Share

Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)
Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)
Penulis: RatuNna Kania

Part 1. Luka hati Renata.

Tangisnya pecah seketika tak tertahan lagi, setelah membaca chat di whatsweb nya Doni suaminya tercinta. Renata sengaja menyadap W******p nya, setelah Bianca sang sahabat dengan tak sengaja melihat suaminya sedang asik berdua dengan seorang wanita, di sebuah cafe sore kemarin.

Ternyata di luar, selain bekerja, suaminya juga asik chatting dengan wanita lain, padahal pernikahan mereka belum genap setahun. Dan sekarang Renata tengah hamil anak pertama mereka tapi bisa-bisanya diluar sana suaminya main gila.

Pantas saja Renata sering gelisah dan merasakan ada rasa tidak nyaman dalam rumah tangganya sejak beberapa bulan terakhir, Doni sering pulang malam terus, dengan alasan lembur dan sebagainya. Padahal dia menghabiskan waktunya dengan seorang perempuan idaman lain. 

"Baiklah Mas! Jika itu yang kamu mau! Kamu telah mempermainkan hidupku! maka kamu harus membayar sakit hati ini," gumamnya dengan gementar.

Remuk redam perasaannya bahkan sekedar untuk bernafas saja ia merasakan sakit yang tak terhingga. Bayi yang ada dalam kandungannya pun seakan turut merasakan gundahnya hati Renata, dia menendang-nendang perutnya dengan kuat hingga sang Ibu meringis karena terasa ngilu sekali.

"Ibu, baik-baik saja, Nak, jangan khawatir ibumu masih kuat jika hanya untuk memberi pelajaran seorang bajingan!" gumannya penuh dendam dan derai airmata.

Dielus perutnya dengan perasaan tak menentu. sungguh ia penasaran dengan wanita itu. Renata mencoba mencarinya di F******k, nama yang tertera di whatwebnya Doni, Lia Apriliani namanya dan ia menemukannya di aplikasi berlogo biru itu, sama persis dengan foto profilnya yang ada di Whatsweb diponsel miliknya.

Untung saja suaminya menyimpan namanya dengan lengkap. Jadi Renata tidak susah mencarinya.

Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Semua tentang Lia terpampang jelas di layar gawainya, seorang wanita berhijab dan bersuami dengan satu anak, yang berprofesi sebagai Guru TK.

"Woow!" ucap Renata, takjub dengan wanita itu, penampilan yang syar'i bahkan suaminya seorang pengurus pondok pesantren, tapi masih bisa main gila dengan suami orang. 

"Mas Doni dan Lia sama-sama harus ku beri pelajaran!" ucapnya berbicara sendiri. 

Renata menyimpan semua foto-fotonya dari aplikasi F******k.

"Awas saja kamu Lia! aku tidak akan membiarkanmu hidup tenang! kamu telah mengusik rumah tanggaku."

Renata menyimpan semua screenshot chat antara Doni dan Lia, lalu ia kirim ke emailnya yang lain. Ia harus memiliki bukti kuat sebelum mengungkap semua kebejatan suaminya dengan wanita itu.

Renata tersenyum sinis membaca chattingan mereka. "Berbahagia lah sekarang! karena besok-besok akan ku buat kalian malu seumur hidup, sehingga untuk sekedar tersenyum saja kalian tidak mampu." 

Renata menyeka air matanya yang datang terus menerus tanpa permisi, lalu bangkit untuk menunaikan Sholat Magrib, ia tidak boleh lemah dihadapan Doni. 

Juga, tidak boleh gegabah dalam hal ini.

"Akan ku hancurkan keduanya di waktu yang tepat! Sebagaimana mereka menghancurkan hatiku saat ini. Biarlah sekarang aku yang sakit dan menderita tapi akan kupastikan balasan yang akan mereka terima lebih sakit dari yang aku alami."

Jangan pernah membalas perlakuan buruk orang lain. Renata selalu ingat pesan almarhum Neneknya, dan itu dulu sekali Selalu ia lakukan seperti petuah beliau yang membesarkannya. Tapi sekarang neneknya sudah tiada dan Renata berjuang sendiri, maka ia bertekad akan membalas semua yang berani mempermainkan hidupnya.

Renata terdiam di balkon kamarnya menatap langit malam yang pekat seperti isi hatinya yang menggelap penuh amarah, pikirannya menerawang ke masa lalu saat sebelum menikah dengan Doni.

Ia adalah seorang pengusaha wanita, pemilik butik terkenal di kota ini. Memilih menyerahkan pengurusan butik pada Dina adiknya iparnya sejak beberapa bulanan lalu. Karena ingin fokus pada kehamilannya yang sudah memasuki trimester ke-3. Laporan keuangan pun tak seperti dulu lagi, saat butik masih ia pegang sendiri, Tapi Renata tidak mempermasalahkan nya untuk saat ini, ia ingin tahu sejauh mana adik iparnya berbuat curang dan ia memilih untuk lebih fokus sama kehamilan pertamanya

Ia membiarkan Dina menikmati uangnya terlebih dahulu, akan ada masanya ia membuat perhitungkan, karena dengan jelas Adik Iparnya mencuranginya.

"Ren …!

Wanita itu tak bergeming pada panggilan suaminya. Pikirannya menerawang jauh meski raganya tegap berdiri di ujung balkon.

"Ren…!

Suaminya mendekatinya dan mengusap lembut pundaknya.

Renata pura-pura melonjak kaget 

"Eh?!? Mas … Mas Doni sudah pulang?"

Doni terlihat menghela nafas, mungkin heran dengan sang istri yang tidak seperti biasanya. Hari ini Renata berusaha terlihat tenang, tapi sepertinya Doni tau ada sesuatu yang Renata sembunyikan, terlihat dari raut mukanya yang keheranan.

"Kamu baik-baik saja, Ren?" tanyanya sambil menatap manik mata Renata.

"Kenapa, Mas?" tanyanya dengan tak acuh.

"E … engga ada," sahutnya gugup.

Entah kenapa hanya dengan pertanyaan begitu saja membuat Doni terkesiap kaget. Mungkin dia mulai was-was dengan kebohongannya.

"Kamu ko, belum tidur?" tanyanya lagi.

"Belum ngantuk, Mas," sahutnya dan kembali memandang langit yang pekat itu! Sungguh rasanya ingin sekali menggaruk mukanya suaminya yang sok tanpa dosa itu.

"Aku tidur duluan, ya?"

Renata tak menyahut, tapi dalam hatinya ia berkata. "Tentu saja suamiku, kamu capek dan ingin segera tidur, setelah seharian bekerja lalu menghabiskan waktu dengan gundikmu itu."

Renata kembali menangis dalam diam, perih dan sakit sekali rasanya. Ia menyerahkan segala hidupnya pada pada Doni. Tapi yang Renata dapatkan malah dihancurkannya seluruh harga dirinya.

Memang keterlaluan kalau sampai Renata tidak membalas semua perlakuan Doni, yang menghancurkan harga dirinya tanpa sisa.

     ———RatuNna———

Seperti biasa, pagi ini Renata masih menjalankan rutinitas seperti hari sebelumnya, tanganya mengaduk kopi hitam untuk suaminya tapi pikirannya masih menerawang dengan chattingan antara Doni dan Lia.

"Selamat pagi, sayang," sapanya pada Renata, yang membuatnya muak dan jijik.

"Pagi, Mas," jawabnya dengan intonasi dingin dan bergetar, dadanya bergemuruh menahan amarah sejak semalam.

Mereka sarapan dengan diam, suasana begitu mencekam hanya denting sendok yang bersahutan.

"Kamu kenapa, Mas?" tanya Renata yang melihatnya makan dengan lesu.

Dia diam tanpa menjawab pertanyaan istrinya, pikirannya pasti berkecamuk, pada bayang-bayang wanita yang perlahan Akan menghapus kepeduliannya pada istrinya sendiri. Gadis yang dulu ia kejar-kejar setengah mati, kini seolah sampah yang tak dibutuhkan nya lagi.

Suara Doni memecah keheningan "Aku berangkat," pamitnya. Tanpa menoleh pada istrinya yang terkejut hingga menjatuhkan sendok yang sedang ia pegang dan menimbulkan denting yang bergema.

Renata tidak menjawab, tatapannya terfokus pada piring dihadapannya. Pikirannya menerawang pada kecurangan sang suami.

Pengkhianatan suaminya memporak porandakan semua isi hatinya. Renata bisa saja mengungkap semuanya sekarang, namun ia ingin membuat Doni dan Lia mendapat sesuatu yang tidak akan dilupakannya seumur hidup, karena sebaliknya pun dirinya, tidak mungkin lupa dengan pengkhianatan mereka berdua.

Suara mobilnya menderu menjauh, dengan seketika Renata sesenggukan, menangis dengan tertahan bagai menahan batu besar yang menghimpit, sakit dan menyesakkan.

Renata bangkit dari kursi dan naik ke kamarnya di lantai dua, hari ini ia berencana akan ke rumah Bianca sahabatnya. Ia pakai terusan warna peach dan blazer putih. Tak ada cela dalam penampilannya. Meski sedang hamil, yang berubah hanya bagian perutnya saja yang semakin membuncit.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
sesumbar mau balas dendam dan menghancurkan tapi malahan dia duluan yg menye2
goodnovel comment avatar
Puji Lestari
awal cerita ini seperti kisah awal pernikahan ku.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status