Share

Kadang Di Atas Kadang Di Bawah

Author: NawankWulan
last update Last Updated: 2025-05-26 22:28:15

"Lengkap dan lunas. Periksa saja."

Adi menyerahkan tas hitam berisi uang lima ratus tujuh puluh juta itu ke atas meja. Langit mendongak lalu membuka isi tasnya, memeriksa sesaat lalu menutupnya kembali.

"Sudah tahu konsekuensinya kan? Semoga kamu nggak mengulanginya di tempat lain."

"Nggak perlu sok bijak ataupun sok paling pintar. Aku lebih tahu apa yang terbaik untukku sendiri."

Adi balik menatap Langit yang masih duduk di belakang meja kerjanya. Laki-laki itu menaikkan kedua alisnya lalu menghela napas panjang.

"Terserah. Aku cuma sedikit memberi saran, kalaupun kamu tak terima juga bukan urusanku. Silakan keluar dari ruangan ini. Terima kasih atas kontribusinya di perusahaan ini selama setahun belakangan."

Langit mempersilakan Adi angkat kaki dari ruangannya. Tanpa pikir panjang, Adi melenggang keluar. Kembali terdengar kasak-kusuk di ruangan karyawan. Adi tak peduli. Dia sudah mati rasa kerja di kantor itu sejak kasus korupsinya terungkap.

Jikalaupun dia tak dipecat pun, ras
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Perempuan Bodoh

    "Oh, atau kubawa pacar brondongmu itu ke sini? Biar dia yang menjelaskan semuanya. Siapa namanya? Faisal. Ohya Faisal Saputra bin Abdul Aziz." Langit kembali menatap tajam. Mendengar nama laki-laki itu sekaligus nama ayahnya membuat Tasya lemas seketika. Tasya merasa kali ini dia benar-benar habis. Jika suaminya sadar, Tasya merasa jika laki-laki itu benar-benar mendepaknya begitu saja setelah semua kebusukannya dibongkar Langit. "Kamu sudah bertemu dia? Dia bilang apa? Nggak usah percaya dia sepenuhnya. Dia itu ba ji ngan!" umpat Tasya begitu geram. "Apa bedanya sama kamu? Kalian berdua memang cocok, seperti botol dengan tutupnya. Pas. Serasi." Senja membalas cepat, membuat perempuan yang luruh di lantai itu mendongak seketika. "Lagipula semua yang kamu katakan tadi nggak benar, Lang. Aku nggak menghabiskan harta papamu sebanyak itu. Jangan melebih-lebihkan!" sentak Tasya lagi."Kalau bukan seperti yang kusebutkan tadi, lantas seperti apa?! Mau mengelak lagi?! Nggak akan bisa. Ak

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Kebusukan Terbongkar

    Tasya gagal menemukan berkas dan beberapa sertifikat yang diinginkannya itu. Tak hanya sertifikat, bahkan surat-surat penting lainnya pun hilang. Sekadar pasport dan buku nikah pun tak ada. Tasya benar-benar frustasi tiap kali mengingat semuanya. Tak ada yang tersisa sekarang. Di rekeningnya bahkan tinggal lima belas juta saja setelah Faisal memerasnya lagi. "Sisa mobil itu. Itupun tanpa BPKB karena Dimas yang menyimpannya dan sekarang entah dimana. Tasya tak tahu dimana suaminya menyimpan semua BPKB mobil itu, termasuk mobil yang dimilikinya saat ini. Mobil hitam dengan merk lumayan mahal hadian ulang tahunnya lima bulan silam. Tasya menghela napas panjang setelah tak ada apapun yang berhasil diambilnya. Dia pun melangkah perlahan keluar kamar. Seperti sebelumnya dengan sedikit berjingkat agar tak menimbulkan suara. Sayangnya, tepat saat membuka pintu sudah ada Langit dan Senja yang menunggunya di luar. Keduanya tersenyum sembari menaik turunkan kedua alisnya. "Kupikir tikus, Mas.

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Terlambat

    "Sial! Benar-benar sial! Kenapa dua orang itu bisa tinggal di sini bahkan sengaja mengganti orang-orangku seenaknya?! Kurang ajar!" desis Tasya begitu kesal. Sejak kedatangan Langit dan istrinya, Tasya merasa hidupnya tak lagi tenang dan nyaman seperti sebelumnya. Kini, hari-harinya diliputi was-was dan ketakutan. Apalagi saat ini mereka justru tinggal bersamanya. Benar-benar di luar dugaan. Tasya yang selama ini liar dan terbiasa pulang pagi, kini terpaksa harus menghentikan kebiasaan buruknya itu demi sandiwaranya. Dia yang terbiasa mabuk ketika pusing dan banyak masalah, mau nggak mau harus membatasi keinginannya itu. Semua serba mendadak dan tak terduga. Tasya merasa hidupnya akan berubah 180 derajat."Apa yang harus kulakukan sekarang? Berulang kali mencoba membuat Mas Dimas mati, tapi selalu gagal. Kupikir setelah kecelakaan itu terjadi, dia benar-benar tak bisa bertahan lagi. Tapi ternyata dia hanya koma dan kini kembali sehat sekalipun amnesia." Tasya kembali menggumam. Per

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Tasya Tak Berkutik

    "Mas! Kurang ajar banget kamu ngomong begitu di depanku dan di depan orang tuaku. Kamu menyesal sudah menikah denganku selama ini, iya?!" sentak Abel sembari beranjak dari tempat duduknya. Adi masih duduk di sofa sembari memijit kening saking pusingnya. "Abel, duduk dulu. Tenangkan hatimu." Susan berusaha menarik lengan anaknya agar duduk kembali. "Gimana bisa tenang sih, Bu. Ibu dengar sendiri ocehannya tadi kan? Gila! Entah lelaki model apa yang kunikahi selama ini. Bisa-bisanya menyesal sudah berkorban dan memperjuangkan perempuan yang dulu dicintainya. Bahkan sekarang seolah menyalahkan perempuan itu atas semua tragedi hidupnya. Lucu!" Abel tersenyum miring sembari menggeleng pelan. "Terserah kamu, Bel. Yang jelas, aku mulai berani korupsi saat kamu mendesakku minta ini dan itu. Awal-awal sama Senja, aku jadi karyawan yang cukup baik di kantor kok. Semua mengakui itu, makanya aku dipercaya ikut andil memegang proyek besar itu. Kalau nggak, mana berani perusahaan sebesar itu men

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Habis Manis Sepah Dibuang

    "Jelaskan semuanya, Mas!" sentak Abel begitu geram setelah suaminya sampai rumah. Laki-laki yang dulu begitu dia banggakan itu pulang dengan wajah kusut, bau keringat dan pakaian berantakan. Benar-benar membuat Abel mual karena tak sesuai dengan kriteria lelaki idamannya yang wangi, tampan dan mapan."Mobil dan perhiasanku sudah kamu jual kan? Biarkan ibu dan bapak dengar sekalian," sambung Abel yang tak memberi kesempatan suaminya untuk duduk lebih dulu. Adi masih berdiri di ambang pintu dengan segala kekusutan wajah, hati dan pikirannya. Sebenarnya dia sudah malas pulang ke rumah itu, apalagi bertemu dengan Abel yang diyakini Adi bakal mencak-mencak. Ternyata dugaannya pun tepat. Abel tak membiarkannya bernapas lebih dulu, langsung dicecar dengan beragam pertanyaan yang menyudutkan. "Duduk dulu, Di. Bicara baik-baik dengan kepala dingin." Anwar meminta menantunya untuk duduk di sofa ruang tengah, sementara Susan hanya meliriknya sekilas. Sejak tahu siapa Langit, Susan memang mul

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Perlawanan Senja

    "Ngapain kamu di sini malam-malam begini?!" sentak Tasya saat membuka pintu utama. Dia pikir asistennya yang buka, tapi ternyata Senja. Perempuan yang begitu dibencinya. "Apakah salah seorang menantu menginap di rumah mertuanya?" balas Senja dengan senyum tipis. Tasya begitu geram. Hidup yang sebelumnya begitu aman dan nyaman, akhir-akhir ini mendadak suram setelah pertemuannya dengan Langit. Terutama ketika dia tahu mantan kekasihnya itu sudah menikah bahkan memiliki istri seperti Senja. "Silakan masuk, Ma. Mama pasti kecapekan jagain papa sendirian di rumah sakit. Iya kan?" Senja tersenyum tipis lalu menutup pintu utama. "Mas Langit sedang keluar. Jadi, silakan saja kalau mama mau bicara banyak hal denganku, sesama perempuan. Tak masalah, aku akan mendengarkan dengan senang hati." Secepat mungkin Tasya menarik rambut Senja yang tertutup hijab. Senja meringis kesakitan. Dia masih mendongak mengikuti tarikan tangan Tasya yang cukup kencang. Bukannya marah, Senja justru tersenyum

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status