LOGINLiu Kai perlahan membuka kedua matanya saat mendengar suara samar sedang berbicara padanya.
"Liu Kai, mati di usia 25 tahun, yang disebabkan oleh pembunuhan berencana. Karena itu, kau adalah Roh Spesial, sebab belum saatnya kau memasuki Alam Baka." Selamat datang di Alam Baka, aku adalah Wigen, Malaikat Maut yang akan menuntun jiwamu melewati sidang-sidang di pengadilan Neraka dan membantumu bereinkarnasi." Kai tampak acuh pada penjelasan Wigen. Lebih tepatnya, mengabaikannya. Matanya menelusuri pemandangan di sekelilingnya, antara percaya dan tidak percaya bahwa dirinya benar-benar telah mati. Dunia di hadapannya didominasi warna jingga, tanah berwarna merah, langit suram bercampur semburat oranye yang menjadi satu-satunya penerangan, membuat segala sesuatu tampak seperti terbakar. Di kejauhan, ia melihat antrian panjang di depan tiga gerbang raksasa berwarna emas, yang ia yakini adalah antrian jiwa-jiwa orang yang sudah meninggal, yang akan memasuki Roda Akhir Kematian. Wigen menjelaskan kembali. “Itu antrean untuk roh biasa. Mereka meninggal karena sudah waktunya. Tapi kau berbeda, kau dibunuh dan nyawamu belum waktunya untuk pergi, kau akan melewati gerbang ketiga menuju Pengadilan Neraka tanpa harus mengantri.” Kai menangkap beberapa kata dari Wigen yang menyebutkan 'Belum waktunya bagimu untuk mati'. Ia menatap tajam ke arah Wigen. "Jika belum waktunya aku mati, kenapa aku di sini?!" Ia menarik kerah jubah Wigen dengan kasar. Wigen terperangah. "Ka-kau? Bagaimana bisa kau menyentuh seorang malaikat maut? Belum pernah ada roh yang bisa menyentuh malaikat maut sebelumnya." Matanya melebar, ada rasa takut bercampur kejutan. Kai menggeram, tatapannya mengancam. "Kau! Kembalikan aku ke duniaku sekarang juga! Atau aku akan membunuhmu!" Wigen mulai kehilangan kesabaran, ia menepis kedua tangan Kai, mendorongnya ke belakang. "Apa kau gila?! Bagaimana bisa aku mengembalikanmu ke dunia!!" Kai mengepalkan tangan kanannya, menerjang ke arah Wigen sambil melompat, melayangkan pukulan telak ke arah wajah Wigen. Wigen jatuh tersungkur menghantam tanah, lalu menatap Kai dengan geram. "Jika saja tak ada peraturan yang melarang malaikat menggunakan kekuatannya di Alam Baka, aku pasti sudah melenyapkan kau!" "Diam kau! Kau yang mengambil nyawaku, mengapa kau tak bisa mengembalikanku ke duniaku?!" Kai menunjuk Wigen dengan amarah yang meluap. Suara keras Liu Kai mengundang perhatian para malaikat maut yang berjaga, termasuk seorang malaikat wanita yang cepat datang mendekat. "Wigen, kau tidak apa-apa?!" serunya dengan nada yang terdengar panik, ia lalu menoleh ke arah Kai dengan tatapan tajamnya. "Kau!! Berani sekali kau memukul malaikat maut!!" "Diam kau! Aku akan membunuh kalian semua jika kalian tak mengembalikan aku ke duniaku!" ancam Liu Kai. "Akan ku bunuh kau!" seru malaikat maut wanita itu dan berniat menyerang Kai, namun ditahan oleh Wigen. "Jangan Lian Hua, kau akan mendapat masalah nantinya." Perkataan Wigen mampu menghentikan niat Lian Hua yang ingin menyerang Liu Kai. Tepat setelah itu, sebuah lingkaran berbentuk mata berwarna kuning muncul di atas kepala Liu Kai dan melayang di langit mengikuti pergerakannya. "Gawat! Dewa Agung sudah mengetahuinya! Mundur Lian Hua!" seru Wigen, lalu melompat mundur menjauhi Liu Kai. Sesaat kemudian tanah bergetar, ratusan tentara Alam Baka berbentuk manusia batu muncul dari dalam tanah dan mengepung Liu Kai. Walau dikepung oleh ratusan tentara Alam Baka, tak membuat Kai gentar, ia justru mengangkat kedua tinjunya dan bersiap. Kai dengan sigapnya menghindari setiap serangan pedang batu, lalu memberikan serangan balik ke arah tentara batu. Setiap satu pukulan yang dilayangkan Kai, mampu menghancurkan satu tentara Alam Baka menjadi serpihan kecil. Wigen dan Lian Hua membuka lebar kedua matanya, mereka belum pernah sekali pun melihat Roh yang sangat kuat, yang sanggup melawan tentara Alam Baka. Tidak hanya melawan, Kai juga sanggup menghancurkan mereka. Setelah beberapa saat bertarung, Kai berhasil menghancurkan seluruh tentara Alam Baka yang ada, ia mampu melakukan hal itu, dikarenakan Roh tak bisa kelelahan. Kai kembali menatap Wigen dan Lian Hua. "Sudah kukatakan! Kembalikan aku ke duniaku!" seru Kai, lalu melangkah dengan tegas ke arah Wigen. Namun sebelum ia sempat menyentuh Wigen, malaikat maut lain datang dan menendang perutnya. Kai terpental, menghantam tanah dengan keras. "Mugen! Kau tidak perlu sampai turun tangan!" Wigen berseru dengan panik. "Senior Mu! Kau akan terkena masalah!" Lian Hua juga ikut menegur. Mugen merupakan saudara dari Wigen, ia adalah Malaikat Maut terkuat yang berada di alam Baka. Mugen, saudara Wigen dan Malaikat Maut terkuat di Alam Baka, menatap dingin. Tanpa basa-basi, ia maju. Kai bangkit dan langsung menyerang; kedua insan itu bertarung sengit. Serangan demi serangan melesat, keduanya bertukar teknik. Kekuatan mereka seimbang meski telah bertukar puluhan serangan. Hal tersebut kembali membuat Wigen dan Lian Hua terkejut. "Ba-bagaimana dia bisa mengimbangi senior Mugen?" tanya Lian Hua dengan suara bergetar. "Roh Spesial memang benar-benar kuat. Semasa hidupnya, seluruh latihan serta teknik yang ia pelajari mampu membuat jiwanya menjadi semakin kuat seiring waktu." Wigen juga tak kalah terkejut Seketika tubuh Kai berubah, perlahan tetapi mengerikan. Matanya menyala merah, kulitnya menghitam, gigi berujung seperti taring, rambut memutih dan memanjang, dua tanduk kecil mulai menonjol di dahinya. Aura dendam menyelimuti dirinya seperti kabut gelap. "Gawat! Ia hampir berubah menjadi Roh Pendendam!" seru Mugen, lalu meningkatkan pola serangannya untuk mencegah Liu Kai. Di tengah kekacauan, tanah kembali bergetar lebih kuat. Seluruh jiwa dan malaikat yang hadir langsung bersujud ketika sosok agung muncul. Dua pengawal batu raksasa berjaga di sisinya, mata mereka menyala merah, tubuhnya mengeluarkan aura yang mengancam. "Ra-raja Yeomra, ka-kau tidak perlu sampai jauh-jauh datang ke sini..." Wigen bersujud dengan seluruh tubuh gemetar. Raja Yeomra merupakan Dewa Agung yang tak lain adalah Dewa diatas Dewa. Raja Yeomra kemudian berteriak, Suranya menggelegar. "Beraninya kau!!!!" "Beraninya kau! Mengacau di Alam Baka! Akan kulenyapkan kau!!" seru Raja Yeomra, kemudian menghentakkan ujung tongkatnya ke tanah. Seketika tubuh Kai melayang di udara tanpa bisa ia kendalikan, wujudnya kembali berubah seperti semula. Kai menggertakkan giginya, saat tubuhnya seolah-olah tidak lagi dalam kendalinya. Raja Yeomra kemudian menyuruh dua pengawalnya untuk memegang kedua tangan Kai. Masing-masing pengawal Raja Yeomra langsung memegang tiap tangan Kai. Kekuatan kedua pengawal batu raksasa tersebut tak dapat diimbangi Kai, membuat kedua tangannya nyaris tak bergerak sedikit pun. Raja Yeomra kembali menghentakkan tongkatnya ke tanah. Kali ini sebuah bayangan hitam muncul dari dalam tanah dan menyelimuti tubuh Kai, hampir seluruhnya, hanya tinggal bagian kepala Kai yang masih terlihat. "Lenyaplah kau untuk selamanya!" teriak Raja Yeomra, dan bayangan itu segera mengepung Kai.Sementara Kai sedang menunggu dan mengamati situasi di perbatasan Lapisan Keempat dan Lapisan Kelima, pada hari ketiga, Ujian Akhir Tahun sudah mulai memasuki tensi yang tinggi.Frozen Deep Abyss berubah menjadi medan ujian penuh hiruk-pikuk pertempuran, tangisan kesakitan dan teriakan kegembiraan. Ribuan murid yang memasuki lembah itu kini tersebar dari lapisan pertama hingga keempat, masing-masing terjebak dalam takdir dan keberuntungannya masing-masing.Teriakan disusul teriakan terdengar dari lapisan paling luar.“A–AAAARGHH!!”Seorang murid Divine Soul 1 terseret masuk ke dalam kabut oleh cakar Frost Wolf yang ukurannya tiga kali lebih besar dari normal. Dua rekan satu timnya lari ketakutan, membiarkan tubuh itu terkoyak tanpa perlawanan.Di titik lain, lima murid lain tertawa penuh kegembiraan karena menemukan Snow Jade Mushroom dalam jumlah besar. “Ini… ini lebih dari cukup untuk menambah lima puluh poin!”“Kelompok kita pasti lulus ujian tahun ini!”Namun tidak jauh dari merek
"Peraturan kali ini sama seperti sebelumnya." Suara Penatua Jian Wu bergema ke seluruh tebing. "Setiap tim memiliki sepuluh orang dalam jumlah yang terdiri dari berbagai tingkatan Kultivasi... Poin yang dinilai adalah kerja sama tim yang utama, lalu jumlah beast core dan herbal serta barang yang memiliki atribut es ataupun atribut yin."Bagi siapa saja yang meninggalkan tim untuk berburu sendiri, ataupun berkonflik dengan tim sendiri akan mendapatkan pengurangan poin. Siapa saja yang tidak memenuhi syarat, akan dikeluarkan dari Great Snow Mountain Sect."Para murid hanya mengangguk, mereka sudah mengetahui dengan jelas peraturan Ujian yang diadakan setiap akhir tahun.Penatua Jian Wu kembali melanjutkan. "Untuk ahli dari luar Great Snow Mountain sect, kalian bisa menikmati dan mencari keuntungan sendiri, namun jika kalian membunuh salah satu dari murid Great Snow Mountain sect, tidak hanya kalian yang diburu, keluarga bahkan sekte kalian tidak akan luput."Baiklah, sebelum aku memulai
Langit di atas Great Snow Mountain bergetar, badai es yang biasanya berputar tenang kini bergolak liar. Dari puncak tertinggi, petir biru pucat menari di antara awan salju, menggores langit seperti bilah es surgawi.“Sudah waktunya…” suara Penatua Jian Wu yang kali ini menjadi Kepala Pengawas menggema, serak namun tegas.Di bawahnya, ribuan murid berdiri rapi di pelataran batu yang tertutup salju. Mereka semua menatap lembah raksasa di kaki tebing yang diselimuti salju tebal dengan aura mencekam, itulah Frozen Deep Abyss... Kabut yang menyelimutinya sepanjang tahun, kini mulai menipis, aura Frozen Deep Abyss memancarkan cahaya kebiruan yang berisi Energi Yin.Dari setiap kabut yang menipis, hawa dingin yang cukup untuk membekukan darah menyembur keluar, membuat sebagian besar murid menggigil walau sudah memperkuat tubuh mereka dengan Qi.“Ujian Akhir Tahun dimulai!” seru Jian Wu. “Kalian yang merasa cukup kuat, melangkahlah. Mereka yang takut tinggallah di sini, dan jangan pernah berm
Kai mengangguk ke arah Wu Hanfeng yang masih tersenyum senang, seolah mendapatkan harta Karun yang langka. Melihat Kai yang berjalan menuju Ruang Batu, Wu Hanfeng mengikutinya.Ketika kedua pemimpin itu meninggalkan area, kedua pengawal Wu Hanfeng berdiri dengan bantuan Zhang Wei dan Sun Qiang. Meski tubuh mereka masih gemetar, tatapan mereka kini memantulkan hormat. Bukan lagi musuh tapi rekan di bawah panji yang sama, sehingga mereka mulai mengakrabkan diri selagi kedua pemimpin mereka berbincang.Di dalam Ruang Batu, Kai mempersilahkan Wu Hanfeng untuk duduk. Wu Hanfeng tanpa basa-basi duduk dan segera melontarkan kata-kata. "Saudara Kai, kau menyembunyikan sesuatu yang menarik dariku." Wu Hanfeng menghela nafas kasar. "Aku mengira bahwa mereka adalah perampok acak yang kau rekrut untuk membantumu merampok darah, namun siapa sangka, bahkan pasukan elit terkuat di Provinsi Besar tidak bisa memegang bayangan mereka jika pada tingkatan yang sama."Kai tersenyum tipis sambil menuangkan
Angin dingin berhembus lembut di dalam goa pelatihan yang kini hening setelah badai pelatihan panjang. Batu-batu berkilau memantulkan cahaya lembut dari dua belas Senjata Roh Spiritual yang menggantung di udara, bergetar pelan seolah bernapas bersama pemiliknya.Kai berdiri di tengah ruangan, matanya menatap serius ke arah Renyi Dao. "Bersiaplah untuk Fallen God Field." Ia menghela nafas kasar sebelum melanjutkan. "Tetapi, kali ini kalian tidak akan ikut denganku."Para anggota Renyi Dao mengerutkan keningnya, Xiao Lao maju dan menangkupkan tinjunya. "Mohon maaf Bos, tetapi mengapa begitu ? Apakah kami akan pergi sendiri kali ini?"Kai menggelengkan kepalanya. "Kedepannya, kalian tidak akan lagi mengikuti ku, serta aku juga tidak akan lagi mengajari kalian."Kata-kata itu seperti petir yang mengguncang dada semua orang di sana. Wajah Xiao Lao menegang, napas Gu Chen tercekat, bahkan Feng Tao yang biasanya santai pun melangkah setengah maju, tidak percaya dengan apa yang baru saja ia d
Suara langkah kaki bergema di antara celah-celah goa pelatihan. Satu demi satu, bayangan manusia keluar dari balik formasi array. Tubuh mereka lusuh, pakaian mereka compang-camping, namun aura yang mengalir di sekeliling mereka jauh lebih padat dan berat dari sebelumnya.Mereka adalah dua belas anggota Renyi Dao.Setiap napas yang mereka hembuskan memancarkan getaran spiritual yang stabil dan tegas, seolah bumi dan langit ikut menunduk. Tidak ada lagi perbedaan di antara mereka. Setiap langkah, setiap gerak tubuh, bahkan denyut energi mereka berirama dalam satu kesatuan.Tingkat kenaikan Kultivasi mereka sangat mencengangkan bagi beberapa orang. Hanya dalam waktu dua bulan, tingkat Kultivasi mereka naik hingga dua ranah sekaligus. Xiao Lao dan Zhang Wei sama-sama berada pada Divine Soul Tingkat 5 sedangkan lainnya rata pada Divine Soul Tingkat 4.Five Way Cardinal Array bukan hanya sekedar Formasi pelatihan biasa, dengan Tingkat Energi Esensi yang dikompresi ke dalam Array menjadi nut







