Tiada tempat aman bagi para pengusaha atau orang-orang terkenal yang selalu disorot publik. Paparazzi selalu mengikuti di manapun Jackson berada, bahkan jika itu bukan Paparazi, akan ada orang yang menggunakan sebuah kejadian yang berputar di sekeliling Jackson untuk menaikkan tayangan akun media sosial mereka. Maka dari itulah, yang terjadi ketika sebuah postingan di mana tertangkap Jackson sedang merangkul pinggang seorang perempuan--selain istrinya di depan kantor pusat, langsung viral dalam sekejap. Di sana terlihat mereka saling bertatapan dengan tatapan mendalam.Sementara itu, Jackson pun hanya bisa menghela napas napas melihat skandal itu. Ia yang posisinya baru bangun tidur di kamar yang ada di kantornya setelah lembur sampai jam 4 pagi, pun menelpon Lyra untuk mengurangi kesalahpahaman pada istrinta."Sayang, aku tadi malam memang coba untuk bantu dia yang oleng hampir jatuh. Itu karena dia kecapean terus sakit, tapi itu cuma beberapa detik, habis itu satpam yang jaga bantui
Kemudian Jackaon pergi dari sana, sehingga semua yang ada di ruang rapat pun hanya bisa diam seolah tertohok atas apa yang terjadi di depan mata mereka.Maka dari itu, anak-anak magang yang membicarakan gosip dari luar itu langsung kena tegur staf senior yang ada di sana. Mereka bisa kena imbas gara-gara mulut lemes mereka yang kepo.Maka Staff Administrasi dikumpulkan bersama anak magang untuk menbicarakan itu."Dengar ya, CEO kita itu memang sudah terbiasa dengan gosip apapun itu, bahkan banyak perempuan yang berusaha untuk merayunya, dari kalangan model atau bahkan orang-orang hebat lainnya, termasuk anak-anak pengusaha yang berpotensi untuk menjadi pasangannya, tapi dia sama sekali tidak tertarik pada siapapun kecuali istrinya. Maka dari itu, jangan pernah bergosip yang tidak-tidak di dalam kantor, paham?" ujar Manager tegas."Iya, Bu, maafkan kami.""Ya setidaknya kalian tahu diri lah ya, ini kan perusahaannya beliau, masa kalian mau membicarakan beliau di dalam kantor? Itu namany
"Afrodisiak ini sengaja dibuat dalam bentuk asap yang sangat lebat dan membuat penghuni kamar tidak bisa bernapas dengan baik, sehingga yang terkena akan merasakan sesak sampai pingsan jika berlebihan. Tapi sepertinya pelaku memang ingin membuat Tuan Davidson pingsan, karena pelaku tau seberapa kuat prrtahanan Tuan Davidson," jelas dokter keluarga Davidson pada salah satu dokter senior di rumah sakit."Jadi bukan afrodisiak bentuk minuman ya," balasnya."Bukan, makanya Tuan Davidson belum sempat bereaksi saat itu terjadi, untung ada salah satu Bodyguard yang belum terkena asap bius di luar.""Jadi di luar kamar juga diberikan afrosidiak?" "Bukan, itu beda lagi, di luar hanya asap untuk membius para bodyguard saja, tapi bentuknya sama berupa asap. Sementara asap ini kan dihirup yah jadi yang terkena tidak hanya Bodyguard, ada satu pengunjung dan dua pelayan hotel. Maka salah satu bodyguard yang awalnya sedang di toilet langsung menyadari saat ia kembali, ia bertindak cepat sehingga bis
Pagi hari, ketika Jackson baru bangun, ia terkejut atas kehadiran Daniel yang sedang mengobrol dengan Ben di ruangannya."Halo, Papa! Cie baru bangun ya ...." sapanya meledek.Jarang sekali Jackson sakit apalagi sampai dirawat, itu hampir tidak pernah. Terakhir Jackson dirawat karena kecelakaan mobil dan tertembak di kakinya saat masih muda. Bagaimanapun dunia bisnis memungkinkan nyawa sebagai taruhan.Jackson pun menghilang nafas dan melengos, dikiranya ia anak kecil disapa seperti itu?Ben hanya tersenyum melihat interaksi ayah dan anak itu. Dilihat-lihat mereka seperti kakak adik.Jackson memang sering membuat iri kaum Adam, sebab ia masih terlihat muda di usianya yang lebih 45 tahun itu. Jadi ketika bersama Daniel, mereka seperti kakak adik. Padahal Ia adalah ayah Daniel.Bagaimana lagi, Jackson memang sangat awet muda. Sementara Daniel pernah merasa insecure karena ayahnya yang terlalu muda dan dianggap seperti kakaknya. Hal itu membuatnya berpikir bahwa ia yang terlihat tua atau
Maka setelah sampai apartemen, Daniel kembali merecoki ayahnya yang sedang kerja sambil dusuk bersandar di kepala ranjang. Ia menelpon Lyra dan memperlihatkan ayahnya yang sedang kerja padahal harusnya istirahat."Nih Bu, lihat? Masa Papa disuruh istirahat malah kerja terus," ujar Daniel membuat Jackson kaget.Ia langsung menyembunyikan tablet dan berkasnya di bawah selimut sambil melototi anaknya yang rese'."Mas, sehari aja istirahat loh," ujar Lyra terkesan kesal."Iya maaf, Yang. Ini tadi ngecek yang penting banget makanya aku terusin."Lyra pun menghela napas, "Ya udah sekarang istirahat," ujarnya."Tapi masih jam 10.00 pagi," balas Jackson."Udah bisa buat tidur kan? Emang kamu belum minum obat?" tanya Lyra."Udah tapi gak ngantuk lagi sekarang....""Ya udah, jangan kerja dulu yang penting. Besok pagi kan bisa.""Iya, Yang."Daniel tertawa melihat ayahnya tak berdaya kalau sudah dihadapkan dengan ibu tirinya itu. Bagaimanapun ia lega mereka benar-benar saling bergantung dan perdu
Lyra terkejut melihat berita tentang Levi yang bunuh diri, ia tak pernah menyangka kalau kasusnya akan sepanjang ini.Awalnya Lyra ingin bertanya pada Jackson tapi, takut mengganggu suaminya yang kini sedang ada di kantor dan katanya sedang sibuk karena akhir bulan. Akan tetapi, ketakutannya ternyata hanya pemikirannya saja, karena Jackson malah meneleponnya sekarang."Assalamualaikum, Sayang," sapa Jackson."Waalaikumsalam, iya, kenapa?" balas Lyra mencoba biasa-biasa saja."Kamu udah lihat beritanya kan?" tanya Jackson to the point."Iya, jadi apa yang terjadi?""Aku nggak tahu, tapi waktu itu... aku cuma ngancam dia dan juga pelaku utamanya, dan yang aku siksa adalah pelaku utamanya.""Tapi kenapa dia yang bunuh diri?""Makanya, aku nggak tahu kenapa. Cuman dari analisis Ben, ternyata dia memang influencer juga, jadi banyak yang menghujat dia di media sosial. Mungkin dia kena mental gitu, terus bunuh diri.""Ya Allah, kok bisa jadi kayak gini sih?""Gak tau, kesalahan yang dia bua
Setelah dibuka, itu bukan Lyra seperti yang Jackson takutkan, itu orang lain. "Ayo, Pak!" ajak Ben agar Jackson tidak panik. Mereka pun menuju ke UGD yang mana hanya bisa dimasuki satu pendamping pasien. Jackson pun masuk dan melihat Lyra sedang berbaring di salah satu ranjang, ia terliat diam saja melihat sekeliling yang sibuk karena pasien kecelakaan beruntun itu. "Sayang!" panggil Jackson. Ia sampai berteriak dengan keras, membuat semua orang menatap ke arah mereka. Lyra menoleh dan mendapati suaminya langsung menerjangnya dengan pelukan yang erat. "Sayang, maafin aku, aku belum bisa ngelindungin kamu!" ujarnya sambil menangis. Hal itu membuat Lyra menghela napas, mode cengeng Jackson keluar lagi. "Sssttt, aku sesek napas, lepas dulu!" ujar Lyra membuat Jackson tersadar. Jackson sontak melepas pelukan itu, lalu hampir memanggil Perawat kalau saja Lra tidak langsung menutup mulutnya dengan tangannya. "Ih! Tenang dulu napa! Aku cuma luka ringan, sopirku juga aman
"Apaan sih absurd banget kamu, kerja di kantor sana." "Kenapa sih, Yang, bukannya seneng ditemenun suami?" Lyra menghela napas, "Nemenin gimana, orang kamu sibuk." "Gak papa kali, Yang. Kamu gak lagi merasa terganggu kan?" "Enggaklah, tapi aku jadi ngerasa kamu melalaikan kewajiban. Kasian, Ben." Jackson malah cuek, "Biarin, emang tugasnya dia." "Setidaknya lipat gandakan bonusnya." "Itu pasti, Sayangku," balas Jackson lagi. Sudah dua hari ini Jackson terus menempel pada istrinya, bahkan ia membatalkan perjalanan bisnis ke luar kota, apalagi ke luar negeri. Sementara itu, ia bahkan melakukan rapat online, mengerjakan pekerjaannya di ruang rawat inap istrinya. Renata dan Nenek Davidson juga sudah bergantian menemani Lyra, sembari Jackson kerja. Maka Renata berkata, kalau kiranya Jackson di sana hanya kerja, lebih baik melakukannya di kantor. Namun, bukannya mendengarkannya ia malah menyudahi pekerjaannya dan fokus pada Lyra. Akhirnya Lyra yang paham dengan kelakuan