"Tuman. Dikasih hati minta jantung," ucap Vani dengan sedikit ketus. Dia pun lalu mengelus kepala suaminya yang tadi sempat ditimpuknya dengan bantal.
"Jangan kasar-kasar napa sama suami sendiri," oceh sang suami. Vani pun nampak menghembuskan napas kasar karena ucapannya itu.Setelah itu, mereka pun lalu melaksanakan salat maghrib dan makan malam bersama.Setelah makam malam selesai, Adel pun memberikan sesuatu kepada ibunya."Bu, ini ada titipan dari Mas Wisnu," ucap Adel seraya menberikan sebuah amplop coklat yang kemungkinan berisi uang kepada ibunya itu.Bu Rina pun mengambil amplop itu dan mengeluarkannya. Pak Latif pun nampak memperhatikannya, begitupun dengan Vani dan Gerry. Vani pun memegang tangan kiri Gerry lalu meremasnya seperti menahan amarah. Mungkin dia iri atau apa. Beruntung tangan yang di remas Vani merupakan tangan yang mati rasa, sehingga Gerry tak terlalu merasakan sakitnya. Kemudian, Gerry pun naBrak !Bunyi pintu kamar yang dibanting oleh Vani. Pak Latif yang berada diruang tamu pun, segera mematikan tv-nya dan pergi ke kamarnya. Adel yang saat itu sedang mengerjakan laporan dikamarnya pun nampak kaget karena bunyi itu."Kakak kenapa, Yang?" tanya Adel sambil mengernyitkan dahinya kepada Wisnu yang baru saja masuk."Gak tau. Marah-marah gak jelas," ucap Wisnu berbohong. Adel pun segera membereskan laporannya dan berlalu menuju tempat tidurnya bersama Wisnu.Sementara itu di kamar Vani."Dek ... ," ucap Gerry dengan nada yang lembut. Dia tak berani menatap wajah Vani yang nampak merah padam menahan amarah. Dia pun hanya bisa tertunduk."Mas gak papa?" tanya Vani sambil melihat wajah suaminya. Diangkatnya wajah itu agar matanya bersitatap dengannya."Mas gak papa ko. Kamu kenapa marah-marah,Dek?" tanya Gerry penasaran lalu membelai rambut panjang Vani."Kamu beneran gak
"Li -- lima juta? Yang bener aja? Cincin sekecil ini bisa semahal itu?" tanya Vani kembali dengan nada tak percaya."Emang kecil keliatannya. Tapi liat lebih jeli dong, ini tuh berlian ya. Udah deh, kalo lu masih tetep gak percaya, ayo ikut gua ke toko emas langganan gua. Biar lu tanya langsung," ajak Gita kemudian."Boleh. Balik gawe gimana?" tanya Vani dan diangguki oleh Gita.Vani pun masih terus memikirkan ucapan Gita barusan, 'apa iya ini berlian asli? Jika iya, pantes aja waktu itu dia semper nahan biar gak dilepas,' batin Vani***Sepulang dari kantor, sesuai kesepakatan tadi, akhirnya Vani dan Gita pun menuju toko emas langganan Gita di salah satu mall yang ada di daerah Fatmawati.Sesampainya di toko emas itu, sang pemilik pun lalu bertanya."Oi Neng Gita, kemana aja baru keliatan? Mau borong kah?" tanya si Kokoh dengan logat aksen cindo."Ada, Koh. Ngga, Koh, aku mau nanya
Sebuah kecupan lembut mendarat begitu saja di bibir Gerry. Gerry pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu, untuk terus memainkan bibir istrinya. Kecupan panas pun terjadi diantara keduanya, tangan Gerry pun segera meraba tubuh istrinya itu, namun segera dihentikan Gerry karena dia takut meminta terlalu jauh.Setelah melepaskan bibirnya dari Gerry, Vani pun kembali memeluk tubuh sang suami."Terimakasih udah berusaha ngebahagiain aku dengan cara mu sendiri, Mas," ucap Vani di pelukannya."Sama-sama," ucap Gerry sambil mengelus lembut kepala sang istri dan mengecup pucuk kepalanya."Dek, poto nikahan kita mau dipajang atau ngga?" tanya Gerry kemudian."Emang udah ada, Mas?" tanya Vani balik. Gerry pun lalu menyuruh Vani untuk membuka paket yang berada di meja riasnya.Setelah membukanya, Vani pun dibuat takjub dengan hasil poto kemaren. Bahkan hasilnya jauh lebih bagus dibanding saat melihatnya di IG milik Nugea tadi."Nanti aja pajangnya, nunggu punya Adel sama Wisnu ada dulu," ucap Vani
Keesokan harinya, saat Vani bekerja, dia pun bertanya kepada Ujang salah satu staff yang berada dikantornya itu."Mang Ujang," panggil Vani kepadanya."Naon Neng geulis?" tanya Mang Ujang dengan nada sundanya."Anu, Mang. Waktu itu kan pernah jatoh yak, terus gak bisa jalan kan? Itu berobat dimana, Mang?" tanya Vani to the point. Vani bukan lah tipe orang yang suka berbasa basi."Di Garut, Neng. Emang buat siapa, Neng? Buat suaminya ya?" tanya Mang Ujang penasaran."Kok Mamang tau si? Iya Mang, buat suami saya," jawab Vani tak kalah penasaran."Tau lah, Neng. Sekantor sini juga tau kalau suaminya Neng Vani mah orang cacat, orang lumpuh gak bisa jalan. Maaf ya, Neng, kalo tersinggung," ujar Mang Ujang sambil merasa bersalah. Vani pun tersenyum kecut mendengar ucapan Mang Ujang."Iya Mang. Tapi katanya mah masih bisa sembuh kalo di terapi, makanya nanya tempat Mang Ujang kemaren," ujar Vani."Ada Neng di Garut, kalau mau nanti Mamang anterin kesana, cuma ya paling Neng Vani harus libur
Gerry pun nampak merutuki kebodohannya itu. Tanpa memperdulikan Adel, dia pun bergegas menjalankan kursinya menuju kamarnya.Dia pun mengecek kembali laporan milik Amira K saat ini."Kenapa gak pernah ada proyek kecil ya disini? Selalu aja proyek besar, kaya ada yang janggal," guman Gerry pelan sambil matanya memindai setiap angka yang terdapat di layar tab-nya itu."Bismillah, semoga Vani bisa cerita semua kejadian di kantor tanpa ada yang ditutup-tutupi," ucap Gerry berharap.Harapan Gerry saat ini hanya ada pada Vani. Dia berharap, Vani bisa menceritakan semua kejadian yang ada di kantornya karena jika menunggu Dimas akan sulit. Apalagi posisi Dimas sebagai direktur disana yang memungkinkan semua karyawan akan berlaku baik padanya. Berbeda dengan Vani yang hanya karyawan biasa, setidaknya Vani bisa lebih mengetahui banyak hal yang berada disekitarnya.***Setelah mendapat persetujuan dari Gerry, Dimas
"Iya, Mas, jadi sebenernya tuh, kita ada proyek kecil yang dijalanin ada sekitar 4 apa 5 itu ya tapi yang dilaporin ke kantor tuh cuma 2, sisanya gak mereka laporin sama sekali," jelas Vani.Gerry pun nampak kaget dan mendelikkan matanya tak percaya."Kok bisa, Dek?" tanya Gerry penasaran."Bisa, karena ada kerjasama antara gudang, manager sama keuangan juga," jawab Vani."Berarti kamu termasuk maen curang juga dong, Dek?" Nada suara Gerry sedikit lebih meninggi dari sebelumnya karena menahan kemarahan yang ada."Ngga! Aku gak ikutan, aku cuma disuru ngerjain laporannya aja yang bener. Aku sama Gita sama sekali gak boleh ikut terjun kesana. Cuma disuru bikin laporan keuangan sesuai yang disetorin aja." Vani menggeleng dengan cepat saat Gerry menuduhnya bermain curang juga.Gerry pun lalu mengusap keningnya tanda marah dan menggertakkan kedua giginya bersamaan."Mas kenapa marah banget?" tanya Vani tak paham dengan sikap suaminya yang tiba-tiba marah setelah dia bercerita tentang tempa
Vani dan Gerry pun memutuskan untuk kembali ke dalam kamar karena melihat situasi yang sudah tak mengenakkan lagi."Duh, Mas, kamu tuh ya, kenapa si sama Adel keknya gak suka banget," ucap Vani ketika mereka sudah berada di dalam kamar."Entah lah, gak suka aja," ujar Gerry menimpali.***Keesokan harinya, saat jam makan siang, Vani pun meminta Gita untuk menenaninya melihat kontrakannya kembali.Setelah tiba disana, kontrakan itu sudah nampak lebih rapih dibanding sebelumnya dan sudah siap untuk terisi."Mau ditempatin kapan, Neng?" tanya Ibu pemilik kontrakan."Kalau gak sabtu, minggu, Bu. Bu, aku nanti mau beli kasur, nanti langsung ku taruh sini aja boleh gak?" tanya Vani memastikan."Boleh, Neng," jawab si ibu pemilik kontrakan.***3 hari berikutnya adalah hari yang lumayan sibuk untuk Vani dan Gerry.Gerry pun mulai berkutat kemb
Sesampainya dirumah, Vani melihat Gerry masih nampak sibuk dengan tab-nya."Mas," tegur Vani saat tiba di tepi ranjangnya dan menepuk sebelah lenganya."Eh, Dek, udah pulang? Maaf Mas gak liat," ucap Gerry lalu menaruh tab-nya disampingnya. Gerry pun menggeser tubuhnya kesamping, agar Vani bisa duduk disebelahnya."Udah. Mas masih sibuk, ya?" tanya Vani kembali."Ngga kok. Tadi lagi liat laporan keuangan perusahaan Dendarta dulu, tapi nanti aja di periksanya," jawab Gerry."Dendarta bukannya perusahaan punya Wisnu?" tanya Vani memastikan."Hu'um. Aku cuma bantuin ngecek laporan keuangannya aja sama kaya Amira Corp. Oh iya, coba cek atm mu, katanya Wisnu udah transfer sebagian uang kemaren," ujar Gerry kepada Vani.Vani pun lalu membuka hpnya dan mengecek m-banking-nya dan ternyata ada uang masuk sebesar 20juta rupiah dari rekening Wisnu. Dulu, saat masih berpacaran dengan Wisnu, Wisnu pun su