Share

Menunduk

Evren terkejut melihat Emir dan Sarman berhasil masuk ke dalam kamar Aigul. Tatapan tajam Sultan masih terpampang jelas di sana. Ujung lancip pedang, semakin Emir dekatkan. Kulit Evren tergores tajamnya pedang. Darah mengalir seketika itu juga.

“Apa kau tahu hukumannya melukai Sultan!” teriakan menggema dari Evren, membuat Emir kesal.

“Jangan mengakui dirimu Sultan!” balas Emir lebih keras.

“Zab!”

Sarman mengarahkan anah panah tepat di sebelah wajah Evren. Anak panah melewati permukaan pipi kanannya secepat angin. Panah tajam itu menancap dengan keras. Tembok yang semula masih rata, kini meretak. Telinga Evren mendengung seketika. Sarman melangkah cepat mendekati Evren yang semakin melotot tajam.

“Kau … bukan Sultan. Apakah aku harus mengatakan siapa Sri Sultan yang sebenarnya?” ucap Sarman pelan namun tegas. Sorotan yang semula menyerang dirinya dari Evren, kini mulai menunduk. Sang Sultan mer

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status