Share

Bab 42 : Rahasia Ibu

Ibu sudah dipindahkan ke ruang rawat inap, tapi masih belum sadar. Aku dengan setia duduk sembari menunggunya. Mengingatkanku pada kejadian yang telah lalu saat aku juga berada di rumah sakit dan menunggui Ibu.

Namun, kali ini berbeda.

Jika saat itu Ibu terus saja mengomeliku di ruangan. Kini suasana sangat sepi. Tak ada ocehan kasar dari Ibu. Tak ada Ibu yang lagi marah-marah padaku.

"Mbak."

Aku menoleh, menatap Ghea dengan pandangan sayu. Ia duduk menunggu bersamaku. Sementara Kak Ita pulang sebentar ke rumah untuk mengurus Bagus serta Caca. Mas Haris pergi untuk melihat si lelaki yang sudah memukuli Ibu. Hanya Ghea yang menemaniku saat ini. Ah, waktu itu juga begitu.

"Kenapa Ghe? Kau lelah? Pulanglah dahulu, biar Mbak saja yang ada di sini."

Gadis itu menggeleng, wajahnya tampak khawatir menatapku.

"Bukan Ghea yang lelah, sepertinya Mbak yang begitu. Wajahnya Mbak pucat sekali. Apa gak sebaiknya Mbak pulang dan beristirahat? Mbak sepertinya sakit." Ghea mengulurkan tangannya meny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status