Share

Langkah Baru Esme

Author: Risca Amelia
last update Last Updated: 2025-09-13 22:46:42
Reinan menggembungkan kedua pipinya dengan gaya kekanakan, membuat wajahnya semakin menggemaskan. Ia menuding pipi itu dengan telunjuk sambil berkata penuh rayuan.

“Vitamin yang selalu kubutuhkan hanya ini… ciuman dari istriku tercinta.”

Esme sempat menahan senyum. Namun, melihat wajah suaminya yang begitu manja, ia tahu tidak ada alasan untuk menolak.

Reinan bila sudah masuk ke mode ini, biasanya akan terus merajuk sampai keinginannya dipenuhi. Maka tanpa pikir panjang, Esme mendekat.

Ia menempelkan bibirnya ke pipi Reinan. Tidak sekadar singkat seperti biasanya, melainkan mengecup cukup lama. Berpindah dari pipi kanan ke pipi kiri tanpa jeda.

Mendapat kecupan dari sang istri, Reinan langsung tersenyum lebar. Namun, alih-alih puas, ia kembali merajuk.

“Selain itu,” gumamnya dengan nada manja, “aku juga ingin kamu memanggilku ‘Sayang’ lebih sering. Menurut psikolog, memanggil pasangan dengan sebutan kasih bisa meningkatkan hormon bahagia, dan memperkuat ikatan batin. Seperti charger u
Risca Amelia

Bagaimana nasib Esme selanjutnya di kantor? Yuk kepoin chapter selanjutnya. Author sudah upload banyak, jangan lupa berikan gems dan ulasan bintang lima ya. terima kasih.

| 7
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Lussy Alyanii
semangat esme kirain udah mau ending
goodnovel comment avatar
Nurliana Ali
semangat Esme...smg awal yg baik
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Suamiku (Bukan) Tuan Muda Bodoh   Kelicikan Terselubung

    Setelah Reinan dan Mr. Hayato pergi meninggalkan ruangan, atmosfer laboratorium kembali normal. Denting botol kaca, bunyi pena yang menoreh kertas laporan, serta suara halus mesin pencampur mendominasi ruangan. Para perfumer sibuk melanjutkan pekerjaan masing-masing, tak lagi mengingat momen yang barusan terjadi.Esme berusaha menenangkan diri dari sisa degup yang diciptakan Reinan. Di hadapannya, tabung berisi cairan beraroma bunga segar menyeruak di udara. Itu adalah formula pendamping untuk edisi Hari Ibu, yang telah dinyatakan layak oleh Violin.Disti, yang sejak tadi memperhatikan, berjalan mendekati Esme. Matanya melirik ke arah larutan yang memantulkan cahaya keemasan. “Apakah formulanya sudah selesai?”Esme mengangguk. “Sudah. Tinggal menunggu instruksi Bu Violin untuk penyimpanan.”Alis Disti terangkat, pura-pura penasaran. “Lalu, akan disimpan di mana? Apakah di Secret Room?”“Aku tidak tahu pasti,” jawab Esme.Disti mengangguk kecil seraya mengulas senyum tipis. Namun, sor

  • Suamiku (Bukan) Tuan Muda Bodoh   Diam-diam Merasakan Sentuhanmu

    Suasana laboratorium sore itu mendadak berbeda, begitu Reinan berdiri di ambang pintu. Tubuhnya yang tinggi tegap memancarkan kharisma, membuat setiap pasang mata menunduk penuh hormat. Di samping Reinan, Mr. Hayato terlihat begitu antusias. Ia menatap barisan meja kerja, botol kaca berisi cairan warna-warni, dan aroma samar dari bunga serta rempah yang memenuhi udara.“Inilah salah satu pusat kehidupan Gala Corp,” tukas Reinan mantap, suaranya jelas terdengar ke seluruh ruangan. “Tempat para perfumer terbaik kami menciptakan keharuman yang dipercaya pelanggan dari berbagai negara.”Mr. Hayato mengangguk, wajahnya menampakkan kekaguman yang tulus. “Luar biasa. Saya kagum melihat bagaimana semua ini dikerjakan. Bolehkah saya berkenalan dengan para perfumer?”Violin yang sejak tadi berdiri dengan sikap waspada, bergegas menghampiri sang tamu kehormatan. Senyumnya terjaga, penuh profesionalisme. “Tentu saja, Mr. Hayato. Mari saya antar.”Pria Jepang itu mengangguk senang, sebelum berja

  • Suamiku (Bukan) Tuan Muda Bodoh   Bekerja di Hadapan Suami

    Reinan menegakkan bahu, dan segera mendekati Mr. Hayato. Ia sadar jika Isabella terus dibiarkan berbicara, maka akan semakin banyak pernyataan yang dapat memperkeruh suasana.“Mr. Hayato, mari kita berkeliling dulu untuk melihat produksi garmen kami,” tukas Reinan mengambil alih percakapan. “Saya ingin menunjukkan proses kerja yang menjadi kebanggaan Gala Corp.”Mata Mr. Hayato berbinar. “Tentu saja, Tuan Reinan.”Reinan mengarahkan langkah, diikuti seluruh rombongan. Mereka memasuki ruang produksi yang luas, di mana puluhan mesin jahit berderet rapi. Seorang supervisor dengan cepat menghampiri, lantas membuka lembar kain yang sudah disulap menjadi gaun koktail berwarna marun. Di sampingnya, terdapat jas pria berwarna biru tua, dengan lapisan satin hitam di kerah—menampilkan citra maskulin yang berkelas.“Desain untuk lini formal kami,” jelas Reinan, dengan suara tenang. “Gaun ini sedang disiapkan untuk koleksi musim semi, sementara jas akan dipasarkan khusus untuk acara korporasi da

  • Suamiku (Bukan) Tuan Muda Bodoh   Kebohongan Isabella

    Setelah kekacauan kecil yang sempat membuat seisi laboratorium gaduh, suasana perlahan kembali tenang. Esme telah menyelesaikan tugasnya dengan penuh konsentrasi. Ia membersihkan tumpahan cairan, dan melanjutkan percobaan baru. Kali ini, Esme bergerak hati-hati, menuang cairan bening ke dalam tabung kaca, lantas meneteskan esens bunga lili yang beraroma segar.Sesuai saran dari Jackson, Esme menambahkan sedikit esens bunga mawar putih. Perpaduan keduanya menciptakan aroma yang lembut sekaligus mewah, menyerupai sosok seorang putri. Esme menahan napas, lalu mencoba hasil racikan itu. Aroma baru tersebut langsung memenuhi ruangan di sekitarnya.Melihat hasil kerja Esme yang bagus, Jackson mengangguk puas.“Kamu berbakat, Esme. Hidungmu tajam, dan nalurimu kuat. Tapi ingat, keindahan parfum hanya lahir dari ketelitian. Jangan sampai satu kecerobohan menghancurkan hasil kerja kerasmu.”“Baik, Pak. Saya akan lebih hati-hati,” jawab Esme, menerima nasihat itu dengan hati tulus. Karena ja

  • Suamiku (Bukan) Tuan Muda Bodoh   Musuh atau Teman

    Langkah Esme akhirnya sampai di ruang divisi perfumer. Suasana di laboratorium hening, hanya suara tetesan cairan dan bisikan diskusi antar perfumer yang terdengar.Ketika Esme akan duduk di meja, seorang pria berusia empat puluh tahunan menghampirinya. Dengan pembawaan yang berwibawa, ia memperkenalkan diri.“Saya Jackson, wakil kepala perfumer di sini,” ucapnya mengulurkan tangan kepada Esme.“Hari ini, Bu Violin harus bertugas di pabrik sampai jam istirahat siang. Jadi, untuk sementara saya yang akan mendampingi kalian.”Jackson lantas menatap Disti yang berdiri tak jauh dari Esme.”Kamu bisa membantu Kirana di laboratorium. Dia sedang mengerjakan batch baru. Sedangkan Esme, ikut saya, kita mulai latihan dasar dulu.”“Baik, Pak,” jawab Disti patuh.Tanpa membuang waktu, Esme mengikuti langkah Pak Jackson menuju salah satu meja yang dipenuhi botol-botol kaca kecil dan kertas blotter. Pria itu mengambil sebuah botol parfum yang sudah jadi, membuka tutupnya, dan mengulurkan ke tangan E

  • Suamiku (Bukan) Tuan Muda Bodoh   Manis Tapi Beracun

    Pukul enam tepat, Esme terbangun lebih dahulu dari Reinan. Tubuhnya masih terbungkus selimut hangat, sementara ingatannya kembali pada malam sebelumnya. Dia yakin dirinya ketiduran sambil belajar.Namun kini, buku yang semestinya berada dalam dekapannya telah lenyap. Esme tersentak panik. Tangannya meraba-raba permukaan ranjang, lalu ia cepat bangkit.Di atas nakas, kedua buku itu tergeletak rapi, jelas diletakkan di sana oleh seseorang.Esme menoleh ke samping. Reinan masih tertidur pulas, napasnya teratur dan wajahnya begitu damai.Senyum tipis merekah di bibir Esme. Hatinya menghangat karena ia tahu, sang suami-lah yang merapikan buku dan membaringkannya dengan penuh perhatian.Perlahan, Esme beringsut turun dari ranjang agar tidak menimbulkan suara. Tubuhnya bergerak lincah menuju wardrobe.Jemari mungil Esme memilih kemeja dan jas kerja milik Reinan, kemudian menyiapkan setelan blazer untuk dirinya sendiri.Sesudah itu, Esme menuju kamar mandi. Air dingin menyapa kulitnya, menyeg

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status