🍀Happy Reading🍀 Tepat jam delapan malam, Sellandra pulang ke rumah. Langkahnya sedikit gontai dan wajahnya terlihat begitu lelah. Bagaimana tidak lelah! Seharian ini dia sibuk mengurus masalah yang di sebabkan oleh paman dan juga sepupunya sendiri. Walaupun Sellandra sedikit mendapatkan angin segar setelah bertemu dengan salah satu orang penting di Aeron Group, ini masih belum bisa membuatnya merasa tenang. Semuanya masih fifti-fifti, yang artinya kalau perusahaan milik sang kakek masih berada di zona bahaya. "Nah. Pulang juga kau akhirnya!" Terdengar helaan nafas pelan ketika Sellandra mendengar suara sang nenek yang begitu cetus. Dia mencoba tersenyum sebelum akhirnya menoleh ke arah sumber suara. "Nenek bicara padaku?" tanya Sellandra. Sebisa mungkin dia bersikap sopan terhadap sang nenek. "Cihh, tidak usah berpura-pura sok polos kau!" sahut Kasturi dengan sengitnya. "Bagaimana? Apa kau sudah berhasil menemukan jalan keluar dari masalah yang terjadi di perusahaan?" "Nek,
🍀Happy Reading 🍀 Setelah pertemuannya dengan Sellandra siang tadi, perasaan Davis menjadi tidak karu-karuan. Dia sampai tidak fokus dengan pekerjaannya, yang mana hal itu membuat Davis terpaksa harus lembur untuk membereskan semua berkas yang tidak sengaja terbengkalai. Jujur, rasa rindu ini seperti menggerogoti jiwanya. Davis sangat amat menderita, dan obat yang dia butuhkan sekarang adalah kehadiran Sellandra. Ya, Davis butuh dia. Hanya dia. Tok tok tok "Permisi, Tuan Davis." "Ya?" Davis menoleh ke arah pintu. Dia diam terpaku melihat kehadiran Ero yang tengah berdiri sambil membawa sesuatu di atas nampan. Laki-laki ini ... Haruskah aku memintamu untuk menceraikan Sellandra, Ero? batin Davis dalam kesedihannya. "Tuan Davis, bolehkah saya masuk ke dalam?" tanya Ero dengan sopan. "Tadi saya tidak sengaja melihat anda yang sedang bekerja lembur. Jadi saya berinisiatif untuk membawakan kopi pahit dan sedikit cemilan untuk menemani waktu anda. Maaf jika saya lancang." "Oh, ti
🍀Happy Reading🍀 Pagi harinya, Sellandra terbangun saat mendengar suara ketukan pintu di jendela. Dia diam termangu sambil menatap ke arah sana. Ero, suaminya kembali datang berkunjung. Dalam suasana hati yang sedang sangat buruk, Sellandra berasa enggan untuk menemui suaminya itu. Semuanya terasa berat. Hatinya, tubuhnya, langkahnya, semua serasa menolak. Sungguh, pertemuannya dengan Davis di Aeron Group benar-benar sangat mempengaruhi batin dan juga perasaan Sellandra. Ingin rasanya dia menolak kehadiran Ero, tapi tidak bisa dia lakukan. Jadi sekarang satu-satunya hal yang bisa Sellandra lakukan hanyalah diam membiarkan ketukan itu terus terdengar. Sedikit kejam memang, tapi inilah bentuk kejujuran yang sebenarnya dari hati seorang Sellandra Latief. "Sell, aku tahu kau sebenarnya sudah bangun. Tolong bukalah. Ada hal penting yang ingin aku tanyakan padamu!" Deg Sellandra tertegun. Suara itu ... kenapa terdengar begitu hangat? Mungkinkah suaminya tahu kalau saat ini dirinya teng
🍀Happy Reading🍀 "Whhaaatt?? Davis di angkat menjadi salah satu manager di Aeron Group?" pekik Kintan syok setelah membaca unggahan status salah satu temannya yang juga bekerja di perusahaan besar tersebut. "Ini aku tidak salah lihat 'kan? Gembel itu sekarang menjadi manager andalan di sana. Ini mustahil!" Kintan sampai melempar ponselnya ke atas sofa saking tidak percayanya dia akan kabar yang baru saja dia baca. Davis Young, pria miskin yang dulunya menjadi kekasih Sellandra kini tiba-tiba memiliki karir gemilang setelah beberapa tahun bekerja sebagai karyawan biasa di Aeron Group. Sungguh, berita ini benar-benar sangat sulit untuk di percaya. Mustahil sekali bukan seorang gembel sepertinya bisa menduduki jabatan yang tidak biasa ini? Terlebih lagi di Aeron Group. Kintan benar-benar tak habis pikir karenanya. "Tidak-tidak. Davis tidak mungkin menjadi manager di sana, ini mustahil!" gumam Kintan seraya berkacak pinggang. Sambil mondar-mandir ke sana kemari, Kintan terus menolak
🍀Happy Reading🍀 Di Latief Group, terlihat Sellandra yang sedang duduk di ruangannya sambil memijit-mijit pinggiran kepala. Sejak tadi pagi dia terus menunggu apakah perwakilan dari Aeron Group sudah memberikan jawaban atau belum. Namun nihil, sampai waktu sudah sesore ini mereka masih belum juga menghubungi dia maupun sekertarisnya. Hal ini tentu saja membuat Sellandra menjadi sangat tidak tenang. Tim di bagian pelaksana sudah memberi kabar kalau keuangan di perusahaan sudah semakin menipis. Belum lagi dengan desakan sang nenek yang terus mengancam dan memaksa Sellandra agar bisa secepatnya menyelesaikan masalah ini. Membuat kepala Sellandra serasa akan pecah. Beban ini terlalu berat, dan Sellandra sama sekali tidak memiliki tempat untuk bersandar. Andai saja keluarganya mau sedikit memberi dukungan, Sellandra pasti tidak akan setidakberdaya ini. "Apa yang harus aku lakukan jika seandainya Aeron Group menolak kerjasama ini? Bagaimana nasib para karyawan di sini? Belum lagi Nenek d
🍀 Happy Reading 🍀 "Komisaris, saya sudah menjalankan rencana untuk menekan mereka semua. Dan malam ini di keluarga Latief pasti akan terjadi keributan yang cukup besar!" ucap Kai melaporkan pada sang atasan. Dia baru saja menerima kabar dari orang suruhannya. "Baguslah. Dengan begini wanita tua itu tidak akan memiliki jalan lain lagi selain berharap pada Sellandra seorang. Oya, bagaimana dengan Ziko dan Bima? Reaksi seperti apa yang terjadi pada mereka setelah tahu kalau perusahaan yang sedang mereka incar benar-benar tak bisa tertolong lagi?" "Mereka sangat panik, Komisaris. Apalagi setelah mereka tahu kalau orang-orang yang tadinya memberikan dukungan tiba-tiba pergi begitu saja. Dan dari laporan orang suruhan saya, saat ini mereka sedang gencar mencari sekutu dari perusahaan lain yang bersedia menggelontorkan dana untuk membantu menyelamatkan perusahaan mereka. Tapi sayang, semua itu mustahil terjadi karena semua perusahaan yang ada di negara ini sudah menerima surat peringata
🍀Happy Reading🍀 Sambil tersenyum ramah Davis membalas uluran jabat tangan dari para rekannya yang ingin mengucapkan selamat atas di angkatnya dia menjadi manager di Aeron Group. Kebahagiaan itu terlihat jelas di mata Davis ketika salah satu karyawan memuji kehebatannya yang mampu naik jabatan hanya dalam waktu yang bisa terbilang singkat. Namun sayang, tawa kebahagiaan yang saat itu menghiasi bibir Davis mendadak sirna saat salah satu dari mereka menyinggung tentang pernikahannya dengan Sellandra. Seketika Davis membatu. "Dav, aku sungguh bangga melihat keberhasilan yang berhasil kau raih. Sellandra pasti akan menjadi orang yang paling bahagia atas kabar ini. Benar tidak?" tanya salah seorang karyawan. "Oh ya, ngomong-ngomong kapan kau dan Sellandra akan menikah? Kau sudah melamarnya belum?" Tak ada jawaban apapun yang keluar dari mulut Davis begitu dia di ingatkan pada luka yang amat sangat menyakitkan hatinya. Dia diam tak bergeming, mengabaikan tatapan keheranan dari teman-tem
🍀Happy Reading🍀 Braaakkkkk "Apa-apaan kau, Ziko? Kenapa membanting tasmu di atas meja. Membuat kaget saja!" tegur Kasturi sambil menatap tajam ke arah putranya yang baru saja sampai di rumah. Seketika moodnya rusak, dia tak lagi berselera melihat-lihat koleksi berlian yang tadi sedang di bacanya. "Mana Sellandra, Bu?" tanya Ziko setelah duduk di sofa. Dia kemudian memijit-mijit tulang hidungnya. "Bukankah anak itu masih berada di perusahaan ya? Ibu belum melihatnya kembali ke rumah," jawab Kasturi sambil mengerutkan kening. "Ada apa, Ziko? Tumben sekali kau menanyakan tentang Sellandra." "Bu, memangnya Ibu tidak tahu ya kalau semua perusahaan menolak untuk bekerjasama dengan perusahaan kita? Aku pikir awalnya dia bisa menghandle masalah ini. Akan tetapi sore tadi aku mendapat telepon dari teman-temanku kalau Sellandra telah menghina dan menyalahkan mereka karena telah menarik saham dari perusahaan. Padahal tadinya mereka berniat untuk kembali bekerjasama dengan Latief Group. M