Home / Romansa / Suamiku Selalu Ingin Bercerai / Bab 20 Tidak Ada yang Sia-sia

Share

Bab 20 Tidak Ada yang Sia-sia

Author: Fachra. L
last update Last Updated: 2025-10-12 16:33:36

Begitu pintu rumah terbuka, udara yang lebih sejuk dan tenang menyambut Aria. Tidak ada kehadiran Aditya di sini. Tidak ada bayang-bayangnya, tidak ada tatapan tajamnya yang selalu membuatnya merasa kecil. Hanya ada dia dan keheningan rumah ini.

Langkahnya pelan, memasuki ruang tamu yang sederhana. Rumah ini satu lantai, tidak megah seperti penthouse yang Aditya sediakan untuknya. Tapi di sinilah tempat yang dulu ia bangun dengan harapan—harapan untuk hidup bersama Aditya, untuk memiliki kehidupan pernikahan yang hangat dan penuh kebahagiaan.

Dulu, setiap kali dia duduk di sofa ini, dia selalu menunggu suara mobil Aditya di depan rumah. Setiap kali dia berdiri di dapur, dia selalu membayangkan memasak sesuatu untuk pria itu. Namun, bertahun-tahun berlalu, Aditya tidak pernah benar-benar pulang. Dia hanya meninggalkan bayangannya—sebuah kehadiran kosong yang selalu membuat Aria merasa sendirian, bahkan ketika mereka masih berstatus suami istri.

Dan sekarang … sekarang dia ada di sini l
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Suryat
nyesek bacanya..huhu.. novelnya bagus thor..bikin mewek...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Suamiku Selalu Ingin Bercerai    Bab 96 Satu Kesempatan

    Langkah Aditya tidak langsung membawanya ke mana pun selain kembali ke tempat yang paling ingin ia hindari—bar milik Jordan.Malam sudah turun ketika ia mendorong pintu itu lagi. Musik masih sama, lampu masih redup, seolah waktu tidak pernah bergerak sejak terakhir kali ia berdiri di sana. Bedanya, kali ini dadanya terasa jauh lebih berat.Ia mendekati meja bar.“Aku butuh rekaman CCTV,” katanya singkat, tanpa basa-basi.“Kami tidak membagi rekaman CCTV sembarangan. Ini bentu perlindungan privasi dari kami ke pelanggan.”“Aku tahu. Tapi aku membutuhkan itu karena sepertinya ada insiden yang perlu kuperjelas di sini.”“Maaf, tidak bisa. Kami hanya berani melakukannya jika ada instruksi dari Jordan atau anggota keamanan. Selain itu, kami tidak bisa.”Aditya mendecakkan lidah. Dia mendekat, kedua tangannya menekan sisi meja dengan kuat saat menatap bartender di depannya. “Jangan mempersulitku. Aku tahu kau mengenalku sebagai teman bosmu. Dan aku pikir, ini juga berhubungan dengan bos kal

  • Suamiku Selalu Ingin Bercerai    Bab 95 Tarik Ucapanmu!

    Mobil berhenti di depan rumah itu dengan gerakan halus.Aditya turun lebih dulu. Udara Baltimore yang dingin menyentuh wajahnya, tapi tidak cukup untuk menenangkan pikirannya. Rumah Tuan Abram berdiri tenang, terang oleh lampu-lampu halaman.Ia baru melangkah dua langkah ke teras ketika pintu utama terbuka.Dan di sanalah mereka.Gustav berdiri paling depan, bahunya tegap, wajahnya kaku. Isla di sisinya, tangan mencengkeram tas dengan kuat seolah sedang menahan sesuatu agar tidak tumpah. Di belakang mereka, Ava.Juga, dua koper yang masih berdiri di sebelah kaki mereka.Mata Aditya langsung mengeras.Seluruh tubuhnya menegang dalam satu detik. Rahangnya mengatup, napasnya tertahan.Demi apa pun.Tatapan mereka bertemu.Wajah Ava terlihat pucat, matanya sembab, jelas bekas tangis belum benar-benar hilang. Namun itu tidak melunakkan apa pun di dada Aditya. Yang ada justru rasa muak yang naik perlahan—dingin, tajam, dan sulit dikendalikan.Bukan karena Ava menangis. Melainkan karena kebe

  • Suamiku Selalu Ingin Bercerai    Bab 94 Terlambat

    Pesawat mendarat ketika matahari Baltimore sudah condong ke barat.Tubuh Aditya terasa lelah. Bahunya berat. Rahangnya mengeras sejak roda pesawat menyentuh landasan. Lebih dari dua puluh jam perjalanan, satu kali ganti pesawat, dan hampir tidak ada tidur yang layak. Namun semua itu bukan masalah baginya. Yang mengganggu justru satu hal lain.Jordan.Begitu keluar dari bandara, udara dingin langsung menyusup ke balik jasnya. Aditya menarik napas dalam-dalam, lalu masuk ke mobil sewaan yang sudah menunggunya. Tidak ada hotel. Tidak ada waktu untuk beristirahat.Tujuannya hanya satu.Bar milik Jordan.Mobil melaju menyusuri jalanan Baltimore yang mulai ramai oleh lampu-lampu senja. Gedung-gedung tua berdiri berdampingan dengan bangunan modern, sementara langit perlahan berubah gelap. Aditya menyandarkan kepala sebentar ke kursi, memejamkan mata—namun wajah Aria justru muncul di pikirannya.‘Keluar kota,’ katanya kemarin.Kebohongan yang terdengar ringan, tapi terasa berat di dadanya.Mo

  • Suamiku Selalu Ingin Bercerai    Bab 93 Berbohong?

    “Kau sudah baikan sama Davis?”Aria menoleh, mengerutkan alis. “Sejak kapan kami bertengkar?”Milan menyipitkan mata, menatapnya curiga. “Jangan pura-pura. Kau sempat kesal sama dia waktu itu, kan?”Ingatan Aria sedikit mundur, lalu senyum tipis menggantung di bibirnya saat dia ingat mengulang-ulang kembali rekaman videonya dan Aditya saat di kamar rumah sakit. Juga, bagaimana Aditya berjanji kalau dia akan mengingatkannya bahwa dia adalah suaminya.Meski saat dia melihat rekaman itu pertama kali dia merasa marah, tapi setelah hubungannya mulai membaik dengan Aditya, rekaman itu justru menjadi penghangat hatinya. Dia bahkan menyimpan di ponselnya yang saat ini ia pakai.Dan sekarang, hanya dengan mengingat video Aditya, perasaannya mulai membaik.“Memang kalau kesal harus dibawa sampai mati?” Milan berdecak, bola matanya bergulir dengan kesal.Mobil melambat pelan saat memasuki halaman toko. Tidak lama, beberapa pekerja renovasi mulai berdatangan—menyelesaikan pekerjaan mereka yang

  • Suamiku Selalu Ingin Bercerai    Bab 92 Sebagai Ganti Permintaan Maaf

    Keesokan harinya, Aria kembali ke rumah keluarganya. Sengaja dia datang pagi-pagi, sekalin untuk sarapan bersama dengan mereka. Seperti kata Milan, sudah lama mereka tidak duduk bersama di meja makan.Pagi itu, tukang kebun dan beberapa pelayan sudah sibuk dengan pekerjaan mereka. Sopir keluarga juga sudah bersiap mengeluarkan mobil dan membersihkan kendaraan masing-masing.Ketika Aria tiba, semua orang menyambutnya dengan ramah.Jika dilihat dari mobil-mobil yang masih berjejer, seharusnya semua orang masih lengkap di dalam.Aria masuk dengan langkah lebih cepat, langsung menuju ruang makan.Milan, kedua orangtuanya, sudah duduk di kursi masing-masing.Melihat Aria muncul, mereka menyapa dengan riang, “Aria? Kau datang di saat yang tepat. Kemari dan duduklah! Ayo sarapan dengan kami.”Aria tersenyum lebar, menarik salah satu kursi yang kosong di depan Milan. Melihat sekeliling, dia tidak menemukan Ava ataupun Isla.Kursi di sisi meja itu kosong.Aria terdiam sejenak, lalu menoleh pad

  • Suamiku Selalu Ingin Bercerai    Bab 91 Satu-satunya Saksi

    Karena mereka menolak, Aria juga tidak bisa memaksa.Aria pergi ke dapur, mengambil air sambil memikirkannya.Dari belakang, suara Milan terdengar rendah, “Apa … kau dan Ava bertengkar?”Kening Aria terlipat.Lihat? Bahkan Milan bisa melihat keganjalan mereka dengannya. Meski dia tidak tahu apa, tapi dia bisa merasakannya. Dan itu bukan hanya perasangkanya saja.“Tidak. Kenapa kau berpikir seperti itu?”Milan menghela napas, menyandar di meja. “Kalian sudah tinggal bersama selama tiga tahun. Tapi aku melihat Ava memandangmu seperti … seperti ada kecewa dan kemarahan.”Aria meletakkan gelasnya, menghembuskan napas. “Aku juga tidak mengerti. Sebenarnya aku juga merasakan itu, tapi … aku juga tidak tahu kenapa. Padahal baru beberapa jam yang lalu kita mengobrol.”“Kalau begitu kau harus membicarakannya dengan Ava.”“En. Aku akan melihatnya kalau dia sudah baik nanti.”“Jadi kau akan makan malam di sini?” Milan menatapnya antusias. “Ayolah … kau baru kembali, tapi kau bahkan tidak mampir

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status