Share

Soul System
Soul System
Penulis: JeoseoungSaja

1. Awal Mula

Di sebuah goa yang tak diketahui lokasi pastinya, seorang pria terlihat tengah terikat pada kedua tangannya dengan rantai yang diselimuti api merah.

Pria tersebut bernama Liu Kai, ia merupakan seorang ahli bela diri yang berhasil mencapai puncak kejayaan dengan menjadi pendekar terkuat di daratan tempat ia tinggal.

Liu Kai perlahan membuka matanya, samar-samar ia melihat empat orang tengah berdiri dihadapannya dengan tersenyum lebar. Saat pandangannya telah kembali pulih, ia bisa melihat dengan jelas, sosok yang amat ia benci dan menjadi musuh bebuyutannya.

"Fangzheng! Kurang ajar kau! Bagaimana kau bisa selamat dari ledakan kematian yang ku buat?!" Liu Kai mencoba menggerakkan tangannya dan menyerang Fangzheng, namun kedua tangannya nyaris tak dapat bergerak.

Fangzheng merupakan pendekar yang berasal dari sekte aliran hitam, ia juga merupakan orang terkuat nomor dua di daratan tersebut. Sebelumnya Fangzheng pernah berhadapan dengan Liu Kai dan kalah telak, namun entah bagaimana ia berhasil lolos dari teknik kematian terkuat milik Liu Kai.

Liu Kai kemudian melihat sebuah rantai yang diselimuti api berwarna merah tengah mengikat kedua tangannya. "Segel Api Neraka?!" gumam Liu Kai.

"Benar! Jangan buang-buang tenagamu! Sebab kau tak akan pernah bisa melepaskan diri dari segel terkuat itu! Hahaha!" Fangzheng tertawa lantang, diikuti ketiga rekannya, yang juga merupakan para ketua sekte aliran hitam.

Liu Kai seketika membuka lebar kedua matanya, ia teringat suatu hal yang sangat penting bagi dirinya. "Huilin! Di mana Huilin?! Apa yang kalian lakukan pada istriku?!"

Fangzheng kembali tertawa lepas. "Hahaha! Istrimu? Apakah kau yakin? Baiklah akan ku panggilkan dia. Huilin! Masuklah!"

Sesaat setelah Fangzheng memanggil sosok tersebut, seorang wanita dengan paras yang begitu cantiknya masuk ke dalam goa tersebut dan berdiri dihadapan Liu Kai.

Liu Kai menatap gadis tersebut dengan mata berbinar. "Sayang... Syukurlah kau selamat..."

Ekspresi wajah gadis tersebut seketika berubah, perlahan-lahan senyum mulai menghiasi wajahnya, ia kemudian tertawa lantang. "Hahaha! Sayang? Apa kau masih belum sadar juga? Akulah orang yang membuatmu tak sadarkan diri hingga kau bisa dengan mudahnya tersegel oleh segel neraka."

Liu Kai masih tidak mempercayai hal yang ia dengar, ia masih meyakini bahwa gadis yang ia lihat sekarang ini bukanlah istri yang dicintainya. "Huilin... Sayang... Kau-"

"Berhenti memanggilku sayang! Kau pikir aku benar-benar mencintaimu?! Aku hanya menjebakmu dengan pura-pura membutuhkan bantuan dan mendekatimu!

"Aku tak menyangka seorang pendekar yang dijuluki Dewa Kematian bisa lemah hanya karena cinta! Sudahlah! Apapun itu rencana kami akhirnya berhasil! Kami akan menyingkirkan kau dari dunia ini dan kembali menguasai dunia! Hahaha!" Huilin tertawa lantang.

"Huilin..." Liu Kai berbicara dengan lirih, untuk yang pertama kali dalam hidupnya ia meneteskan air matanya. Wanita yang selama ini dicintainya dan yang paling ia percayai ternyata mengkhianatinya sekejam ini.

Liu Kai menutup matanya, mencoba menahan airmatanya yang terus menerus menetes dari sudut matanya. Liu Kai mulai merasa bahwa dunia ini sangat tidak adil, baru saja ia mendapatkan kebahagiaan, semua itu direnggut dengan mudah dari dirinya.

Liu Kai mulai memikirkan hal yang ia ingat sebelum akhirnya ia tak sadarkan diri.

**

Sehari Sebelumnya.

Sepasang kekasih tampak sedang menikmati masa-masa indah mereka di sebuah padang rumput yang hijau. Mereka berdua tengah berbaring sambil berpegangan tangan menikmati keindahan langit malam yang dihiasi dengan bulan purnama serta ratusan bintang yang bersinar terang.

Kedua insan tersebut bernama Liu Kai dan Huilin, mereka berdua baru saja melaksanakan pernikahan di hari itu.

Liu Kai merupakan seorang pria berumur 23 tahun, wajahnya cukup tampan, dengan alis yang tebal, dagu yang lancip serta rambut hitam lurus, sedangkan istrinya bernama Huilin, seorang wanita berumur 21 tahun, memiliki paras yang cantik serta bentuk tubuh yang padat dan berisi.

"Huilin, sekarang kita telah resmi menjadi sepasang suami istri, jantungku berdebar kencang saat membayangkan bagaimana jadinya malam pertama kita..." Liu Kai tersenyum dengan tersipu malu.

Mendengar hal itu membuat Huilin tertawa kecil. "Hihi, tidak perlu buru-buru Kai, malam masih panjang."

Liu Kai kemudian memposisikan tubuhnya di atas tubuh Huilin dengan bertumpu pada kedua tangannya. Wajah kedua insan tersebut hanya berjarak sejengkal, kedua mata mereka saling memandang satu sama lain.

"Kau sangat cantik, aku tidak menyangka akan jatuh cinta padamu saat pandangan pertama." Kai membelai lembut wajah Huilin sambil menatapnya penuh arti.

"Aku juga merasa sangat beruntung saat kau menyelamatkan diriku. Aku juga mencintaimu." Huilin menatap lekat kedua bola mata Kai.

"Aku sangat bahagia bisa bertemu dan memilikimu." Liu Kai menutup matanya dan mendekatkan bibirnya pada bibir Huilin bersiap untuk mencium istrinya.

Huilin meletakkan jari telunjuknya pada ujung bibir Kai. "Ssshh... Tahan dulu, aku ingin kita melakukannya di ranjang." Huilin mencubit mesra pinggang Kai.

Kai tersipu malu, kedua pipinya tampak memerah. "Baiklah, kalau begitu kita langsung saja pulang ke rumah!" Kai nampak tak sabar untuk menikmati tubuh istrinya.

"Kau ini! Nakal sekali! Hihi!" Huilin tertawa kecil menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Mereka berdua kemudian meninggalkan padang rumput tersebut, lalu melangkah menuju kediamannya sambil berpegangan tangan dan tertawa bahagia.

Sesampainya di rumah, Kai langsung menggendong Huilin menuju kamarnya dan langsung merebahkan Huilin di kasur.

"Kau ini! Sungguh tidak sabaran! Hihi!" Huilin tertawa kecil, lalu turun dari ranjang, "Mau ke mana? tanya Kai yang penasaran.

"Aku akan menyiapkanmu sup ayam ginseng terlebih dahulu, agar malam pertama kita berlangsung lama dan sama-sama mencapai puncak kepuasan." Huilin menutup mulutnya dengan tangan kanannya sambil menatap Kai dengan genitnya.

"Ide bagus! Baiklah, aku akan mandi terlebih dahulu." Kai tampak girang, ia berjalan menuju kamar mandi sambil bersenandung.

Sepeninggalan Kai, senyum di wajah Huilin memudar. "Malam pertama apa! Kau sungguh menjijikkan."

Huilin kemudian berlalu menuju dapur dan membuatkan sup ayam ginseng, ia kemudian menuangkan dua botol ramuan ke dalam sup tersebut yang sebelumnya ia ambil dari balik jubahnya.

***

"A-aku kira hubungan kita istimewa dan kau benar-benar mencintaiku, aku sangat bahagia berada di dekatmu." Kai berbicara dengan lirih sambil menatap Huilin dengan penuh arti.

"Istimewa? Dalam mimpimu! Pria yang kucintai hanyalah Fangzheng seorang!" ucap Huilin lalu mengecup bibir Fangzheng, mereka berciuman dengan panasnya.

Hal tersebut berhasil membuat Kai menggeram hebat, ia berteriak dengan kerasnya sambil meronta mengerahkan seluruh tenaganya. Goa tersebut bergetar hebat bebatuan mulai runtuh dari langit-langit.

Ekspresi wajah Fangzheng memburuk. "Cepat bunuh dia!!" perintahnya pada ketiga rekannya.

Mereka kemudian menghajar Liu Kai dengan teknik terhebat yang mereka miliki. Meski sudah mendapatkan puluhan serangan secara bergantian, Kai masih sanggup berdiri tegak, namun ia tak dapat melakukan apa-apa, sebab segel neraka terus menerus menghisap Qi miliknya.

Setelah tubuh Kai dipenuhi oleh luka, baik luka dalam maupun luka luar, Fangzheng mendekati Kai. "Matilah! Dan membusuklah kau di neraka!" Fangzheng kemudian menusuk leher Kai dengan pedang miliknya.

Tubuh Kai bergetar hebat saat pedang tersebut menembus lehernya. Kai menatap wajah Huilin dengan sendu untuk yang terakhir kalinya.

Kata-kata terakhir yang keluar dari bibir Kai adalah. "Aku berjanji akan membunuh kalian semua di kehidupan selanjutnya..."

Kedua mata Kai perlahan menutup, ia lalu menghembuskan nafas terakhirnya. Kai meninggal dalam posisi berdiri.

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Brama stk
next.......
goodnovel comment avatar
Syamsulhaja
lanjutkan .........
goodnovel comment avatar
Amang Galing
kereeen,semoga di chapter depan ga berbelit belit,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status