Home / Fantasi / Soul System / 3. Neraka Penebus Dosa.

Share

3. Neraka Penebus Dosa.

Author: JeoseoungSaja
last update Last Updated: 2021-05-03 17:19:51

Melihat Kai akan dilenyapkan menjadi ketiadaan, Wigen berlari, lalu bersujud di bawah kaki Yeomra. "Raja Yeomra, aku mohon maafkan dia, ini adalah salahku, ia adalah tanggung jawabku, aku yang gagal menjaganya.

Suara Wigen bergetar, namun matanya teguh menatap lantai. "Dia adalah roh spesial, maka daripada itu aku mohon Raja Yeomra melepaskannya dan memberinya kesempatan, bila engkau melenyapkannya sekarang, maka tak ada lagi kesempatan baginya untuk bereinkarnasi, ia akan menghilang selamanya dari siklus kehidupan."

Yeomra menaikkan sebelah alisnya, memandang Wigen dengan tajam. " Roh spesial, kau bilang? Sudah lebih dari seribu tahun tidak ada roh seperti itu muncul di Alam Baka. Kau yakin tidak salah?"

"Anda bisa melihatnya sendiri." Wigen menyerahkan kertas kematian berwarna emas, lembar suci yang berisi data diri Liu Kai, tanggal lahir, dan waktu kematian serta penyebabnya.

"Hmm... Sudah lama sekali aku tidak melihat kertas kematian berwarna emas." Raja Yeomra termenung beberapa saat. Sementara itu, Wigen tetap bersujud, menunggu keputusan sang Raja Agung.

Akhirnya, Yeomra menghentakkan kembali tongkatnya dan seketika bayangan hitam yang mengikat Liu Kai menghilang. Ia kemudian berjalan mendekati Liu Kai dengan langkah berat penuh wibawa. "Kau! Siapa namamu? Sebutkan sebanyak tiga kali!" Perintahnya.

Liu Kai tak mengerti maksudnya, namun entah kenapa ia sama sekali tak dapat membantah perkataan Yeomra dan langsung menyebutkan namanya sebanyak tiga kali.

Begitu nama itu disebut tiga kali, tanah di hadapan Yeomra merekah, memunculkan sebuah cermin raksasa berbingkai perak. Cermin itu memantulkan cahaya aneh yang berisi semua hal yang terjadi selama masa hidup Kai, mulai dari ia lahir hingga mati.

Yeomra menatap dalam ke cermin itu. Saat ia selesai, sorot matanya berubah lebih tenang saat ia menatap Kai. " Sekarang aku tahu kenapa kau disebut roh spesial, kau mati akibat dibunuh secara tidak adil dan belum waktunya bagimu untuk mati. Namun ini tidak ada sangkut pautnya dengan takdir Dewa, semua ini murni kejahatan dari manusia yang dihasut oleh iblis, jadi tak ada alasan bagimu untuk membuat kerusuhan di Alam Baka."

Liu Kai menundukkan kepala. Untuk pertama kalinya sejak ia tiba di dunia ini, ia merasa malu. Dendam yang menelannya hampir merubahnya menjadi Roh Pendendam.

Yeomra kembali berbicara, “Karena kematianmu tidak adil dan kau memiliki kekuatan besar, aku akan memberimu satu kesempatan. Aku bisa mengembalikanmu ke dunia asalmu… Tapi dengan satu misi dariku."

Liu Kai mendongak. “Benarkah? Misi apa itu?” suaranya penuh harap.

"Beraninya kau! Turunkan pandanganmu saat berbicara pada Dewa Agung!" seru Mugen yang tampak masih kesal dengan Liu Kai.

"Diamlah Mugen! Kau akan kuberi hukuman setelah ini karena melanggar peraturan untuk tidak melukai Roh manusia!" seru Yeomra.

"Ta-tapi Raja-" ucap Mugen terputus, "Cukup! Atau kau ingin aku mencabut sayapmu sekarang juga?!" Yeomra membentak.

"Ma-maafkan aku Raja Agung..." Mugen kembali menundukkan kepalanya.

Yeomra kembali menatap Kai. "Kau adalah roh yang kuat. Di mana pun kau ditempatkan, kau akan menjadi yang terkuat. Tapi sebelum itu, kau harus melewati sidang-sidang neraka. Jika kau lolos, maka misi akan diberikan kepadamu dan kau akan kembali ke duniamu."

Seketika sebuah harapan tersirat di wajah Kai, ia memantapkan hatinya. "Aku akan melakukan apapun demi bisa kembali ke duniaku!"

"Bagus! Sampai jumpa di sidang terakhir, itupun jika kau berhasil melewati sidang neraka yang lain!" Yeomra kemudian menghilang secara tiba-tiba, serta kedua pengawal raksasanya juga menghilang secara tiba-tiba, membuat Kai terjatuh ke tanah.

Wigen segera mengulurkan tangan. "Ayo, aku akan menuntunmu melewati setiap sidang neraka yang ada."

Kai menerima uluran tangan Wigen dengan rasa penasaran. "Aku sudah memukulmu, mengapa kau masih mau membelaku serta membantuku?"

Wigen tersenyum tipis. "Aku melakukannya bukan semata-mata untuk dirimu, melainkan untuk diriku, jika roh yang menjadi tanggung jawabku gagal bereinkarnasi, maka itu akan menjadi cacat dalam tugasku, itu akan membuat diriku semakin sulit bereinkarnasi."

Liu Kai mengangguk, menatapnya kagum. "Jadi, bahkan malaikat pun akan bereinkarnasi," gumamnya dalam hati.

Mereka berdua kemudian melangkah menuju Gerbang Keadilan Ketiga.

"Namaku Kai, salam kenal..." Kai berbasa-basi, ia ingin meminta maaf seraya berterimakasih, namun lidahnya terasa kelu untuk mengucapkan kedua kata itu.

“Dan aku Wigen,” jawab Wigen sambil tersenyum. “Aku akan berusaha agar kau bisa kembali.”

"Te-terimakasih," ucap Kai dengan lidah kelu.

Di sela perjalanan mereka, Kai membuka percakapan dengan bertanya. "Wigen, mengapa sebelumnya kau menyebutku dengan sebutan roh spesial?"

"Roh spesial adalah roh yang semasa hidupnya melakukan begitu banyak kebaikan, membunuh orang-orang jahat, serta membantu orang susah dan ditambah dengan ia mengalami kematian yang tidak adil." Wigen menjawab dengan suara tenang.

Kai menganggukkan kepalanya pelan, ia akhirnya mengerti, ia baru menyadari bahwa ternyata dirinya sering melakukan hal baik selama hidupnya, senyuman muncul di sudut bibirnya.

Mereka melanjutkan perjalanan dalam diam. Di kejauhan, tiga jembatan besar melintang di atas tebing merah yang memancarkan cahaya neraka. Suasana terasa berat dan panas, tapi indah dengan cara yang menakutkan.

Kai menatap takjub. Jembatan pertama hanyalah seutas tali tipis yang tampak bergetar ditiup angin panas. Puluhan roh mencoba menyeberanginya. Banyak di antaranya jatuh menjerit ke jurang berapi di bawah.

Jeritan mereka menggema panjang, menggetarkan udara. Beberapa roh berhasil menyeberang, tapi sebagian besar lenyap ditelan nyala merah di bawah sana.

Jembatan kedua terbuat dari tiga bilah papan tanpa pegangan, terbentang lurus hingga ke seberang. Sedangkan jembatan ketiga, yang harus dilewati Kai, tampak lebih kokoh terbuat dari papan tebal dengan tali sebagai pegangan.

Kai menatap penasaran. “Wigen, kenapa jembatan pertama hanya berupa tali tipis, sementara jembatanku kokoh seperti ini?”

"Jembatan pertama diperuntukkan untuk orang-orang biasa, jika mereka melakukan banyak kebaikan di dunia, maka mereka akan dengan mudah melewatinya, namun jika mereka sering melakukan kejahatan, mereka akan segera jatuh ke dalam Neraka Penebus Dosa di bawah sana."

"Neraka Penebus Dosa?" gumam Kai, lalu mencoba melihat ke bawah.

"Ku sarankan kau tidak melihat ke bawah." Wigen memperingatkan.

Tapi rasa penasaran Kai lebih kuat, ia tetap melihat ke bawah. Ekspresi wajah Kai memburuk, seketika ia menyesalinya.

Dari bawah sana, tampak lautan duri raksasa yang menjulang, dibalut api menyala-nyala. Setiap kali ada roh jatuh, suara mereka bercampur dengan letusan api yang menyembur ke langit. Panasnya terasa sampai ke wajah Kai, walau jaraknya ribuan meter di atas.

Kai gemetar, wajahnya pucat. Tubuhnya melemas hingga ia terduduk di atas jembatan

Wigen tertawa melihat itu. "Haha! Sudah ku katakan jangan melihat ke bawah, itu adalah Neraka Penebus Dosa, roh manusia yang jatuh ke bawah akan disiksa dan dibakar hingga dosa mereka berkurang setengah nya,

“Hal itu bisa berlangsung selama sepuluh abad, setelah itu mereka akan kembali di sidang dalam pengadilan neraka, jika dosa mereka masih banyak, maka akan kembali di siksa pada tingkatan neraka yang berbeda, tergantung dari dosa yang mereka perbuat."

Kai menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri. Ia menggenggam tali pegangan erat-erat dan mulai melangkah perlahan.

“Jangan khawatir,” kata Wigen lembut. “Kau akan aman selama hatimu teguh.”

Kai mengangguk, dan bersama-sama mereka melangkah menyebrangi jembatan.

Di bawah mereka, teriakan, kobaran api, dan bau belerang bercampur menjadi simfoni neraka yang menyeramkan. Tapi langkah Kai mantap.

Beberapa waktu kemudian, mereka tiba di ujung jembatan. Di hadapan mereka berdiri Pintu Pengadilan Pertama. Itu tinggi menjulang, diukir dengan wajah-wajah manusia yang tampak menjerit dalam kesakitan.

Kai menatap pintu itu, napasnya berat. Ia tahu, di balik pintu ini adalah awal untuk kebebasannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Soul System   473. Ketegangan di dalam Frozen Deep Abyss

    Sementara Kai sedang menunggu dan mengamati situasi di perbatasan Lapisan Keempat dan Lapisan Kelima, pada hari ketiga, Ujian Akhir Tahun sudah mulai memasuki tensi yang tinggi.Frozen Deep Abyss berubah menjadi medan ujian penuh hiruk-pikuk pertempuran, tangisan kesakitan dan teriakan kegembiraan. Ribuan murid yang memasuki lembah itu kini tersebar dari lapisan pertama hingga keempat, masing-masing terjebak dalam takdir dan keberuntungannya masing-masing.Teriakan disusul teriakan terdengar dari lapisan paling luar.“A–AAAARGHH!!”Seorang murid Divine Soul 1 terseret masuk ke dalam kabut oleh cakar Frost Wolf yang ukurannya tiga kali lebih besar dari normal. Dua rekan satu timnya lari ketakutan, membiarkan tubuh itu terkoyak tanpa perlawanan.Di titik lain, lima murid lain tertawa penuh kegembiraan karena menemukan Snow Jade Mushroom dalam jumlah besar. “Ini… ini lebih dari cukup untuk menambah lima puluh poin!”“Kelompok kita pasti lulus ujian tahun ini!”Namun tidak jauh dari merek

  • Soul System   472. Memasuki Frozen Deep Abyss

    "Peraturan kali ini sama seperti sebelumnya." Suara Penatua Jian Wu bergema ke seluruh tebing. "Setiap tim memiliki sepuluh orang dalam jumlah yang terdiri dari berbagai tingkatan Kultivasi... Poin yang dinilai adalah kerja sama tim yang utama, lalu jumlah beast core dan herbal serta barang yang memiliki atribut es ataupun atribut yin."Bagi siapa saja yang meninggalkan tim untuk berburu sendiri, ataupun berkonflik dengan tim sendiri akan mendapatkan pengurangan poin. Siapa saja yang tidak memenuhi syarat, akan dikeluarkan dari Great Snow Mountain Sect."Para murid hanya mengangguk, mereka sudah mengetahui dengan jelas peraturan Ujian yang diadakan setiap akhir tahun.Penatua Jian Wu kembali melanjutkan. "Untuk ahli dari luar Great Snow Mountain sect, kalian bisa menikmati dan mencari keuntungan sendiri, namun jika kalian membunuh salah satu dari murid Great Snow Mountain sect, tidak hanya kalian yang diburu, keluarga bahkan sekte kalian tidak akan luput."Baiklah, sebelum aku memulai

  • Soul System   471. Awal Ujian Akhir Tahun

    Langit di atas Great Snow Mountain bergetar, badai es yang biasanya berputar tenang kini bergolak liar. Dari puncak tertinggi, petir biru pucat menari di antara awan salju, menggores langit seperti bilah es surgawi.“Sudah waktunya…” suara Penatua Jian Wu yang kali ini menjadi Kepala Pengawas menggema, serak namun tegas.Di bawahnya, ribuan murid berdiri rapi di pelataran batu yang tertutup salju. Mereka semua menatap lembah raksasa di kaki tebing yang diselimuti salju tebal dengan aura mencekam, itulah Frozen Deep Abyss... Kabut yang menyelimutinya sepanjang tahun, kini mulai menipis, aura Frozen Deep Abyss memancarkan cahaya kebiruan yang berisi Energi Yin.Dari setiap kabut yang menipis, hawa dingin yang cukup untuk membekukan darah menyembur keluar, membuat sebagian besar murid menggigil walau sudah memperkuat tubuh mereka dengan Qi.“Ujian Akhir Tahun dimulai!” seru Jian Wu. “Kalian yang merasa cukup kuat, melangkahlah. Mereka yang takut tinggallah di sini, dan jangan pernah berm

  • Soul System   470. Blood Origin Pill

    Kai mengangguk ke arah Wu Hanfeng yang masih tersenyum senang, seolah mendapatkan harta Karun yang langka. Melihat Kai yang berjalan menuju Ruang Batu, Wu Hanfeng mengikutinya.Ketika kedua pemimpin itu meninggalkan area, kedua pengawal Wu Hanfeng berdiri dengan bantuan Zhang Wei dan Sun Qiang. Meski tubuh mereka masih gemetar, tatapan mereka kini memantulkan hormat. Bukan lagi musuh tapi rekan di bawah panji yang sama, sehingga mereka mulai mengakrabkan diri selagi kedua pemimpin mereka berbincang.Di dalam Ruang Batu, Kai mempersilahkan Wu Hanfeng untuk duduk. Wu Hanfeng tanpa basa-basi duduk dan segera melontarkan kata-kata. "Saudara Kai, kau menyembunyikan sesuatu yang menarik dariku." Wu Hanfeng menghela nafas kasar. "Aku mengira bahwa mereka adalah perampok acak yang kau rekrut untuk membantumu merampok darah, namun siapa sangka, bahkan pasukan elit terkuat di Provinsi Besar tidak bisa memegang bayangan mereka jika pada tingkatan yang sama."Kai tersenyum tipis sambil menuangkan

  • Soul System   469. Pisau Tersembunyi Paviliun Emas

    Angin dingin berhembus lembut di dalam goa pelatihan yang kini hening setelah badai pelatihan panjang. Batu-batu berkilau memantulkan cahaya lembut dari dua belas Senjata Roh Spiritual yang menggantung di udara, bergetar pelan seolah bernapas bersama pemiliknya.Kai berdiri di tengah ruangan, matanya menatap serius ke arah Renyi Dao. "Bersiaplah untuk Fallen God Field." Ia menghela nafas kasar sebelum melanjutkan. "Tetapi, kali ini kalian tidak akan ikut denganku."Para anggota Renyi Dao mengerutkan keningnya, Xiao Lao maju dan menangkupkan tinjunya. "Mohon maaf Bos, tetapi mengapa begitu ? Apakah kami akan pergi sendiri kali ini?"Kai menggelengkan kepalanya. "Kedepannya, kalian tidak akan lagi mengikuti ku, serta aku juga tidak akan lagi mengajari kalian."Kata-kata itu seperti petir yang mengguncang dada semua orang di sana. Wajah Xiao Lao menegang, napas Gu Chen tercekat, bahkan Feng Tao yang biasanya santai pun melangkah setengah maju, tidak percaya dengan apa yang baru saja ia d

  • Soul System   468. Senjata Roh Spiritual

    Suara langkah kaki bergema di antara celah-celah goa pelatihan. Satu demi satu, bayangan manusia keluar dari balik formasi array. Tubuh mereka lusuh, pakaian mereka compang-camping, namun aura yang mengalir di sekeliling mereka jauh lebih padat dan berat dari sebelumnya.Mereka adalah dua belas anggota Renyi Dao.Setiap napas yang mereka hembuskan memancarkan getaran spiritual yang stabil dan tegas, seolah bumi dan langit ikut menunduk. Tidak ada lagi perbedaan di antara mereka. Setiap langkah, setiap gerak tubuh, bahkan denyut energi mereka berirama dalam satu kesatuan.Tingkat kenaikan Kultivasi mereka sangat mencengangkan bagi beberapa orang. Hanya dalam waktu dua bulan, tingkat Kultivasi mereka naik hingga dua ranah sekaligus. Xiao Lao dan Zhang Wei sama-sama berada pada Divine Soul Tingkat 5 sedangkan lainnya rata pada Divine Soul Tingkat 4.Five Way Cardinal Array bukan hanya sekedar Formasi pelatihan biasa, dengan Tingkat Energi Esensi yang dikompresi ke dalam Array menjadi nut

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status