🍀 Happy Reading 🍀 Meski hatinya sedang terluka, Sellandra memutuskan untuk tetap pergi ke perusahaan. Tugasnya sebagai direktur keuangan di Group Latief mengharuskan Sellandra untuk selalu bersikap profesional dengan tidak membawa masalah pribadi ke dalam pekerjaannya. Sebelum pergi, tak lupa Sellandra membawa serta bekal sarapan sederhana yang dibuatkan oleh suaminya. Di bibirnya ada senyum, tetapi itu adalah senyum getir dimana dia harus memaksakan hati untuk menerima kehadiran Ero. "Sayang, kau mau ke kantor?" tanya Nadia lembut sembari memperhatikan penampilan putrinya yang sudah rapi dengan setelan formal. Sambil menutup pintu kamar, Sellandra menjawab pertanyaan sang ibu. "Iya Bu. Setumpuk pekerjaan sudah menantiku di sana," "Apa kau baik-baik saja?" Nadia begitu mengkhawatirkan kondisi putrinya sejak semalam. Dia begitu takut kalau-kalau Sellandra nekat melakukan hal buruk tanpa sepengetahuannya. "Jangan khawatir, Bu. Aku pasti bisa melewati semua ini dengan tabah.
🍀 Happy Reading 🍀 Malam menjelang, saat Sellandra tengah melamun di atas ranjangnya tiba-tiba saja kaca jendela kembali diketuk dari luar. Dia menoleh, tapi enggan untuk bergerak. Sellandra tahu kalau itu pasti Ero. Sellandra tidak ingin suaminya tahu kalau saat ini dia tengah meratapi kisah cintanya yang kandas begitu saja. Karena bagaimanapun Sellandra harus tetap menghargai perasaan Ero meski di antara mereka tidak ada rasa apapun. Tok, tok, tok "Sell, aku tahu kau ada di dalam. Tolong buka jendelanya ya. Aku ingin bicara," Ketukan kembali terdengar. Dan kali ini di barengi dengan suara Ero yang terus memintanya untuk membuka jendela. Dengan berat hati Sellandra akhirnya memutuskan untuk menemui Ero. Akan tetapi dia sudah lebih dulu mencuci wajahnya agar tidak terlihat kusam saat bertemu dengan suaminya. Klik Jendela terbuka. Ero terdiam ketika melihat luka memar di pipi istrinya. Berpura-pura untuk tidak tahu, Ero mengacungkan sebuah bungkusan plastik berisi bakpao hangat
🍀 Happy Reading 🍀 Pagi harinya, di kediaman Latief tengah terjadi perdebatan sengit antara Ziko dengan putranya, Bima. Kedua ayah dan anak itu bertengkar hebat karena Bima yang ketahuan ingin melakukan tindak kecurangan pada anak cabang yang sekarang di pimpinnya. "Hentikan kegilaanmu ini, Bima. Kau tahu tidak resiko seperti apa yang akan terjadi pada kita semua jika Nenekmu sampai mengetahui perbuatanmu ini hah!" bentak Ziko sambil memelototkan mata. Bima berdecih. "Ayah tidak usah berlagak sok suci di hadapanku. Apa Ayah pikir aku tidak tahu kalau selama ini Ayah diam-diam menyogok dewan direksi agar mereka mau menunjuk Ayah sebagai Direktur Utama di Group Latief? Kita itu sama Ayah, sama-sama ingin menduduki jabatan yang tinggi di sana. Jadi sebaiknya Ayah jangan memojokkan aku seolah aku ini adalah orang yang bisa menghancurkan segalanya." "Tutup mulutmu, Bima. Beraninya kau bicara seperti itu pada Ayahmu sendiri!" hardik Ziko semakin emosi. "Ya, Ayah akui apa yang kau kata
🍀 Happy Reading 🍀 Sellandra tengah bersiap di dalam kamar ketika kaca jendelanya kembali diketuk. Dia yang tahu siapa pelakunya pun bergegas membukanya. "Selamat pagi tuan putri," sapa Ero melucu. Seulas senyum muncul di bibir Sellandra saat dirinya mendapat sapaan yang cukup menggelitik hati. "Pagi, Ero. Apa tidurmu semalam nyenyak?" tanya Sellandra. "Kau tidak demam kan?" Kening Ero mengerut. "Kenapa kau selalu bertanya apa aku ini demam atau tidak sih? Cobalah tanyakan hal yang lain saja, Sell. Pertanyaanmu itu seolah menganggapku seorang pria lemah yang sakit-sakitan," protes Ero. Sellandra tergelak melihat suaminya merajuk. Entah kenapa raut wajah suaminya bisa terlihat begitu natural saat melakukan protes terhadap pertanyaan yang dia lontarkan. Sungguh sesuatu yang sangat lucu. "Aku bertanya seperti itu karena aku khawatir, Ero. Punggungmu terluka, sementara kita sendiri tidak tinggal bersama. Sebagai seorang istri wajar bukan jika aku bertanya seperti itu pada su
🍀 Happy Reading 🍀 Davis duduk termenung di kursi kerjanya. Pikirannya tengah melayang memikirkan perpisahan menyakitkan antara dia dengan Sellandra. Cinta yang sudah bertahun-tahun terjalin hancur begitu saja hanya karena sebuah wasiat. Davis sebenarnya ingin egois, tapi dia sangat paham seperti apa watak mantan kekasihnya itu. Sellandra adalah wanita yang sangat tegas dan berpendirian teguh. Keputusannya tidak akan goyah meski dihantam badai sekalipun. Inilah yang membuat Davis mengurungkan niat untuk menemuinya sejak mereka berpisah. Dia yakin sekali kalau Sellandra tidak akan mau menemuinya lagi karena sekarang dia sudah mempunyai seorang suami. "Suami? Astaga, aku bahkan tidak tahu laki-laki seperti apa yang menjadi suaminya Sellandra. Bagaimana kalau laki-laki itu bukan orang yang baik? Bagaimana kalau dia sampai menyia-nyiakan Sellandra? Apa yang harus aku lakukan sekarang?" gumam Davis gelisah. Tah tahan dengan kegelisahannya, Davis akhirnya memutuskan untuk pergi menem
🍀 Happy Reading 🍀 Di ruang rapat, saat ini semua orang tengah berkumpul sembari menunggu kedatangan Nenek Kasturi yang masih terjebak macet di jalanan. Sesuai dengan amanah yang ditinggalkan oleh pemilik perusahaan, hari ini akan di adakan rapat besar untuk menentukan siapa yang akan menggantikan posisi mendiang Kakek Latief sebagai Direktur Utama di Group Latief. Sellandra, Bima, Kintan, dan Ziko duduk dengan ekpresi yang berbeda-beda. Bagaimana tidak! Salah satu dari mereka kemungkinan besar akan ditunjuk sebagai Direktur Utama untuk menggantikan sang kakek yang sudah berpulang ke rumah Tuhan. Namun, tidak dengan Sellandra. Dia termenung bukan karena memikirkan alih-posisi yang akan segera di tentukan sebentar lagi. Melainkan dia yang tengah memikirkan Davis, mantan kekasih yang dia tinggalkan demi memenuhi wasiat almarhum sang kakek. Bohonglah kalau Sellandra tidak merindukan Davis. Dia sangat sangat sangat merindukannya malah. Ingin rasanya Sellandra berlari menemui mantan k
🍀 Happy Reading 🍀 Sore menjelang, dengan terburu-buru Ero mengayuh sepeda bututnya menuju Group Latief. Dia ingin memberitahukan sebuah kabar bahagia pada istrinya. "Kau pasti akan sangat senang mendengar kabar ini Sell," batin Ero semringah. Dengan tubuh yang di basahi peluh, Ero akhirnya sampai di daerah sekitar perusahaan milik keluarga istrinya. Dia kemudian berhenti di seberang jalan, menatap penuh kagum akan kemegahan dari perusahaan tersebut. "Kalau aku muncul di perusahaan dalam kondisi kotor seperti ini, Sellandra akan merasa malu tidak ya?" gumam Ero ragu saat ingin masuk dan menghampiri istrinya. Tin, tiinnn Saat Ero tengah bimbang antara ingin masuk atau tidak, sebuah mobil berwarna merah dengan sengaja menyalakan klakson. Ero yang saat itu sedang duduk di atas sepedanya terperanjat kaget hingga akhirnya jatuh terduduk di tanah. Bruuukkk "Hahahahaa, lihatlah gembel itu Nek. Benar-benar sangat menjijikkan!" ejek Kintan setelah membuka kaca jendela mobil. Kas
🍀 Happy Reading 🍀 Perasaan Davis hancur. Itu yang dia rasakan ketika melihat Sellandra berbincang dengan sangat hangat bersama suaminya. Sore tadi, sepulang dari kantor Davis memutuskan untuk menemui mantan kekasihnya itu. Dia sudah tidak sanggup lagi menahan perasaan rindu dan juga kebahagiaan hatinya setelah mendapat promosi sebagai calon manager di Aeron Group. Davis ingin sekali membagi kabar bahagia tersebut pada Sellandra meskipun mereka sudah tak lagi bersama. Namun apa yang Davis lihat tadi cukup membuat hatinya merasa teriris. Sellandra, wanita yang sudah lima tahun bersamanya sedang tersenyum bersama seorang pria kumal yang menyandang status sebagai suaminya. Perbedaan antara mereka cukup mencolok dimana pria yang menjadi suami Sellandra memiliki penampilan yang jauh dari kata berkelas. Bahkan suami Sellandra muncul dengan menaiki sepeda tua yang sudah sangat jelek. Akan tetapi Davis tahu, penampilan pria itu tidak akan menjadi masalah untuk mantan kekasihnya. Sellandra