Share

Part 2. Janjian.

Penulis: RatuNna Kania
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-16 12:09:18

Tiin, tiiiin, tiiiin. Terdengar suara klakson begitu memekakan telinga

"Ini pasti Renata, menekan klakson seenaknya hanya agar kedatangannya diketahui olehku," gerutu Bianca sambil mengusap ujung matanya yang tergores saat memakai eyeliner tadi. 

"Biiii … dimana kamu?" panggilnya. 

"Kan, sudah kubilang, dia biang kerok dari tan-tin suara klakson itu," ucapnya bicara dengan gambarnya sendiri yang memantul dari cermin riasnya.

"Kebiasaan kamu ya, Ren, aku jadi kaget dan mataku ketusuk eyeliner, nih!" sungutnya.

"Ops … haha segitunya banget, Bi?" ucapnya tanpa dosa.

"Nih, ya, di komplek sini yang sering mencet klakson itu tukang jualan lele! Jadi, Elu! Sama aja kaya tukang lele, Ren!" gerutunya, kesal dengan kebiasaan Renata yang tak beradab itu.

"Gue lupa, Bi," sanggahnya.

Bianca hanya mendengus, malas berdebat lagi soal klakson dengan sahabatnya itu. Padahal sudah beberapa kali ia pesankan, agar jangan pencet-pencet klakson kalau ke rumahnya. Karena letak rumahnya dengan para tetangga, berdempetan tanpa jarak. Jadi saat ada yang mengklakson di rumahnya, maka hampir satu blok akan mendengar suaranya.

Sementara Renata malah anteng dengan ponselnya.

"Gimana?" tanya Bianca sambil menjatuhkan bokongnya disamping Renata.

"Nih … liat sendiri," sahutnya, menyodorkan gawai yang menyala ke arah Bianca.

Secepat kilat gadis itu menyambar ponsel yang di sodorkan oleh sahabatnya dan matanya seketika melotot.

"B*jing*n!?"

Mukanya mendadak panas rasanya, giginya pun bergemeletuk menahan kemarahan yang memuncak membaca screenshot chatting antara Doni dan Lia di ponsel milik sahabatnya.

Seandainya saja Renata mengizinkannya pada sore itu, untuk menghampiri Doni dan Lia, sudah habis di libasnya kedua manusia pengkhianat itu. Yang tanpa sengaja dilihat Bianca di sebuah cafe ternama di kota ini.

Mata Bianca semakin terbelalak saat menggeser satu persatu foto yang berada di ponsel Renata. Dan terkejut saat melihat beberapa foto Lia dan keluarganya.

"Gil*! Sungguh perempuan ini!" Bianca hanya mampu menahan nafas.

"Ren, bener-bener biadab ni perempuan," ucapnya lagi sambil melirik ke arah Renata yang hanya menggendikan bahunya.

"Aku menyadap WhatsAppnya Mas Doni, dan seperti yang kamu baca. Ternyata seperti itu kelakuannya selama ini." ucapnya sambil pandangan nya menerawang keluar. Ada luka yang mendalam di sorot matanya.

Lalu tiba-tiba Renata tergugu dan tangisnya pun pecah dihadapan sahabatnya. Ia tak lagi bisa menyembunyikan kesedihan dan luka batinnya.

Bianca merengkuh tubuh yang tengah bergetar hebat itu. "menangis 'lah, jangan kau tahan lagi … tumpahkan semua sesak didadamu," Lalu Renata menangis sesenggukan di pelukan Bianca.

Tangisan Renata begitu menyayat hati, pengkhianatan Doni berhasil menghancurkan perasaannya, bukan saja harga dirinya, kehormatannya juga nama baiknya akan hancur dalam sekali tepak saja. Mungkin dia khawatir akan jadi cemoohan orang banyak, karena tidak becus menjadi seorang istri sehingga suaminya mencari persinggahan yang lain. Karena perselingkuhan hanya terjadi jika di rumahnya tidak terasa nyaman. Begitulah pembelaan dari beberapa perusak rumah tangga orang. 

"Maaf," cicitnya sambil menjauh dari pelukan Bianca, yang juga sembab karena menangis, hati Bianca tak kuasa menahan iba, saat mendengar tangisan Renata bagai anak kehilangan ibunya, pilu sekali.

"Gue gak nyangka, Doni sebajingan ini, Ren," ucapnya sambil lekat memandangi wajah Renata.

"Mungkin ini takdirku," lirih Renata.

"Aku sungguh tak habis pikir, apa yang dicari suamimu itu? Secara fisik, kamu jelas menang dan sangat jauh sekali kalau dibandingkan dengan wanita bogel itu, yang serba tertutup. Kamu jauh lebih cantik, dengan kelebihan body goals, meski perutmu buncit karena hamil anak b*jing*n itu! Namun tak mengurangi kecantikanmu," cerocos Bianca dengan kesal.

Renata hanya diam tak menyahuti apa yang Bianca ucapkan. Tatapannya kosong memandang ke arah dinding.

Secara finansial juga Renata sudah jelas. Pemilik butik yang menjual barang-barang branded juga barang impor. Butik Renata selalu ramai pengunjung, karena barang yang dijual tidak sama dengan butik lain. Maka tak ayal lagi seluruh sosialita seantero kota ini pasti mereka sudah pernah ke butiknya Renata. Barang yang dijual Renata adalah hasil belanjaan Bianca dari luar negri, jadi tidak ada istilah barang KW di butiknya. 

Setiap ada jadwal terbang, Bianca pasti membelanjakan kebutuhan butiknya Renata, karena Renata juga bukan orang tidak tau diri, dia akan membayar sesuai harga beli dan membagi 40% dari keuntungan barang untuk setiap barang yang berhasil di jualnya.

Disini jelas, Bianca diuntungkan, selain bisa shopping sepuas hati juga bisa dapat untung. Karena barang yang ia beli bisa dijual kembali.

"Kamu sudah makan?" tanya Bianca memecah keheningan.

Renata hanya menggeleng dia menyandarkan punggung nya yang disandarkan di sopa dengan mata terpejam.

"Kamu cape banget kayaknya, hari ini kita di rumah saja ya, Ren," ucapnya sungguh ia prihatin dengan keadaan Renata saat ini.

Renata hanya mengangguk, sekujur tubuhnya terasa lemas, seolah tak bertulang. Mungkin shock dengan kenyataan yang diberikan Doni, lelaki yang dia cintai dengan segenap jiwa raganya kini berhasil menghancurkan impian yang dirangkainya sejak kecil.

Memiliki keluarga bahagia adalah impian Renata. Bahkan dulu Renata sangat selektif dalam memilih pasangan, bukan mencari yang ganteng atau mapan melainkan yang bisa memberinya perhatian, karena Renata anak yatim-piatu sejak usia dini. Renata tidak pernah merasakan bagaimana rasanya ke sekolah diantar ibunya.

Doni Wiguna adalah lelaki yang lembut dan manis itulah penilaian Renata sehingga dia menjatuhkan pilihan nya pada lelaki berbadan jangkung itu. Tak ada ragu saat Renata memutuskan untuk menikah dengannya, yang ada dalam pikirannya adalah indahnya cinta dalam rumah tangga.

———

Mata Doni nyalang menatap pigura bergambar dirinya dengan Renata saat kencan pertama di kota Bandung. Renata tersenyum malu saat ia menatap nya. Gambar itu, Renata yang membidik nya bagus dan penuh makna bahagia dari senyum kedua insan yang sedang di mabuk asmara.

Namun kini, ia telah mengkhianati istri tercintanya. Wanita yang dulu dikejarnya jauh-jauh dari Jakarta. Sampai mengalami pecah ban tengah malam di jalan tol. Doni tersenyum sendiri mengingat kilas balik bagaimana ia memperjuangkan Renata dulu. Meski Renata sudah ada di Jakarta waktu itu, tapi jika disinggung perihal pacar, ia selalu menjawab tidak akan pacaran, kecuali lelaki itu datang ke rumah keluarganya di Bandung untuk meminangnya terlebih dahulu. 

Doni mengenal Renata saat Renata jadi nasabahnya di bank, tempat ia bekerja dulu. seorang perempuan cantik dengan body goals seperti Kim Kardashian. Ia terpesona pada pandangan pertama pada Renata.

Renata wanita kelahiran kota Bandung dan mengadu nasib di jakarta. Takdir mempertemukan mereka saat ia sudah setahun merantau dan membuka usahanya. Karena seringnya wanita itu ke Bank dimana Doni masih bekerja sebagai teller Bank. Sehingga Doni hapal jam berapa Renata akan datang untuk menyetor uangnya. Sampai pada akhirnya mereka mulai akrab dan saling jatuh cinta.

Namun kini entah mengapa Renata seperti membosankan baginya, hubungan dengan Renata dianggapnya datar tanpa konflik, karena Renata tipe perempuan yang tak banyak menuntut, apalagi Renata seorang pemilik butik. Tentunya tidak akan kekurangan uang, jika dibandingkan dengan gaji Doni yang hanya sebagai manager Bank, jauh sekali dengan pendapat butik milik Renata.

Ting ….

Lampu di ponselnya berkedip menandakan ada pesan masuk, dalam hitungan detik, Doni nyambar ponsel yang berada di belakangnya yang sedang di cas.

 ["Mas, Aku di luar sekarang.] pesan pemberitahuan dari Lia. 

Seketika bibir lelaki itu tersenyum bahagia membaca pesan dari Lia. Ia dengan segera membalas pesan dari wanita berhijab lebar itu.

[Udah makan siang?]

[Belum, baru keluar kampus]

[Aku jemput sekarang?]

[Boleh, saya tunggu ditempat biasa]

Doni langsung menyambar kunci mobilnya dan keluar ruangan.

"San, saya keluar makan siang dulu," ucapnya pada Santi salah satu rekan kerjanya. 

Setelah melaju dijalan raya, seketika kelebat bayangan Renata terbesit dalam pikirannya. Hingga ia mengerem mendadak lalu menepikan mobilnya ke pinggir. Setelah beberapa orang memakinya.

"Mau m*ti ya?"

"Masih belajar? jangan bawa mobil ke jalan raya donk."

"Resek kau!?"

"Sial*n!?"

Dan masih banyak lagi sumpah serapah dari pengemudi di belakangnya, banyak yang kaget karena Doni mengerem mendadak.

Lelaki itu menghembuskan nafasnya dengan kasar, saat mendengar umpatan demi umpatan yang dilontarkan pengemudi lainnya padanya.

Tapi rencana pertemuan dengan Lia mampu menetralkan emosinya seketika, Doni langsung tancap gas kembali menuju ke kampus tempat Lia menunggunya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
FRIDA WOMSIWOR
suami tak setia.....
goodnovel comment avatar
Sssst
klo emang merasa tdk dibutuhkan karena istri terlalu mandiri ya dibicarakan dong bukannya malah cari yg lain .. Bodoh..
goodnovel comment avatar
Sssst
Emang dasarnya berengsek dan ga bersyukur aja loe Don.. ga ada konflik RT malah bagus jd tidak perlu mikirin masalah dgn begitu kalo suami otaknya bener bisa focus dalam membangun kebahagiaan aja..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   Part 108. Ending.

    Renata menggelar resepsi pernikahan di sebuah Waterboom yang menyediakan taman yang luas, dan fasilitas untuk wedding. Tema pestanya adalah outdoor. Pagi yang cerah disertai sinar mentari yang hangat, menambah indah minggu pagi ini. Annisa kecil sejak tadi sudah sempurna memakai gaun putih persis seperti yang dipakai Renata. Gadis kecil itu berlari kesana kemari sambil memegang balon. Renata begitu terlihat sangat cantik, dengan riasan yang serba nude, membuat penampilanya terlihat sangat elegan, dengan bagian rambut yang masih tersisa beberapa yang telah di curly juga. Bunda Hani mengusap air matanya melihat senyuman bahagia dari pengantin wanita yang telah dianggap anak olehnya. Pak Harun pun demikian, Adit dan Bian beserta istrinya juga telah hadir semenjak kemarin. Begitupun paman dari Renata yang selama ini tak pernah bersua kini hadir beserta keluarganya guna menjadi wali pada pernikahan keponakannya. P

  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   Part 107. Rindi patah hati.

    "E—emh." ucapnya dengan melirik ke arah Bara. "Modusnyaaaaa, juaraa!" cibir Bianca. "Nda, ayo!" ajak Annisa dengan menarik tangan ibunya. Membuat Renata kebingungan. Bara yang paham situasinya, seketika mengangguk dan memegang pundak Renata. Walau bagaimanapun ada Annisa yang harus dijaga perasaannya. Anak itu belum paham kenapa dia punya dua Papa kini. Annisa menarik juga tangan Bara yang disambut tawa ngakak oleh Bianca. Ketika yang ditarik tangan Bara dan Renata bukan Doni. Sungguh puas hatinya hari ini melihat mantan suami sahabatnya menekuk muka 180° ibarat telah kehilangan uang milyaran rupiah. Akhirnya tak hanya berfoto bertiga, tapi ber-enam dengan Bianca dan Aisyah. ———— Satu bulan setelah Bara dan Renata sepakat akan menikah, kini keduanya tengah sibuk menyiapkan pernikahan mereka. Mulai dari tempat, fitting baju juga catering untuk jamuan para

  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   Part 106. POV Renata.

    POV Renata.Hari ini ulang tahun Annisa yang pertama, anak Perempuanku sudah mulai aktif berlari kesana kemari, di usia sepuluh bulan selain mulai berbicara kata Mama Papa, dia juga mulai melangkah, alhasil usia satu tahun dia sudah bisa berlari meski kadang terjatuh, kosa katanya semakin banyak meski belum bisa merangkai kalimat, cerewet sekali anak itu.Mas Doni dan keluarganya bahkan menanggung acara ulang tahun Annisa yang kami laksanakan di sebuah cafe ternama dengan tema Frozen. Cantik sekali anakku memakai gaun warna biru langit. Semenjak hari itu, aku tak pernah membatasi Mas Doni untuk kerumah menemui Annisa. Dan aku yang memilih menghindar, karena kamar Annisa di bawah dan kamarku di atas, jadi kami jarang bertemu. Mas Doni pun sepertinya paham aku menghindarinya, ia tak pernah memaksa untuk berinteraksi denganku meski tetap selalu mencari celah untuk bisa bertemu denganku. Aku tak membencinya hanya rasa kecewa dan sakit hati membu

  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   Part 105. POV Bara 2.

    "Jadi, bagaimana, Bu, setujukan kalau aku melamar Renata?" tanyaku lagi."Lamar lah jika memang kamu mencintainya, tapi… pastikan dia juga mencintaimu juga keluargamu. Pilihlah perempuan yang akan menganggap ibumu ini juga adikmu keluarganya," tegas Ibu, pandangannya kosong entah kemana."Renata anak yatim piatu, Bu, semoga setelah menikah, Ibu bisa jadi pengganti orang tuanya," jawabku dengan harapan yang besar.Kenapa aku jadi sok tahu begini, kayak yang iya aja bakal di terima. Bahkan untuk melamar Renata aja baru modal cincin karena nyali ini sedikit masih ciut sih. Tapi yang penting Restu Ibu sudah kudapat. Semoga melalui izin dari Ibu akan membuahkan hasil seperti yang aku inginkan.Dari segi apapun, aku sudah layak untuk melamar seorang perempuan, tapi yang ingin ku lamar adalah Renata. Wanita yang pernah aku tinggalkan! Mungkin bagi orang lain dia tak ada artinya, t

  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   Part 104. POV Bara 1.

    POV Bara."Seriusan ini bagus, is?" tanyaku pada Aisyah yang memilihkan cincin bermata ungu itu."Aku sih, suka ya, Kak, tapi gak tahu kak Renata," ucapnya sambil nyengir. Adikku itu sungguh tak bisa diajak jadi pendukung yang handal. Buktinya ia juga malah meragukan pilihannya sendiri.Ya, aku ingin melamar Renata, meski jawaban iya darinya belum pernah aku terima. Namun dari sikapnya, sepertinya ia sudah bisa menerimaku.Meski kulihat gurat lesu di wajah Ibu, setelah aku menceritakan tentang Renata semuanya. Bahkan Ibu, agak terkejut saat aku bilang status Renata yang janda beranak satu. Sedangkan Aisyah dia tidak berkomentar lebih karena sudah pernah ku ajak main ke rumah Renata waktu itu.Tak ada patahan kata yang menyinggung atau penolakan dari Ibu saat itu, aku hanya menangkap tak ada semangat dari wajahnya."Is, Ibu ada

  • Suami Berkhianat, Aku Minggat (wanita pilihan)   103. Siapa pelakunya 2?

    Renata mengerutkan keningnya, selama ini dirinya merasa tak pernah memiliki musuh, tapi kok ada yang jahat dan ingin mencelakakan dirinya.Renata merogoh tas selempangnya mengambil ponsel dan menunjukan poto Doni pada lelaki itu."Ini orangnya bukan, koh?""Lah, ini mah suamimu bukan?" Pemilik toko itu balik bertanya. Renata mengangguk."Saya tidak pernah bermasalah dengan siapapun, tapi saya dan Mas Doni sudah bercerai, siapa tahu dia marah dan ingin mencelakakan saya untuk mengambil hak asuh anak kami," tutur Renata dengan lesu."Gak mungkinlah, si Doni gak ada tampang kriminal hanya pengkhianat saja," bela lelaki gempal itu. Lalu kami sama-sama diam, sibuk dengan pemikiran masing-masing."Baiklah, saya permisi, Koh, dan terima kasih atas waktu dan keterangannya," pamit Renata."Sama-sama, dan maafkan saya tidak bisa membantu," jawabnya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status