Home / Urban / Suami Super Kaya / Bab 6. Menikahlah Denganku!

Share

Bab 6. Menikahlah Denganku!

Author: imam Bustomi
last update Last Updated: 2024-04-16 06:14:39

“Menikahlah denganku!” potong Echa.

Prang!

Niko tersentak mendengarnya. Apakah Echa mabuk? Tapi wanita itu terlihat segar dan sadar. Atau mungkin dia sendiri yang masih dalam pengaruh alkohol sehingga salah pendengaran?

“Nona bilang apa?” Niko ingin memastikan.

Echa tidak menjawab. Dia menoleh ke arah sang bartender, “Berapa harga yang dia minum?”

“3 gelas, totalnya 150 ribu,” jawab sang bartender.

Echa mengambil uang 150 ribu dari dompetnya dan memberikan kepada sang bartender. 

Echa lalu menoleh kembali ke arah Niko, “Nggak baik jika kita bahas di sini,” ucapnya lalu berdiri sambil menarik tangan Niko untuk keluar dari bar tersebut.

Niko kesal dengan sikap Echa yang keras kepala, tetapi rasa penasaran di hati membuatnya terpaksa mengikuti kemauan wanita itu.

Berapa lama kemudian, mereka sudah duduk berhadapan di sebuah hotel yang Echa pesan.

Niko merasa bingung, Echa yang duduk di hadapannya terus menatapnya dengan datar.

“Niko, aku ingin kamu menikahiku!” kata Echa tiba-tiba. 

Niko menatap Echa tidak percaya sebelum akhirnya dia tertawa awkward, “Selera humor Nona sangat baik.”

“Niko aku nggak bercanda! Aku mau kita menikah!” Echa menjawab tegas dengan tatapan yang serius. 

Niko sangat mengenal lama Echa. Dia melihat wanita itu sama sekali tidak sedang bercanda. 

Niko bersandar pada sofa sambil terus menatap lekat lawan bicaranya. Dia yakin ada masalah yang menimpa Echa sehingga terpaksa memintanya untuk menikah. Itu terlihat jelas dari aura kesedihan yang mulai tampak di wajah wanita itu.

Namun, Niko berpura-pura tertawa awkward, “Malam ini Nona lucu sekali. Aku–”

“Hanya cara ini satu-satunya untuk menyelamatkan Papaku,” potong Echa. “Tessa mau memberiku pinjaman 1 miliar dengan syarat aku harus menikah denganmu”

Niko terdiam. Kini dia tahu kenapa Echa memintanya untuk menikah dengannya.

“Aku terpaksa melakukan ini.” Echa menghembus napas dengan raut ketidakberdayaan di wajah.

Niko menghembus napas kecil dengan senyum di wajahnya, membuat wanita itu mengernyit bingung.

“Aku rasa Nona tidak bisa mengorbankanku dalam masalah ini. Lagipula statusku bukan lagi seorang yang harus mematuhi setiap perintah Nona.” 

Echa menggeleng-geleng kepala, “Apakah kamu nggak mau balas budi terhadap keluargaku? Dan kamu pikir aku nggak mengorbankan hidupku? Masa depanku hancur, tapi aku terpaksa demi menyelamatkan Papaku.” Matanya mulai berkunang. 

Niko bukan tanpa sebab mencintai Echa. Majikannya itu memang wanita keras kepala dan terkadang ceplas-ceplos, tetapi sebenarnya memiliki hati yang lembut.

“Maaf, Nona. Aku tidak–”

“Aku akan memberimu imbalan,” potong Echa. “hutang gelas yang kamu pecahkan juga dianggap lunas. Aku juga nggak akan melarangmu berpacaran dengan wanita lain di luar sana.”

‘Tanpa kamu beri imbalan, aku sudah memiliki banyak harta.’ Niko membatin sambil menelisik wanita itu dari raut muka dan gesturnya. ‘Aku bisa membantumu tanpa harus menikah, tapi ….’ Niko tersenyum penuh arti.

Echa sendiri mengartikan senyuman Niko adalah pertanda setuju. Mustahil pria miskin sepertinya menolak penawaran menggiurkan ini.

Akan tetapi Niko tiba-tiba memicingkan mata, “Bukankah Nona pernah bilang tidak ingin bertemu denganku lagi?” singgungnya.

“Lupakan itu. Lebih baik kamu persiapkan dirimu,” balas wanita itu dengan segera. “jalankan tugasmu, setelahnya kamu bisa mendapatkan imbalanmu.”

Niko menyandarkan tubuhnya di sofa. Dia tersenyum kecil dengan sikap Echa yang enggan meminta maaf sedikitpun atas kesalahannya.

“Oke, deal.” Niko menegakkan punggungnya sambil menatap Echa penuh arti. “kapan pernikahan kita diberlangsungkan?”

“Lusa,” jawab Echa datar.

Niko tersenyum kecil dan bangkit dari tempat duduknya, “Jangan menyesali keputusanmu ini, Nona. Karena aku  … tidak akan pernah melepaskanmu dari hidupku,” ucapnya lalu berjalan keluar dari kamar hotel.

Sejujurnya Echa merasa sedikit merinding mendengar ucapan Niko, tetapi dia yakin selalu bisa mengendalikan pria itu.

***

Dua hari kemudian, Echa tengah berada di sebuah gedung untuk memberlangsungkan pernikahan. Dia terlihat sangat cantik dengan mengenakan gaun putih elegan. Namun, bukan kebahagiaan yang dirasakan, karena pernikahan itu bukanlah pernikahan impian.

“Hanya untuk memastikan. Setelah aku melakukan ini, apakah kamu akan memberikan uangnya?” tanya Echa dengan raut wajah tanpa ekspresi.

Tessa tertawa puas mendengarnya, “Jangan khawatir, Echa.”

“Ya, Echa,” sambung Sarah sambil melihat jam tangannya. “Selesaikan pernikahanmu, dan kamu akan mendapatkan uangnya. Oke?”

“Semoga kalian menepati janjinya.” Echa merespon dengan suara berat.

Di titik ini para tamu berdatangan. Mereka sengaja diundang oleh Tessa untuk hadir. Sesuai dengan rencana, mereka mulai mengomentari pernikahan ini.

“Aku nggak percaya Echa mau menikah dengan pembantunya sendiri? Harga dirinya ditaruh dimana?”

“Bahkan Mamanya sendiri nggak hadir. Pasti malu.”

“Atau jangan-jangan dia dihamili seseorang. Terus buat nutupin aibnya dia minta pembantunya untuk menikahinya.”

“Hush jangan keras-keras, nanti orangnya dengar.”

Tentu Echa mendengar tuduhan-tuduhan itu, juga ucapan negatif lain yang ditujukan padanya. Dia rasanya ingin berteriak dan menangis sejadi-jadinya, harga dirinya benar-benar sudah tidak ada lagi.

Sarah dan Tessa yang ada di sana tersenyum puas menyaksikan hari kehancuran wanita itu.

“Wah kamu tampak bersemangat sekali.” Tessa sengaja memperkeras suaranya. “sabar dong. Suami sampahmu bentar lagi pasti datang.”

Pancingan Tessa berhasil, para tamu saling menyahut dengan cemoohan-cemoohan.

Echa mencoba menahan rasa pedihnya sekuat tenaga, “Bisakah kalian diam? Setidaknya tunjukkan rasa hormat.” suaranya menunjukkan kemarahan.

“Kalian dengar ‘kan? Dia marah loh calon suaminya dihina,” ucap Tessa dengan senyuman mengejek. “tapi emang sih kamu dan suaminya serasi. Sama-sama pecundang, sama-sama miskinnya, sama-sama memalukan.”

Kali ini Echa tak dapat lagi membendung air matanya, tetapi di saat bersamaan semua mata tertuju pada seorang pria yang baru memasuki gedung. Mereka berdecak kagum melihat pria itu terlihat tampan nan gagah, dengan mengenakan pakaian putih hitam beserta tuksedo.

Echa pun seolah-olah melupakan kesedihannya. Dia terpana menatap penampilan Niko. Aura pria itu seperti bukan seorang pembantu, melainkan seperti orang kaya yang berwibawa.

Niko menghampiri Echa dan berdiri di hadapannya, “Maaf, aku datang terlambat.” 

Echa tidak merespon, karena masih terhipnotis dengan ketampanan Niko.

Tessa pun demikian, karena sebenarnya dia tidak pernah melihat wajah Niko Pram. Dia menelisik penampilan pria itu dari bawah ke atas, pakaian yang dikenakan sepertinya pakaian bermerk.

“Nggak mungkin.” Tessa menggeleng tak percaya. “kamu pasti bukan pembantunya Echa.”

Niko menunjukkan kartu tanda pengenalnya, “Aku Niko Pram, calon suami Echa Armetta Ruby!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Suami Super Kaya   Bab 100. Momen Bahagia (ending)

    Echa merasakan ketegangan di dalam rumah. Setelah menerima pesan-pesan dari Tessa, pikirannya berkecamuk. Dia berusaha bertindak normal di depan Niko, meskipun hatinya bergetar.Niko, yang baru saja keluar dari kamar, menyadari ada yang tidak beres. “Echa, kamu baik-baik saja?” tanyanya, memperhatikan ekspresi wajah istrinya.Echa mengangguk, tapi suaranya bergetar, “Iya, Mas. Cuma sedikit lelah.”Niko mendekat, meraih tangan Echa. “Kamu tidak terlihat baik. Ada yang ingin kamu bicarakan?”Echa menarik napas dalam-dalam. Dia harus memberanikan diri, “Mas, ada yang ingin aku tanya. Apa kamu... ada yang ingin kamu katakan padaku?”Niko terkejut. Dia merasakan ada sesuatu yang tidak beres, “Apa maksudmu?” Echa menatapnya tajam, berusaha mencari keberanian, “Tessa menghubungiku. Dia bilang... dia tahu semuanya tentang kita.”Niko terdiam sejenak, “Echa, biarkan aku menjelaskan—”“Jelaskan apa, Niko? Tentang semua foto dan video itu? Tentang perselingkuhanmu?” suara Echa meninggi, air mata

  • Suami Super Kaya   Bab 99. Ancaman Tessa Tidak Berarti

    Tak berselang lama ada pesan susulan, [Kalau kamu ingin aku menjaga rahasiamu, temui aku nanti malam. Tessa.]Melihat suaminya tampak begitu serius menatap layar ponsel, Echa pun bertanya, “Ada apa, Mas?”“Hanya urusan kecil,” jawab Niko sambil bangkit dari tempat duduknya. “aku mau ke kamar dulu.”Niko tidak terlihat panik dengan ancaman Tessa, tahu cepat atau lambat dia harus memberitahukan identitasnya kepada sang istri.“Iya, Mas.” Echa sama sekali tidak curiga.Sambil berjalan menuju kamarnya, Niko mengirim pesan itu Ke Nita, dan setelahnya dia langsung menghubungi adik angkatnya itu.“Hallo.”“Ya, Kak?”“Kamu sudah membaca pesanku?”“Iya, Kak. Sudah. Menurutku sih Kak, mendingan kasih tahu aja kebenarannya sama Kak Echa biar nggak salah paham. Kecuali Kakak masih ragu.”Niko mengerti ucapan Nita, “Tidak. Aku tidak ragu sama sekali. Aku sudah mengenal bertahun-tahun istriku.”Niko sudah memutuskan bahwa hari ini waktu yang sangat tepat untuk memberitahukan identitasnya kepada Ech

  • Suami Super Kaya   Bab 98. Cekcok antara Fikram dan Hesti

    “Aku akan menceraikanmu!” seru Fikram.Bagai disambar petir. Hesti terhenyak mendengar perkataan Fikram. Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba saja suaminya ingin menceraikan dirinya.“Mas … Mas sadar dengan apa yang mas katakan?” tanya Hesti tak percaya. “jangan dibuat main-main loh, Mas.”“Aku sadar dan tidak main-main! Aku mau menceraikanmu, Hesti!” Fikram berkata dengan tegas tanpa keraguan. “Mas, apa salahku?! Jangan ngaco kamu, Mas!” Suara Hesti lebih tinggi dari suaminya. “Sembuh-sembuhnya kamu malah kayak gini!”Fikram menatap istrinya dengan dingin, “Kamu masih bertanya di mana salahmu? Di rumah ini banyak kaca, ‘kan? Pergi dan introspeksi dirimu.”“Aku nggak salah apa-apa! Mas yang nggak waras!” pekik Hesti, lalu menoleh pada Niko dengan wajah merah padam. “pasti kamu ‘kan yang meracuni suamiku? Pasti kamu sering mengunjungi suamiku cuma untuk menjelek-jelekkanku. Bajingan! Dendam banget kamu sama aku sampai mau merusak rumah tanggaku!”“Ini tidak ada hubungannya denga

  • Suami Super Kaya   Bab 97. Hari Kepulangan Fikram

    Tessa memasuki sebuah mall. Ketika dia menaiki lantai 3 mall, tatapannya tertuju pada seseorang lelaki dan wanita yang tampak bersenda gurau.“Niko? Dan wanita itu?” keningnya berkerut melihat kebersamaan mereka. “bukankah dia adalah seorang pelayan toko baju di mall sebelah?”Perlahan sudut bibir Tessa terangkat, “Sekarang kamu ketahuan, Niko. Rupanya wanita itu memang selingkuhanmu.”Tak ingin melewati kesempatan ini, Tessa merogoh ponsel di dalam tas kecilnya dan segera mengabadikan momen kebersamaan Niko dengan wanita itu. Kali ini dia sangat yakin bisa mengobrak-abrik rumah tangga Niko dan Echa.Yang sedang diperhatikan tengah membahas ulang tahun sang Kakek.“Kak, kurang dua minggu lagi ulang tahun Kakek. Kita harus ngasih surprise,” ucap Nita sambil memakan es krim.Niko hanya tersenyum. Ini kesekian kalinya Nita mengingatkannya.“Menurut Kakak kita harus ngasih surprise apa?” tanya Nita.Niko mengedikkan bahu, “Aku tidak pandai dalam hal ini. Aku serahkan semuanya sama kamu. M

  • Suami Super Kaya   Bab 96. Belum Siap Mengungkapkan Identitasnya

    “Nita?” gumam Echa. “Nita siapa, Mas?” tanyanya kemudian.Niko sama sekali tidak terlihat panik.“Ehmm Nita adalah seorang ahli IT … seorang hacker yang membantuku mengurus permasalahan yang sedang dihadapi WARA Corp,” jawab Niko sambil mengambil ponsel miliknya.Echa mengangguk-angguk percaya.Dalam hal ini Niko berkata jujur, tapi masih belum bisa memberitahu keseluruhannya.Niko segera mengangkat telepon itu dan sengaja mengecilkan suara volume telepon agar Echa tidak mendengar suara lawan bicaranya.“Ada temuan baru lagi?”“Nggak, Kak. Aku–”“Baiklah. Besok pagi kita rapatkan bersama dengan petinggi WARA Corp,” potong Niko dan memutus sambungan setelahnya.Di seberang sana, Nita kesal suaranya dipotong dan teleponnya diputus sepihak. Padahal dia ingin menyampaikan kalau satu bulan lagi adalah hari ulang tahun sang Kakek yang ke 71 tahun. Tapi Nita mengerti, mungkin malam ini Niko sedang bersama istrinya. Lantas dia pun mengirim sebuah pesan.[Sebulan lagi adalah hari ulang tahun

  • Suami Super Kaya   Bab 95. Tidak Jauh Dari Tiga Pokok

    “Terima kasih pengertiannya. Kalau gitu kalian pulang sekarang,” sahut Niko tiba-tiba, membuat Hesti dan Sarah kesal.Harapan Hesti adalah mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Jika dia tidak bisa mendepak Niko dari kehidupan Echa, setidaknya lelaki itu bisa dia manfaatkan.Saat ini Sarah dilema. Tindakan anaknya yang berusaha mengambil hati Niko bisa merugikan keluarganya sendiri. Di sisi lain dia harus segera membujuk Niko untuk menyelamatkan bisnis keluarganya.“A–” Baru Hesti membuka mulutnya, suara Niko terdengar terlebih dahulu.“Mama juga pulang.” Mata Hesti seketika melotot, “Kamu juga mengusirku?! Aku ini Mama kandungnya Echa.”Niko cukup menjawabnya dengan merogoh ponsel di saku celananya. Dia menghubungi petugas keamanan perumahan.“Pak, tolong ke sini.”Hesti dan Sarah menatap Niko. Sikap tegas lelaki itu membuat mereka sedikit takut.“Aku nggak mau pulang. Aku masih ada perlunya sama anakku,” tolak Hesti geram.“Echa sudah mengirim uang 5 juta ke rekening Mama. Jadi ngg

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status