Share

Bab 15

Nana

Sebagai anak kos yang mesti bangun pagi, hampir setiap hari aku dan Rani sarapan bubur yang ada di dekat kampus. Meskipun sarapan sama bubur ayam itu cepat lapar, minimal bisa mengganjal perut sampai pergantian jam mata kuliah nanti.

“Udah sampai mana pendekatan lo sama dokter Galih?” Di tengah sarapan, Rani sempat-sempatnya menanyakan hal itu.

Berbicara tentang dokter Galih, kejadian kemarin tidak bisa aku abaikan begitu saja. Cara dia bercanda itu berlebihan. Apa dia selalu begitu kepada setiap wanita yang dekat dengannya? Kasihan mereka pasti berpikir dokter Galih memberi harapan palsu.

Sementara bagiku, aku nyaris termakan sama omongannya. Tapi kembali lagi ke realita, rasanya sulit mempercayai jika dokter Galih serius apalagi kita baru saling mengenal dan dia sendiri yang mengatakan bahwa ucapannya yang seperti melamarku itu hanya sebuah candaan belaka.

“Jangan bikin gosip, Ran. Gue nggak pernah PDKT s

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status