แชร์

Mas Arman Selingkuh?

ผู้เขียน: Firza Adibrata
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2021-09-18 22:28:20

Aku bersikap tidak terjadi apa-apa semalam. Setelah menyegarkan tubuhku, aku melangkahkan kaki dengan pelan. Kulihat suamiku sudah tidak ada di sofa. Aku menuruni anak tangga. Kudengar suara gemercik air dari kamar mandi. Rupanya suamiku sedang mandi. Aku segera ke dapur, menyiapkan sarapan pagi. Meskipun luka hati ini belum terobati, aku tetap menjalankan kewajibanku sebagai seorang istri. 

Sebisa mungkin kucoba untuk menyiapkan hidangan dengan baik, meskipun moodku sedang tak mendukung. Nasi goreng spesial ala Salma sudah jadi. Ini salah satu masakan favorit suamiku. Mas Arman paling suka, nasi goreng buatanku, katanya sih enak, pas bumbunya bikin ketagihan.

Mas Arman duduk di meja makan. Ia terlihat tampan dengan kemeja biru muda dipadupadankan dengan dasi biru tua. Tapi sayangnya tak setampan sikapnya semalam denganku. Aku langsung mengambil piring dan menyendok kan nasi goreng untuk suamiku. Dia hanya terdiam dan menyantap sarapannya dengan lahap. Setidaknya aku bersyukur suamiku masih menghargai masakanku, itu membuatku sedikit senang.

Selesai sarapan suamiku langsung berangkat kerja. Tak ada lagi ritual cium kening sebelum berangkat kerja. Biasanya kami tak pernah absen melakukannya. Entah mengapa sikapnya menjadi dingin seperti ini, bukan hanya soal di ranjang tapi dia juga menjadi acuh tak acuh. 

"Mas." Aku memanggilnya dengan ragu.

Aku tahu Mas Arman tidak akan melakukan ritual cium kening lagi, tapi setidaknya berbicaralah. Aku sudah berusaha membunuh egoku.

Mas Arman menoleh, lalu dia berlalu begitu saja, tanpa peduli pada diriku.

Sampai kapan kamu akan diam Mas? Semarah itukah?

Notifikasi whatsAppku berbunyi. Kuraih gawai dia atas nakas.

Pagi-pagi seperti ini siapa yang kirim pesan gumamku.

Aku llihat pesan dari Nina sahabat SDku.

"_Sal, kamu ada di mana" _tanyanya memastikan keberadaanku. Langsung aku jawab '_Di rumah, Nin, ada apa?_ Aku balik bertanya. Tak lama kemudian pesan Nina masuk lagi '_Oh, Kumu ada di luar,'_ disertai emoticon heran.

"Maksudmu, tanyaku?" Aku jadi bingung. 

Nina tak meresponku. Dia terdiam. Tak ada balasan darinya, karena penasaran aku langsung menelponnya.

Nina langsung mengangkatnya.

"Assalamualaikum, Nina."

"Walaikumsalam, Sal, maaf aku belum balas pesanmu, lagi di jalan tadi," ucapnya.

"Iyah, aku jadi penasaran kan! Ada apa sih," tanyaku.

"Emm... maaf Sal, tadi aku liat suamimu sama perempuan, perempuan itu menggendong bayi, aku kira kamu, pas aku deketin ternyata bukan, dan suamimu kayanya lupa sama aku jadi aku nggak nanya apa-apa deh," jawabnya.

jleb

Mendengar penuturan Nina seperti ada yang menusuk hatiku yah.

"Kamu lihat di mana," sahutku.

"Di taman Anggrek, kelihatannya akrab banget makanya aku kira kamu, orang mereka bercanda ria sama bayinya." Nina menjelaskan.

"Kamu yakin, itu suamiku!" Selidikku khawatir Nina salah orang.

"Beneran, nih aku kirim fotonya, maaf yah aku lancang ambil foto suamimu tanpa izin, aku yakin seorang Salma nggak akan percaya kalau belum ada bukti." Nina langsung mengirimkan foto lewat w******p.

"Makasih, Nin, infonya kita lanjut lewat w******p yah." Aku penasaran ingin melihat foto yang dikirim Nina.

"Oke, kuatkan hati." Nina menasehatiku.

Kulihat fotonya. Bener, Nina tidak salah, ini suamiku, dan wanita ini, aku tahu dia siapa. Tapi untuk apa Mas Arman menemuinya di taman Anggrek. Hatiku bagai di tusuk panah. Mereka terlihat mesra seperti pasangan suami istri yang sedang mengasuh anaknya. Hatiku tergores, luka yang belum terobati kembali basah. Mas Arman tampak bahagia, memandang bayinya. Senyumnya mengembang. Tatapannya penuh kasih layaknya seorang ayah kepada anaknya.

Aku sadar aku belum bisa memberikan keturunan untuknya, tapi tak bisakah ia menungguku. Lima tahun kami menikah, tapi aku belum di beri kepercayaan. Mas Arman sangat menantikannya. Mungkin jika aku hamil semuanya tidak akan jadi seperti ini. 

"Cepet tumbuh yah Dede bayi, di perut mama sayang," ucap suamiku setelah kami bercinta. Ada perasaan sedih di hatiku, saat mendengarnya, berharap segera diberi keturunan. Setelah itu Mas Arman akan mengelus perutku. 

Air mataku menetes membasahi pipiku, entah untuk kesekian kalinya aku menangis, air mataku masih basah, belum habis mengering. Seperti cintaku pada Mas Arman yang terlalu dalam. Seharusnya aku bisa mencintainya dengan perasaan biasa saja. Jadi saat kerikil hadir dalam biduk rumah tanggaku aku tak 'kan sesakit ini.

Jadi ini yang membuat Mas Arman berubah. Aku harus bagaimana? Melepaskannya atau tetap bertahan walaupun sakit. Tapi aku tidak ingin pengorbananku sia-sia begitu saja.

"Udah lihat, fotonya, benerkan!" Satu pesan masuk dari Nina

"Bener, Nin, itu suamiku, aku harus bagaimana Nin," balasku

"Diam saja dulu, pastikan dulu dengan benar jangan gegabah, meskipun sudah ada bukti foto, tapi belum tahu pasti ada hubungan apa diantara mereka," ujar Nina.

Nina benar aku nggak boleh gegabah. Salah langkah, semuanya akan berantakan. Aku harus menyelidikinya. Aku mencintai Mas Arman, tapi mengapa ia mengkhianatiku. Selama ini aku setia padanya, menemani dari nol, sampai dia bisa sukses seperti sekarang. Apa benar perkataannya semalam. 'Aku sudah tidak menarik lagi baginya'. Mas Arman benar-benar tidak main-main dengan perkataannya. 

Mungkin sang Maha Kuasa belum memberikan keturunan, karena dia tahu, akan terjadi hal seperti ini. Hal yang tak pernah kusangka dalam seumur hidupku. 

"Oke, Nin, makasih sarannya."

"Sama-sama Salma sahabatku, besok kita bertemu yuk." Nina mengerti sekali perasaanku, disaat seperti ini, aku memang butuh teman. Tapi aku juga bingung, ini aib rumah tanggaku tapi bagaimana lagi, aku pun tak bisa menahan ini sendirian.

Aku benar-benar rapuh. Aku tidak bisa cerita ke orang tuaku. Mereka pasti tak terima, putri semata wayangnya diperlakukan seperti ini. Mereka pasti kepikiran, dan akan memisahkanku dengan Mas Arman secepatnya, karena orang tuaku dari dulu tak pernah setuju aku menikah dengannya.

 Tega-teganya Mas Arman bermain di belangku, meskipun aku belum tahu kebenarannya. Melihat fotonya saja membuat sakit hati, apalagi Mas Arman menemuinya tanpa sepengetahuanku. Kelihatannya pun lebih dari sekedar teman, untuk apa bertemu di luar rumah. Apa dia tidak tahu Mas Arman sudah punya istri? Inikah Mas, yang lebih menarik dari aku?

Sapu di tanganku terjatuh, Aku yang sedang bebersih rumah, malah mendapat foto Mas Arman dengan mantannya. Akan kuselidiki kebenarannya, tenang saja. Lebih baik aku menenangkan diri dahulu.

Kurebahkan tubuhku di sofa sambil memejamkan mataku. Aku menyesal percaya sepenuhnya denganmu, Mas. Menyesal, meninggalkan karirku demi menjadi ibu rumah tangga yang baik, ternyata pengkhianatan yang kudapat. Pagi-pagi sudah dapat tontonan menarik. Batin seorang istri memang tidak pernah salah.

Tiba-tiba aku kepikiran sesuatu.

 "Kenapa baru kepikiran sekarang." gumamku. Lihat saja pulang kerja nanti, Mas. 

Kuseka air mataku, aku harus kuat menghadapi kenyataan ini.

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Suamiku Main Api   Part 19

    "Ardi sudah menceraikanku, Mas!" teriak Sarah kegirangan karena sebentar lagi dia akan menjadi nyonya Arman. Segala yang ia inginkan akan terpenuhi. Siapa yang tak ingin jadi istri Mas Arman, dia sangat royal dan baik."Syukurlah semuanya berjalan dengan baik," Mas Arman menikmati secangkir kopi late yang dipesannya. Dia sekarang bersama Sarah setelah ribut dengan istrinya."Mas tenang aja aku pasti jadi istri yang baik buat Mas, lebih baik tentunya dari Salma," Senyum mengembang di wajah cantik Sarah. Wanita itu selalu berhasil meluluhkan hati Arman. Dengan manja dia meraih tangan Mas Arman meyakinkan laki-laki yang ada dihadapannya bahwa dia layak menjadi nyonya Arman. Sedangkan Arman menikmati sentuhan yang diberikan wanita cantik yang merajai hatinya.Sarah lagi-lagi hanya kamu yang mampu menenangkan hatiku.Tapi Arman masih memikirkan kata-kata tetangga depan rumahnya. Tetangga itu tak sengaja melihat Salma pergi

  • Suamiku Main Api   Part 18

    Pernikahan suamiku tinggal dua hari lagi. Aku sudah menghubungi pihak wedding organizer yang dipesan Mas Arman. Tentu saja akan kuberikan kejutan spesial dihari H nya itu."Permisi Mbak, dengan siapa?" tanya pemilik nomor jasa wedding.Sengaja kuberikan nama samaran dan menceritakan apa yang kuinginkan, untungnya pihak wedding organizer tak keberatan. Karena aku membayarnya lebih untuk misiku. Tak sia-sia aku menyadap ponsel suamiku.Setelah menghubungi pihak Wedding, segera aku berangkat ke kantor."Jangan lupa makan yah permaisuri," chat hasil sadapanku."Iyah tenang aja pangeran," balas Sarah. Jijik sekali aku melihat chat mereka berdua. Benar-benar sampah.Rencananya hari ini aku pergi ke kantor seperti biasa. Banyak kerjaan yang melambai ingin dituntaskan."Kemarin waktu aku jenguk

  • Suamiku Main Api   Bab 17 POV Arman

    Hubunganku dengan Sarah makin lama makin intim. Aku kira Sarah sudah bercerai dengan Ardi. Ternyata nasibnya digantung karena seorang anak. Keterlaluan Ardi tega-teganya dia berbuat seperti itu. Nasib Sarah tak jelas, aku berusaha membujuk Sarah agar dia bisa membuat Ardi menceraikannya. Dengan begitu aku bisa masuk ke dalam kehidupannya lagi.Bedanya kali ini aku sebagai suaminya. Setiap hari aku berusaha memikirkan cara agar bisa terus bersama Sarah meskipun akhir-akhir ini Salma terlihat berbeda. Perempuan itu sepertinya sudah pandai merawat dirinya sekarang. Kulihat Salma semakin fresh dan sudah berani meminta jatah belanjanya. Andai dia seperti itu dari dulu.Tiba saatnya aku bertemu Sarah kembali, tapi tetap nasibnya masih digantung. Sungguh aku kecewa maunya Ardi apa sih?Hanya karena Anak dia sampai tak melepaskan Sarah. Aku ingin segera memilikinya. Padahal kalau Ard

  • Suamiku Main Api   Bab 16 Pria Asing

    Assalamualaikum Readers terimakasih yang masih setia menunggu ceritaku Semakin hari banyak fakta yang terungkap, Satu demi per satu pasti akan terbongkar. Aku pasti selangkah lebih maju darimu, Mas! Mobil baruku tiba di halaman rumah. Sesuai kesepakatan mobil dikirim saat aku memintanya. Sengaja supaya hatiku terhibur dengan kepedihan yang melanda. Banyak tetangga yang datang melihat. Ibu-ibu menoleh ke arah rumahku. Mereka saling berbisik. Entah apa yang mereka bicarakan. Wajah mereka penuh senyum. "Mobil baru, nih Bu," celetuk Rosita tetanggaku. Entah sejak kapan dia ada di halam rumahku. "Eh, iya...Bu," ujarku salah tingkah seraya memegang sapu. Biar tampak sedang menyapu halaman rumah. Iseng sambil kusapu daun-daun yang berserakan di halaman rumah. "Pasti hadiah dari suaminya, senengnya punya suami kaya Bu Salma,"&n

  • Suamiku Main Api   Bab 15 Sarah Hamil

    Assalamualaikum teman-teman jangan lupa suscribe dan like dan ikuti ceritaku. Biar makin semangat nulisnya❤️ Setelah aku mengetahui tanggal pernikahan suamiku dengan mantannya. Aku merasa ada yang tidak beres disini. Entah hanya perasaanku saja. Rencananya hari ini aku pergi ke kantor seperti biasanya. Lama-lama nggak ke kantor Papa bisa curiga. Sebelum berangkat aku menunggu tukang sayur keliling. Stok sayur dan lauk pauk di kulkas sudah habis. "Mang, ikan, ayam dan sayurnya ya, seperti biasa," kataku sambil melihat-lihat yang lain. "Bu Salma, makin cantik aja ya, sekarang," celetuk Rosita tetangga sebelah rumahku. "Makasih, ibu bisa aja," balasku tersenyum seraya melirik ke arahnya. "Bu Salma emang cantik kelewatan aja kalau diduain," cebik Bu Rum. Aku hanya tersenyum mendengar oce

  • Suamiku Main Api    Bab 14 POV Sarah Miranti

    Semenjak aku bertemu dengan Mas Arman kembali. Aku jadi mantap untuk menyelesaikan perceraianku dengan Ardi. Laki-laki itu tak sama sekali peka. Cinta? Mana yang suamiku sebut cinta. Perhatiannya selalu lebih dengan pekerjaannya. Bahkan sekedar mengajakku untu berjalan-jalan saja tak ada waktu. Rumah tangga macam apa ini? Beda halnya dengan Mas Arman yang kini bersamaku. Tentu saja Ardi tidak tahu aku sering bertemu dengan mantan kekasihku. Hanya saja karena kedua orangtuanya tak setuju dengan hubungan kami. Aku terpaksa melepasnya meskipun aku tak rela. Suatu saat aku akan merebut Mas Arman kembali. Kecantikanku tak akan mengalahkan istrinya Mas Arman. Walaupun aku kecewa dengan Mas Arman yang tak bisa membantah keinginan ibunya. Dengan alasan takut menjadi anak durhaka. Ibu macam apa itu tega-teganya memaksa anaknya menikah dengan pilihannya. "Sarah," panggila

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status