Share

06

Author: Fikul 07
last update Last Updated: 2022-10-25 23:18:05

Entah kenapa kejadian yang menimpa Elios kemarin membuat Alona merasa tak nyaman bahkan membuatnya tak bisa tertidur sepanjang malam, karena setelah di pikir kembali, bagaimana bisa mereka pergi selama itu hanya untuk sebuah jepit? Terlebih lagi, pagi ini putranya tampak bertingkah aneh, seperti tengah menyembunyikan sesuatu.

Firasatnya sebagai seorang ibu mengatakan bahwa telah terjadi sesuatu pada putranya kemarin.

Tak ingin kecurigaan membunuh pikirannya, Alona kemudian memutuskan untuk mendatangi rumah paman Jensen dan memintanya untuk mengatakan yang sebenarnya.

Namun setibanya di sana, Alona tertegun karena pria itu sedang tak ada di rumah

" Mungkinkah mereka pergi ke suatu tempat? " Gumam Alona, setelah memastikan bahwa Paman Jensen dan anaknya tak ada di sana, Ia pun menghela nafas, kemudian memutuskan untuk pergi dari sana dan berniat untuk menanyakannya lain kali. Akan tetapi, tiba-tiba langkahnya terhenti ketika mendengar suara gesekan benda dari arah dapur.

" Paman Jensen? Apa itu kamu? " Tanya Alona memastikan dengan suara yang sedikit cukup kencang.

Sepi tak ada jawaban.

Seakan rasa ke penasarannya belum terpuaskan, Alona kemudian berjalan ke arah dapur dimana suara itu berasal, tapi sayangnya, setibanya di sana, tempat itu kosong dan tak ada siapapun di sana.

Dahi Alona mengernyit heran, pasalnya ia yakin bahwa dirinya mendengar suara dari arah dapur, ia kemudian menghela nafas lagi kemudian berpikir, mungkin itu hanya perasaanya saja, lalu berbalik meninggalkan dapur.

Akan tetapi, kedua bola mata Alona tiba-tiba pupil Alona mengecil ketika mendapati sosok misterius berjubah hitam yang tiba-tiba membanting tubuhnya ke arah Dapur hingga membuat semua perabotan di sana menjadi berantakan.

Seakan tak ingin memberi Alona waktu untuk bernafas, orang itu langsung mencekik lehernya, mengangkat tubuhnya ke atas hingga kedua kakinya tak bisa menyentuh lantai lagi.

" Si- Siapa kamu? " Tanya Alona dengan susah payah sembari berusaha melepaskan cengkraman tangan orang itu dari lehernya.

" Dimana anak itu? "

" A- apa maksud mu? "

" Ku bilang mana anak itu?! Seharusnya kamu tak melahirkannya! " Teriak orang itu dengan nada marah

Cuih! Alona meludahi wajah orang itu dan mengatakan bahwa dirinya tak akan memberi tahu keberadaan putranya bahkan jika dirinya mati sekali pun.

Orang itu pun menjadi murka, tangannya semakin kuat mencengkram leher Alona hingga membuatnya kesulitan untuk bernafas.

" Lebih kamu mati saja dasar darah CAMPURAN. "

Dada Alona semakin terasa sakit, tatapannya perlahan memudar, kepalanya semakin pusing.

Mungkinkah ini adalah akhir dari hidupnya? pikirnya.

Namun, saat dirinya merasa bahwa hidupnya telah berakhir, tiba-tiba sebuah serangan api muncul dan membuat cengkraman tangan itu pun lepas dari lehernya.

Nenek Neli pun kembali melayangkan serangan kedua sehingga membuat orang itu mundur beberapa langkah.

" Kamu tidak apa-apa? " Tanya Nenek Neli sembari membantu Alona berdiri.

Alona pun mendongkak dan mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja.

" Hei wanita tua! Kamu telah salah menyelamatkannya, " kata orang itu.

Nenek Neli tersenyum sembari menyunggingkan bibirnya, kemudian berkata :" Entahlah, bagiku tindakan ku sudah benar. "

" Dasar wanita tua bodoh! Lebih baik kamu mati saja bersamanya, " ujar orang itu kemudian mengulurkan tangannya ke depan, seketika puluhan pisau pun muncul dan mengelilingi tubuhnya, salah satu sudut bibir orang itu terangkat ke atas. Di detik berikutnya, puluhan pisau itu terbang ke arah Nenek Neli dengan kecepatan seperti angin.

Meski puluhan benda tajam tengah terbang ke arahnya, namun, Nenek Neli tak bergeming sedikit pun, raut wajahnya masih terlihat sangat tenang seperti permukaan danau.

Nenek Neli kembali tersenyum, wanita itu kembali mengeluarkan kekuatan apinya dan membuat semua pisau itu hancur meleleh.

Kedua bola mata orang itu terbeliak, menatap tak percaya dengan apa yang terjadi, ia kemudian menggunakan seluruh kekuatannya untuk memunculkan lebih banyak lagi senjata, namun serangan api Nenek Neli lebih cepat dan lebih kuat dari milik orang itu yang pada akhirnya membakar orang itu hingga menjadi abu.

Tak lama kemudian setelah perkelahian itu selesai, Paman Jensen akhirnya keluar dari persembunyiannya, kemudian terkejut melihat apa yang terjadi dengan rumahnya.

" Apa yang terjadi? " Tanya paman Jensen dengan raut wajah bingungnya

" Mereka sudah mengetahuinya, kita harus segera pergi, " ujar Nenek Neli

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Skandal Cinta Nona Bangsawan   147

    flashback" Mama, menurut mu aku bisa sekuat ayah? " Tutur Elios.Alona menolehkan kepalanya sedikit, menatap putranya yang terduduk di sampingnya di tepi danau, hembusan angin menerpa wajah mereka yang damai. Entah apa yang terjadi pada putranya hingga membuatnya tiba-tiba bertanya seperti ini, tapi Alona tidak terkejut sedikit pun karena ia sudah menduga bahwa akan ada pertanyaan seperti ini dari putranya. Sejujurnya Alona tidak begitu yakin dan juga tidak peduli putranya bisa sekuat ayahnya atau tidak, selama mereka bahagia, itu sudah lebih cukup, " entahlah, mungkin kamu bisa melampauinya. " Jawab Alona sambil tersenyum penuh arti.Elios menoleh menatap wajah ibunya, merasa tidak puas dengan jawaban yang di berikan oleh sang ibu, padahal dirinya sudah serius bertanya tapi wanita di sampingnya malah menganggap pertanyaannya adalah lelucon." Mama aku serius! " Ujar Elios dengan wajah serius.Alona tiba-tiba tergelak lalu mencubit kedua pipi putranya yang menurutnya ekspresin

  • Skandal Cinta Nona Bangsawan   146

    " Maaf mengganggu reuni kalian, tapi kita harus segera membunuh monster itu sebelum dia membunuh kita semua, " ujar Enes Tikta.Mendengar hal tersebut, ketiga pria itu pun langsung tersadar lalu menghentikan reuni antara guru dan kedua murid itu. Enes Tikta benar, sekarang bukanlah saatnya untuk reuni, bertukar rasa rindu apalagi membuat perhitungan pada salah satu muridnya yang sudah minta di hukum, karena itulah alasannya menyelamatkannya, tapi ia harus menyampingkan keinginannya itu karena di depan mereka ada musuh nyata yang harus mereka bereskan terlebih dahulu sebelum monster itu membunuh mereka semua. Akan tetapi membereskannya akan sangat sulit dan membutuhkan banyak waktu, mengingat rencana Enes Tikta yang merupakan mantan jendral nomor satu di bangsa vampir, hancur dalam hitungan menit saja.Jika rencana sang jendral no satu saja tidak bisa membunuh monster itu, lalu apa yang harus mereka lalukan sekarang?Apakah sungguh tak ada cara lain untuk mengalihkan perhatiannya

  • Skandal Cinta Nona Bangsawan   145

    Elios termenung melihat bagaimana monster itu merusak formasi yang sudah mereka rencanakan matang-matang hanya dalam hitungan detik saja hingga sebuah tangan besar menarik tangannya hingga tubuhnya membentur tanah cukup keras dan membuatnya langsung tersentak tersadar dari lamunannya. Ia menolehkan kepalanya dan seketika kedua bola matanya terbeliak ketika mendapati Tomi di sampingnya dan juga Lipe, keadaan keduanya tidak bisa di bilang baik tapi juga tidak terlalu buruk, kedua pakaian mereka compang camping dengan darah yang sudah kering. Melihat bahwa keduanya baik-baik saja, Elios sangat senang sekali dan tanpa sadar memeluk kedua pria itu dengan erat sambil menangis bahagia.Tomi dan Lipe saling terdiam lalu membuang muka satu sama lain." Belum satu tahun aku pergi dan kamu sudah cengeng seperti ini. Memalukan. " Ujarnya dengan dingin, tapi dari sorot matanya tak bisa di bohongi, dia, terlihat bahagia.Sebelumnya. . . . Saat Tomie menusuknya dari belakang, Lipe begitu marah da

  • Skandal Cinta Nona Bangsawan   144

    Sementara itu, Elios dan lainnya bersiap untuk menyerang monster itu dan setelah mengalahkannya mereka akan mencari keberadaan Tomi kembali.Menurut sang tetua, monster itu bukan berasal dari alam melainkan hasil penelitian dan eksperimen yang gagal ratusan tahun yang lalu. Seperti yang diketahui, dulu semua ras berlomba-lomba membangun pasukan yang kuat.Karena para Goblin tidak memiliki leluhur yang kuat seperti Noblesse, mereka memutuskan untuk membuat leluhur mereka sendiri dan menciptakan Era Goblin di mana merekalah yang akan berkuasa menguasai alam semesta ini.Tak peduli berapa ratus hewan yang menjadi bahan percobaan, semuanya gagak total, ada yang hanya bertahan tiga detik ada pula yang tidak bertahan sama sekali karena tak kuat menahan efek dari penggabungan tubuh dan darah dari jenis hewan yang berbeda.Kendati begitu, mereka tak menyerah begitu saja, hingga mereka akhirnya berhasil menciptakan monster yang kuat dan mengerikan, tubuh kulitnya sekeras baja beton yang berasa

  • Skandal Cinta Nona Bangsawan   143

    " Carles! Dimana kamu?! " Terdengar suara teriakan seroang pria dari kejauhan. Sontak membuat Zaiden dan yang lainnya spontan menoleh ke arah suara itu berasal. Sedangkan anak laki-laki itu terlihat senang mendengar suara itu dan langsung berlari begitu saja.Tak lama kemudian, sesosok pria tinggi muncul dari balik semak-semak dengan seorang wanita di sampingnya, raut kedua orang itu terlihat sangat khawatir, tapi kekhawatiran itu berubah menjadi kelegaan ketika mereka menemukan apa yang mereka cari.Akan tetapi, di detik berikutnya tubuh mereka tertegun menatap sosok pria yang tak asing di mata mereka. Suasana pun berubah menjadi sangat canggung, ketiganya terdiam dan saling menatap satu sama lain. Hingga. . ." Teresa? Regas?! Apa ini benar kalian? " Kata-kata itu spontan keluar dari mulut Zaiden yang menganga, ia tak percaya dengan apa yang dilihat oleh kedua mata kepalanya sendiri, dua orang yang paling ia benci, kini berdiri tepat di depan matanya sendiri.Tunggu? Jika mereka b

  • Skandal Cinta Nona Bangsawan   142

    Sementara itu Zaiden dan bala tentaranya malah mendapatkan masalah ketika mereka salah memilih jalan dan malah berujung tersesat di hutan belantara padahal mereka tengah buru-buru untuk menyelamatkan tuan putri mereka.Namun, insiden ini sungguh tidak terduga sama sekali lebih parahnya lagi tak ada satupun dari mereka yang mengenali tempat ini sama sekali.Zaiden pun merasa sangat frustasi sekaligus merasa sangat bersalah karena gagal melindungi putrinya, sekarang, apa yang harus ia lakukan? Jika terus seperti ini, takutnya hal buruk sudah menimpa putrinya. " Yang mulia!!! Ada hewan buas! Lari!! " Pekik salah satu seorang prajurit, pria itu berlari berlumuran darah dengan ekspresi ketakutan di wajahnya, tak berselang lama seekor beruang berukuran besar datang dan membunuh pria itu dengan cakarnya yang kuat.Sontak, hal ini pun membuat semua pasukan panik dan berlari berhamburan menyelamatkan diri dari terkaman hewan buas itu, kendati begitu ada banyak korban yang berjatuhan.Karena h

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status