“Nia, jangan asal bicara kamu!”“Kamu sendiri yang mengemis cinta kepada Mas Aldi, bahkan kamu meminta bantuanku untuk bisa mendekatkan kamu dengannya, tetapi aku tidak mau!” ucap Nurma terpancing emosi.“Aku tidak pernah mengatakan itu Nur, aku hanya bilang minta tolong yakinkan Mas Aldi untuk menikahiku, karena lambat laun Mas Fauzi akan tahu perbuatan Mas Aldi dan perutku semakin membesar, aku malu Nur ... aku malu ...hiks ...hiks ... tangis Kania pecah.“Jadi bagaimana ini Pak RT, tidak mungkin adik saya berbohong, dia tidak berbohong selama hidupnya dan kamu Aldi, kamu harus bertanggung jawab, itu adalah anakmu, jadilah laki-laki yang punya wibawa dan bertanggung jawab!” ucap Fauzi semakin emosi.“Sudah Pak nikahkan saja!”“Iya Pak, dari pada mereka berbuat hal lagi di kampung kita!” seru warga kampung membuat menjadi ramai.“Sabar-sabar, kita harus bertanya juga kepada Aldi, beri dia kesempatan untuk menjelaskan semuanya!” sahut Pak RT bijak.“Ngapain lagi sih Pak RT, sudah jela
Dua hari kemudian acara akad nikah pun akan dilaksanakan.Kania sudah di dandan sangat cantik dengan memakai pakaian kebaya putih. Wajahnya berbinar karena sudah bisa menaklukkan Aldi dengan cara seperti itu.Aldi yang terlalu baik atau memang Aldi yang bodoh karena dengan gampangnya dia memutuskan menerima pernikahan ini.Sementara itu Nurma sedari tadi hanya menangis tidak terima kalau kakaknya mau melakukan semua ini.Diusap pucuk kepala adik semata wayangnya dengan lembut.“Mas?” ucap Nurma dengan mata yang mulai berkaca-kaca.“Mas tahu Nur kamu kecewa dengan keputusan Mas, biarlah ini menjadi pelajaran buat Mas, karena ini juga salah Mas karena tidak tegas dari awal menolak Kania,” ucap Aldi pelan.“Sekarang doakan saja semoga ada keajaiban yang akan menolong kita dari masalah ini.” “Hanya Allah saja yang tahu bagaimana cerita yang sebenarnya, dan biarkan kita kembalikan ke Allah juga!” jelasnya kepada Nurma.“Iya Mas, sampai kapan pun Nur percaya kalau Mas tidak melakukannya, N
“Maaf Kania dan kamu Fauzi, terpaksa pernikahan ini dibatalkan, tidak ada acara dan bubar sekarang!” ucap Pak RT tegas.“Terus bagaimana dengan nasib adik saya, tolonglah Pak bujuk Aldi untuk mau menikahi adik saya!” sahut Fauzi memohon bantuan Pak RT.“Di, kamu kan sahabatku, tolong bantu aku, aku akan bayar jika perlu, tetapi tolong nikahi adikku, kasihan Nia, dia anak yatim piatu!” ucap Fauzi memelas.“Maaf Zi, aku nggak bisa hatiku selalu menolak, pernikahan itu bukan main-main, hidup hanya sekali, mati pun sekali dan menikah pun hanya sekali! ”jelas Aldi.“Sekarang aku minta kalian keluar dari rumahku, jangan karena aku baik kalian seenaknya memanfaatkan diriku untuk sesuatu yang tidak aku lakukan!” ucap Aldi lantang.“Ayok keluar!” “Keluar, buat malu kampung saja!” teriak orang-orang sembari menggiring mereka ke luar rumah Aldi.“Tidak!”“Tidak!”“Aku akan membalas sakit hatiku ini, aku akan menghancurkan kalian, sampai anak cucu kalian!”“Hidupku tidak akan tenang jika kalian
Setelah kepergian Wisnu dan Linda, akhirnya Rizki dengan leluasa ingin menikmati hidangan makan siang yang sudah disiapkan oleh istrinya dari rumah.Dengan semangat empat lima Rizki membuka kotak makannya dan seketika langsung melahapnya.“Enak saja si Wisnu ingin mencicipi masakan istriku, nggak sudi ya aku berbagi denganmu!” gerutunya dalam hati.Tak lama kemudian Lukman datang kembali ke ruangan Rizki, karena Rizki sendiri yang memintanya untuk kembali ke ruang kerjanya.Terdengar suara ketukan pintu dari luar dan Rizki pun mempersilakan Lukman masuk.“Permisi, Bapak panggil saya?” tanya Lukman pelan.“Silakan duduk!” “Ada perlu apa Pak?” tanyanya lagi dengan gugup.“Tidak usah formil, sekarang jam istirahat abang bisa panggil saya Rizki saja!” “Oh iya Ki, maaf ada apa kamu memanggil saya lagi, ada yang salah dengan laporan yang saya kerjakan Ki?” tanyanya lagi yang masih bingung kenapa dia dipanggil ke dalam lagi.Rizki lalu menyodorkan sebuah kotak makanan berwarna biru tiga su
“Kalau begitu kita ke rumah saya dulu sambil menunggu Mbok Ti pulang dari kerja, mari Mas!” Rizki pun tidak bisa menolak ajakan Pak Sudirman, untungnya rumah beliau tidak jau dari rumah Mbok Ti.Kalian tunggu di sini, nanti kalau Mbok Sum datang atau namanya Mbok Ti, tolong hubungi saya segera,” ucap Rizki tegas.“Ayuk silakan masuk dulu, Mas!” ajak Pak Sudirman ramah.“Terima kasih Pak!” sahut Rizki tersenyum ramah.“Bu, ada tamu dari kota, tolong buatkan minuman!” ucap Pak Sudirman kepada istrinya.“Siapa toh Pak!” teriak istrinya dari dalam sembari beranjak ke luar untuk menemui tamu suaminya.“Perkenalkan ini namanya Mas Rizkiansyah Wiranata, dia ke sini mau bertemu Mbok Ti, tetangga kita itu, Bu!” jelas Pak Sudirman.“Oh gitu, saya dengan Bu Sekar !” “Ayuk, silakan duduk!”“Wiranata sepertinya pernah dengar nama itu, tetapi di mana ya Pak?” tanya istrinya sembari mengingat-ngingat nama itu.“Sepertinya pernah Mbok Ti pernah cerita tentang masa lalu siapa gitu?” ucap Pak Sudirm
Mbok Sum kemudian dengan cepat masuk ke kamar mandi, sambil berteriak ke luar.“Den Iki tunggu bentar ya ... jangan pergi ke mana-mana dulu!” teriak Mbok bersemangat.“Iya Mbok, santai saja Iki nggak ke mana-mana kok!” balas Rizki teriak.“Bos, sudah selesai nih bersih-bersihnya, capek banget dah!” ucap Edo salah satu anak buahnya setelah membersihkan halaman depan rumah Mbok Sum.“Terima kasih Bro, kalian istirahat dulu di luar dan jaga-jaga siapa tahu ada orang yang mengintip dan mendengarkan pembicaraan kami!” ucap Rizki tegas.“Siap Bos, laksanakan!”Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, Mbok Sum kelihatan segar dan kembali energik setelah dia tahu kalau yang datang menemuinya adalah anak majikannya yang baik dan sekarang sudah menjelma sebagai seorang pemuda yang tampan dan berwibawa.Rizki memperhatikan sekeliling rumah Mbok Sum yang nampak reyot, rumah yang terbuat dari papan tripleks tipis dengan dinding dari anyaman bambu.Atap yang sana sini banyak tempelan tripleks ma
“Mbok lanjut ya ceritanya?”“Iya, Mbok!”“Gadis kecil itu tumbuh menjadi gadis yang periang, energik, humoris dan tentu saja cantik.”“Setiap laki-laki yang memandang Kania, pasti Fauzi pasang badan, selalu melindungi dan menjaga Kania layaknya seorang kakak kepada adiknya.”“Dan Kania merasa nyaman tinggal di rumah itu karena memang sudah seperti keluarga kedua baginya.”Kania sangat mengagumi Pak Aldi saat itu, karena Kania selalu bercerita dengan Mbok tentang Pak Aldi setiap saat.”“Setelah lima tahun kuliah dan pulang ke kampung di situlah petaka itu muncul.”“Kania waktu itu bercerita kalau dia mencintai Pak Aldi, tetapi selalu tidak di tanggapi oleh Pak Aldi karena hanya menganggap Kania sama seperti Nurma adiknya.”“Pak Fauzi selalu ada buat Kania, sering memegang tangan Kania, memeluknya dari belakang, mencium keningnya.”“Entah mengapa perasaan Mbok sangat berbeda, karena menurut Mbok kasih sayang yang diberikan oleh Pak Fauzi aneh,” celetuknya.“Maksud Mbok aneh bagaimana?”
Tak lama kemudian walaupun perjalanan yang ditempuh selama dua jam tidak membuat Pak Sugimin dan Pak Aldi merasa lelah di usia senjanya, karena mereka berdua ingin masalah ini cepat terselesaikan dengan baik pula.Rizki pun mengarahkan petunjuk jalan yang cepat dilalui oleh kedua orang tua itu, dan sampailah mereka dengan selamat.Rizki dan Mbok Sum menyambut kedatangan mereka berdua. Mbok Sum sangat bahagia ketika melihat mantan majikannya dalam keadaan sehat dan masih mengenalnya dengan baik.“Assalamualaikum!”“Wa’alaikumsalam, ayuk silakan masuk Pak!” sahut Mbok Sum ramah.“Ki, ini bawa ke dapur, taruh di piring pasti kalian juga belum makam malam kan?” tanya Pak Aldi tersenyum.“Wah kebetulan, belum Pah tahu aja kita kelaparan ya Mbok,” jawabnya sembari melirik ke arah Mbok Sum yang tersenyum malu-malu pula.“Terima kasih Pak, sudah mampir ke sini, suatu kehormatan bagi saya Bapak mau berkunjung ke rumah kecil saya ini,” ucap Mbok Sum tersenyum ramah.“Sama-sama, Mbok justru saya