Accueil / Fantasi / Soul System / 95. Aku Akan Membawa Kepalanya

Share

95. Aku Akan Membawa Kepalanya

Auteur: JeoseoungSaja
last update Dernière mise à jour: 2022-07-08 16:32:38
"Kau! Bawa aku ke tempatnya!" Kai meneriaki Penatua Ketiga, lalu menyeretnya pergi tanpa meminta persetujuan dari Penatua Ketiga.

Penatua Ketiga mengerang saat Kai menyeret kerah lehernya, namun ia tetap memberitahu Kai jalannya. Tibalah Kai di depan sebuah rumah yang bisa dikatakan seperti Istana, itu sangat besar dengan dua pintu raksasa sebagai pintu utama. Kai menendang pintu itu terbuka lalu masuk melewati aula sesuai dengan intruksi dari Penatua Ketiga.

Kai tiba di depan Altar Besar yang kemudian ia hancurkan atas petunjuk Penatua Ketiga. Tangga menuju bawah terlihat di balik altar itu, Kai lalu masuk ke dalam sambil terus menyeret Penatua Ketiga. Di bawah terdengar suara tangisan menggema sepanjang lorong hingga sebuah ruangan besar seperti aula dengan belasan penjara berjeruji besi. Di dalam penjara, Kai melihat puluhan hingga ratusan gadis penuh sesak, tidak ada yang bisa tidur, mereka hanya bisa duduk dengan lutut ditekuk. Bau menyengat tercium saat Kai mendapati banyak dari
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé
Commentaires (1)
goodnovel comment avatar
Tengku Mohd
tq Thor terus semangat
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Latest chapter

  • Soul System   445. Mengacaukan Pelatihan Murid

    Saat matahari terbenam, hari pertama pelatihan telah berakhir, beberapa dari Murid Tahun Keempat kembali menuju Great Snow Mountain Sect serta masih banyak yang menetap, membuat kemah seadanya.Beberapa murid yang sudah mengetahui tentang Teror Setan Darah mulai berkelompok dan menghabiskan sepanjang malam bersama dan tidak sedikit yang masih belum mendengar tentang Teror Setan Darah, area Frost Cliff mencakup area yang luas.Kai menyelinap dibalik bayangan malam, topeng darahnya memperlihatkan warna merah yang semakin kental saat disinari oleh cahaya bulan. Ia bergerak dalam diam. Bahkan eksekusinya mulus dan lancar seperti air yang tenang. Rata-rata korbannya sama sekali tidak menyadari apa yang terjadi saat mereka beristirahat di bawah selimut malam.Sekitar lebih dari tiga puluh orang yang sudah menjadi targetnya hanya dalam satu hari dan semua dilakukannya secara lancar tanpa kendala. Jika itu hanya Kultivator Divine Soul Tingkat 4, itu sama sekali bu

  • Soul System   444. Teror Setan Darah

    Langit musim dingin yang kelabu menggantung rendah di atas Frost Cliff, area ujian murid tingkat empat dilangsungkan. Puluhan peserta berkumpul memakai jubah putih dengan simbol Great Snow Mountain Sect berlari memasuki celah tebing, wajah mereka penuh percaya diri. Tetapi tidak ada satupun yang tahu bahwa ujian kali ini akan menjadi mimpi buruk bagi mereka.Di ujung salah satu tebing yang menjulang tinggi, sosok berjubah hitam berdiri tegak. Jubahnya berkibar diterpa angin, dan topeng berwarna merah darah menutupi wajahnya. Matanya yang dingin menatap puluhan Murid Tahun Keempat seperti raja pemangsa yang menilai ternaknya sendiri.Dia adalah Kai.Setelah Kai memilih targetnya, ia segera melompat turun dari tebing sebelum tubuhnya menghilang menyatu dengan bayangan tebing, seolah tidak pernah ada di sana sebelumnya.Ujian bulan kedua baru saja dimulai. Di antara kerumunan, seorang murid dengan pakaian lebih mewah dari yang lain berjalan seorang d

  • Soul System   443. Kembali ke Golden Tower Paviliun.

    Kai mengepakkan sayap darahnya dan melesat di udara menuju Great Snow City, angin dingin bersiul kencang saat tubuh Kai membelah udara dengan kecepatan tinggi. Beberapa jam kemudian, ia berhenti di area yang cukup jauh dari Great Snow City dan mulai berjalan dengan tenang menuju kota. Sesampainya di kota, Kai tidak kembali ke kediamannya, melainkan langsung melangkahkan kakinya menuju Golden Tower Paviliun. Seperti biasa, Kai disambut dengan sangat baik, ia segera bertemu Wu Hanfeng di lantai dua. "Satu Minggu lebih cepat dari jadwal yang engkau berikan Saudara Kai." Wu Hanfeng tertawa renyah, ia merasa senang melihat Kai datang mengunjunginya. "Sepertinya kau sudah tahu bahwa Pil yang engkau titipkan itu telah habis terjual." Mendengar Wu Hanfeng ingin memancingnya, Kai hanya tersenyum tipis. "Saudara Wu, tidak perlu berbasa-basi, kita tahu, tidak ada hal sekecil apapun yang luput dari pandangan Golden Tower Paviliun, mari kita langsung

  • Soul System   442. Saatnya Aku Turun Tangan

    Waktu berjalan dengan lambat di Aula Goa itu. Para anggota Renyi Dao telah memasuki keadaan trans yang dalam, nafas mereka teratur, aura mereka meningkat perlahan, dan jiwa mereka menyatu dengan tubuh serta energi di sekitarnya. Kai berdiri di tengah aula dengan kedua tangan bersedekap, menatap mereka dalam diam sebelum akhirnya menarik napas panjang dan berbalik menuju sudut ruangan tempat Ruangan Batu Meditasi miliknya. “Sudah saatnya aku mempersiapkan langkah selanjutnya…" Kai memasuki ruang batu dan pintu batu menutup dengan keras. Dengan satu sentuhan jari, Gold Dragon Cauldron keluar dari Inventory dan berdiri tegak di hadapan Kai. Api Inti Bumi menyala tenang di bawah kuali, memanaskan dindingnya hingga bersinar merah keemasan. Kai mulai mengeluarkan bahan-bahan dari Inventory-nya. Kai berencana untuk memproduksi Pil Regenerasi Vitalitas, namun, kali ini ia tidak ingin membuatnya sekuat sebelumnya. “Ji

  • Soul System   441. Pelatihan Berakhir Memuaskan.

    Dua hari kemudian, giliran Kelompok Array Pedang yang berhasil menyelesaikan pelatihan. Sejak awal, Gu Chen serta Chen Bao mengalami kesulitan dalam memahami maksud berpedang, namun semakin sering mereka dikalahkan, semakin sering mereka diserang dan semakin sering mereka memperhatikan permainan pedang dari Tentara Roh Kai, semakin mengerti pula mereka bahwa pedang bukanlah senjata semata, melainkan perpanjangan dari jiwa. Gu Chen adalah yang pertama yang memahami Niat Pedang pada hari keempat, meskipun niat itu tampak sedikit lebih lemah dari Tentara Roh Kai, namun seiring berjalannya waktu di antara ribuan tebasan yang telah ia lakukan, Niat Pedangnya semakin jelas dan kuat, bahkan auranya menjadi lebih tajam dan berbahaya. Setelah Gu Chen berhasil memahami Niat Pedang, ia beraksi sendirian, membantai jalannya menuju para Tentara Roh milik Kai, gerakannya cepat dan serangannya tajam. Saat ia mulai berhasil menggabungkan Niat Pedang deng

  • Soul System   440. Kenangan Terburuk

    Lima sosok terakhir dari kelompok Renyi Dao, Feng Tao, Guo Sheng, Wang Yun, Zhao Rui serta Chen Jie, terhisap masuk ke dalam cahaya ungu. Dunia di sekitar mereka langsung berubah menjadi kehampaan. Tidak ada tanah. Tidak ada langit. Hanya kegelapan tanpa ujung.Di dalam kegelapan itu, satu suara bergema bukan suara Kai, bukan suara musuh, melainkan suara hati mereka sendiri.Suara itu menusuk tanpa ampun, menggali keraguan terdalam yang selama ini mereka kubur. Salah satu dari mereka, Wang Yun merasakan dadanya sesak saat siluet ayahnya muncul dari dalam kegelapan, ayah yang mati dibunuh perampok karena kelalaiannya sendiri. “Kau gagal melindungiku… dan kini kau gagal lagi,” ujar sosok itu sebelum berubah menjadi abu.Wang Yun jatuh berlutut, tubuhnya gemetar hebat. “Tidak… tidak, ini tidak nyata."Kai memperhatikan dari luar sambil menyilangkan tangan. “Hal pertama yang harus mereka lalui dalam Pelatihan Jiwa ini adalah berdamai dengan kenangan p

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status