Share

Skenario Perjodohan Bisnis
Skenario Perjodohan Bisnis
Author: Asayake

BAB 1: Masalah

Author: Asayake
last update Last Updated: 2022-11-22 11:12:50

“Naomi masih muda, bagaimana bisa kau memutuskan keputusan sepihak seperti ini demi perusahaan?” Tanya seorang wanita dengan nada menyelak begitu marah. “Kau sudah kehilangan akal sehatmu Magnus, kau benar-benar gila!”

Rahang Magnus mengetat menahan amarah mendengarkan semua perkataan Cassandra usai di beritahu mengenai rencana Magnus yang akan menikahkan Naomi dengan seseorang.

“Aku bicara hanya untuk memberitahumu, bukan meminta izin darimu,” jawab Magnus masih berusaha bersikap tenang agar tidak menimbulkan keributan.

Kemarahan Cassandra kian memuncak, dia begitu merasa terhina mendengarkan jawaban Magnus yang tidak menghargainya. “Aku adalah ibunya. Ibu kandungnya! Apapun alasan yang kau berikan kepadaku, aku tetap akan menolaknya. Camkan itu Magnus.”

 “Mall itu yang menghidupi Naomi, tempat itu juga yang sudah memberikan segalanya untuk Naomi. Kau pikir, aku rela menyerahkan puteriku untuk menikah dengan pria asing begitu saja? Seribu cara aku lakukan untuk mencari jalan keluar sebelum memutuskan ini semua. Ini adalah  jalan satu-satunya untuk menyelamatkan banyak karyawan, kehidupan Naomi, masa depan Naomi! Aku tidak rela Naomi hidup dalam kesusahan.”

“Kau yang tidak mau hidup dalam kesusahan, bukan Naomi! Kau melakukannya bukan demi masa depan Naomi, tapi demi dirimu sendiri!” Teriak Cassandra seraya menunjuk-nunjuk wajah Magnus.

“Diam Cassandra! Tutup mulutmu!” Magnus balas menunjuk wajah Cassandra tepat di depan matanya. Magnus menatap tajam menyiratkan kemarahan begitu dalam karena tuduhan Cassandra yang hanya bicara semaunya saja. “Kau tidak berhak berkata tidak tahu malu seperti itu, sementara kau sendiri rela meninggalkanku dan Naomi demi pria yang lebih kaya karena tidak mau hidup dalam kesusahan,” ucap Magnus dalam geraman.

Wajah Cassandra berubah pucat, wanita itu kehilangan muka di tengah-tengah pertengkaran mereka. Gigi Cassandra mengetat saling menekan, dia sangat tidak suka jika masa lalu keluarga yang hancur mereka terus menerus di kuak.

Cassandra menepis kasar tangan Magnus yang menunjuknya, “Tidak sepantasnya kau mengungkit-ngungkit masa lalu kita karena masalah Naomi sangat berbeda denganku. Ini masalah kebahagiaan Naomi dan masa mudanya yang akan terkekang karena rencana pernikahan bisnis yang kau inginkan.”

“Terserah apa katamu, Naomi harus menikah!”

“Persetan, aku akan membawa Naomi ke Beijing, aku dan suamiku masih mampu membahagiakan dia dan mengubah sifat manjanya karena didikan tidak becusmu,” ucap Cassandra dengan tajam.

Magnus membuang mukanya dan mendengus kasar, dia bertolak pinggang dan tertawa sumbang, menertawakan ketidak tahu maluan Cassandra yang semakin banyak berbicara, Cassandra semakin melukai harga diri Magnus yang sudah mengurus Naomi sejak kecil.

Tawa Magnus menghilang, Magnus kembali melihat Cassandra dengan tatapan mencemooh. “Sekarang kau mau membicarakan masalah mendidik Naomi? Mengacalah Cassandra, kau meninggalkan Naomi sejak dia berusia tiga tahun!”

Suara adu mulut di antara Magnus dan Cassandra kian terdengar, keduanya saling tetap mempertahankan pendapat pribadi mereka masing-masing karena  merasa menjadi paling benar dalam memilih masa depan untuk puteri mereka, Naomi.

Tanpa Cassandra dan Magnus sadari, sedari tadi Naomi mendengarkan semua percakapan mereka, Naomi mendengarkan rencana Magnus yang akan menikahkan dia dengan pria asing untuk keperluan bisnis, Naomi juga mendengar keinginan Cassandra yang ingin membawanya pergi ke Beijing dan tinggal bersama keluarga barunya.

Semua rencana Cassandra dan Magnus tidak ada satupun yang bisa menenangkan hati Naomi, semuanya hanya membuat Naomi ketakutan.

Naomi segara berlari pergi menuju kamarnya dan mengunci pintu.

Tubuh Naomi luruh jatuh ke lantai, gadis itu terdiam menatap kosong dinding kamarnya, wajahnya pias karena terlalu terkejut usai mendengarkan percakapan kedua orang tuanya. Ini bukanlah hal yang ingin Naomi dari mulut orang tuanya.

Naomi turun ke bawah karena dia mendengar kabar dari kepala pelayan bahwa ibunya datang dari China, gadis itu begitu senang bukan main karena sudah lebih dari satu tahun mereka tidak bertemu. Naomi pikir Cassandra datang untuk menemuinya dan menghabiskan waktu bersama dalam beberapa hari.

Sayangnya, apa yang Naomi harapkan tidak demikian.

Naomi di suguhkan pertengkaran memuakan di antara Cassandra dan Magnus.

“Hiks..” Air mata luruh terjatuh membasahi pipi Naomi, gadis itu merangkak naik ke atas ranjang, menghabiskan waktunya untuk menangis di bawah selimut.

Naomi  kecewa karena Magnus ingin menikahkan Naomi dengan pria yang sama sekali tidak Naomi kenal, jangankan wajahnya, namanya saja Naomi tidak tahu. Naomi juga kecewa karena Cassandra mau membawanya pergi padahal Cassandra tahu jika suami barunya tidak menyukai Naomi.

Naomi sama sekali tidak setuju dengan rencana Cassandra maupun Magnus. Keduanya tidak membuat Naomi tenang, mereka hanya membuat Naomi taktut.

Tangisan Naomi kian keras, pikirannya terus memaki semua kejadian-kejadian sial yang telah terjadi pada keluarganya.

Semua kekacauan yang terjadi hari ini tidak terlepas dari kejadian beberapa bulan yang lalu di pusat perbelanjaan milik Magnus.

Gedung pusat perbelanjaan itu berdiri lebih dari dua puluh tahun lamanya, tempat itu menjadi salah satu pusat perbelajaan yang paling ramai di kunjungi banyak orang di kota. Mirisnya, karena kekuatan kontruksi yang mulai tidak kokoh, terjadilah sebuah kecelakaan.

Pagar dan sisi lantai tujuh roboh pada saat banyak orang berada di sana berdesakan untuk menonton. Robohnya lantai itu menimbulkan kecelakaan besar yang menewaskan lebih dari lima belas orang, tidak terhitung lagi ada berapa puluh orang yang harus terluka parah dan mengalami kecacatan.

Karena kecelakaan itu, kini pusat perbelanjaan itu di tutup dan di periksa, pemeriksaan yang berjalan lebih dari sebulan akhirnya mengumumkan jika pusat perbelajaan itu harus melakukan perombakan besar-besaran jika ingin mendapatkan izin kembali di buka.

Magnus membutuhkan biaya yang sangat besar, dia juga harus membayar konpensasi pada banyak orang korban kecelakaan. Sialnya, banyak brand dan produk besar menarik diri dari pusat perbelajaan, para investorpun ikut mulai menarik diri.

Lebih sialnya lagi, Magnus memiliki banyak tunggakan di bank yang membuat dia tidak bisa mengajukan pinjaman lagi. Banyak asset dan uang cadangan yang Magnus gunakan untuk menutupi semua kerugian, sayangnya itu tidak cukup sama sekali.

Karena hal itulah, kini Magnus dibuat merana memikirkan apa yang harus dia lakukan untuk mempertahankan pusat perbelanjaan itu.

Suara ketukan di pintu terdengar beberapa kali membuat Naomi terduduk seraya mengusap wajahnya yang kini basah oleh air mata.

“Naomi sayang, ini ibu. Keluarlah, ibu ingin bertemu,” Cassandra memanggil Naomi.

“Aku mengantuk, Ibu pulang saja!” jawab Naomi dengan sisa-sisa segukannya.

“Tapi Naomi.”

“Pulang saja!” Naomi berteriak dan kembali menangis di balik selimutnya.

Naomi sakit hati karena kedua orang tuanya tidak melibatkan Naomi untuk membicarakan masa depannya, mentang-mentang karena Naomi manja dan kurang pintar, mereka selalu berpikir uang adalah satu-satunya hal yang bisa membuat Naomi bahagia dan tidak memberikan Naomi kesempatan untuk memilih.

Cassandra yang berada di depan pintu terdiam, wanita itu menyadari jika Naomi sudah mengetahui sesuatu. Tidak seperti biasanya Naomi menolak bertemu dengannya, dengan berat hati Cassandra meletakan beberapa kotak hadiah yang di bawanya di depan pintu.

“Naomi sayang, ibu meletakan oleh-oleh untukmu di depan pintu. Ibu akan berada di sini selama dua hari saja, besok datanglah ke apartement ibu dan kita akan makan siang bersama untuk merayakan kelulusanmu. Selamat malam Naomi.”

Naomi tidak menyahut, gadis itu masih menangis dalam kesendiriannya.

To Be Continued..

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Skenario Perjodohan Bisnis   END

    Keduanya saling memandang dalam diam, Axel meraih wajah Naomi dan mengusapnya dengan hati-hati. “Aku minta maaf karena datang terlambat, kau pasti kecewa kepadaku.” Naomi memejamkan matanya, merasakan usapan lembut Axel di wajahnya, gadis itu menarik napasnya dalam-dalam dan perlahan membuka kembali matanya, menatap lekat mata Axel yang terlihat bersedih dan kecewa kepsada dirinya sendiri. Axel tidak puas kepada dirinya sendiri karena dia sudah datang terlambat dan tidak bisa menemani Naomi di saat-saat dia sedang terjatuh. “Aku sangat menyesal karena tidak bisa benar-benar menjagamu,” bisik Axel penuh sesal. Naomi tersenyum samar, dia tidak tahu harus berkata apa karena hari ini suka dan duka telah datang secara bersmaan dalam kehidupannya. Axel yang dia tunggu telah datang, melamarnya dihadapan Magnus, namun disisi lain Naomi juga harus mengantar kepergian Magnus dan harus merelakannya. “Naomi, apa kau marah padaku?” tanya Axel pelan. “Tidak, aku justru berterima kasih karena

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 151: Lamaran

    “Apa aku boleh berbicara dengan ayahmu berdua saja?” tanya Axel penuh kehati-hatian, dia takut Naomi masih marah kepadanya dan menolak permintaan Axel.Naomi menelan salivanya dengan kesulitan, desakan ingin menangis dan perasaan yang lega begitu kuat memenuhi hatinya. Naomi tertunduk mengusap air matanya yang tidak bisa dihentikan.Naomi sangat lega karena ternyata Axel peduli kepadanya dan mau datang.Naomi mengangguk tanpa mampu berkata-kata, memberi izin Axel untuk bisa berbicara berdua dengan ayahnya.Naomi melangkah pelan, melewati Axel yang berada di depan pintu, tiba-tiba langkah itu terhenti begitu Naomi merasakan pergelangan tangannya digenggam oleh Axel.Wajah Naomi terangkat, menatap lekat Axel. “Tidak, sepertinya kau harus berdiri di sisiku, kau juga harus mendengarkan apa yang ingin aku katakan,” ucap Axel lagi memperhatikan gerak gerik mata Magnus.Naomi membalikan badannya dengan ragu, pintu ruangan Magnus kembali tertutup dan orang-orang menunggu di depan ruangan.Ax

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 150: Kedatangan Axel

    Hans berdiri dengan senyuman puasnya, melihat Hutton yang digelandang keluar dari mobil kepolisian dan disambut oleh banyak media karena kontroversi yang dilakukannya dalam melancarkan aksi kejahatan.Hutton terhuyung-huyung dengan perban yang menghalangi kedua matanya, begitu pula dengan wajahnya yang kini sebagian terbungkus kain kasa.Semprotan cabai yang Axel buat berhasil membuat Hutton mengalami masalah dengan penglihatannya hingga membuat dia tidak bisa melihat untuk sementara waktu.Kedua tangan dan kaki Hutton diborgol, langkah terhuyung-huyung dijaga oleh kepolisian dan dikejar oleh wartawan yang membutuhkan keterangan darinya secara langsung. Hutton diperlakukan seperti penjahat kelas berat.Bibir Hutton menekan kuat, membungkam dengan rasa malu hebat dan jiwa yang terguncang. Kehidupannya hancur dalam waktu semalam, Hutton sungguh tidak akan menyangka jika dia akan berada di titik seperti ini dalam hidupnya.“Pengacara kita sudah sudah datang,” ucap Sharen yang berdiri di

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 149: Menangkap Hutton

    “Bajingan, kau sudah berhasil menghancurkan hidupku! Kau pikir aku akan diam saja hah!” geram Hutton mengayunkan pisaunya, refleks Axel menghadangnya dengan handpond di tangannya dan berhasil membuat handpone itu mati seketika.Napas Axel tertahan di dada, pria itu terlalu terkejut karena tiba-tiba saja seseorang akan menyerangnya.“Sialan!” maki Hutton menarik pisaunya.Axel bergeser mundur mencoba menciptakan jarak, butuh waktu beberapa detik untuk Axel tesadar jika orang yang hendak menyerangnya adalah Hutton. “Kenapa kau menutupi wajah jelekmu? Apa kau tidak ingin aku melihat ketakutan di wajah busukmu?”Rahang Hutton mengetat, dengan kasar dia melepaskan maskernya dan melemparkannya ke lantai.Axel menelan salivanya dengan kesulitan melihat tatapan bringas Hutton yang sudah dikuasai oleh amarah, Axel bergerak kembali mundur begitu Hutton mendekat dan mengayunkan pisaunya, kali ini Axel berhasil menangkisnya dengan menendang kaki Hutton agar dia kehilangan keseimbangan.Dengan Axe

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 148: Kedatangan Hutton

    Hutton melajukan mobilnya dengan kencang melewati jalanan, wajahnya yang babak belur terlihat di antara cahaya lampu jalan-jalan. Bola mata Hutton bergerak tajam melihat ke sekitar dengan penuh kewaspadaan karena kini wajahnya terpampang jelas di berbagai televisi gedung dan diumumkan jika kini Hutton adalah seorang buronan yang sudah melakukan kejahatan berbagai pembunuhan, pencucian uang dan sudah melakukan kekerasakan kepada isterinya.Tangan Hutton mencengkram kuat kemudi menahan amarah, dia tidak bisa pergi keluar negeri menggunakan pesawat jika wajahnya sudah terpampang dan di umumkan sebagai buronan.“Sialan!” maki Hutton memukul kemudi. Hutton tidak menyangka jika seluruh negeri mulai tahu dia penjahat, dan semua orang akan mengenali wajahnya.“Bajingan itu, aku harus menghabisinya,” bisik Hutton dengan penuh amarah.Hutton tidak terima jika seluruh usahanya selama ini harus hancur berkeping begitu saja di bawah kaki Axel. Seharusnya tidak seperti ini, seharusnya Axel yang tum

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 147: Keputusan

    “Bajingan!” Jennie terisak dengan suara yang tidak jelas karena mulunya terikat, wanita itu berusaha bergerak melepaskan diri dari ikatan tali yang mengekang tangan dan kedua kakinya pada ranjang.Tubuh Jennie terlihat memiliki banyak memar yang sudah ditinggalkan Hutton, pria paruh baya itu sudah berbuat kegilaan yang tidak terduga. Dia memperkosa Jennie berulang kali sebelum meninggalkannya dengan membawa semua uang, perhiasan hingga mobilnya.Bibir Jennie gemetar hebat, wajah cantiknya terlihat basah penuh oleh air mata merasakan seluruh tubuhnya yang sakit dan lemah tidak memiliki banyak kekuatan untuk melepaskan diri dan bergerak.Hati Jennie sangat hancur, dia merasa jijik kepada dirinya sendiri karena sudah disentuh layaknya pelacur oleh Hutton. Jennie marah kepada dirinya sendiri, dan kini dia hanya bisa memaki dirinya sendiri karena sudah salah mengambil keputusan dan terlibat dalam kehidupan Hutton.Jennie menyesal, andai saja dia tidak serakah dan mengambil keputusan yang s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status