Tidak ada yang bisa menghalangi Hara untuk mendapatkan sesuatu. Itu adalah hukum alam yang dia buat sendiri. Segala apa pun yang dia inginkan harus didapatkan tak peduli apa. Kini dia sudah pergi bersama dengan ibu Vier menuju rumah Vier. Setelah pertemuan antara ibu dan anak itu terjadi, maka masalah itu akan menjadi masalah keluarga kecil itu sepenuhnya. Hara hanya akan menjadi penonton dan bersorak dari luar. Astaga. Hara benar-benar cerdik. Itulah yang dikatakan pada dirinya sendiri. Dia tak akan bisa dikalahkan oleh iblis sekalipun. “Ibu akan menunggu Vier pulang bekerja. Kamu pulanglah.” Perintah ibu Vier setelah sampai di depan rumah putranya.Hara meninggalkan ibu Vier di sana dan dia mengeluarkan tawa kemenangannya setelah itu. Penting untuk menjaga hubungan baik dengan keluarga kekasihmu. Jadi jika ada hal-hal yang terjadi seperti ini, maka tidak ada lagi yang bisa memukulmu mundur. “Ya, Bu?” Bibi kebetulan sedang keluar dari rumah untuk menyapu halaman rumah ketika ibu
Ucapan itu mengarah pada, apa pun keputusan Vier, baik lelaki itu akan lebih memilih ibunya, Violet tetap akan menjadi istri Vier. Tangkapan arti dari kalimat Violet membuat ibu Vier bergetar karena amarah. Bagaimana mungkin ada seorang perempuan yang meletakkan rasa malunya dan menendangnya dari hati nurani. “Saya tidak menerima kamu sebagai menantuku kecuali dia menikah dengan Hara.” Deklarasi itu sangat jelas bahkan tidak perlu penerjemah untuk mengerti maksudnya. “Ibu, kita akan menyelesaikan ini ….”“Putuskan sekarang!” Vier bahkan belum selesai berbicara tapi sudah terputus karena ucapan ibunya. “Kalau kamu memilih dia, maka jangan lagi kamu memanggilku Ibu.”Violet melihat Vier penuh dengan tekanan. Bagaimanapun, lelaki itu tak bisa menyalahi aturan yang sudah dibuat sebelum pernikahan itu terjadi. Tapi, dia tidak bisa membiarkan Hara bersorak kegirangan karena kemenangannya. “Abang tidak perlu memilih karena ini bukan sesuatu yang bisa dipilih.” Violet menyambar dengan suar
Vier tidak pernah berpikir ibunya akan sampai pada pemikiran jika putranya hanya perlu pergi dari perusahaan kemudian semua sudah selesai. Perjanjian di atas kertas dengan materai adalah bukti nyata jika dirinya akan mendapatkan hukuman yang setimpal jika melanggarnya. Dan itu bukan hanya akan membuat dirinya dipersulit dalam hal apa pun oleh Rizal, tapi juga mungkin hukum lainnya akan diturunkan. “Bu, Vier tahu sekarang Ibu sedang marah. Tapi kita tidak bisa mengambil keputusan dalam keadaan seperti ini. Sekarang, Ibu tenangkan dulu hati Ibu. Setelah itu kita akan kembali berbicara.” Vier menggenggam tangan ibunya dan memberikan tatapan memohon. Hal itu sedikit membuat ibu Vier diam. Vier baru saja pulang dari kerja. Segera setelah itu mendapatkan sesuatu yang tidak menyenangkan saat tiba di rumah.Lelah. Itulah yang dirasakan oleh Vier saat ini. Dia pasti juga berpikir ini adalah ulah Hara. Perempuan itu tidak akan mungkin diam saja saat harga dirinya terasa tumbang karena Violet.
Hara sedikit terkejut ketika suara ibu Vier dingin terdengar di telinganya. Dia segera menunduk dan menekan perasaan kesalnya dengan suara lembut. “Bukan tidak percaya, Bu. Violet adalah perempuan yang kejam. Dia bisa melakukan apa pun untuk mendapatkan segala yang diinginkan. “Kamu tidak perlu khawatir. Vier pasti akan terhindar dari hal-hal semacam itu.” Kalaupun dia akan memiliki anak dengan Violet, memangnya kenapa? Mereka menikah secara sah agama dan hukum. Tapi tentu saja Hara tidak akan pernah membiarkan itu terjadi. Hara akan murka jika bayangannya menjadi kenyataan. Entah dengan cara apa lagi dia akan membuat hubungan Vier dan Violet berakhir.Dia tentu masih memikirkan itu. Mengandalkan ibu Vier sudah tidak benar-benar bisa dilakukan setelah percakapan di antara keduanya. Kemunculan Violet dalam hidupnya membuat Hara harus bekerja ekstra untuk menyingkirkannya. Hara meninggalkan ibu Vier kemudian pulang ke rumah. Dia bahkan tidak pergi ke kantor karena moodnya benar-benar
Vier bahkan sedikit terkejut dengan ucapan Violet. Bagaimana bisa Violet mengatakan akan mengantarkan ibunya sedangkan ibunya sangat tidak menyukai perempuan itu? Tentu saja ibu Vier akan menolak. “Tidak perlu. Vier yang akan mengantarkan saya.” Benar, kan, apa yang dipikirkan oleh Vier. Mungkin ada pikiran lain yang ada dalam kepala ibu Vier. Setelah mereka pulang bersama, ibu Vier akan meminta putranya itu tetap tinggal dan tidak kembali ke perusahaan Violet.Hal itu terbaca begitu cepat oleh Violet. Maka dia segera mendeklarasikannya di depan mertuanya untuk mengantarkannya. Dan menimbulkan terkejut bagi perempuan paruh baya tersebut. “Saya tahu apa yang sedang dipikirkan oleh kalian. Tapi, Bu, Vier adalah suami saya. Meskipun dia harus patuh dengan Ibu, dia juga tidak boleh membuat saya sakit hati karena Ibu.” Violet mendekati Vier dan memeluk lengan lelaki itu. “Saya akan tetap ikut mengantarkan Ibu meskipun Ibu menolak. Saya tidak bisa menjamin Vier akan kembali kepada saya k
“Lantas kamu berpikir kamu berani seperti itu kepada saya lalu saya akan dengan bangga membiarkan itu terjadi? Kamu adalah mimpi buruk.” Baru saja mereka tidak bertengkar, tapi kini justru atmosfer yang melingkupi mereka tidak pernah padam. “Saya tidak akan mengawali pertengkaran kalau tidak ada yang memulai.” Mereka bahkan belum sempat duduk saat pertengkaran itu terjadi. “Ini bukan tentang menang atau kalah, Bu. Tapi ini karena harga diri.”“Benar, tentu saja ini karena harga diri lantas kamu menyeret putra saya masuk ke dalam masalahmu. Kamu menyelamatkan harga dirimu dan keluargamu, tapi dengan cara menggadaikan harga diri itu sendiri. Kamu menarik kekasih orang lain kemudian menjadikan dia milikmu tak peduli apa. Aku bersyukur karena aku tidak memiliki anak seperti dirimu.” Ada dari ucapan itu yang menampar wajah Violet dengan keras. Apa yang dikatakan oleh ibu Vier memang benar. Demi harga dirinya dan keluarganya dia mampu melakukan sampai sejauh ini. Dia dengan keras menarik
Violet memacu kendaraannya dengan kecepatan sedang sebelum sampai di sebuah restoran mewah yang sering didatangi. Masuk ke dalam kemudian mencari keberadaan seseorang yang tadi melakukan panggilan dengannya. Saat matanya menangkap sosok itu, sebuah senyum kecil terdorong keluar dari bibirnya. Langkah kakinya santai tapi pasti. Orang yang ada sedang menunggunya itu juga memberikan senyum. “Long time no see.” Mereka berpelukan dengan lembut kemudian melepaskannya setelah itu. “Bahkan saking sibuknya, tidak ada datang ke pernikahanku.” Sosok Violet yang dingin terlihat mencair dengan keberadaan orang itu. Tidak ada kata-kata sinis yang keluar dari bibirnya. Tatapannya juga sangat bersahabat. Tentu saja akan seperti itu karena dia adalah salah satu sahabat perempuan yang dimiliki oleh Violet. Mereka sudah bersama dalam waktu yang cukup lama. “Dan aku akan membahas itu sekarang tanpa sisa.”Namanya Candy. Dia adalah model terkenal yang sudah berhasil menembus kancah luar negeri. Dia j
Kening Violet mengernyit tajam ketika mendengar suara Vier yang penuh dengan percaya diri. Apa yang sebenarnya dipikirkan oleh lelaki itu? Dia sudah mengatakan semuanya tujuan itu tanpa tersisa, tapi Vier justru masuk dengan keras kepala yang dimiliki. Violet berbalik untuk menatap Vier tanpa terganggu. “Abang tahu kalau aku adalah manusia yang tidak memiliki belas kasihan bukan?” tanyanya, “itu artinya, aku akan dengan senang hati membiarkan Abang tetap di berdiri di sini sampai pagi karena aku tidak akan membiarkan Abang masuk dan tidur di dalam.” Violet berbicara dengan kebenaran yang tercetak di dalam matanya. Keputusan tidak tergoyahkan itu adalah sebuah keputusan bulat. Dengan segera, Violet menutup pintunya di depan Vier tanpa lagi menunggu apa pun. Hatinya menolak sebenarnya, tapi dia tak bisa memberi kesempatan untuk Vier. Violet segera masuk ke dalam kamarnya, meletakkan koper yang dibawanya, lalu dia segera mandi. Hal yang ingin dia lakukan adalah tidur dan beristirahat.