Share

Pengakuan

Penulis: Afnasya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-21 23:52:09

Danu menghela napas panjang sebelum memejamkan mata sejenak, kemudian menatap pantulan dirinya di kaca jendela. Dia menggeleng lemah sebelum membuka pintu mobil. Namun, sekali lagi suara Eleanor membuatnya batal untuk masuk ke mobil.

“Aku mohon jawab aku, Yah.”

Eleanor mendekat hingga mampu melihat sang ayah yang sedang mecengkeramerat pinggiran pintu. Pria itu menghela napas berulang kali sebelum memilih masuk ke mobil dan berlalu meninggalkan sang anak yang masih mematung di tempat.

“Sikap Ayah ini meyakinkanku bahwa ada sesuatu yang terjadi padaku di masa lalu, dan aku harus menemukannya, tapi aku harus mulai dari mana?”

Eleanor menghela napas panjang sebelum memutar tumit untuk menemui Hana. Lalu, bersama wanita itu menuju rumah sakit di mana Darren dirawat. Setibanya di sana, Eleanor bergeming sejenak di dalam mobil sambil menganyam jemari.

“Terima kasih atas bantuanmu hari ini, Hana. Maaf, aku selalu merepotkanmu.”

“Tidak masalah, Elea. Kamu juga sahabatku sama seperti Dar
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   83

    “Aku tidak tahu, Elea! Aku sudah lupa karena kejadiannya sudah bertahun-tahun yang lalu.” Agatha langsung membuang muka karena enggan merasakan kemarahan yang ditunjukkan dari sudut mata Eleanor.“Jangan mengelak lagi, Agatha. Aku tidak akan melepaskanmu sebelum kamu ceritakan yang sesungguhnya.” Eleanor mengempaskan kasar tubuhnya di kursi depan Agatha sambil menatapnya tajam.“Terserah! Yang penting aku harus pergi sekarang karena dokternya sudah datang.” Agatha berkata sambil melirik jam di pergelangan tangan kirinya. Dia segera bangkit, tetapi Eleanor langsung mencekal pergelangan tangannya.“Duduk, Agatha! Aku bilang tidak akan melepaskanmu, kan?”Agatha mendengkus kesal sambil berusaha untuk melepaskan tangan Eleanor, tetapi entah kekuatan dari mana wanita itu terlihat makin kuat mencengkeram hingga membuatnya mengaduh.“Lepaskan, Elea! Aduh, perutku keram!” seru Agatha sambil memegang perut bagian bawahnya. “Kalau sampai bayiku kenapa-napa, aku akan menuntutmu, Elea!”Akh

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Pengakuan

    Danu menghela napas panjang sebelum memejamkan mata sejenak, kemudian menatap pantulan dirinya di kaca jendela. Dia menggeleng lemah sebelum membuka pintu mobil. Namun, sekali lagi suara Eleanor membuatnya batal untuk masuk ke mobil.“Aku mohon jawab aku, Yah.”Eleanor mendekat hingga mampu melihat sang ayah yang sedang mecengkeramerat pinggiran pintu. Pria itu menghela napas berulang kali sebelum memilih masuk ke mobil dan berlalu meninggalkan sang anak yang masih mematung di tempat.“Sikap Ayah ini meyakinkanku bahwa ada sesuatu yang terjadi padaku di masa lalu, dan aku harus menemukannya, tapi aku harus mulai dari mana?”Eleanor menghela napas panjang sebelum memutar tumit untuk menemui Hana. Lalu, bersama wanita itu menuju rumah sakit di mana Darren dirawat. Setibanya di sana, Eleanor bergeming sejenak di dalam mobil sambil menganyam jemari.“Terima kasih atas bantuanmu hari ini, Hana. Maaf, aku selalu merepotkanmu.”“Tidak masalah, Elea. Kamu juga sahabatku sama seperti Dar

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Perasaan yang Terluka

    Eleanor bergeming sesaat setelah menginjakkan kaki di dalam bangunan. Kedua matanya menelisik setiap detail yang ada di sana hingga tanpa sadar seulas senyum tipis tersemat di bibirnya. Kakinya mulai melangkah lebih jauh ke dalam sambil tak henti menjelajahi benda-benda yang ada. Meja dan kursi dari kayu dengan sudut tumpul dan warna pastel menghiasi area depan jendela kaca hingga sampai di meja kasir. Lalu, dua etalase kaca dengan ukuran besar tampak berdiri tepat di depannya. Tak ketinggalan sebuah rak kayu berdiri di antara etalase tadi. Belum berhenti dibuat terkesan dengan isi dalam bangunan itu, Eleanor makin terkesan saat melihat area dapur. Beberapa meja dan rak yang terbuat dari stainles tampak berjajar rapi dan masih terbungkus plastik. Lalu, beberapa mixer serta alat pembuat kue lainnya tersusun rapi dan siap membantu sang empunya untuk menciptakan berbagai kue dengan rasa yang lezat. Eleanor menghela napas panjang saat berdiri di depan oven dengan ukuran sangat bes

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Kejutan yang Tertunda

    Eleanor masih membeku di tempat selama beberapa detik sebelum akhirnya tersadar. Dia mencoba untuk memutar kembali ingatannya di masa lalu, tetapi tak ada yang berhasil ditemukannya. Semua buntu sehingga membuatnya hanya bisa menghela napas panjang. Perlahan, wanita itu mengambil kembali tumpukan foto di depannya dan menatap lekat. Dia amati sambil mengingat sesuatu, tetapi tak ada satu pun yang tersimpan. “Benarkah ini aku? Tapi kenapa aku sama sekali tidak ingat, ya?” Eleanor menyerah setelah mencoba beberapa kali, tetapi hasilnya nihil. Dia menutup kotak dan mengembalikan ke tempat semula. Namun, tatapannya kini terpaku pada satu kotak lagi yang belum dibukanya. Dengan ragu, wanita itu mengambil benda itu dan memegangnya beberapa saat sebelum membukanya. Ternyata dalam kotak itu terdapat beberapa foto yang menunjukkan dua orang berlainan jenis. Kali ini seorang remaja pria dengan remaja wanita saling duduk berdekatan sambil tersenyum menatap kamera. “Gadis ini sama denga

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Yang Tersimpan Rapat

    Eleanor bergeming di kursi tunggu sambil menatap hampa ke depan. Jantungnya mulai berdetak normal setelah sempat memburu saat dokter terlihat menggompresi dada suaminya. Dia menghela napas panjang sebelum mengusap air mata dan menoleh kepada Hana.“Dia masih bersamaku, Hana. Darren masih bersamaku.”Hana mengangguk dan mengusap lengan Elanor sambil tersenyum. Kedua wanita itu pun menatap ke pintu kaca di mana Darren terbaring lemah. Tepat saat itulah ponsel milik Hana berdering nyaring.“Aku angkat telepon dulu, Elea.”Eleanor mengangguk dan menatap Hana yang menjauh beberapa meter untuk menjawab panggilan sebelum kembali mengalihkan tatapan kepada suaminya.“Maafkan aku, Elea. Aku harus pergi sekarang. Anak-anak dan restoran sedang membutuhkanku.” Hana berkata sambil memasukkan ponsel ke saku celana, kemudian menatap Eleanor yang masih duduk di tempatnya. “Telepon saja aku kalau kamu mau pulang, ya?”“Pergilah, Hana. Nanti aku bisa pulang sendiri. Tenang saja, aku baik-baik saj

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Informasi Penting

    Eleanor mengernyit heran dengan kalimat awal yang disebutkan suaminya. Namun, dia memilih untuk tetap melanjutkan video yang telah dibuat oleh suaminya.“Entah bagaimana keadaanku saat kamu membuka video ini, Sayang. Aku hanya berharap masih di dunia ini agar bisa selalu menemanimu.”Eleanor menatap nanar layar laptop di depannya sebelum bulir bening kembali luruh membasahi pipi.“Sebenarnya ada banyak hal yang ingin aku beri tahu padamu, Sayang. Tapi, mungkin akan aku mulai dari yang paling penting dulu.”Dalam video, tampak Darren berdiri dan menuju ke sudut ruangan di mana beberapa buku tersimpan rapi di rak. Dia mengambil satu buku dan merogoh ke dalam sebelum kembali menghadap laptop sambil membawa satu kotak kecil.“Ini adalah amanah yang diberikan Kakek William sebelum tiada.” Darren membuka kotak itu dan menunjukkan sebuah kunci dengan kepala berbentuk kotak. “Ini adalah kunci rahasia di mana semua yang disimpan Kakek untukku ada di dalamnya.”Darren kembali memasukkan k

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Pesan yang Tertinggal

    Eleanor beringsut bangkit dengan berpegangan pada tembok saat melihat sang dokter berlari ke dalam. Hatinya diperam kelesah saat mendengar kalimat yang diucapkan sang perawat. Dengan tertatih, wanita itu kembali membawa tubuhnya ke kursi.Eleanor menatap nanar lantai di bawah kakinya sambil menggeleng berulang kali. “Ini tidak mungkin terjadi. Ini pasti mimpi, kan? Ini bukan nyata, kan?”Eleanor menoleh ke arah Pak Surya yang menatapnya terenyuh. Wanita itu terisak sambil kembali mengulang kalimatnya. “Katakan kalau ini hanya mimpi, kan, Pak? Ini tidak mungkin terjadi, kan, Pak? Darren masih hidup, kan, Pak?”Merasa tak mendapat respon, Eleanor tertawa dengan air mata yang terus luruh membasahi wajah. Lalu, seketika wajahnya berubah penuh amarah.“Jangan diam saja, Pak Surya! Jawab aku! Ini hanya mimpi, kan? Darren masih hidup, kan? Jawab, Pak! Jawaaab!”Eleanor memejamkan mata karena mendadak kepalanya berdenyut nyeri. Raga yang lelah ditambah jiwa yang sakit membuat wanita itu

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Kembali Pulang

    Satu jam berlalu, Eleanor mencoba untuk bangkit dan menyeret langkah menuju sofa yang ada di ruang keluarga. Meskipun raganya lelah, wanita itu tak mampu untuk memejamkan mata walaupun sekejap. Dia menatap halaman belakang lewat jendela kaca yang ada di belakang televisi.Eleanor memeluk sepi dengan bertemankan kegelapan. Berulang kali dia menggeleng dan menolak untuk percaya bahwa semua yang dilaluinya hari itu adalah kenyataan. Wanita itu masih percaya bahwa Darren masih hidup dan akan segera kembali. Untuk itulah dia sengaja menggenggam erat ponsel sejak tadi.Berulang kali terdengar embusan napas panjang dari mulut Eleanor. Dia menatap nanar taman di depannya dengan perasaan campur aduk. Tanpa sadar air matanya luruh membasahi pipi. Dia pun membawa tubuhnya meringkuk di sofa sambil menikmati isak tangis yang tak kunjung reda.Tiga jam menjelang subuh, Eleanor yang baru saja terpejam mendadak terjaga saat merasakan ponselnya bergetar. Dia segera menjawab panggilan tanpa melihat

  • Suami Penggantiku Bukan Pria Buruk Rupa   Menghilang

    Eleanor terguguk setelah panggilan terputus. Tubuhnya bergetar hebat bersamaan dengan suara tangis yang terdengar memilukan. Bahkan beberapa kali dia memukul dada sebelah kiri karena sesak yang terasa membebat. Melihat itu, Hana mendekat dan langsung merengkuh Eleanor dalam dekapan. Tangan wanita itu mengusap lembut punggung Eleanor bermaksud untuk menyalurkan kekuatan.“Ini hanya mimpi, kan, Hana? Darren tidak mungkin meninggalkanku. Alden pasti hanya bercanda, kan?”Hana tak sanggup membalas ucapan yang dilontarkan Eleanor. Dia hanya mengusap punggung wanita itu sambil berusaha menenangkan. “Sabar, Elea. Bisa jadi itu hanya akal-akalan sepupunya Darren saja. Sebaiknya kita cari tahu yang sebenarnya.”Eleanor melerai pelukan dan menghapus jejak kesedihan di wajahnya. Lalu, mengatur napas sambil memejamkan mata dan berharap apa yang diucapkan Alden tak pernah menjadi nyata. Setelah tenang, dia dan Hana kembali menyusuri jalanan hingga berhenti di lampu merah.“Antarkan aku ke ru

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status