Share

Tiga Puluh Empat

"Setelah selesai persidangan, kamu mau bagaimana?" tanyaku.

Melati menghentikan makannya. "Aku nggak tahu, mungkin akan melanjutkan kuliah, Ka."

Om Hendri pernah bilang, Melati tidak melanjutkan kuliah karena menikah dulu. Padahal, kedua orang tuanya yang akan menanggung biaya kuliah Melati. Namun, tetap saja dia tidak mau.

Kasihan, andai saja dia kuliah, mungkin sekarang dia bisa menikmati pekerjaan yang tertunda.

"Kamu sabar saja, pasti hal baik akan datang padamu." Tanpa sadar tangan ini menggenggam tangan Melati. 

"Terima kasih, Ka."

Aku seperti mimpi atau ini nyata. Seulas senyum terpancar dari wajah cantik yang berdiri di hadapanku. Langsung aku melepas genggaman tangan ini.

Angel, sedang apa ia di sini? Pasti dia berpikir aku dan Melati adalah sepasang kekasih. 

"Hai, Ka," sapanya.

"Ngel, sedang apa?" tanyaku.

"Nebus obat Mama, nggak sengaja haus ke kantin.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status