Beranda / Rumah Tangga / Suami Jantanku / Dikontrak Jadi Istri 1 Milyar

Share

Dikontrak Jadi Istri 1 Milyar

Penulis: agneslovely2014
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-02 13:49:28

"Abis ini udah nggak ada kuliah lagi 'kan?" tanya Melissa yang duduk mengitari meja kantin kampus bersama ketiga bestienya. 

Suzy yang baru saja selesai menyantap salad buahnya pun menjawab, "Udah kelar semua kuliah hari ini, gue mau pulang awal deh ke kostan buat bobo siang." 

"Loe nggak ikutan kita ngemall nih, Suz? Ada big sale tuh di Parkson kali bisa dapet baju branded harga miring," bujuk Vina dengan piawai yang membuat Suzy mulai goyah ingin pulang saja atau hangout bersama ketiga sahabatnya.

Namun, nanti malam dia masih ada kabaret show menggantikan Mbak Vera seniornya sebagai pemeran utama karena wanita tersebut sedang sakit tipus jadi berhalangan tampil hingga waktu yang cukup lama.

"Nggak dulu deh, gue butuh istirahat yang cukup. Ya udah, kalian bertiga have fun go mad ya! Mpe ketemu besok di kampus yaa," pamit Suzy seraya bangkit berdiri dari bangku kantin. Dia membalikkan badannya sambil menenteng tas ransel di bahu kirinya.

Langkahnya sontak terhenti, matanya mengenali sosok yang sedang berdiri di pintu masuk kantin kampus. Itu adalah pria yang semalam menawarinya untuk menjadi istri bayaran. Rasanya aneh saja bila tiba-tiba pria itu muncul di area kampusnya. Namun, Suzy tak ingin kegeeran. Dia pun tetap berjalan lurus ke arah pintu dimana Brian tengah berdiri mematung di sana.

"Hello, Nona Manis! Masih ingat 'kan sama aku?" sapa Brian dengan penuh percaya diri saat Suzy berjalan mendekat ke arahnya.

Dengan sopan sekalipun enggan Suzy menjawab sapaan Brian, "Hai, Mas Brian. Apa ada urusan penting di kampus ini?" Dia berdiri berjarak satu meter dari pria aneh itu 

Pergelangan tangan Suzy langsung dipegang oleh Brian dan ditarik meninggalkan kantin kampus yang ramai. Kejadian itu disaksikan oleh ketiga sahabat Suzy yang berbisik-bisik penuh spekulasi tentang sosok pria tampan bersetelan jas necis yang seperti kenal dekat dengan gadis itu.

Setelah cukup jauh dari kantin kampus, Suzy pun menarik-narik tangannya di genggaman erat Brian sambil berseru, "Lepaskan tangan saya, Mas Brian. Anda mencengkeramnya terlalu kuat!"

Akhirnya Brian berhenti berjalan dan membalik badannya, pegangan tangannya di pergelangan tangan Suzy pun ia kendurkan. "Maaf, bukan maksudku untuk kasar. Ehm ... apa kita bisa bicara di bangku taman di sana?" tunjuk pria itu ke sebuah bangku kayu.

Suzy membiarkan bahunya dirangkul oleh Brian yang sok akrab kepadanya sekalipun ia jengah. Ia tak tahu apa yang sebenarnya diinginkan oleh pria yang semalam memintanya menjadi istri bayaran. Kenapa harus dia? Wanita lain yang suka rela atau profit oriented pasti sangat mau, pikirnya.

Mereka pun duduk bersebelahan dengan Brian menatap wajah Suzy lekat-lekat. "Apa sudah kamu pikirkan mengenai tawaranku semalam, Suzy? Aku bisa memberimu 1 milyar rupiah sebagai nilai kontrak kesepakatan pernikahan kita. Bagaimana?" bujuk Brian menyebutkan nilai yang akan diterima Suzy bila ia setuju.

Mendengar 1 milyar rupiah, Suzy pun terperangah. Itu jumlah yang mungkin butuh berpuluh bertahun untuk ia kumpulkan dari menari di kabaret show tiap malam tanpa libur. Sejenak hatinya bimbang. 

"Ayo, pikirkan lagi baik-baik. Bukan hanya 1 milyar rupiah uang tunai dibayar di muka setelah kita menikah, aku akan memanjakanmu dengan berbagai barang mewah. Kau akan jadi Nyonya Teja Kusuma ... sekalipun yaa ... sementara!" rayu Brian semakin gencar karena ia tahu wanita dari dunia hiburan malam pasti memang tujuannya mencari uang.

Kemudian Suzy pun berbicara lagi, "Mas Brian, saya masih ada kontrak untuk tampil di kabaret show The Glam Expat Club sampai tahun depan. Apa saya masih boleh bekerja di sana kalau kita menikah kontrak?"

Senyum kemenangan terukir di bibir tebal Brian. "Tak ada masalah. Baiklah, berarti kamu setuju 'kan dengan tawaran dariku?" balas Brian dengan bersemangat.

"I—iiya, Mas." Suzy menganggukkan kepalanya takut-takut.

"Oke. Ikutlah denganku sekarang! Kita menikah hari ini juga, Suzy Sayang," tukas Brian lalu mengajak Suzy berdiri dari bangku taman. Dia menyeret tangan wanita itu sekali lagi menuju ke parkiran mobil kampus.

Bahkan, Suzy tak mampu berkata-kata karena terlalu syok dirinya. Dia tak menyangka satu kata iya darinya akan membawanya ke sebuah pernikahan kilat yang tak pernah dia bayangkan seumur hidup barang sekali saja.

Dirinya didorong masuk ke dalam bangku penumpang mobil sedan Maybach hitam dan Brian segera duduk di sampingnya. Bahu Suzy dirangkul dengan begitu protektif oleh pria tersebut. 

"Pak Seno, kita ke salon bridal Tiffany at The City di Jakarta Pusat. Cepat ya!" titah Brian kepada sopir pribadinya yang segera melajukan mobil itu.

Kemudian Brian pun berkata ke Hendrawan yang duduk di sebelah bangku sopir, "Hen, loe siapin persyaratan nikah kilat yang resmi di catatan sipil. Oya, buatin janji di studio foto yang bagus buat foto nikahan setelah selesai urusan di kantor catatan sipil nanti!"

"Siap, Pak Brian. Nanti saya izin pakai Pak Seno dan mobil untuk mengurus semuanya ya?" jawab Hendrawan, asisten serba bisa Brian.

"Bawa aja, jangan lama-lama. Gue cuma nungguin calon istri gue make up sama ganti baju pengantin di sana. Paling lama 2 jam lah, bisa 'kan loe kerjain semuanya?" pesan Brian dengan nada tegas.

Sekalipun tak yakin Hendrawan tetap optimis segalanya akan selesai tepat waktu. Dia pun menjawab, "Bisa, Pak!"

Mobil sedan Maybach hitam itu berhenti di depan sebuah salon bridal yang tampak mewah bangunan ruko 3 lantainya. Sebuah papan besar bertulisan Tiffany at The City terpampang jelas dengan hiasan lampu kerlap-kerlip.

Brian turun terlebih dahulu setelah dibukakan pintu mobilnya oleh Hendrawan. Kemudian ia mengulurkan tangannya ke dalam mobil yang segera diraih oleh Suzy Malika. Mereka berdua pun masuk ke dalam salon kecantikan yang menyewakan pakaian pesta serta gaun pengantin.

"Selamat siang, Mas, Mbak. Apa ada yang bisa kami bantu?" sambut manager salon bridal tersebut. 

"Kami akan menikah siang ini. Tolong bantu calon istri saya memilih baju dan berdandan secepatnya!" jawab Brian yang sontak membuat seisi ruangan terkejut kentara.

Manager itu pun menjawab, "Ehh bi—bisa tentunya. Mari ikut saya, Mbak. Mas-nya tolong isi formulir persewaan gaun dan paket make up pengantin di bagian kasir. Permisi!" 

Wanita yang bernama Ranita itu pun menggandeng lengan Suzy memasuki ruangan display gaun pengantin yang berderet begitu banyak di sekeliling ruangan terang dengan dinding full cermin di sisi barat. "Silakan dipilih mana yang disuka, Mbak!" ujarnya melepaskan pegangannya di lengan Suzy.

Sementara Suzy bengong termangu-mangu karena bingung mendadak harus menikah kilat. Dia tak ada ide mau memakai gaun pengantin model apa. "Mbak, apa bisa bantu dipilihkan? Saya masih bingung harus pilih yang mana," balas Suzy bertukar pandang dengan Ranita.

Sebuah helaan napas pelan meluncur dari bibir Ranita yang tersaput lipstik merah tua. Dia pun berjalan ke lemari display gaun pengantin putih yang berderet lalu mengambil dua gantungan gaun. "Apa ada yang disuka di antara 2 gaun ini? Baru datang tadi pagi yang ini," tanyanya.

"Yang kanan sepertinya cocok, Mbak. Semoga ukurannya pas," jawab Suzy memutuskan dengan cepat. Dia tak terlalu peduli karena kedua gaun itu sama-sama bagus.

Maka beberapa asisten bridal membawa Suzy ke ruang ganti pakaian untuk mencoba gaun pengantin bermodel off shoulder dengan model mermaid dress yang bertabur ribuan kristal Swarovski yang berkilauan sangat memesona. Bagian penutup dadanya berbentuk cangkang tiram yang nampak sexy menyangga sepasang aset berharga milik Suzy yang membulat seperti melon Honey Dew.

"Nah ... selesai! Lihatlah penampilanmu, cantik paripurna," puji Ranita kepada calon mempelai wanita itu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
ORTYA POI
Memang perempuan mesti dari kecil sudah cantik
goodnovel comment avatar
Erni Erniati
sat set sat set Yo Brian. sekali jawab iya lngsung gaspollll
goodnovel comment avatar
Riani Handoko
akhirnya dtrima jg tawaranya sm suzy,,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Suami Jantanku   Berawal Dari Flash Marriage, Bersama Untuk Selamanya (THE END)

    Liburan tanggal merah nasional kali ini, Indra mengundang kakak iparnya untuk bercengkrama bersama keluarga kecilnya di halaman belakang rumah yang dia buat seperti danau buatan dengan anjungan kayu Jati dari Kalimantan yang dia pesan khusus dulu."Hai, Thalita, Indra! Wow, gila gede banget rumah kalian yang baru!" seru Suzy ketika menjumpai pasangan itu di area santai di halaman belakang rumah megah mereka.Thalita tertawa riang menyambut kakak iparnya dengan pelukan hangat. Dia pun menjawab, "Yang bosenan dan suka nomaden Mas Indra tuh, Mbak Suz!""Wajarlah, anak kita sudah empat jadi butuh ruang gerak yang lebih luas 'kan, Cayangku!" jawab Indra ringkas dan logis.Keempat buah hati mereka; Gregory, Aiden, Peter, dan Chloe bermain bebas di lantai kayu yang dipelitur licin berhadapan langsung dengan danau. Bocah-bocah imut dan Gregory 9 tahun yang tertua itu nampak girang didatangi oleh kedua sepupu mereka yaitu William dan Jeremy. Tawa ceria diselingi bahasa anak-anak memeriahkan su

  • Suami Jantanku   Bukan Sekadar Teman Tapi Mesra

    Sosok yang dijemput oleh Hendrawan di Bandara Soekarno-Hatta sore itu bukan sembarang perempuan. Jantung pemuda yang sudah lama menjomblo belasan tahun lamanya tersebut berdetak kencang seakan nyaris lompat dari dadanya menatap sosok berambut brown gold panjang sepunggung dengan sepasang mata birunya."Hello, Handsome! Terima kasih sudah menjemputku lagi. Apa kabar?" Miss Veronica Barnfield melemparkan senyum manisnya kepada Hendrawan seraya berjabat tangan."Hai juga, Cantik. Kabarku baik. Wow, rambut kamu sudah panjang semenjak kita berpisah di Denpasar. Jadi ada pekerjaan dengan Boss Brian ya makanya kamu datang ke Jakarta?" balas Hendrawan seraya mengambil alih koper dari tangan Vero.Namun, wanita berdarah Inggris itu enggan menjawabnya langsung. Dia hanya tersenyum misterius seraya berkata, "Ada deh pokoknya!""Kalau bukan karena pekerjaan, kenapa dong kamu jauh-jauh ke Jakarta, Baby?" tanya Hendrawan dengan penasaran. Dia memasukkan koper ke bagasi belakang mobil pribadinya yai

  • Suami Jantanku   Keajaiban Cinta Tanpa Syarat

    "Halo, apa kabar, Mas Brian?" sapa Suzy Malika dengan keceriaan yang susah payah dia tampilkan.Brian pun membalasnya dengan senyuman tulus usai menghela napas. Ada kesedihan yang tersirat dalam raut wajahnya. Namun, Brian tetap membalas sapaan istrinya yang selalu menjadi wanita terindah di hidupnya, "Hai, Suzy Sayang. Kabarku selalu baik. Selamat datang kembali di Jakarta. Ayo kita pulang ke rumahku!" "Apa kamu yakin bisa merawat puteriku di rumahmu, Brian? Andaipun tidak mampu, aku masih kuat untuk merawat Serena. Hubungi saja nomor ponselku kalau kamu berubah pikiran, okay?" ujar Tuan Harry Livingstone dengan nada tegas yang pasti dipahami oleh menantunya."Baik, Pa. Saya mengerti, biarkan saya mencoba merawat Serena terlebih dahulu," jawab Brian sekalipun nampak ketidak yakinan dalam ucapannya yang ditangkap oleh ayah dan anak itu.Suzy mengangguk meyakinkan papanya untuk melepaskan kepergiannya bersama Brian. Akhirnya Tuan Harry Livingstone menepuk-nepuk bahu Brian sebelum beli

  • Suami Jantanku   Menguji Cinta Brian

    Proses fisioterapi kedua kaki Suzy Malika yang cedera akibat tabrak lari yang dilakukan oleh Bella telah berlangsung selama nyaris setahun. Atas izin dari fakultas, Suzy menjalani kuliah secara daring terkait keterbatasan fisik yang dia alami. Namun, sisa satu semester kuliah yang harus dia jalani pada akhirnya berhasil ditutup dengan sempurna. Nilai ujian assesment semester 8 Suzy sangat bagus sehingga diputuskan layak diwisuda dengan menilik seluruh nilai mata kuliah lengkap beserta nilai sidang skripsinya yang sempurna, A. Akan tetapi, wisuda itu pun dijalani secara daring saja dari Amerika Serikat dan duduk di kursi roda."Selamat atas wisudamu, Darling. Papa sangat bangga karena kamu telah berjuang mendapatkan gelar Sarjana Psikologi di tengah segala kelemahan yang kamu derita, Serena!" ujar Tuan Harry Livingstone penuh rasa haru hingga mata coklatnya berkaca-kaca."Terima kasih atas dukungan dan juga pendampingan Papa untukku. Itu sangat berarti buatku pribadi. Ini saat-saat te

  • Suami Jantanku   Terlalu Doyan Kawin

    "Hooeekk hooeekk hooeekk!" Suara mual-mual di pagi hari dari arah dalam kamar mandi itu membangunkan Indra dari tidur panjangnya pasca semalam puas bermain kuda-kudaan bersama istri kesayangannya. Dia pun segera bangkit dari tempat tidur dan refleks menoleh ke kotak tempat tidur bayi. Namun, Gregory masih terlelap tanpa suara di dalam sana."Tha, apa kamu sakit?" tanya Indra cemas dari ambang pintu kamar mandi sebelum menghampiri perempuan muda yang sedang berjongkok menghadap ke kloset yang terbuka itu.Wajah istrinya pucat pasi dan tangannya pun dingin. Indra yang tak kunjung mendapat jawaban dari Thalita pun kesal lalu menegurnya, "Kok nggak dijawab sih? Kamu kenapa ini, Tha?""Ini kayaknya morning sick, Mas. Ngerti nggak sih?" jawab Thalita dengan lemas. Kemudian dia berkumur di wastafel dengan air keran. Suaminya menggendong Thalita kembali ke tempat tidur lalu membaringkan tubuhnya yang lemah di tengah ranjang. Indra terdiam karena bingung memikirkan istrinya yang hamil lagi s

  • Suami Jantanku   Baby Blues Mama Muda

    "OEEEKKK ...OEEKK!" Suara tangis bayi nyaring terdengar di tengah malam sunyi.Gregory kecil terbangun karena lapar dan juga pampersnya sudah penuh. Dia tidur di kotak keranjang khusus yang ditutupi kelambu tipis anti nyamuk warna biru muda. Sudah hampir lima menit penuh dia menangis, tetapi mama cantiknya masih tertidur nyenyak dalam pelukan papa gantengnya. Indra yang mengetahui masa nifas Thalita telah usai tak mau melewatkan kesempatan menghajar wanita cantik kesayangannya beronde-ronde di atas ranjang malam ini. Alhasil, putera sulung mereka terabaikan karena orang tuanya kelelahan bercinta."Ohh ... bising banget sih kayak ada kucing jantan minta kawin! Hoamph!" Indra merepet sambil menguap karena kantuk, dia tidak menyadari bahwa itu adalah suara tangis anaknya sendiri.Thalita pun terbangun karena gerakan lasak badan besar suaminya di sampingnya. Dia mendengar tangisan buah hatinya dan langsung bangkit dari tempat tidur. Sementara Gregory yang kesal diabaikan bermenit-menit l

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status