Hari berikutnya, pagi-pagi benar Jonas sudah mengunjungi Mario di kediamannya. Dia tidak tahu bahwa itu rumah Inez, tetapi Jonas memilih untuk tidak banyak bertanya mengenai hal itu.
"Selamat pagi, Mas Ganteng. Sudah siap berangkat 'kan? Jadwal hari ini padat merayap sampai malam, kuharap kamu siap menjalani dunia barumu, oke?" ujar Jonas menyambut Mario yang sudah dalam penampilan setelan jas hitam dengan kemeja hitam juga.
"Pagi, Jonas. Aku siap, ayo berangkat. Kau tahu 'kan kalau jalanan Jakarta selalu macet," balas Mario sembari berjalan ke arah teras bersama Jonas dimana sebuah mobil Alphard hitam menunggunya.
Para bodyguard bertugas melayani dan mengawalnya dengan sikap siaga. Mario tersenyum tipis pada kepala bodyguard yang membukakan pintu mobil Alphard itu untuknya lalu naik ke mobil.
Sepanjang perjalanan Mario banyak mendiskusikan jadwalnya bersama Jonas, termasuk rencana tanding MMA yang ingin dia ikuti.
"Jonas, aku ingin bertanya
Acara talkshow eksklusif yang dipandu oleh Alvin Bernardi dan Verlita Velope dengan bintang tamu Mario Chandra, pemenang Mister International tahun ini mendapat antusiasme pemirsa televisi. Banyak komentar positif bernada kekaguman akan sosok Mario yang dikirim melalui live chat program TV itu yang ditampilkan di running text bagian bawah layar televisi.Sebagian besar kaum Hawa mengatakan bahwa Mario sosok pria idaman yang tampan, gagah, ucapannya begitu halus dan simpatik. Sepertinya Mario akan menjadi idola baru di Indonesia.Seusai acara talkshow itu, Jonas segera mengajak Mario meninggalkan studio TV 1 menuju ke Kantor Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.Mereka harus menemui bapak menteri untuk membincangkan mengenai pesan dari pemerintah Indonesia kepada organisasi internasional itu. Biasanya akan ada privillege sebagai negara asal pemenang Mister International dari aspek promosi pariwisata dan kebudayaan asli Indonesia ke luar neg
Petang itu di Amsterdam, Edward mengajak Inez untuk makan malam lebih awal karena mereka akan menghadiri pertunjukan balet Belanda.Penampilan Inez begitu cantik dalam balutan gaun satin warna merah dengan model off shoulder sepanjang mata kaki dengan belahan kanan setinggi setengah paha."Kamu cantik sekali, Inez Sayang," puji Edward sembari membelai pipi Inez. Wanita itu membalas pujian itu dengan senyuman tipis di wajah cantiknya.Mereka berada di dalam mobil sedan Lexus hitam yang menuju ke Stopera di sungai Amstel. Semenjak perjalanan di Eropa, tubuh Inez semakin kurus. Dia hanya makan untuk hidup, sementara gairah kehidupannya menguap perlahan. Terkadang Edward sampai harus memaksa Inez makan dengan menyuapinya karena kuatir dengan porsi makan Inez yang terlalu sedikit.Permintaan Inez untuk menelepon Clara masih belum mendapat lampu hijau dari Edward. Pria itu mengatakan akan mengizinkan Inez menghubungi Clara setelah mereka sampai di Wina, Austria
Seusai sarapan pagi berdua di restoran hotel Inntel Amsterdam Landmark. Edward pun mengajak Inez berangkat ke stasiun kereta untuk naik kereta api Eurostar lagi menuju ke Venesia. Dia ingin mengajak Inez berkeliling kota terapung itu kemudian naik gondola melalui kanal-kanal yang romantis di Venesia.John, pengawal Edward naik mobil Lexus melalui jalur darat bersama sopir menuju ke Verona. Edward tidak menginap di Venesia, dia memutuskan untuk mampir saja di sana lalu melanjutkan perjalanan ke Verona dengan kereta cepat Freccia Argento nanti dari stasiun kereta Venesia.Pukul 10.30 waktu Italia, mereka berdua pun sampai di Venesia. Edward mengajak Inez ke Pantai Lido yang menghadap ke Laut Adriatik. Ombaknya kecil karena pantainya dangkal, banyak turis yang berenang di tepi Laut Adriatik dan berjemur di sepanjang garis pantai itu. Mereka bergandengan tangan berjalan di sepanjang garis pantai di siang hari yang tidak terlalu terik."Aku jadi teringat ketika
Pagi hari berikutnya, Mario mendapat pesan W A yang berisi jadwal pertandingan MMA dan nama rival untuknya di babak penyisihan. Ternyata Mario mendapat pertandingan sesi kedua pagi ini dengan lawan yang bernama Mat Hardy.Dengan segera Mario menggoogling nama Mat Hardy itu dan menemukan riwayat pertandingan MMA yang sudah petarung itu torehkan di atas kertas yaitu 20 kali bertanding dengan 4 kali kalah, 16 kali menang.Apapun yang harus dia jalani di pertandingan MMA hari ini, Mario merasa siap. Dia sudah selesai mandi dan berpakaian santai sopan, Mario pun keluar dari kamarnya.Perasaan Mario ketika tidur sendiri semalaman di ranjang yang biasa dia tiduri bersama Inez terasa begitu menyakitkan. Namun, Mario berusaha untuk kuat dan bertahan. Setahun ini dia akan berjuang sekuat tenaga untuk menjadi pria yang akan membuat Inez bangga."Pagi, Jagoan! Sudah siap bertanding hari ini?" sapa Jonas yang sudah menunggunya di sofa ruang tengah de
Pertandingan semifinal turnamen tahunan MMA dimulai oleh pertarungan antara Taufik Fidelis melawan Robby Sagara. Seorang petarung berdasar ilmu bela diri Karate dan lawannya menguasai ilmu pencak silat.Semua ilmu bela diri memiliki kelebihan dan kekurangan, ditambah lagi kekuatan serta ketepatan serangan setiap petarung berbeda-beda."FIGHT!" seru wasit dengan lantang memberi tanda mulai bertarung.Taufik dengan gesit menyarangkan maygiri alias tendangan sampingnya ke sisi kepala Robby yang masih belum siap. Disusul dengan tinju ke bagian ulu hati Robby beberapa kali dengan cepat. Serangan yang menyakitkan itu membuat Robby tumbang dari tempatnya berdiri ke lantai ring octogon.Wasit menghampiri Robby Sagara dan menghitung sampai 5. Ketika petarung itu tak sanggup bangun lagi, Taufik Fidelis dinyatakan menang dan lolos ke babak berikutnya.Pertandingan selanjutnya Mario dipanggil ke atas ring dengan lawannya Ahmad Jabrik. Dia merasa ya
Sesampainya di dalam mobil Alphard, Jonas menyuruh sopir menjalankan mobil itu kembali ke rumah Mario."Istri Mas Mario ini kemana sih? Dari kemarin aku penasaran deh!" tanya Jonas sembari menatap Mario lurus-lurus. Dia tidak suka ada skandal yang menimpa Mister International yang dia urusi.Mario mendesah sambil menyandarkan tubuhnya yang lelah akibat pertarungan yang mebguras energinya. "Dia dibawa lari orang, Jon. Kamu tahu runner up kedua Mister International tahun ini 'kan?"Jonas mengingat-ingat pria yang mana itu, dia pun berkata, "Edward Lincoln Sinaga? Astaga! Kok bisa sih, Mas? Ayo cerita semuanya, jangan merahasiakan apapun dariku!""Hmm ... kejadiannya di London sebelum acara babak penyisihan dimulai. Edward memaksa Inez ikut bersamanya dengan ancaman akan membunuhku bila kami melawan. Dia tergila-gila pada istriku dan nekad mengejarnya sejak di Thailand hingga kami bertemu kembali di London," tutur Mario menceritakan garis besar m
Malam itu di Hotel Milano, Verona, Inez terbangun di tengah malam. Pria tampan yang tergila-gila kepadanya itu terbaring telanjang di sisinya dengan lengan kekar yang melingkari pinggang Inez dengan posesif.Di dalam benak Inez, dia mengerti betapa besar perasaan cinta yang dimiliki Edward untuk dirinya. Namun, hatinya sudah menjadi milik Mario. Cinta itu bukanlah sesuatu yang datang semusim dan lenyap begitu saja. Air mata Inez meleleh di pipinya, dia terisak perlahan. Dalam hatinya, Inez berdoa agar belahan jiwanya itu akan baik-baik saja tanpa dirinya dimanapun dia berada.Dengan hati-hati, Inez melepaskan tubuhnya dari dekapan Edward. Dia mengenakan gaun tidurnya yang teronggok di kaki ranjang lalu berjalan bertelanjang kaki dengan langkah halus ke arah balkon kamar agar tidak membangunkan Edward.Kamar yang ditempati Inez dan Edward berupa executive suite yang sangat mewah. Ada sofa dan ruang TV dilengkapi pantry di sudut ruangan, ada sebuah teras balkon me
"Saya ingin membeli handphone yang ini, tolong cepat dibungkus dan sebuah simcard. Saya bayar tunai," ujar Inez dalam bahasa Inggris terburu-buru sembari menoleh ke arah jalan. Dia takut pengawal Edward atau pria itu sendiri mempergokinya membeli handphone.Penjaga toko handphone itu segera menyelesaikan transaksi itu, dia menyerahkan bungkusan berisi handphone dan simcard baru itu kepada Inez yang segera berlari keluar usai membayarnya dengan uang tunai lebih, dia tidak butuh kembaliannya.Inez segera masuk ke House of Giorgino Armani, dia membeli sebuah jaket kulit mahal berwarna cokelat muda yang sangat bagus untuk Edward. Dia ingin membuat Edward senang dengan perhatiannya. Ketika menunggu kasir memproses transaksinya, Inez menumpang ke toilet.Sesampainya di dalam toilet, Inez memasang simcard ke dalam ponsel itu dan meninggalkan kardus handphone itu dalam tas pembungkusnya di tempat sampah toilet. Dia menyimpan ponsel baru itu dalam keadaan mati bese