Share

Bu Narti tidak percaya

Author: Ayu_Kusuma20
last update Last Updated: 2023-08-30 11:19:49

Suamiku tak memiliki gaji

Part 7

"Mama. . . Mama. . . ." Khalisa memanggilku

Jika seperti ini caranya sia-sia dong usahaku untuk sembunyi dari mereka, dengan terpaksa akupun harus menunjukkan wajahku pada Bu Narti dan kawan-kawannya

"Iya apa Khalisa."

"Mama ngapain di kolong?" tanya Khalisa heran

"Oh ini tadi ada kabel yang keselip dibawah, ada apa?" aku pura-pura tidak tahu maksud Khalisa memanggilku

"Itu ada temen-temen Khalisa sama temen Mama juga, tadi kata Mama Bella nyuruh Khalisa buat manggil Mama katanya mau lihat Mama."

"Oh iya, Mama gak lihat tadi lagi benerin kabel di kolong."

Aku lansung keluar dari meja kasir menemui Bu Narti dan kawan-kawan

"Eh Bu Narti, Bu Yomi, Bu Ida, Bu Rita, selamat siang selamat berbelanja, silahkan dilipilih siapa tahu ada yang cocok!" ucapku pada mereka

"Benar ini toko milik Bu Sofi?" tanya Bu Narti dengan tatapan sinis

"Alhamdulilah Bu, ini usaha yang diberikan suami saya sebagai hadiah anniversary pernikahan kami." Ucapku sambil tersenyum

"Wah sosweet sekali sih Pak Dirman, mau deh punya suami kayak Pak Dirman." Ucap Bu Ida

"Emmm pantesan harganya murah-murah mungkin gak mikirin untung rugi karena buka toko cuma buat kedok aja biar kelihatan usaha." Ucap Bu Narti, aku sudah mengerti maksud dari yang dia katakan

"Maksudnya apa Bu Narti ?" tanya Bu Rita

"Kayak gak ngerti aja sih Bu Rita, ayo mending kita pergi aja gak level saya belanja ditempat murah kayak gini, saya biasa belanja itu paling mentok di Uniqlo." Ucap Bu Narti dengan penuh rasa bangga

"Kalau Bu Narti mau pergi ya pergi aja, saya mau belanja disini!" Ucap Bu Yomi

"Oh gitu sekarang, kalau kata saya pergi ya harus pergi!"

"Bu Narti apa sih? Bu Narti punya hak apa larang-larang kami belanja disini, kita kan belanja pake duit kita sendiri, iya gak?" ucap Bu Ida

"Yaudah kalau gitu, emang susah ya gaul sama orang yang penghasilan UMR diajak belanja ditempat branded pada gak mau, padahalkan kalau harga murah kualitasnya juga pasti jelek!" ucap Bu Narti sambil keluar meninggalkan toko

"Yeh Bu Narti kok sewot sih ya, saya mau pilih-pilih dulu bolehkan Bu Sofi?" Bu Yomi memilih beberapa model pakaian

"Boleh, silahkan! mau dicoba dulu juga ada ruang ganti disana." kutunjukkan ruang ganti yang posisinya di ujung toko

Usaha Bu Narti untuk mengajak kawan-kawannya pergi dari tokoku tidak berhasil.

"Bu Narti hidup banyak hutang aja masih belagu ya dia!" Ucap Bu Yomi pada Bu Ida yang ada disampingnya

"Iya, so berkuasa banget dia ngelarang kita belanja disini, gaji suaminya emang gede tapi kan untuk makan aja dia susah sampai ngutang, mendingan kayak suami kita meskipun penghasilan hanya UMR tapi cukuplah buat makan gak sampai ngutang!" Bu Ida memilih baju yang pas dianaknya

"Betul, belagu banget belanja baju di Uniqlo buat maka aja ngutang, hahaha." Bu Yomi tertawa

Ternyata meskipun masih dalam lingkaran pertemanan yang sama tidak menghilangkan resiko saling menjelekkan satu sama lain dibelakang

Masing-masing dari mereka belanja lebih dari seratus ribu, aku sangat senang merekapun lebih senang, karena dengan uang seratus ribu mereka bisa membawa pulang 2-3 model pakaian

"Makasih ya Bu Yomi udah belanja!" kuserahkan baju yang sudah ia bayar

"Iya Bu Sofi mudah-mudahan usahanya makin lancar ya!"

"Aamiin, makasih Bu Yomi."

Tidak terasa sudah pukul tujuh malam, Mas Dirman sudah memintaku untuk segera merapikan dan membersihkan seluruh bagian toko

"Ma, udah malam cepat ayo kita siap-siap buat pulang!"

"Baru jam tujuh Pa ini, masih rame."

"Tapi tubuh Mama pasti udah cape, mending ayo siap-siap, meskipun Mama senang tapi jangan dipaksakan nanti Mama sakit."

Ya Allah terima kasih telah menjadikan laki-laki hebat ini sebagai kekasih halalku, aku ingin kita bersama sampai surgaMu nanti

"Khalisa udah ya mainnya kita pulang sekarang!" ucapku pada Khalisa yang sedang bermain boneka barbie dibawah meja kasir

Mungkin karena melihatku yang keluar dari kolong meja kasir Khalisa merasa diberi contoh menggunakan meja kasir sebagai tempat bermainnya

"Iya Ma!" Khalisa langsung membereskan boneka barbir yang sedang ia mainkan

Segera kurapikan toko dan siap-siap untuk pulang

Hasil penjualan dihari pertama cukup lumayan, rasa lelahku langsung hilang begitu saja saat menghitung nominal yang kudapat hari ini

Sebenarnya yang memiliki turunan darah pengusaha adalah Mas Dirman, setengah dari keluarganya merupakan pengusaha sukses, namun mereka tidak membuka usaha ditempat kelahirannya sendiri, mereka lebih memilih mencari peruntungan didaerah lain

Ting

Notifikasi pesan berbunyi

[Mohon doanya untuk kesembuhan Istri saya Narti Hartati yang sedang terbaring lemah di Rumah Sakit karena terkena serangan jantung]

Baru saja aku menapakkan kaki diteras rumah, tiba-tiba aku dibuat kaget oleh pesan yang baru saja kuterima, aku seakan tidak percaya, karena selama ini Bu Narti terlihat sehat-sehat saja dan tidak pernah mendengar Bu Narti memiliki riwayat sakit jantung.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Suamiku Tidak Memiliki Gaji   Bagian akhir (ending)

    Suamiku tak memiliki gajiPart 25"Maaf Bu Anggi, yang barusan itu siapa saya baru liat?" tanyaku setelah Bu Narti kembali ke belakang."Oh itu Mba baru, yang biasa bantuin disini resign pulang kampung mau nikah." "Udah lama kerja disininya?""Baru sekitar dua mingguan lah, kasian juga dengar cerita hidupnya katanya dia sakit-sakitan karena di guna-guna sama orang lain suaminya sampai pergi ninggalin dia sama anaknya gitu aja karena bosan ngurus dia keluar masuk rumah sakit, ya mudah-mudahan kerja sama aku dia sehat." Jawab Bu Anggi sambil menuangkan sirup pada gelasnya."Tega sekali dia fitnah suaminya kayak gitu, padahal suaminya luar biasa baik.""Uhuk. . . uhuk. . . emang Bu Sofi kenal sama Mba Narti?" Bu Anggi hampir mengeluarkan lagi sirup yang baru saja dia teguk."Kenal lah, anaknya itu satu sekolah satu kelas sama anak saya Khalisa, tiap hari kita ketemu karena sama-sama nungguin anak sekolah.""Terus gimana karakter dia? kalau ketemu tiap hari pasti sudah hafal dong dengan

  • Suamiku Tidak Memiliki Gaji   Kondisi Bu Narti kini

    Suamiku tak memiliki gajiPart 24Hari ini aku mendapat kabar jika Bu Yomi juga ikut ditahan di kantor polisi.Sekilas aku memikirkan bagaimana dengan Aqila, anaknya Bu Yomi, dengan siapa dia sekarang apa dia ikut dibawa ke kantor polisi? mengingat Bu Yomi dan Pak Edi hanyalah pendatang di kota ini, mereka tidak memiliki keluarga disini."Ma, kenapa sih kok bengong?" tegur suamiku."Oh enggak kok, Mama gak bengong, Mama cuma merhatiin orang yang lewat aja mau kemana ya mereka.""Mama ini ada-ada saja, Papa pulang dulu ya ke rumah, biasa ada kerjaan mendadak." Mas Dirman mengambil kunci motor yang disimpan didalam meja kasir."Yaudah hati-hati Pa!"Entah kenapa perasaan bersalah pada pelaku pencurian kemarin terus menghantuiku, aku merasa jadi manusia paling jahat di muka bumi ini.Apalagi saat mengingat omongan dari salah satu pelaku, dia terpaksa melakukan itu karena Istrinya sebentar lagi mau melahirkan butuh biaya, jadi tanpa pikir panjang dia mengambil tawaran pekerjaan dari Bu Yo

  • Suamiku Tidak Memiliki Gaji   Proses hukum untuk mereka

    Suamiku tak memiliki gajiPart 23Hari ini aku kembali dengan aktifitasku yaitu mengantarkan Khalisa sekolah namun ada yang spesial selain Khalisa yang sudah naik ke kelas dua, Khalisa pun sudah tidak mau ditunggu selama proses belajar, dia hanya meminta untuk diantar jemput saja."Ma, Khalisa kan udah gede jadi Khalisa gak perlu ditunggu lagi ya!" ucap Khalisa saat aku sedang menyisir rambutnya."Siap, gitu dong, inget kata Mama ya, belajar yang benar kalau ada yang jahil apalagi sampai nyakitin jangan takut lapor ke guru."Pukul setengah 6 aku dan Khalisa sudah berangkat, karena sudah menjadi tradisi hari pertama di tahun ajaran baru pasti para murid akan berangkat lebih pagi untuk memilih tempat duduk, sistem pemilihan tempat duduk memang tidak pernah ditentukan oleh guru maupun sekolah jadi semua tergantung siapa cepat dia dapat, Khalisa memilih tempat duduk di barisan ketiga meskipun kursi didepan masih kosong, menurut Khalisa duduk dipaling depan kurang nyaman.Di hari pertama s

  • Suamiku Tidak Memiliki Gaji   Umroh dan kejadian di toko

    Suamiku tak memiliki gajiPart 22Akhirnya hari yang kami nantikan selama ini tiba, pada besok malam keluarga kecil kami akan berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah umrohSebelum berangkat selain menggelar syukuran kami juga meminta maaf dan meminta ridho kepada orang tua dan keluarga kami agar perjalanan ibadan kami diberikan kelancaran dan diberi kemudahan dalam segala hal"Ma, ngapapin sih masih bongkar-bongkar koper?" tanya Mas Dirman"Mama lagi ngecek dulu siapa tahu ada barang yang ketinggalan Pa.""Kan dari seminggu kemarin packing udah di cek ada lebih 3 kali, udah jangan bongkar pasang lagi, cape. Ayo istirahat!""Iya Pa, bentar ya sekali lagi." Kembali ku periksa tiga koper yang akan kami bawa, aku, Khalisa dan Mas Dirman masing-masing membawa satu koper jadi semuanya ada tiga koper yang akan dibawa"Yaudah terserah Mama aja deh!"Rasanya aku tidak bisa tidur malam ini, tidak sabar rasanya ingin segera datang hari esokSelama kami umroh urusan toko aku serahkan dan

  • Suamiku Tidak Memiliki Gaji   PoV Pak Toni

    Suamiku tak memiliki gajiPart 21PoV Pak ToniDulu aku merasa bangga bisa menikahi perempuan bernama Narti Hartati yang merupakan seorang kembang Desa ituNamun rasa bangga itu berubah menjadi penyesalan, seandainya waktu bisa diputar mungkin aku tidak akan memilih Narti menjadi IstrikuAndai tidak ada lagi wanita didunia ini selain Narti lebih baik aku hidup seorang diri sampai maut menjemputkuApakah aku salah jika aku menyerah dan memilih berhenti menjadi imam untuk Narti, aku benar-benar lelah tenagaku diperas namun aku tidak dilayani dengan baik, padahal penghasilanku setiap bulannya menurutku lebih dari cukup "Sarapannya cuma ini?" Aku protes saat Narti memberiku sarapan nasi yang digoreng tanpa minyak dan hanya diberi bumbu garam"Iya, emangnya mau makan apa? rendang sapi, semur ayam atau mekdi? yaudah sini uangnya aku belikan!""Tak punya otak kau ini Narti, yang pegang uangkan semuanya kamu? setelah gajiku cair langsung kau rampas, terus aku punya uang darimana?""Ya mak

  • Suamiku Tidak Memiliki Gaji   Memberi sedikit pelajaran pada Bu Narti

    Suamiku tak memikiki gajiPart 20"Iya itu emang suami saya, kalau libur suka jualan disini, biasa sampingan, suami saya emang pekerja keras meskipun gajinya gede tetap mau nyari penghasilan tambahan." Bu Narti membenarkan itu memang suaminyaJawaban Bu Narti benar-benar diluar dugaanku, aku kira akan terjadi huru hara saat ini mengingat Bu Narti selalu tidak terima jika ada orang yang berani menghina dan mempermalukannya"Ciyuuus Bu Narti? tapi beberapa hari lalu aku ketemu suami Bu Narti dia lagi kuli panggil di toko Bu Sofi? kalau gak salah itu hari rabu atau kamis, bukan hari libur pokoknya, terus pas saya tanya katanya Pak Toni udah gak kerja lagi dipabrik." Bu Yomi berusaha memancing keributan dengan Bu Narti"Suami saya emang suka gitu, suka merendah, yang jelas saya Istrinya lebih tahu, Bu Yomi jangan so tahu ya!" ucap Bu Narti tegas"Pantas aja segitunya nyari sampingan kan cicilan Bu Narti banyak, arisan nunggak, makan aja sampai ngutang." Bu Ida membuat suasana semakin pana

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status