak bisa di bilang baik tapi juga tidak terlalu buruk, kedua pakaian mereka compang camping dengan darah yang sudah kering. Melihat bahwa keduanya baik-baik saja, Elios sangat senang sekali dan tanpa sadar memeluk kedua pria itu dengan erat sambil menangis bahagia.Tomi dan Lipe saling terdiam lalu membuang muka satu sama lain." Belum satu tahun aku pergi dan kamu sudah cengeng seperti ini. Memalukan. " Ujarnya dengan dingin, tapi dari sorot matanya tak bisa di bohongi, dia, terlihat bahagia.Sebelumnya. . . . Saat Tomie menusuknya dari belakang, Lipe begitu marah da

  • Skandal Cinta Nona Bangsawan   144

    Sementara itu, Elios dan lainnya bersiap untuk menyerang monster itu dan setelah mengalahkannya mereka akan mencari keberadaan Tomi kembali.Menurut sang tetua, monster itu bukan berasal dari alam melainkan hasil penelitian dan eksperimen yang gagal ratusan tahun yang lalu. Seperti yang diketahui, dulu semua ras berlomba-lomba membangun pasukan yang kuat.Karena para Goblin tidak memiliki leluhur yang kuat seperti Noblesse, mereka memutuskan untuk membuat leluhur mereka sendiri dan menciptakan Era Goblin di mana merekalah yang akan berkuasa menguasai alam semesta ini.Tak peduli berapa ratus hewan yang menjadi bahan percobaan, semuanya gagak total, ada yang hanya bertahan tiga detik ada pula yang tidak bertahan sama sekali karena tak kuat menahan efek dari penggabungan tubuh dan darah dari jenis hewan yang berbeda.Kendati begitu, mereka tak menyerah begitu saja, hingga mereka akhirnya berhasil menciptakan monster yang kuat dan mengerikan, tubuh kulitnya sekeras baja beton yang berasa

  • Skandal Cinta Nona Bangsawan   143

    " Carles! Dimana kamu?! " Terdengar suara teriakan seroang pria dari kejauhan. Sontak membuat Zaiden dan yang lainnya spontan menoleh ke arah suara itu berasal. Sedangkan anak laki-laki itu terlihat senang mendengar suara itu dan langsung berlari begitu saja.Tak lama kemudian, sesosok pria tinggi muncul dari balik semak-semak dengan seorang wanita di sampingnya, raut kedua orang itu terlihat sangat khawatir, tapi kekhawatiran itu berubah menjadi kelegaan ketika mereka menemukan apa yang mereka cari.Akan tetapi, di detik berikutnya tubuh mereka tertegun menatap sosok pria yang tak asing di mata mereka. Suasana pun berubah menjadi sangat canggung, ketiganya terdiam dan saling menatap satu sama lain. Hingga. . ." Teresa? Regas?! Apa ini benar kalian? " Kata-kata itu spontan keluar dari mulut Zaiden yang menganga, ia tak percaya dengan apa yang dilihat oleh kedua mata kepalanya sendiri, dua orang yang paling ia benci, kini berdiri tepat di depan matanya sendiri.Tunggu? Jika mereka b

  • Skandal Cinta Nona Bangsawan   142

    Sementara itu Zaiden dan bala tentaranya malah mendapatkan masalah ketika mereka salah memilih jalan dan malah berujung tersesat di hutan belantara padahal mereka tengah buru-buru untuk menyelamatkan tuan putri mereka.Namun, insiden ini sungguh tidak terduga sama sekali lebih parahnya lagi tak ada satupun dari mereka yang mengenali tempat ini sama sekali.Zaiden pun merasa sangat frustasi sekaligus merasa sangat bersalah karena gagal melindungi putrinya, sekarang, apa yang harus ia lakukan? Jika terus seperti ini, takutnya hal buruk sudah menimpa putrinya. " Yang mulia!!! Ada hewan buas! Lari!! " Pekik salah satu seorang prajurit, pria itu berlari berlumuran darah dengan ekspresi ketakutan di wajahnya, tak berselang lama seekor beruang berukuran besar datang dan membunuh pria itu dengan cakarnya yang kuat.Sontak, hal ini pun membuat semua pasukan panik dan berlari berhamburan menyelamatkan diri dari terkaman hewan buas itu, kendati begitu ada banyak korban yang berjatuhan.Karena h

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status